DAFTAR ISI Ekonomi Perdesaan Jurnal Ekonomi Perdesaan dan Manajemen

ANALISIS STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSUP DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

oleh Gus Andri

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the stress of work and conflict of work to employee performance Installation of Central Surgical Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo.

The method used is quantitative method. In this study, the population was an employee of the Central Surgical Hospital Installations Dr. Cipto Mangunkusumo totaling 73 people as well as a sample in this study with a total sampling technique. Based on these results it appears that stress of work variables significantly influence employee performance with a value of 1.244 regression with a significance level of 0.000 or <0.05. While the conflict of work variable significant effect on employee performance with a value of 0,349 regression with a significance level of 0.000 or <0.05. At the t test for stress of work variables seen that t > t table (14.979> 1.666). Where the effect of stress of work on performance amounted to 1,244, or 124.4%, with a probability of 0.000 or <0.05. Then to variable conflict of work seen that t > t table (5.211> 1.666), where the influence of conflict of work on the performance of 0,349 or 3.49% with a probability of 0.000 or <0.05. In the F test seen that F count> F table (285.577> 3.133) with a significance level of 0.000 or <0.05 consequently H0 and H1 accepted which means that stress of work variables and conflict of work jointly significant effect on employee performance.

The coefficient of determination (adjusted R2) of 0.888 means that 88.8% of employee performance is affected by stress of work and conflict of work and 11.2% influenced by other variables.

Keywork: Stress of work, Conflict of work , and Performance

Pendahuluan

dipengaruhi oleh kinerja pegawainya. Kekayaan yang paling utama

Dan setiap organisasi memperdayakan bagi setiap bangsa adalah sumber daya

sumber-sumber daya yang ada untuk manusia. Keberadaan sumber daya

dimanfaatkan secara efektif dan manusia di dalam suatu instansi

efisien agar tercapai tujuan organisasi memegang peranan yang penting.

dengan kinerja tinggi. Kinerja yang Keberhasilan suatu instansi sangat

baik tercipta dari sumber daya baik tercipta dari sumber daya

Cipto Mangunkusumo Jakarta yaitu pegawai adalah sejauh mana pegawai

Bedah Sentral. itu mampu melakukan pekerjaan baik

pada Instalasi

Banyaknya tindakan medik operatif dari segi kualitas dan kuantitas

yang terjadwal di Instalasi Bedah maupun waktu dalam menyelesaikan

Sentral rata-rata + 15 pasien perhari pekerjaan.

akan dapat menimbulkan stres kerja Stres merupakan keadaan

terutama pada pegawai di Instalasi yang wajar karena terbentuk pada diri

Bedah Sentral RSUP Dr. Cipto manusia

Mangunkusumo Jakarta. Dilihat dari merupakan bagian dari kehidupan

sebagai

responden

situasi yang terjadi saat ini, pegawai sehari-hari dari diri manusia. Disalah

tidak dapat melaksanakan tindakan satu pihak beban kerja disatuan unit

medik operatif sesuai dengan jumlah instansi semakin bertambah, keadaan

calon operasi yang telah terjadwal. ini akan menuntut energi pegawai

Hal ini disebabkan karena adanya stres yang lebih besar dari keadaan yang

kerja pada pegawai di Instalasi Bedah sebelumnya.

Sentral.

Menurut Hasibuan (2013:204), Selain stres kerja, konflik kerja stres kerja dapat timbul sebagai akibat

juga turut mempengaruhi kinerja tekanan atau ketegangan yang

pegawai pada Instalasi Bedah Sentral bersumber dari ketidakselarasan antara

RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo seseorang dengan lingkungannya.

Jakarta. Menurut Afzalur Rahim Dengan kata lain, apabila sarana dan

(2011:16) Konflik kerja adalah tuntunan tugas tidak selaras dengan

ketidak sesuaian antara dua atau lebih kebutuhan dan kemampuan seseorang,

anggota atau kelompok dalam suatu ia akan mengalami stres kerja.

organisasi karena kenyataan bahwa Menurut

mereka mempunyai perbedaan status, berbagai hal yang dapat menjadi

Robbins

tujuan, nilai atau persepsi. sumber stres yang berasal dari

Berdasarkan fenomena pekerjaan (instansi) beraneka ragam

pengamatan yang dilakukan, bahwak seperti : beban tugas yang terlalu

konflik kerja yang dominan terjadi berat, desakan waktu dan lain-lain.

adalah konflik antara rekan kerja Situasi di luar lingkungan pekerjaan

(conflict teamwork) yaitu kurang (individu) juga dapat menjadi sumber

adanya rasa saling mendukung dalam stres. Berbagai masalah yang dihadapi

mengerjakan pekerjaan sebagai team, seseorang, seperti masalah-masalah

di samping itu adanya ketidak keluarga adalah contoh sumber stres.

pedulian terhadap lingkungan sekitar RSUP

di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Mangunkusumo Jakarta terdiri dari 1

Dr.

Cipto

Cipto Mangunkusumo Jakarta. dewan pengawas, 4 dewan direksi, 11

Untuk dapat mencapai tujuan bidang bagian rumah sakit, 39

yang diinginkan yaitu mampu instalasi, dan 21 KSM. Dalam

memberikan pelayanan yang optimal penelitian ini Penulis mengambil salah

maka Instalasi Bedah Sentral perlu maka Instalasi Bedah Sentral perlu

pendidikan seperti tabel berikut : keahlian

Tabel 1 Data Pegawai Instalasi Bedah Sental RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2010-2014

Th Kelompok

No Pendidikan (%)

5 D.IV Ans

6 D.III Kep

D.III

7 0 0 0 0 1 1,37 Non Medis

Sumber:Adminstrasi Instalasi Bedah Sentral (2014)

Dari data di atas dapat berpengaruh terhadap emosi, jalan disimpulkan dari beberapa orang

pikiran dan kondisi fisik seseorang. pegawai di Instalasi Bedah Sentral

Mangkunegara (2008: 157), RSUP Dr.Cipto Mangukusumo yang

mengatakan stres merupakan suatu mengalami stres kerja dan konflik

perasaan tertekan yang dialami kerja hal ini disebabkan karena adanya

pegawai dalam menghadapi pekerjaan. beban kerja yang berlebih, tidak bisa

Berdasarkan pengertian para ahli bekerja sama dengan tim, tidak peduli

tersebut dapat saya simpulkan bahwa dengan lingkungan dan kejenuhan

stres kerja merupakan suatu kondisi dalam bekerja yang dapat berpengaruh

yang merefleksikan rasa tertekan, terhadap kinerja.

tegang, yang mempengaruhi emosi dan proses berfikir seorang pegawai

Landasan Teori

untuk mengerjakan pekerjaannya

Stres Kerja

menghambat tujuan Menurut Robbins (2008:373),

sehingga

organisasi.

stres merupakan kondisi dinamik yang Menurut Hasibuan (2008:204), di dalamya pegawai menghadapi

faktor-faktor penyebab stres kerja peluang, kendala, tuntutan yang terkait

yaitu beban kerja yang sulit dan dengan apa yang sangat dinginkannya.

berlebihan, tekanan dan sikap Menurut Siagian (2008:300), stres

pimpinan yang kurang adil dan wajar, merupakan kondisi ketegangan yang

waktu dan peralatan kerja yang kurang waktu dan peralatan kerja yang kurang

maupun negatif. Menurut Wirawan jasa yang terlalu rendah dan masalah-

(2010:5), mendefenisikan konflik masalah lainnya.

adalah proses pertentangan yang Stres

diekspresikan di antara dua pihak atau menjadi dua (Mulyadi , 2003) yaitu;

kerja

dikategorikan

lebih yang saling tergantung mengenai pertama, eustress, yaitu hasil respon

objek konflik, menggunakan pola terhadap stres yang bersifat sehat,

perilaku dan interaksi konflik yang positif dan konstruktif (membangun).

keluaran konflik. Hal tersebut termasuk kesejahteraan

menghasilkan

Hasibuan (2008:199), mengatakan individu

dan organisasi yang konflik adalah persaingan kurang diasosiasikan dengan pertumbuhan,

sehat berdasarkan ambisi dan sikap fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan

dalam memperoleh tingkat performance yang tinggi dan

emosional

Konflik akan kedua, distress, yaitu hasil dari respon

kemenangan.

ketegangan, yang bersifat tidak sehat, negatif dan

menimbulkan

konfrontasi, perkelahian, dan frustasi desktruktif (bersifat merusak). Hal

jika tidak dapat diselesaikan. tersebut

Berdasarkan pengertian para ahli individu dan juga organisasi seperti

termasuk

konsekuensi

di atas, dapat saya simpulkan bahwa penyakit kardiovaskuler dan tingkat

konflik kerja adalah ketidak sesuaian ketidakhadiran yang tinggi, yang

pertentangan antara dua orang atau diasosiasikan dengan keadaan sakit,

lebih di dalam instansi karena adanya penurunan dan kematian.

pendapat, nilai-nilai, Adapun indikator-indikator stres

perbedaan

kompetisi untuk kerja (Robbins, 2008), dapat dibagi

tujuan,

serta

memperebutkan posisi dan kekuasaan dalam tiga aspek yaitu : pertama,

menurut sudut pandang masing- psikologis (cepat tersinggung, tidak

masing untuk mencapai tujuan komunikatif, banyak melamun dan

organisasi.

