Keadaan Visibilty Keadaan Visibilty

3.1.2 Keadaan Visibilty 3.1.2 Keadaan Visibilty

3.1.3 Keadaan Awan

disertai hujan.

Berdasarkan data synop jam 13.00 WIT satu jam sebelum kecelakaan, kondisi

3.1.4 Kondisi AnginPermukaan

langit di atas landasan pada saat itu terdapat Berdasarkan data synoptik keadaan awan Cb (9) berjumlah 1 oktaf, elevasi 45 0 angin permukaan di Bandara Utarom barat daya dengan tinggi dasar 1500 feet

Kaimana selama dua jam sebelum kejadian (450 m) serta awan Cu berjumlah 3 oktaf

angin masih didominasi angin dari barat dengan tinggi dasar 1600 feet (480 m). Ini

daya yaitu arahnya sekitar 240 0 dengan menunjukan bahwa kondisi langit di atas

kecepatan 3 knots. Dan keadaan angin pada landasan diliputi awan-awan rendah yang

jam 14.00 WIT arah angin berubah dan cukup luas di sertai hujan. Kemudian pada

bertiup dari timur laut yatu sekitar arah jam 14.00 WIT kondisi awan dilaporkan

060º dengan kecepatan 4-5 knots, diketahui semakin memburuk dengan awan Cb (9)

beberapa menit sebelumnya pesawat bertambah menjadi 2 oktaf, elevasi 45 0 mencoba meneruskan approach pada

barat daya dengan tinggi dasar 1500 feet. runway 01. Dapat dianalisa bahwa ketika Pertumbuhan awan Cb ini juga diikuti

pesawat akan melakukan approach arah dengan pertumbuhan awan-awan Cu yang

angin berubah yang sebelumnya bertiup berkembang menjadi 6 oktaf dengan tinggi

dari arah barat daya kemudian berubah dari dasar 1600 feet. Kondisi perawanan ini

timur laut.

sedikit membaik pada jam 15.00 WIT, nanmun awan Cb masih di laporkan

Tabel 1. Laporan Keadaan Cuaca di Bandara Utarom, Kaimana Tanggal 7 Mei 2011.

Jam Kecepat

Tinggi Tekan (WI

g Cuac Bagian langit

Dasar an T)

a yang tertutup

Awan (mb) arah)

(km/ja

ar

awan rendah

rendah di utara papua (sebelah barat

3.2 Hasil Analisa dan Pembahasan Peta

filipina). Daerah tekanan rendah tersebut

Streamline

mempengaruhi pola angin sehingga Hasil analisa peta streamline

membentuk daerah shearline yang cukup tanggal 7 mei 2011 jam 00.00 UTC

tajam di wilayah papua barat. Hal tersebut diketahui bahwa terdapat Pusat tekanan

cenderung menimbulkan suatu konvergensi cenderung menimbulkan suatu konvergensi

membentuk gumpalan awan yang cukup besar menutupi sebagian besar langit kaimana.

3.3 Hasil Analisa dan Pembahasan

Hasil análisis citra satelit dengan

Citra Satelit

menggunakan software SATAID dapat di Analisa citra satelit jam 04.00 UTC

ketahui kondisi fisis dan perkembangan menunjukan adanya liputan awan berada

awan tiap jam secara time series. Berikut tepat di atas wilayah Kaimana. Liputan

adalah hasil análisis yang dihasilkan : awan tersebut mulai meningkat dan menebal pada pukul 05.00 UTC. Dari

Gambar 2. Grafik time series suhu puncak awan

Dari grafik time series suhu puncak terjadi dalam kurun waktu 1 jam awan di atas menunjukan bahwa pada pukul

menunjukan bahwa pertumbuhan vertikal

04.50 UTC saat terjadi kecelakaan suhu awan sangat tinggi dan tebal. Suhu puncak puncak awan cukup dingin hingga kurang

awan yang sangat dingin ini dapat dari -40 0 C. Penurunan suhu puncak awan

mengindikasikan awan konvektif yang kuat yang cukup signifikan dalam rentang pukul

yaitu awan-awan Cb dengan potensi hujan

04.00 UTC sampai pukul 05.00 UTC yang

yang tinggi.

Gambar 3. Isoline Brightness suhu puncak awan Gambar 3. Isoline Brightness suhu puncak awan

0 hingga mencapai -70 Klimatologi Terapan ’’Murwaji Ahm C. Kondisi awan “ Cuaca Yang Signifikan Terhadap seperti ini dapat menjelaskan keadaan

Penerbangan “ TH 2004 (Training atmosfer di atas wilayah Bandara Utarom Book “ Pelayanan Informasi Kaimana saat terjadinya kecelakaan. Suhu Meteorologi Penerbangan ” TH. puncak awan saat itu mengindikasikan 2000 Wind Shear and Turbulance awan-awan dengan potensi hujan yang Information for Pilot) cukup deras.

Prawirowardoyo,

Susilo. 1996.”

4. KESIMPULAN

Meteorologi ”. Institut Teknologi

Bandung.

Berdasarkan hasil pembahasan dapat

ditarik suatu kesimpulan yaitu : Soeharsono. 1981 “ Meteorologi

1. Kondisi cuaca secara umum saat Penerbangan ” cetakan ke-2 Balai jatuhnya Pesawat Merpati MA-60

Diklat Meteorologi dan Geofisika di Teluk Kaimana dalam keadaan

Jakarta.

hujan dengan intesitas yang cukup

deras. Hujan terjadi saat pesawat Soepangkat. 1994 ’’ Pengantar Meteorologi jatuh beberapa meter sebelum

’’ Balai Diklat Meteorologi dan menyentuh ujung Runway selatan.

Geofisika Jakarta.

2. Memperhatikan data cuaca Stasiun Meteorologi Utarom Kaimana

Soejitno. 1975 ’’ Meteorologi Umum diketahui bahwa

Untuk Observasi Meteorologi ’’ Balai parameter cuaca yang dapat

salah

satu

Pendidikan dan Latihan Meteorologi membahayakan proses pendaratan

dan Geofisika Jakarta. pesawat adalah kondisi Visibility

yang sangat rendah dan kurang Accidents and Fatalities by Phase of Flight. layak

(Diakses tanggal 1 Jan 2013) pendaratan.

apabila

diteruskan

http://www.planecrashinfo.com/caus

3. Dari citra satelit diketahui bahwa e.htm Kronologi Jatuhnya Pesawat pada saat kejadian terdapat liputan

Versi Merpati. (Diakses tanggal 15 awan Cb dengan suhu puncak awan

November 2012). sangat rendah yang berpotensi

menghasilkan

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/2 intensitas cukup kuat. Grafik Time

hujan

dengan

19369-inilah-kronologi-jatuhnya- Series

pesawat-merpati menunjukan

pertumbuhan vertikal awan sangat Laporan Kecelakaan MA-60 Merpati tinggi dan tebal terlihat dari

Airlines di Kaimana, Final Report penurunan suhu puncak awan yang

No.KNKT.11.05.10.04. (Diakses sangat cepat.

tanggal

15 November 2012). http://www.ilmuterbang.com/artikel-