HASIL DAN PEMBAHASAN berbagai perangkat lunak GIS pada
4. HASIL DAN PEMBAHASAN berbagai perangkat lunak GIS pada
dasarnya menggunakan formula matematis yang hampir sama. Metode yang paling
Daerah aliran sungai (DAS) umum digunakan adalah metode linear
didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi gridding yaitu cara untuk menginterpolasi
punggung-punggung gunung dimana air data ketinggian (baik berupa garis maupun
hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan titik) kemudian dikonversi menjadi format
ditampung oleh punggung gunung tersebut raster yang hasil akhirnya berupa piksel
kemudian dialirkan melalui sungai-sungai atau cell grid. Data DEM merupakan data
kecil ke sungai utama (Asdak 2001). spasial yang berisi nilai ketinggian, dari
Menurut Linsley et al. (1982) DAS data DEM ini dapat diekstraksi menjadi
merupakan daerah yang dianggap sebagai beberapa turunan data spasial lain seperti
wilayah dari titik tertentu pada sungai dan contour reconditioning.
dipisahkan oleh punggung bukit/gunung Penentuan
yang dapat ditelusuri pada peta topografi. selanjutnya digunakan untuk melakukan
UU RI No.7 Tahun 2004 tentang deliniasi DAS. Delineasi DAS sendiri
1 ayat 1 adalah proses penentuan jaringan sungai
sumberdaya air pasal
mendefinisikan daerah aliran sungai sebagai secara lengkap sehingga dapat dihitung
suatu wilayah daratan yang merupakan satu jumlah sungai dan anak sungai secara
kesatuan dengan sungai dan anak-anak keseluruhan. Setelah proses deliniasi DAS,
sungai yang berfungsi menampung, pengerjaan proyek dilanjutkan dengan
menyimpan dan mengalirkan air yang memasukkan beberapa parameter seperti
berasal dari curah hujan ke danau atau ke deliniasi, penggunaan lahan, kemiringan
laut secara alami.
DAS Citarum Hulu terletak antara Malabar bagian selatan, dan pegunungan
Krenceng dan Gunung Mandalawangi di Selatan -7 0 15’Lintang Selatan. DAS
107 0 30’’BT – 108 BT dan 6 0 43’Lintang
bagian barat (BP DAS 2006). Keadaan Citarum Hulu meliputi beberapa wilayah
iklim DAS Citarum Hulu yaitu curah hujan yang terdiri dari kabupaten Bandung, Kota
rata-rata terendah di DAS ini yaitu 1800 Cimahi, Kota Bandung, Kota Sumedang
mm/tahun dan tertinggi yaitu 4000 yang keseluruhannya terletak di Jawa Barat.
mm/tahun. Rentang suhu harian dan DAS ini merupakan suatu cekungan 0 tahunan sekitar (24-28
C) dan kelembaban dikelilingi oleh pegunungan Tangkuban
relatifnya berkisar 80%. Perahu di bagian utara, pegunungan Patuha-
Gambar 2. Peta deliniasi DAS Citarum Hulu
inseptisol. Tanah jenis inseptisol adalah Berdasarkan peta jenis tanah DAS
tanah yang belum matang (immature) yang Citarum Hulu memiliki jenis tanah yang
perkembangan profilnya lebih lemah beragam antara lain inseptisol alluvial,
dibanding dengan tanah matang dan masih inseptisol, latosol dan rogosol. Jenis tanah
banyak menyerupai sifat bahan induknya. dominan yang ada di DAS ini adalah jenis
Gambar 3. Peta klasifikasi kemiringan lahan DAS Citarum Hulu Gambar 3. Peta klasifikasi kemiringan lahan DAS Citarum Hulu
memiliki potensi banjir cukup tinggi dipengaruhi oleh hujan yang jatuh sehingga
dibandingkan wilayah lainnya. Semakin akan lebih cepat terkonsentrasi. Kemiringan
jauh dari pusat DAS, kemiringan dataran yang
semakin curam, bahkan pada titik tertentu, menyebabkan terjadinya banjir di beberapa
cukup landai
tersebut juga
kemiringannya >30%. titik DAS. Beberapa wilayah DAS Citarum
Gambar 4. Peta tipe tanah DAS Citarum Hulu
Penggunaan lahan (Landuse) di (17.15%), tegalan/ladang (15.28%), hutan DAS Citarum hulu di dominasi dengan
(12.23%), semak (6.22%), sawah tadah lahan sawah irigasi sebesar 25.19% dari
hujan (4.91%), rumput (1.65%), air tawar luas DAS secara keseluruhan, kemudian