lelah mental. kedua, indkator pada Menurut Hartatik (2014:295), fisik (meningkatnya detak jantung dan

faktor yang tekanan darah, mudah lelah secara

ada

beberapa

menyebabkan timbulnya konflik fisik, pusing kepala dan problem tidur

pertama , sumber daya yang langka, (imsomnia). ketiga, indikator pada

kedua , perbedaan dalam tujuan, prilaku (menunda atau menghindari

ketiga , saling keter-gantungan dalam pekerjaan, perilaku sabotase dan lain

menjalankan pekerjaan dan keempat, sebagainya)

perbedaan dalam nilai persepsi. Kemudian menurut Hartatik

Konflik Kerja

(2014:292), ada lima jenis konflik, Menurut Hartatik (2014:289),

yaitu; pertama, konflik intrapersonal konflik adalah proses interaksi yang

adalah konflik seseorang dengan terjadi akibat adanya ketidaksesuaian

dirinya sendiri. Konflik terjadi bila antara dua pendapat (sudut pandang)

pada waktu yang sama seseorang yang berpengaruh pada pihak-pihak

memiliki dua keinginan yang tidak memiliki dua keinginan yang tidak

faktor yang mempengaruhi kinerja pertentangan antara seseorang dengan

interpersonal

adalah

pegawai dalam orang

seorang

melaksanakan aktivitas kerja adalah; kepentingan atau keinginan. Ketiga,

lain, karena

perbedaan

pertama , partnership, adanya suatu konflik

organisasi terhadap kelompok. Keempat, konflik antar

antar individu

dalam

pengakuan

pegawai sebagai bagian dari yang ikut kelompok dalam organisasi yang

berpartisipasi

dalam keadaan

mencapai tujuan. kedua, produktivitas, organisasi.

sama. Kelima, konflik antar

yaitu adanya suatu imbalan yang diberikan organisasi berdasarkan Kinerja produktivitas kerja pegawai. Ketiga,

kebutuhan, adanya kinerja merupakan hasil kerja yang

Menurut Hasibuan (2008:94),

pemuasan

pada pemenuhan dicapai

penekanan

kebutuhan yang diberikan kepada melaksanakan

dibebankan kepadanya didasarkan atas Menurut Hasibuan (2006:94), kecakapan, pengalaman, kesungguhan

bahwa kinerja serta ketepatan waktu. Dessler

mengungkapkan

merupakan gabungan tiga faktor (2000:41), kinerja merupakan prestasi

penting, yaitu kemampuan dan minat kerja, yaitu perbandingan antara hasil

seorang pekerja, kemampuan dan kerja dengan standar yang ditetapkan.

penerimaan atas penjelasan delegasi Mangkunegara (2002:22), kinerja

tugas dan peran serta tingkat motivasi adalah hasil kerja baik secara kualitas

pegawai. Apabila kinerja tiap maupun kuantitas yang dicapai oleh

pegawai baik, maka diharapkan seseorang dalam melaksanakan tugas

kinerja organisasi akan baik pula. sesuai tanggung jawab yang diberikan.

Di dalam organisasi di kenal tiga Dari beberapa pengertian di atas,

jenis kinerja menurut Terry (2000), dapat saya simpulkan bahwa kinerja

yakni: pertama, kinerja strategic adalah

merupakan kinerja strategik yang persyaratan-persyaratan

kemampuan

mencapai

berkaitan dengan strategi dalam baik dari segi kuantitas maupun

pekerjaan,

penyesuaian terhadap lingkungannya kualitas, dimana suatu target kerja

dan kemampuan di mana suatu dapat diselesaikan pada waktu yang

organisasi berada. Kedua, kinerja tepat atau tidak melampui batas waktu

administrative merupakan kinerja yang disediakan sehingga tujuannya

administratif yang berkaitan dengan akan sesuai dengan moral maupun

administrasi organisasi, etika instansi yang nantinya akan

kinerja

termasuk di dalamnya tentang struktur berdampak

administratif yang mengatur hubungan pegawai. Dengan demikian kinerja

terhadap

remunerasi

otoritas (wewenang) dan tanggung pegawai dapat memberikan kontribusi

jawab dari orang yang menduduki bagi instansi tersebut.

jabatan atau bekerja pada unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi.

Ketiga, kinerja operasional merupakan kinerja (Y), sedangkan populasi dan kinerja operasional yang berkaitan

sampel adalah seluruh pegawai medis dengan efektifitas penggunaan setiap

dan non medis di Instalasi Bedah sumber

Dr.Cipto organisasi.

daya yang

Mangunkusumo Jakarta yaitu Adapun

berjumlah 73 orang pegawai yang mengukur kinerja Pegawai (Hasibuan,

indikator

untuk

sekaligus dijadikan sebagai sampel 2008) adalah pertama, kuantitas kerja

penelitian dengan teknik total yang merupakan jumlah

sampling. Data yang digunakan adalah dihasilkan seperti jumlah unit, jumlah

yang

data kualitatif dan data kuantitatif, siklus aktivitas yang diselesaikan.

sebagai sumber data diperoleh dari Kedua, kualitas pekerjaan yang diukur

data primer merupakan data yang atas persepsi karyawan terhadap

tidak dipubklikasikan yang diperoleh kualitas pekerjaan yang dihasilkan

langsung dari tempat penelitian dalam serta kesempurnaan tugas terhadap

bentuk baku dan masih membutuhkan keterampilan

pengolahan lebih lanjut. Data ini tanggung jawab dalam bekerja

karyawan.

Ketiga,

berisikan antara lain jawaban atas merupakan

wewenang dalam pernyataan angket yang disebarkan melaksanakan

kepada seluruh responden dan data keahlian yang dipunyai dalam bekerja.

tugas.

Keempat,

sekunder yaitu data yang telah Kelima, ketepatan waktu dalam

dipublikasikan dan bersumber dari bekerja dan menyelesaikan pekerjaan.

Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta,

Metodologi Penelitian

serta jurnal penelitian. Selanjutnya Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data melalui survey penelitian ini adalah penelitian

lapangan, wawancara dan penyebaran kuantitatif.

kuesioner, sedangkan analisis data (2013:79), yaitu penelitian yang

Menurut

Sugiyono

regresi linear berganda

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Metode

Pembahasan

penelitian ini untuk mengetahui

perhitungan pengaruh stres kerja dan konflik kerja

Berdasarkan

komputer dengan terhadap kinerja pegawai di Instalasi

melalui

program SPSS Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto

menggunakan

diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Mangunkusumo Jakarta, sehingga

Tabel 2

menghasilkan kesimpulan yang akan Analisis Regresi Linear Berganda memperjelas gambaran mengenai

Coefficients a

objek yang diteliti.

Unstandardized

Standardized

Adapun variabel yang diteliti Coefficients

Coefficients

Model

B Std. Error

Beta t Sig.

terdiri dari

variabel bebas

(independent variable), stres kerja .000

Stres Kerja

Konflik Kerja

2 Dependent Variable: Kinerja variabel terikat (dependent variable),

1 ) dan konflik kerja (X ).serta

Berdasarkan hasil uji regresi

Uji t (t-test)

linear berganda yang diringkas pada Uji t (t-test) ini dimaksudkan tabel diatas, maka berikut ini

untuk mengetahui pengaruh secara dikemukakan persamaan regresi linier

parsial (individu) variabel – variabel berganda sebagai berikut :

bebas (stres kerja dan konflik kerja) Persamaan regresi di atas dapat

terhadap variabel terikat (kinerja) atau dijelaskan sebagai berikut :

menguji signifikansi konstanta dan

1. Konstanta (a) variabel terikat. Hasil perhitungan uji t Nilai konstanta yang diperoleh

dapat dilihat pada tabel berikut ini : sebesar -2,558 menunjukkan bahwa jika karyawan stres dalam

Tabel 3

bekerja dan terjadi konflik, maka Hasil Perhitungan Uji t kinerja pegawai pada Instalasi

Coefficients a

Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto

Unstandardized

Standardized

Mangunkusumo Jakarta menurun

Coefficients

Coefficients

sebesar -2,558. Dapat diartikan Sig.

Model

B Std. Error

Beta t

stres kerja, konflik kerja dan Stres Kerja

kinerja pegawai Instalasi Bedah .000

Konflik Kerja

a. Dependent Variable: Kinerja

Sentral memang sudah menurun.

Sumber : Olahan Data Primer, 2015 Maka dari itu stres kerja dan Pengujian dilakukan dengan konflik

kerja

berpengaruh

menggunakan df = n-k = 73-3 = 70 signifikan terhadap kinerja. Stres

dengan (α) 5%.

dan konflik yang dimaksud disini Deskripsi dari uji t masing – ialah stres dan konflik yang

masing variabel sebagai berikut : membangun dalam arti positif.

1. Hipotesis 1 (H 1 )

Sehingga akan meningkatkan Dari analisis data atau hasil kinerja pegawai Instalasi Sentral regresi diperoleh probabilitas RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo 0,000 jika dibandingkan dengan α Jakarta. 5% maka probabilitas kecil dari

pada α (0,000 < 0,05) atau dapat =

2. Koefisien regresi X 1 (stres kerja)

1,244, artinya

dengan

juga dilihat dari uji t dimana t berkurangnya satu satuan variabel hitung > t tabel (14,979 > 1,666). stres

Dengan demikian kesimpulan meningkatkan kinerja pegawai

yang dapat diperoleh dari hasil Instalasi Bedah Sentral sebesar analisis ini adalah H 0 ditolak dan 1,244 atau 124,4%.

H 1 diterima. Jadi stres kerja

3. Koefisien regresi X 2 (konflik

berpengaruh signifikan terhadap kerja) = 0,349, artinya dengan

kinerja pegawai Instalasi Bedah berkurangnya satu satuan variabel

Dr.Cipto konflik

Mangunkusumo Jakarta. Dimana meningkatkan kinerja pegawai pengaruh stres kerja terhadap Instalasi Bedah Sentral sebesar kinerja pegawai sebesar 1,244 0,349 atau 34,9%. atau 124,4% pada tingkat Mangunkusumo Jakarta. Dimana meningkatkan kinerja pegawai pengaruh stres kerja terhadap Instalasi Bedah Sentral sebesar kinerja pegawai sebesar 1,244 0,349 atau 34,9%. atau 124,4% pada tingkat

yaitu

ANOVA b

Sehingga dapat disimpulkan

Sum of

bahwa dengan stres kerja akan

Model

Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression

meningkatkan kinerja pegawai

Instalasi Bedah Sentral. 72

Total

a. 2. Predictors: (Constant), Konflik Kerja, Stres Kerja Hipotesis 2 (H

b. Dependent Variable: Kinerja

Dari analisi data atau hasil regresi

Sumber : Olahan Data Primer, 2015 diperoleh probabilitas 0,000 jika

F tabel dibandingkan dengan α 5% maka diperoleh dengan menggunakan

df 1 = k-1 = 3-1 = 2, dan df 2 = n-k probabilitas kecil dari pada α

= 73-3 = 70.

(0,000 < 0,05) atau dapat juga

dilihat dari uji t dimana t hitung >t (5,211 > 1,666). Dengan

4. Hipotesis 3 (H 3 )

tabel

Dari uji ANOVA diperoleh demikian kesimpulan yang dapat

probabilitas signifikansi 0,000 diperoleh dari hasil analisis ini

adalah H jika dibandingkan dengan α 5%

Jadi konflik kerja berpengaruh maka probabilitas kecil daripada α

0 ditolak dan H a diterima.

(0,000 < 0,05) atau dapat juga signifikan

terhadap

kinerja

dilihat dari uji F dimana F pegawai Instalasi Bedah Sentral

hitung >

F (285,577 > 3,133). Dengan RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo

tabel

demikian kesimpulan yang dapat Jakarta. Dimana pengaruh konflik

diperoleh dari hasil analisis ini kerja terhadap kinerja sebesar adalah H 0 ditolak dan H 0,349 atau 3,49% pada tingkat

3 diterima. Berdasarkan hasil uji F tersebut

signifikansi yaitu 0,05. Sehingga maka stres kerja dan konflik kerja

dapat disimpulkan bahwa dengan secara bersama-sama berpengaruh

konflik kerja akan meningkatkan

terhadap kinerja kinerja pegawai Instalasi Bedah pegawai Instalasi Bedah Sentral Sental

signifikan

RSUP

Dr.Cipto

RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Mangunkusumo Jakarta.

Jakarta.

3. Uji Simultan (uji F)

Pengujian Determinasi (R 2 )

5. Kooefisien

Uji

F (kelayakan

model)

dimaksudkan untuk mengetahui

koefisien pengaruh variabel - variabel bebas determinasi (R 2 ) dapat dilihat (stres kerja dan konflik kerja)

Hasil

perhitungan

pada tabel berikut ini : secara simultan (bersama - sama)

Tabel 5

terhadap variabel tidak bebas Hasil Perhitungan Nilai Koefisien

(kinerja). Untuk menguji hipotesis Determinasi (R 2 ) tersebut dahulu disajikan hasil

analisa SPSS data tabel ANOVA sebagai berikut :

Tabel 4

2. Konflik

kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja sebesar 0,349 atau 3,49%. Hal

Model Summary

Adjusted

Std. Error of

ini menunjukkan bahwa konflik

Model R R Square

1 a .944 kerja pada Instalasi Bedah .891 .888 2.318

R Square

the Estimate

Sentral

RSUP Dr.Cipto

a.

Mangunkusumo Jakarta dapat Sumber : Olahan Data Primer,

Predictors: (Constant), Konflik Kerja, Stres Kerja

meningkatkan kinerja. 2015

Koefisien determinasi sebesar Berdasarkan hasil perhitungan

0,888 menunjukkan hubungan yang regresi, diperoleh nilai R sebesar

kuat antara variabel bebas dengan 0,944 a artinya

variabel terikat, dimana nilai koefisien menunjukkan

angka

tersebut

determinan = 88,8%. Hal ini variabel independen dengan variabel

hubungan

antara

menunjukkan bahwa variabel stres dependen cukup kuat dan positif.

kerja dan konflik kerja dapat Sedangkan nilai R square sebesar

menjelaskan kinerja sebesar 88,8%, 0.891. Namun karena variabel

sedangkan sisanya 11,2 % adalah independennya lebih dari satu maka

dapat dijelaskan oleh variabel bebas digunakan Adjusted R Square yang

lain yang tidak diteliti dalam nilainya sebesar 0,888. Hal ini berarti

penelitian ini yaitu faktor kompensasi, besarnya hubungan stres kerja dan

karyawan dan gaya konflik kerja secara bersamaan

motivasi

kepemimpinan.

terhadap kinerja adalah sebesar 88,8 % dan sisanya 11,2 % dipengaruhi

Saran

oleh variabel lain yang tidak diteliti Hasil penelitian ini diharapkan dalam penelitian ini yaitu kompensasi,

akan memberikan manfaat kepada motivasi

pihak RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo kepemimpinan.

karyawan, dan

gaya

Jakarta dengan saran dari hasil penelitian ini dapat disampaikan

Simpulan

sebagai berikut

1. Perlunya stres kerja yang baik analisa data yang dilakukan maka

Berdasarkan hasil penelitian dan

(positif) agar pegawai mampu dapat

kreatif dan inovatif dalam bekerja penelitian sebagai berikut :

dikemukakan

kesimpulan

untuk mencapai kinerja yang baik

1. Stres kerja

hasil pekerjaan yang signifikan

berpengaruh

dan

maksimal, agar semua pelayanan sebesar 1,244 atau 124,4%. Hal

terhadap

kinerja

dapat terlaksana dengan baik. ini menunjukkan bahwa stres

2. Perlu menjaga konflik kerja yang kerja pada Instalasi Bedah

membangun, agar Sentral

bersifat

pegawai mampu bersaing untuk Mangunkusumo Jakarta dapat

RSUP

Dr.Cipto

menjalani tujuan serta visi misi meningkatkan kinerja.

instalasi dan tentunya mampu instalasi dan tentunya mampu

Sumber Daya Manusia Dalam

3. Perlu dilakukan

Pembangunan . lanjutan dengan menggunakan

penelitian

Perspektif

Jakarta : PT. Raja Grafindo variabel bebas lainnya untuk

Persada.

menjelaskan kinerja. Robbin, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi , Jakarta : PT.

Daftar Pustaka

Indeks Kelompok Gramedia. Dessler, Garry. 2000. Manajemen

Siagian, Sondang. 2008. Manajemen Personalia . Jakarta : Erlangga.

Sumber

Daya Manusia.

Hartatik, Indah

Puji.

Cetakan Ke Limabelas. Jakarta

Manajemen Sumber Daya

: Bumi Aksara. Manusia . Bandung : Empat

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Salemba.

Bisnis . Cetakan Kelima. Bandung Hasibuan,

Malayu S.P.

: Alfabeta.

Manajemen Sumber Daya

Penelitian Bisnis . Cetakan Cetakan Ketujuh. Jakarta :

Edisi

Revisi.

Kesembilan. Bandung : Bumi Aksara.

Sumber Daya Manusia . Edisi Penelitian Bisnis. Bandung : Revisi. Cetakan Kesebelas.

Alfabeta.

Jakarta : Bumi Aksara. Terry, George R. 2000. Prinsip- Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu.

Prinsip Manajemen . Jakarta : 2002. Manajemen Sumber

Bumi Aksara Daya Manusia Perusahaan .

. 2006. Prinsip-Prinsip Edisi 1. Bandung : PT. Remaja

Manajemen . Cetakan Keenam. Rosdakarya.

Jakarta : Bumi Aksara. . 2008. Perencanaan

Konflik dan dan Pengembangan Sumber

Wirawan. 2010.

Manajemen Konflik: Teori, Daya

Aplikasi, dan Penelitian . Ketiga. Bandung : PT. Rafika

Manusia. Cetakan

Jakarta: Salemba Humani Aditama.

PENGARUH SERVICE PERFORMANCE TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE AGENCY TASIKMALAYA ABSTRAKSI

HMA. Wihermana Rustaman

Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengetahui Service Performance Nasabah PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya; 2) Mengetahui Loyalitas nasabah pada PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya; 3) Mengetahui Pengaruh Service Performance pada PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kuantitatif dengan jenis studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya sebanyak 98 responden dengan menggunakan teknik Sampling Kuota.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Service Performance di PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya berada pada klasifikasi baik; 2). Loyalitas Nasabah di PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya berada pada klasifikasi baik; 3). Pengaruh Service Performance (X) terhadap Loyalitas Nasabah (Y) adalah signifikan.