(0.16%), Gedung (0.42%), tanah berbatu diikuti oleh penggunaan lahan DAS lainnya
(0.04%) dan empang (0.01%). yaitu pemukiman (17.15%), kebun
Gambar 5. Peta klasifikasi penggunaan lahan DAS Citarum Hulu Gambar 5. Peta klasifikasi penggunaan lahan DAS Citarum Hulu
555 HRU yang didalamnya terdapat parameter karakteristik tanah, penggunaan
keragaman penutupan lahan (Landuse), lahan, dan kelas lereng yang spesifik
sebaran jenis tanah (soil type), dan kelas (Mulyana, 2012). Kelas lereng yang
kemiringan lahan (Landslope). digunakan dalam kajian ini adalah 0-2%, 2- 8%, 8-15%, 15-30% dan 30-99.99%. hal ini sesuai dengan literatur salah satu peta tanah
Gambar 6. Peta Hydrological response unit (HRU) DAS Citarum Hulu
Berdasarkan pengolahan data, DAS
5. KESIMPULAN
Citarum Hulu memiliki rata-rata curve number (CN) sebesar 74.65 dengan beberapa aktivitas DAS seperti evaporasi
DAS Citarum Hulu memiliki Nilai dan transpirasi sebesar 371.8 mm serta
HRU sebanyak 555 unit dengan nilai CN presipitasi sebesar 1.404.8 mm. Setiap
rata-rata wilayah sebesar 74.65. Nilai CN tutupan lahan memiliki nilai CN yang
setiap tutupan lahan berbeda-beda. Pada berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh nilai
tutupan lahan yang memiliki CN terbesar CN yang dipengaruhi oleh tekstur tanah dan
memiliki nilai limpasan besar dan infiltrasi tutupan lahan. Berdasarkan analisis yang
rendah yaitu pada tutupan lahan jenis sawah telah dilakukan, diketahui bahwa CN
irigasi. Nilai CN rata-rata yang cukup tinggi tertinggi didapat oleh sawah irigasi. Hal ini
pada DAS Citarum Hulu membuktikan disebabkan oleh kondisi sawah yang jenuh
adanya perubahan tutupan lahan dari tipe sehingga mengakibatkan air hujan yang
yang cukup baik dalam melakukan turun sebagian besar dialirkan sebagai
infiltrasi, menjadi tipe yang kurang mampu limpasan permukaan (Runoff). Nilai CN
melakukan infiltrasi air hujan. Penentuan yang tinggi mengindikasikan bahwa
dan analisis nilai CN pada akhirnya dapat kemampaun lahan untuk infiltrasi sangat
digunakan untuk melakukan pembatasan rendah sedangkan limpasan permukaannya
terhadap kegiatan pembukaan hutan sangat tinggi. Begitu pula sebaliknya.
menjadi tutupan lahan jenis lainnya, sehingga laju infiltrasi menjadi stabil.
Citarum Hulu. Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 5(2): 82-94.
Penulis mengucapkan terima kasih Kodoatie RJ dan Rustam Syarif. 2005. kepada Bapak Idung Risdiyanto selaku
Pengelolaan Sumber Daya Air Penanggung jawab mata kuliah GIS/RS
Terpadu. Yogyakarta (ID) : ANDI. untuk meteorologi terapan. Selain itu,
penulis juga hendak mengucapkan terima Mulyana N. 2012. Analisis luas tutupan kasih kepada kelompok dua atas
hutan terhadap ketersediaan Green kerjasamanya dalam melakukan penelitian
Water dan Blue Water di Sub DAS dan analisis terhadap nilai CN DAS
Gumbasa dan Sub DAS Cisadane Citarum Hulu ini. Melalui kerjasama tim,
hulu dengan aplikasi model revisi, dan bimbingan dari Bapak Idung,
SWAT[disertasi]. Bogor(ID). maka analisis tersebut menghasilkan sebuah
Institut Pertanian Bogor. kesimpulan yang dapat dijadikan referensi
Sosrodarsono S. dan K. Takeda. 2003. untuk
penelitian-penelitian
terkait
Untuk Pengairan. berikutnya. Cetakan ke sembilan. Jakarta (ID)
Hidrologi
:Pradayana Paramita.
DAFTAR PUSTAKA
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta (ID) :
Penerbit Andi. Asdak C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan
Triatmodjo B. 2010. Hidrologi Terapan. Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
Yogyakarta (ID) : Beta Offset. (ID) : Gadjah Mada University
Press. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Badan Pengawasan Daerah Aliran Sungai
Air.
(PB-DAS), 2006. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ciliwung- Citarum, Leaflet.