Kata kunci : Service Performance, Loyalitas Nasabah

Pendahuluan

besar dalam perekonomian modern Perusahaan asuransi merupakan

ini. Perkembangan lembaga keuangan non bank yang

sekarang

perusahaan asuransi di Indonesia mempunyai peranan yang tidak jauh

mengalami perkembangan cukup berbeda dari bank, yaitu bergerak

setelah pemerintah dalam bidang layanan jasa yang

pesat

mengeluarkan deregulasi pada tahun diberikan kepada masyarakat dalam

1980an dan diperkuat dengan mengatasi risiko yang terjadi di masa

keluarnya Undang-Undang No. 2 yang akan datang

tentang Usaha Asuransi memiliki peran dalam

Tahun

Dengan adanya mengurangi kerugian material akibat

Perasuransian.

deregulasi, pemerintah memberikan terjadinya peristiwa yang tidak

kemudahan dalam hal perijinan, terduga, selain itu telah mendapat

sehingga mendorong tumbuhnya tempat dalam benak konsumen dan

perusahaan-perusahaan baru, dan memiliki kontribusi yang semakin perusahaan-perusahaan baru, dan memiliki kontribusi yang semakin

adalah sesuatu yang sangat penting Pada tahun 2006, jumlah

dan merupakan tanggung jawab penduduk Indonesia tercatat lebih

mulia dalam masyarakat. Sayangnya dari 241 juta jiwa, dan dari jumlah

meskipun kesadaran akan nilai tersebut hanya sekitar 31 juta jiwa

asuransi itu ada dan nyata, namun yang memiliki polis asuransi, dimana

konsumen biasanya tidak berinisiatif pemegang polis individu diperkirakan

membeli asuransi yang secukupnya tidak lebih dari 5,5 juta jiwa.

memenuhi kebutuhan. Kenyataan itu menunjukkan baru

untuk

Masyarakat beranggapan pembelian sekitar 2,5% penduduk yang memiliki

polis asuransi memerlukan prosedur asuransi individu. Namun, pada tahun

yang rumit. Oleh karena keraguan- 2011 tercatat sebanyak 145,3 juta

keraguan ini, maka kebutuhan penduduk Indonesia, atau sekitar 63%

untuk perlindungan populasi penduduk saat itu sudah

masyarakat

terhadap kerugian finansial tidak terlindungi polis asuransi dari

akan tercapai jika asuransi tidak berbagai macam perusahaan yang

dipasarkan secara aktif dan efektif. bervariasi, mulai dari perusahaan

Cara menjual produk asuransi sedikit asuransi swasta, maupun Jamkesmas.

berbeda dengan produk lain. Hal (Jakarta Post, 2012).

tersebut antara lain karena produk Pengukuran

asuransi menjual risiko, dimana hal industri asuransi di Indonesia yang

pertumbuhan

tersebut umumnya belum dialami dilakukan oleh Badan Pengawas

oleh konsumen. Sedangkan nasabah Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

sudah harus menyerahkan sejumlah (BAPEPAM-LK) menyatakan bahwa

uang dalam kurun waktu tertentu jumlah premi bruto industri asuransi

secara rutin. Oleh karena itu, secara pada tahun 2009 mencapai Rp 106,4

umum tenaga penjual asuransi triliun, meningkat 17,9% dari tahun

umumnya mengandalkan referensi sebelumnya yaitu sebesar Rp 90,3

dari konsumen lama. Kondisi triliun.

demikian mengungkapkan bahwa Produk asuransi merupakan

strategi pemasaran yang digunakan salah satu bentuk produk yang

berorientasi pada penciptaan dan memberikan banyak kegunaan, baik

peningkatan loyalitas konsumen. untuk kelangsungan hidup secara

PT Prudential Life Assurance perseorang-an, maupun perusahaan.

Agency Tasikmalaya merupakan Produk asuransi diharapkan dapat

salah satu perusahaan asuransi yang menampung sekian banyak resiko

ada di Tasikmalaya yang memiliki yang ditemui dalam kehidupan

jumlah nasabah cukup banyak pada masyarakat

mencapai 5000 khusus tujuan dari asuransi jiwa

nasabah.berikut data nasabah dari adalah untuk mengganti kerugian

tahun 2010-2015. finansial dari individu, keluarga dan perusahaan yang timbul pada waktu

Tabel 1

menggunakan assuransi prudential

Jumlah Nasabah PT. Prudential

sebelum waktunya.

Life Assurance Agency

Sehingga melalui pemaparan di

atas, penulis tertarik melakukan Tahun

Tasikmalaya

Jumlah

penelitian untuk mengetahui sejauh

pengaruh dari service 2010

nasabah

mana

terhadap loyalitas 2011

performance

nasabah dengan studi kasus nasabah 2012

Prudential Life 2013

Assurance Agency Tasikmalaya yang 2014

terdiri dari berbagai latar belakang 2015

diharapkan mampu mewakili jawaban atas permasalahan Sumber : Data nasabah PT.

Prudential Life

Assurance

Tasikmalaya

Metode Penelitian

penelitian yang jumlah pemegang polis asuransi jiwa

Meskipun begitu, pertumbuhan

Metode

digunakan dalam penelitian ini adalah Prudential mengalami fluktuasi yang

metode deskriptif yaitu metode cenderung menurun. Melambatnya

penelitian yang berupaya untuk pertumbuhan jumlah pemegang polis

mengungkapkan keadaan atau kondisi asuransi

yang terjadi saat sekarang dengan Assurance Agency Tasikmalaya pada

PT. Prudential

Life

mempertimbangkan keadaan masa tahun 2012 dan 2014 diduga

lampau.

disebabkan oleh menurunnya tingkat “Metode penelitian deskriptif

adalah suatu metode yang digunakan performance ). Di duga hal tersebut

kinerja pelayanan

(service

untuk mengetahui gambaran suatu menjadi penguat akan adanya

variabel, baik satu variabel atau lebih, fenomena negatif bagi PT. Prudential

tanpa membuat perbandingan atau Life Assurance.

menghubungkannya dengan variabel Mempertahankan

yang lain”. (Dr.Maman Abdurahman nasabah merupakan hal penting bagi

loyalitas

dkk : 2011:18)

perusahaan, karena

mampu

mengurangi biaya

pemasaran,

Populasi

keuntungan, dapat menarik minat Pengertian populasi menurut nasabah

Sugiyono (2008 : 80) : “Populasi memberikan keuntungan waktu untuk

adalah wilayah keseluruhan jumlah merespon terhadap pesaing. Adanya

yang terdiri atas obyek atau subyek penurunan service

uang mempunyai kualitas dan tentunya

performance

karakteristik tertentu yang ditetapkan loyalitas nasabah sehingga banyak

dapat

mempengaruhi

oleh peneliti untuk dipelajari dan nasabah yang tidak meneruskan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini 2 d = Presisi (ditetapkan 10% dengan adalah nasabah perseorangan yang

tingkat kepercayaan 95%) menggunakan

diketahui jumlah populasi nasabah prudential dan telah merasakan

produk

asuransi

PT. Prudential Life Assurance pelayanan atau melakukan transaksi

Agency Tasikmalaya sebanyak 5.000 atas nama sendiri di PT. Prudential

orang dan tingkat presisi yang Life Assurance Agency Tasikmalaya.

ditetapkan sebesar 10% . Populasi nasabah PT. Prudential Life

Maka jumlah sampel yang di Assurance Agency Tasikmalaya

dapat :

berjumlah 5.000 orang.

Sampel Dalam penelitian ini penulis

≈ Kuota . Definisi Sampling Kuota

menggunakan teknik

Sampling

98 responden menurut

(2010:246) :” Sampling kuota adalah teknik penentuan sampel dari

Uji Validitas

Sebelum digunakan, terlebih populasi yang mempunyai ciri-ciri

dahulu angket/kuesioner yang telah tertentu sampai jumlah (jatah) yang

dibuat diujicobakan pada beberapa dikehendaki

atau

pengambilan

karyawan yang selanjutnya dianalisis sampel yang didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan tertentu tentang kelayakan instrument tersebut dari peneliti”. untuk mengambil data. Baik tidaknya alat tersebut dapat dilihat dengan

Dalam teknik ini peneliti menggunakan uji validitas dan

menentukan responden berdasarkan

reabilitas.

kriteria tertentu yaitu nasabah perseorangan

yang

telah

Validitas berasal dari kata yang mempunyai arti sejauh

menggunakan produk dan merasakan

validity

ketepatan dan kecermatan pelayanan atau melakukan transaksi

mana

suatu alat ukur dalam melakukan atas nama sendiri di PT. Prudential

fungsi ukurnya (Azwar, 1997). Untuk Life Assurance Agency Tasikmalaya.

Adapun penentuan ukuran mengukur validitas kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi Product

sampel pada penelitian ini yaitu , yaitu mengkorelasikan skor

dengan menggunakan rumus slovin

Moment item dengan skor total. Dengan

sebagai berikut : rumus sebagai berikut :

n= N Nd 2 +1

(Sumber : Riduwan dan Akdon, √[ ∑

n = Jumlah Sampel r xy = koefisien korelasi tiap item N = Jumlah Populasi

N = jumlah subyek uji coba

X = skor dari setiap butir Koefisien reliabilitas berkisar Perhitungan koefisien korelasi

antara +1,00 sampai –1,00 dan untuk antara item dengan skor total akan

mengetahui koefisien reliabilitas yang mengakibatkan

memuaskan sangat tergantung dari terhadap korelasi yang sebenarnya,

over

estimate

fungsi dan tujuan pengukuran. Nilai maka perlu dilakukan koreksi dengan

batas yang digunakan untuk menilai menggunakan

tingkat reliabilitas yang dapat Selanjutnya untuk mengetahui apakah

part-whole.

diterima adalah 0,70 (Ferdinand, suatu item valid atau gugur maka

2006). Meski demikian, Nunnaly dan dilakukan pembandingan

(Ferdinand, 2006) koefisien r hitung dengan koefisien r

antara

Berstein

menjelaskan bahwa untuk penelitian tabel.

eksplorasi, reliabilitas yang sedang Dengan kriteria pengujian :

antara 0,50 – 0,60 sudah cukup untuk Jika r hitung >r tabel berarti item valid.

menjustifikasi sebuah penelitian. Jika r hitung < r tabel berarti item tidak

Mengacu pada pendapat beberapa valid (gugur).

tokoh di atas peneliti menetapkan Perhitungan

bahwa kuesioner dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20

uji

validitas

dianggap reliabel jika memiliki koefisien alpha lebih dari 0,60.

Uji Reliabilitas

“Reliabilitas menunjukkan

Uji Normalitas Data

sejauh mana hasil suatu pengukuran Syarat bahwa analisis regresi dapat

dapat digunakan adalah bahwa data memberikan hasil yang relatif tidak

dianalisis harus berbeda apabila dilakukan kembali

yang

akan

normal. Pengujian kepada subyek yang sama”. (Azwar

berdistribusi

normalitas data dapat menggunakan (1997)

grafik histogram dan scatter plots. Rumus yang digunakan untuk

Cara grafik histogram dalam mengetahui reliabilitas penelitian ini

menentukan suatu data berdistribusi adalah rumus alpha:

normal

atau

tidak, cukup

membandingkan antara data riil atau

nyata dengan garis kurva yang Dimana :

terbentuk, apakah mendekati normal

∑ ∑ atau memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva

cenderung tidak simetri terhadap Keterangan :

mean (U), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan

r 11 : Reliabilitas Istrument sebaliknya. Cara grafik histogram

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

lebih sesuai untuk data yang relatif ∑ : Jumlah varians butir

banyak, dan tidak cocok untuk data yang sedikit, karena interpretasinya : Varians total

akan menyesatkan. N

: jumlah responden

Pengujian scatter plots yaitu dengan cara skala data yang digunakan haruslah skala interval,

b = 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 ∑ 𝑋 ∑ 𝑌

𝑛∑𝑋 scatter plots juga bisa digunakan (∑ 𝑋) untuk melihat penyebaran data

apakah data menyebar ataukah Hubungan antar dua variabel mengumpul

persamaan linier jika Perhitungan scatter plots menggunak-

digambarkan secara grafis (scatter an program SPSS 20.

diagram ), semua nilai X dan Y akan berada pada suatu garis lurus. (Ir.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Iqbal Hasan, M.M. 2001: 219-220). Untuk mengetahui besarnya

Untuk mempermudah dalam pengaruh Service Performance (X)

data, penulis terhadap loyalitas nasabah (Y), maka

menganalisis

menggunakan program SPSS 20.0 digunakan analisis regresi sederhana, Analisis ini untuk mengetahui arah

Uji Hipotesis

hubungan antara variabel bebas Untuk mengetahui pengaruh dengan variabel terikat apakah positif

performance terhadap atau negatif dan untuk memprediksi

service

loyalitas nasabah maka digunakan uji nilai dari variabel terikat apabila nilai

t (student case) dengan tingkat variabel bebas mengalami kenaikan

signifikasi 95% atau α = 0,05 atau penurunan. Analisis regresi linier

menggunakan rumus menurut Maman ini banyak digunakan untuk uji

(2011:55) dengan pengaruh antara variabel bebas (X)

Abdurahman

menggunakan rumus sebagai berikut: terhadap variabel terikat (Y). Rumus

r n  2 regresi linier sederhana sebagai

berikut : 2 1  r ̂= a + bX Kaidah pengujian :

Keterangan : Jika t hitung > t tabel maka tolak Ho

X = Service Performance artinya signifikan dan ̂ = (baca Y topi) subjek variabel

Jika t hitung < t tabel maka terima Ho terikat yang diproyeksikan

artinya tidak signifikan

a = Nilai konstanY apabila X =

0 SERVPERF

(Service

b = Nilai arah sebagai penentu Performance ) dikembangkan oleh ramalan

Cronin dan Taylor (1994) yang menunjukan nilai peningkatan

(prediksi)

yang

menyatakan bahwa “ukuran kualitas (+) atau nilai penurunan (-)

jasa/pelayanan adalah kinerja dari variabel Y

jasa/ pelayanan yang diterima oleh konsumen itu sendiri dan konsumen a= ∑𝑌𝑏∑𝑋 hanya akan dapat menilai kualitas

𝑛 dari pelayanan yang benar-benar mereka rasakan”.

Menurut Bahrul Kirom (2015 :

memberikan

harapan

51) “Service performance adalah konsumen/pelanggan terhadap kinerja penilaian menyeluruh konsumen

pelayanan. Kinerja Pelayanan ( terhadap hasil pelayanan yang

service performance ) lebih tepatnya dirasakan saat menerima pelayanan

dalam

mengukur kualitas dari penyedia jasa”. pelayanan/jasa, sehingga konsep

pelayanan/jasa yang sebuah prestasi atau capaian prestasi

Performance (kinerja) adalah

kualitas

diterimanya dihubungkan dengan atas sesuatu yang telah ditetapkan

konsepsi harapan. Definisi harapan sebelumnya. Kinerja juga merupakan

yang digunakan bukan sebagai apa bentuk penilaian tersendiri untuk

yang disediakan melainkan apa yang mengukur tingkat keberhasilan yang

seharusnya diinginkan konsumen. dicapai

Menurut Parasuraman (1994) perusahaandalam

seseorang

atau

tentang harapan adalah harapan program-programkerjanya. Dengan

menjalankan

normative konsumen yang mewakili kata lain semua kegiatan manusia

harapan standart ideal kinerja bisa disebut dengan performance dan

pelayanan/jasa pada umumnya, bukan performance menjadi berkualitas

ukuran terhadap penyedia jasa ketika manusia berpikir sebelum

tertentu. Terdapat problem yang bertindak.

serius dalam kualias pelayanan/jasa Sedangkan Dharmayanti (2006)

yang dinyatakan sebagai perbedaan menyatakan bahwa “SERVPERF

nilai antara harapan dan persepsi merupakan kinerja dari pelayanan

pelanggan atau nasabah sehingga yang diterima oleh konsumen,

penggunaan pengukuran kualitas konsumen hanya dapat menilai

pelayanan/jasa yang paling tepat kualitas dari suatu pelayanan yang

adalah berdasarkan kinerja. Kinerja benar- benar mereka rasakan”.Cronin

Pelayanan (service performance ) & Taylor (1994) menambahkan

lebih bisa menjawab permasalahan “bahwa karena alat ukur kualitas jasa

yang muncul dalam menentukan hanya didasarkan pada performance

pelayanan/jasa karena yakni kinerja personil perusahaan

kualitas

bagaimana konsumen hanya akan maupun semua fasilitas yang

bisa menilai kualitas yang mereka digunakan, maka perlu diperhatikan

terima dari suatu produsen tertentu proses penyampaian jasa kepada

bukan pada persepsi mereka atas pelanggan agar kualitas jasa sesuai

pelayanan/jasa pada dengan maksud perusahaan”

kualitas

umumnya (Balton dan Drew, 1991). Pengukuran

Bahrul Kirom (2015:15) pelayanan/jasa seperti pada model

kualitas

mengemukakan bahwa indikator ServQual

pelayanan (service kebimbangan dan makna arti ganda,

performance ) meliputi : ukuran yang berdasarkan kinerja akan

1. Bukti fisik meliputi fasilitas fisik, lebih

peralatan, personil/karyawan, dan pelayanan/jasa. Pengukuran ini akan

merefleksikan

kualitas kualitas

mudah di jangkau serta saluran perusaha-an.

komunikasi

komunikasi perusahaan mudah

kemampuan memberikan jasa

merupakan yang dijanjikan secara akurat dan

9. Komunikasi

memberi-kan informasi kepada andal, misalnya menyampaikan

para pelanggan dalam bahasa jasa sesuai dengan yang di

yang dapat mereka pahami, serta sepakati, menyampaikan data

selalu mendengarkan saran dan secara tepat, dan mengirimkan

keluhan mereka. tagihan yang akurat.

10. Kemampuan

memahami

3. Daya tanggap

pelanggan merupakan upaya kesediaan

merupakan

pelanggan dan karyawan untuk membantu para

kebutuhan mereka. pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat.

Dari beberapa teori diatas dapat

4. Kompetensi

disimpulkan bahwa kinerja pelayanan penguasaan keterampilan dan

merupakan

performance ) adalah pengetahuan yang di butuhkan

(service

penilaian menyeluruh konsumen agar dapat memberikan jasa yang

terhadap hasil pelayanan yang dibutuhkan pelanggan.

dirasakan saat menerima pelayanan

5. Kesopanan merupakan sikap

penyedia pelayanan/jasa santun, respek, perhatian, dan

dari

sehingga kualitas pelayanan/jasa keramahan para staf lini depan

lebih tepat dan spesifik menggunakan atau karyawan kontak (seperti

model kinerja pelayanan(service reseptionis,teller bank, kasir, dan

performance ). Kinerja pelayanan lain-lain).

yang baik akan berdampak terjadinya

6. Kreadibilitas merupakan sikap loyalitas yang ditunjukkan pembelian jujur dan dapat dipercaya.

berulang – ulang dan kebal terhadap Kredibilitas mencangkup nama

daya tarik pesaing. perusahaan, reputasi perusahaan,

Standar pelayanan di PT. karakter

Prudential Life Assurance Agency kontak, dan interaksi dengan

indikator yaitu meliputi:

7. Keamanan merupakan sikap

1. Bukti fisik

yang menunjukkan tidak ada

2. Daya tanggap keraguan terhadap resiko dan

3. Kesopanan

bahaya. Termasuk di dalamnya

4. Keamanan

adalah kemampuan

fisik,

5. Akses

keamanan financial, privasi, dan

6. Komunikasi

kerahasiaan.

8. Akses merupakan kemudahan

Loyalitas Nasabah

untuk di hubungi dan di temui. Menurut Sheth dan Mittal (2014) Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa

dalam Tjiptono ( 2014 : 393) dalam Tjiptono ( 2014 : 393)

penuh perhatian. pelanggan terhadap suatu merek,

adalah

komitmen

2. Practice the 80/20 rule, artinya toko/pemasok berdasarkan sikap yang

80 % pendapatan lembaga bias sangat positif dan tercermin dalam

datang dari 20 % konsumen. pembelian ulang yang konsisten”.

Dalam dunia bisnis ada sebanyak “Indikator dari

konsumen, tapi pelanggan adalah perilaku pembelian

loyalitas

memberikan penghasilan 80 % ulang terhadap merek/produk yang

ke perusahaan.pelanggan yang 20 konsisten

% ini harus dipelihara sebaik- behavior ), bersikap positif terhadap

penyedia jasa (perusahaan), bersedia

harus selalu menceritakan pengalaman positif

3. Lembaga

memperbaiki tingkat loyaltynya, tentang perusahaan kepada orang

sehingga konsumen dapat di lain”. (Tjiptono,(2014: 393)

bentuk makin lama semakin Menurut Griffin (2002 : 5), “

loyal dari awal sampai akhir, pelanggan yang loyal adalah mereka

setahap demi setahap. yang sangat puas dengan produk atau

4. Utamakan layanan, penjualan jasa tertentu sehingga mempunyai

belakangan, karena penjualan antusiasme untuk memperkenalkan

adalah sebagai hasil dari layanan kepada siapapun yang mereka kenal”.

yang baik.

5. Cari dan teliti secara aktif apa loyal antara lain (Griffin, 2002:5);

Karakteristik pelanggan yang

yan sebenarnya di keluhkan oleh

1. Melakukan pembelian secara pelanggan. Jaringan informasi teratur.

harus dipasang seluas mungkin

2. Membeli diluar lini produk atau dan dengarkan apa laporan jasa

mereka.

3. Menolak produk atau jasa dari

responsive dan perusahaan lain

6. Harus

pertahankan sikap seperti itu.

4. Kebal terhadap daya tarik

7. Pahami dan cari nilai-nilai apa pesaing

yang diharapkan oleh konsumen.

5. Menarik pelanggan baru untuk

8. Dekati dan wawancara konsumen perusahaan

yang lari, mengapa mereka

6. Kelemahan atau kekurangan berpindah sehingga mereka dapat akan diberitahukan perusahaan

ditarik kembali. kepada pelanggan.

9. Konsumen biasanya memperoleh berbagai layanan dari berbagai Griffin (2002:219) menyatakan

Konsumen harus ada 12 hukum loyalitas pelanggan

personil.

memperoleh layanan yang sama, diantaranya:

artinya tidak ada layananyang

1. Build Staff Loyalty, konsumen berbeda secara mencolok apalagi akan sangat senang dengan staf

layanan

informasi yang berlawanan dari para pegawai, informasi yang berlawanan dari para pegawai,

2. Perilaku nasabah yang bersikap mengetahui informasi yang harus

positif dan ketahanan mereka di sampaikan.

terhadap

pengaruh negative

10. Karyawan yang berdiri di garis mengenai PT. Prudential Life depan yang melayani konsumen,

Asurance Agency Tasikmalaya. harus tampil secara terampil,

3. Perilaku nasabah yang bersedia professional, terutama dalam

menceritakan pengalaman positif menjawab segala pertanyaan,

serta mereferensikan secara total permasalahan, yang diajukan

esistensi tentang PT. Prudential baik via telepon, pos, fax, e-mail

Asurance Agency dan sebagainya.

Life

Tasikmalaya kepada orang lain.

11. Gunakan chanel yang bisa di Dari berbagai teori di atas, dapat manfaatkan

disimpulkan bahwa loyalitas nasabah terutama lembaga pemerintah

oleh

lembaga,

adalah kesetiaan nasabah setelah ataupun non pemerintah yang

pelayanan yang berhubungan dengan lembaga.

mengalami

dinyatakan dalam perilaku untuk Chanel

menggunakan jasa tersebut dan manfaatkan agar masyarakat

mencerminkan adanya ikatan panjang lebih tertarik dan loyal terhadap

antara penyedia jasa dan nasabah. lembaga.

Loyalitas dapat disimpulkan sebagai

12. Analisis apa yang hendak bukti dari konsumen yang selalu dilakukan oleh manajemen, data

menjadi pelanggan dan memiliki konsumen bisa di analisis dari

kekuatan dan sikap positif atas berbagai aspek segmen.

perusahaan itu. Masing – masing Dari 12 hukum ini jelas bahwa

pelanggan memiliki dasar loyalitas perusahaan harus mengutamakan

yang berbeda, hal ini tergantung dari layanan yang memuaskan konsumen

objektivitas masing –masing terhadap sehingga terbentuk loyalitas yang

perusahaan tersebut. Konseptual dari sesungguhnya. Perusahaan harus

pengukuran loyalitas dapat dilihat mengutamakan layanan, monitor

dari reaksi kembali yang dilakukan keluhan -keluhan para konsumen,

konsumen setelah dilakukan evaluasi harus

terhadap pelayanan. Oleh karena itu pertahankan sikap tersebut.

selalu responsive

dan

terciptanya loyalitas menjadi syarat Yang dijadikan standar loyalitas

mutlak untuk perkembangan suatu nasabah oleh PT. Prudential Life

perusahaan, pelanggan yang puas Asurance

akan melakukan pembelian ulang dan diantaranya :

Agency

Tasikmalaya

menjadi pelanggan yang loyal.

1. Perilaku kesetian nasabah terhadap Oleh karena itu, terciptanya produk jasa yang di tawarkan PT.

loyalitas nasabah menjadi bagian dari Prudential Life Asurance Agency

pada strategi perusahaan.“Untuk Tasikmalaya serta melakukan

mengetahui tingkat Loyalitas nasabah transaksi secara berulang dan

tersebut, maka dapat digunakan konsisten.

diagram

kartesius yang kartesius yang

itu adalah (Supranto, 2003:34):

1. Kuadran A perusahaan memenuhi kepenting- Menunjukkan bahwa unsur-unsur

an pelanggan.

service yang sangat penting bagi pelanggan, akan tetapi perusahaan

Pembahasan

belum mampu memenuhinya. Menurut Data jenis kelamin, dari

98 orang yang menjadi responden

2. Kuadran B terdapat 55 orang responden yang

Menunjukkan bahwa unsur-unsur berjenis kelamin laki-laki (56,12%)

service pokok telah dilaksanakan dan 43 orang responden yang berjenis

dengan baik dan dapat di penuhi kelamin perempuan (43,88%). Hal

perusahaan. tersebut menunjukkan bahwa jumlah

3. Kuadran C sampel terbanyak adalah laki-laki. Menunjukkan bahwa unsur-unsur

Dan dari umur terdapat 18 orang yang memang dianggap kurang

yang berusia di bawah 30 tahun penting oleh nasabah dimana

(18,37%), 46 orang yang berusia 30- kurang

40 tahun (46,93%), 24 orang yang perusahaan.

dijalankan

oleh

berusia 40-50 tahun (24,48%), dan 10

4. Kuadran D orang lainya berusia diatas 50 tahun (10,20%).

Nilai Hitung Tingkat pendidikan responden No.

Nilai

terdapat responden yang tingkat Item

(r hitung )

pendidikannya sekolah dasar (SD), 17

(r

tabel )

orang responden memiliki tingkat 2. 0,786

pendidikan SMP (17,34%), 48 orang 3. 0,526

memiliki tingkat pendidikan SMU/SMA (48,97%), dan

33 orang responden memiliki tingkat pendidikan Sarjana (33,67%).

Menunjukkan bahwa unsur-unsur

Uji Validitas

service yang dianggap kurang Hasil uji validitas menunjukan penting oleh nasabah tetapi telah

bahwa semua item pertanyaan yang di jalankan dengan sangat baik

digunakan pada kuisioner adalah oleh perusahaan.

valid. Tabel pengujian validitas di Adapun posisi kepentingan

atas dapat diketahui dengan koefisien dan

korelasi dan membandingkan harga digambarkan dalam 4 kuadran

kinerja

sebagaimana

t hitung dengan t tabel dimana t hitung harus tersebut dijadikan diagnose dalam

lebih besar dari 0,197 sebagai syarat mempertahankan

valid, sehingga dapat disimpulkan pelanggan. Bilamana kinerja dapat

loyalitas

instrument pembentuk memenuhi

bahwa

kepentingan

variabel Service Performance (X) variabel Service Performance (X)

fisik berupa gedung dan fasilitas yang menunjukan bahwa semua item

uji validitas

tersebut

mampu menunjukkan pertanyaan yang digunakan pada

memadai

pelayanan kepada nasabah dengan kuisioner adalah valid. Tabel

baik.

pengujian validitas di atas dapat

diketahui dengan koefisien korelasi Service Performance Pada PT. dan membandingkan harga t hitung Prudential Life Assurance Agency

dengan t tabel dimana t hitung harus lebih

Tasikmalaya

besar dari 0,197 sebagai syarat valid, Tanggapan responden terhadap sehingga dapat disimpulkan bahwa

service performance dapat diketahui instrument

melalui penyebaran kuesioner yang di Loyalitas Nasabah (Y) adalah valid

pembentuk

variabel

sebar kepada 98 responden, kuesioner untuk digunakan.

yang di sebar meliputi pernyataan yang berkaitan dengan indikator

Uji Reliabilitas

service performance . Berdasarkan

adalah tanggapan reliabilitas kuesioner yang dilakukan

pengujian

Hasilnya

nasabah terhadap variabel service dalam penelitian ini menunjukan

performance yaitu bukti fisik yang reliabel sebagai alat pengumpulan

dilakukan di PT. Prudential Life yang baik. Nilai cronbach alpa untuk

Assurance Agency Tasikmalaya variabel service performance sebesar

dengan jumlah skor 403 berada pada 0,799 > 0,60 maka data tersebut

baik, hal tersebut dinyatakan reliabel,. Selanjutnya hasil

klasifikasi

menunjukkan bahwa penampilan uji reliabilitas kuisioner variabel

karyawan maupun bukti fisik berupa Loyalitas Nasabah (Y) dapat dilihat

gedung dan fasilitas yang memadai. dari tabel berikut ini :

tanggapan nasabah terhadap variabel service performance yaitu

Uji Reliabilitas Indikator Variabel

kesopanan yang dilakukan di PT.

Loyalitas Nasabah (Y)

Prudential Life Assurance Agency Nilai cronbach alpa untuk

Tasikmalaya dengan jumlah skor 410 variabel loyalitas nasabah sebesar

berada pada klasifikasi baik ,hal 0,753 > 0,60 maka data tersebut

tersebut menunjukkan bahwa dalam dinyatakan reliabel, sehingga dapat

setiap transaksi nasabah karyawan disimpulkan

melayani dengan transparan yang pembentuk reliable

bahwa

instrument

disertakan dengan bukti pembayaran tanggapan nasabah terhadap

sehingga menunjukkan sikap aman variabel service performance yaitu

artinya tidak ada keraguan terhadap bukti fisik yang dilakukan di PT.

segala resiko dan bahaya, hal tersebut Prudential Life Assurance Agency

menunjukkan pelayanan yang baik Tasikmalaya dengan jumlah skor 403

terhadap nasabah. berada pada klasifikasi baik, hal

tanggapan nasabah terhadap tersebut

menunjukkan

bahwa

variabel service performance yaitu variabel service performance yaitu

keseluruhan jawaban responden Tasikmalaya dengan jumlah skor 404

untuk setiap indikator service berada pada klasifikasi baik, hal

performance disimpulkan baik. tersebut

menunjukkan

bahwa

karyawan dalam

pelayanannya

Loyalitas Nasabah Pada PT.

mudah dihubungi oleh para nasabah

Prudential Life Assurance Agency

serta posisi gedung pun strategis dan

Tasikmalaya

mudah dijangkau, hal tersebut Tanggapan nasabah terhadap menunjukkan pelayanan yang baik

variabel loyalitas nasabah yaitu terhadap nasabah.

perilaku menjadi nasabah tetap yang tanggapan nasabah terhadap

dilakukan di PT. Prudential Life variabel service performance yaitu

Assurance Agency Tasikmalaya komunikasi yang dilakukan di PT.

dengan skor 405 berada pada Prudential Life Assurance Agency

klasifikasi baik , hal tersebut Tasikmalaya dengan jumlah skor 411

menunjukkan sikap nasabah loyal berada pada klasifikasi baik, hal

Prudential Life tersebut

terhadap

PT.

Assurance Agency Tasikmalaya. karyawan

menunjukkan

bahwa

Tanggapan nasabah terhadap memberikan penjelasan mengenai

dalam

pelayanannya

variabel loyalitas nasabah yaitu jasa yang di tawarkan, biaya jasa

tanggapan terhadap komitmen untuk serta proses mengenai penanganan

melakukan transaksi ulang yang masalah potensial yang mungkin

dilakukan di PT. Prudential Life timbul,

Assurance Agency Tasikmalaya karyawan dengan nasabah terjalin

sehingga

komunikasi

dengan skor 390 berada pada dengan

klasifikasi baik , hal tersebut menunjukkan pelayanan yang baik

menunjukkan sikap nasabah loyal terhadap nasabah.

Prudential Life Total angka service performance,

terhadap

PT.

Assurance Agency Tasikmalaya. didapat 2.423 yang berarti terletak

Tanggapan nasabah terhadap antara 1960 – 2.450 yang berarti baik,

variabel loyalitas nasabah yaitu maka dapat disimpulkan bahwa

terhadap perilaku tanggapan nasabah terhadap service

tanggapan

ketahanan atas perubahan dan performance yang di berikan PT.

kebijakan asuransi di PT. Prudential Prudential Life Assurance Agency

Agency Tasikmalaya dengan skor Tasikmalaya menurut pandangan

407 berada pada klasifikasi baik, hal nasabah yang menjadi responden

tersebut menunjukkan bahwa mereka adalah baik. Dengan nilai tertinggi

memiliki kekuatan dan sikap positif mengenai

service performance atas perusahaan, berarti sikap nasabah pernyataan tentang komunikasi yang

loyal terhadap PT. Prudential Life diberikan perusahaan dengan skor

Assurance Agency Tasikmalay 411, dan nilai terendah mengenai

Tanggapan nasabah terhadap service performance pada pernyataan

variabel loyalitas nasabah yaitu variabel loyalitas nasabah yaitu

Assurance Agency Tasikmalaya yang dilakukan di PT. Prudential Life

menurut pandangan nasabah yang Assurance Agency Tasikmalaya

menjadi responden adalah baik. dengan skor 420 berada pada

keseluruhan jawaban klasifikasi sangat baik, hal tersebut

Secara

responden untuk setiap indikator menunjukkan

loyalitas nasabah disimpulkan baik. memiliki kekuatan dan sikap positif

bahwa

mereka

Hal ini diukur dari pembelian atas perusahaan, hal tersebut

berulang jasa yang ditawarkan, menunjukkan sikap nasabah loyal

perilaku positif dan ketahanan terhadap

nasabah terhadap pengaruh negative Assurance Agency Tasikmalaya.

PT. Prudential

Life

perusahaan serta kesediaan nasabah Tanggapan nasabah terhadap

mereferensikan perusahaan secara variabel loyalitas nasabah yaitu

total

tanggapan terhadap

perilaku

merekomendasikan PT. Prudential

Uji Normalitas Data

Life Assurance Agency Tasikmalaya dengan skor 390 berada pada klasifikasi

baik, hal

tersebut

menunjukkan bahwa mereka bersedia mereferensiasikan

secara

total

esistensi tentang perusahaan, hal tersebut menunjukkan sikap nasabah loyal terhadap PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya.

Tanggapan nasabah terhadap variabel loyalitas nasabah yaitu tanggapan

terhadap perilaku

menceritakan pengalaman positif PT. Berdasarkan gambar tersebut Prudential Life Assurance Agency dapat disimpulkan bahwa titik-titik Tasikmalaya dengan skor 407 berada menyebar secara teratur disekitar pada klasifikasi baik, hal tersebut sumbu Y, juga titik-titik data tidak menunjukkan bahwa mereka bersedia mengumpul hanya di bawah atau di menceritakan pengalaman positif atas saja tetapi menyebar teratur , perusahaan kepada orang lain, hal sehingga dapat dinyatakan data yang tersebut menunjukkan sikap nasabah

memprediksi loyal terhadap PT. Prudential Life

digunakan

untuk

nasabah berdasarkan Assurance Agency Tasikmalaya.

loyalitas

variabel service performance adalah Loyalitas nasabah 2.419 yang

berarti terletak antara 1960 – 2.450

normal.

yang berarti baik, maka dapat

disimpulkan bahwa

tanggapan

nasabah terhadap loyalitas nasabah

Pengaruh Service Performance

(1,6606). Artinya bahwa variabel

Terhadap Loyalitas Nasabah PT.

service performance berpengaruh

Prudential Life Assurance Agency

terhadap loyalitas nasabah di PT

Tasikmalaya

Prudential Life Assurance Agency Berdasarkan hasil perhitungan,

Tasikmalaya.

dapat diketahui nilai koefisien

service performance korelasi (R) sebesar 0,367, artinya

Jika

ditingkatkan maka loyalitas nasabah hubungan

akan semakin meningkat hal ini Performance (X) dengan Loyalitas

antara

Service

disebabkan karena kinerja dari Nasabah (Y) adalah kuat sebesar 36,7

pelayanan yang diterima oleh persen. Angka R square atau

nasabah itu sendiri dan menilai koefisien determinasi adalah 0,134

kualitas yang benar-benar mereka hal ini berarti 13,4% variasi dari

rasakan dapat berpengaruh secara loyalitas nasabah bisa dijelaskan oleh

langsung maupun tidak langsung. service performance . Sedangakan

Kesetiaan nasabah setelah mengalami sisanya 86,6% dipengaruhi oleh

pelayanan yang dinyatakan dalam faktor lain yang tidak diteliti dalam

perilaku untuk menggunakan jasa penelitian ini.

Prudential Life Konstanta

asuransi

PT

Assurance Agency Tasikmalaya dan menunjukan bahwa tanpa adanya

(a)

mencerminkan adanya ikatan jangka variabel service performance maka

panjang antara perusahaan dengan besarnya nilai loyalitas nasabah pada

nasabah. Jika pelayanan kepada PT. Prudential Life Assurance

membentuk service Agency Tasikmalaya sebesar 15,018

nasabah

performance yang positif PT nilai koefisien regresi service

Prudential Life Assurance Agency performance (X) sebesar 0,306,

Tasikmalaya, tentu nasabah tidak tingkat signifikan uji t (sig.t) sebesar

akan ragu untuk mempercayakan 0,000 lebih kecil dari α=0,05

transaksi asuransi tersebut di masa (sig.0,000<α 0,05). Hasil ini memberi

yang akan datang. bukti bahwa loyalitas nasabah PT.

langsung yang Prudential Life Assurance Agency

Pengaruh

ditimbulkan oleh service performance Tasikmalaya secara langsung akan

loyalitas nasabah meningkat sebesar 0,306 jika variabel

terhadap

berdasarkan koefisien determinasi service performance ditingkatkan

parsial (R) adalah sebesar 36,7 % sebesar 1%.

dilihat dari besarnya, artinya sumbangan service performance

Uji Hipotesis

nasabah terhadap loyalitas adalah Data tabel Coefficients angka

sebesar 36,7 %.

untuk variabel service performance sebesar 3,861 dengan nilai sig 0,000

Simpulan

< 0,05 Nilai t table untuk responden 98 Berdasarkan hasil penelitian dan adalah 1,6606. Dengan demikian H a pembahasan, maka dapat disimpulkan diterima karena : t hitung (3,861) > t tabel sebagai berikut:

1. Service Performance di PT. meningkatkan pelayanan dengan Prudential Life Assurance Agency

memberikan fasilitas-fasilitas di Tasikmalaya baik. Hal tersebut

gedung seperti dibuktikan dengan jumlah skor

dalam

menyediakan ruang tunggu 2.423 berada pada klasifikasi baik,

beserta kursinya untuk para yang diukur dari kepuasan

nasabah yang akan bertransaks pelanggan,

sehingga dapat memudahkan melayani dan fasilitas yang

kecepatan

dalam

nasabah untuk bertransaksi dan memadai.

meningkatkan kembali jenis

produk yang ditawarkan kepada Prudential Life Assurance Agency

2. Loyalitas Nasabah

Tasikmalaya baik. Hal tersebut

2. Pihak manajemen PT. Prudential dibuktikan dengan jumlah skor

Assurance Agency 2.419 berada pada klasifikasi baik,

Life

Tasikmalaya harus mengadakan yang diukur dari pembelian

kembali strategi pemasaran yang berulang jasa yang ditawarkan,

tepat seperti terus menerus perilaku positif dan ketahanan

mengadakan promosi melalui nasabah

seminar agar loyalitas nasabah negative

kesediaan nasabah mereferensikan

3. Pihak manajemen PT. Prudential esistensi perusahaan secara total.

Life

Assurance Agency

harus lebih dapat disimpulkan bahwa terdapat

3. Berdasarkan hasil analisis maka

Tasikmalaya

meningkatkan lagi indicator pengaruh

performance yang variabel service performance menjadi standar pelayanan di PT. terhadap loyalitas nasabah pada

Life Assurance PT. Prudential Life Assurance

Prudential

Agency Tasikmalaya sehingga Agency Tasikmalaya. Dari hasil

jika service performa penelitian diperoleh persamaan regresi linier sederhana Y =

Daftar Pustaka

15,018 + 0,630X. Dengan hasil uji Abdurrahman, Maman dkk, 2011. hipotesis menunjukan bahwa

Dasar-Dasar Metode Statistika . t hitung (3,681) > t tabel (1,6606). yang

Bandung : CV Pustaka Setia artinya, bahwa variabel service

Alma, Buchori. 2014. Manajemen performance berpengaruh terhadap

Pemasaran dan Pemasaran Jasa. loyalitas nasabah di PT Prudential

Bandung : CV Alfabeta Life

Dharmayanti, Diah. 2006 : Jurnal Tasikmalaya.

Assurance

Agency

Manajemen Pemasaran . (http://puslit.petra.ac.id./~pulsit/jo

Saran

urnals/dir.php?departementID=M

1. Pihak manajemen PT. Prudential

AR)

Life Assurance

diakses pada tanggal 28 Januari Tasikmalaya

Agency

harus

lebih

Hasan, Iqbal M. 1999. Pokok-pokok Zahro,2012 : Pengumpulan Data. materi Statistika 2 . Jakarta: PT

(http:/idzahro.blogspot.co.id/2 Bumi Aksara.

012/04/pengumpulan- data.html) (http://argen26blogspot.co.id/2013/04

pada tanggal /definisi

diakses

03 februari 201 komunikasi.html) diakses pada tanggal 06 februari 2016 Kirom, Bahrul, 2015. Mengukur Kinerja

Kepuasan Konsumen . Bandung : Pustaka Cipta Reka

Kotler, Philip, 2002. Marketing Management , The Millenium Edition, Thirtteenth edition, USA :Prentice Hall, Inc.

Riduwan, Akdon, 2013. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung : ALFABETA

Sudjana, Nana, 2008. Tuntunan Penyusunan

Karya

Ilmiah .

Bandung : Sinar Baru Algesindo Sugiyono, 2013. Statistika Untuk

Penelitian . Bandung : CV

ALFABETA Tjiptono, Fandy, 2014. Pemasaran Jasa , , Yogyakarta, C.V ANDI Trianto, Mulyandaru, 2015 : Metode Penelitian Menurut Sugiyono . (http:/rayendar.blogspot.co.id/ 2015/06/metode-penelitian- menurut-sugiyono-

html)

diakses pada 01 februari 2016 Wiratna,

Yogyakarta : Pustaka Baru Press Widhy, Willyz, 2010 : Objek dan Metode Penelitian. ( https://willyzwidhytabatabai. wordpress.com/2010/03/26/ ) diakses pada

tanggal

februari 2016

HUBUNGAN KINERJA DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Survey Pada Mahasiswa Politeknik Triguna Tasikmalaya

Tahun Akademik 2012/2013)

Kusuma Agdhi Rahwana Fakultas Ekonomi Universitas Perjuangan

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja dan kompetensi dosen, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa Politeknik Triguna Tasikmalaya. Jumlah sampel sebanyak 61 orang yang dipilih secara acak yang terdiri atas unsur mahasiswa reguler.

Data dikumpulkan melalui kuesioner model skala Likert dan dokumentasi. Instrumen penelitian tentang kompetensi professional dan kinerja dosen yang diperoleh dengan kuesioner terlebih dahulu diujicobakan untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel, sedangkan indeks prestasi kumulatif mahasiswa diperoleh melalui dokumentasi. Analisis data menggunakan korelasi dan regresi sederhana, korelasi dan regresi ganda, korelasi partial, dan sumbangan efektif. Sebelum dianalisis dilakukan uji asumsi, seperti : Uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas, dan keberartian arah regresi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja dan kompetensi dosen baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa Politeknik Triguna Tasikmalaya.

Kata Kunci : Kinerja dosen, kompetensi dosen, dan indeks prestasi kumulati

Pendahulun

sifat dan karakter mahasiswa dalam Prestasi akademik mahasiswa

suatu lembaga pendidikan tinggi adalah penguasaan pengetahuan dan

tentunya pencapaian hasilnyapun keterampilan yang dikembangkan

berbeda pula, bukti seberapa tinggi melalui hasil belajar dan biasanya

keberhasilan mahasiswa dapat dilihat ditunjukan dengan perolehan Indek

dari perolehan Indek Prestasi Prestasi Komulatif (IPK) setelah

Kumulatif pada beberapa matakuliah proses serangkaian test/ujian yang

yang diikutinya. Namun pencapaian dilakukan secara sengaja baik berupa

IPK masing-masing mahasiswa test akademik, maupun test non

dibandingkan dengan standar IPK akademik. Dengan keaneka ragaman

lembaga, seyogianya berbanding lembaga, seyogianya berbanding

berikut yang ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa

Faktor

mempengaruhi prestasi akademik pada fakultas tersebut telah meraih

kompetensi dosen. prestasi akademik baik, sedang atau

adalah

kompetensi dosen dapat diartikan bahkan masih dibawah standar.

sebagai kemampuan yang piawai Kenyataan menunjukan, bahwa

dalam melaksanakan profesinya prestasi akademik mahasiswa belum

sebagai dosen yang kompeten. menunjukan hasil yang optimal, hal

Dalam Undang-Undang Republik ini dapat dilihat dari raihan prestasi

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 melalui pencapaian IPK. Diprediksi

Tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa lemahnya perolehan IPK

“Kompetensi adalah mahasiswa disebabkan oleh beberapa

bahwa

pengetahuan, faktor, salah satunya adalah faktor

seperangkat

keterampilan, dan perilaku yang kinerja dosen.

harus dimiliki, dihayati, dan Dosen menurut Undang –

dikuasai oleh guru dan dosen dalam Undang Guru dan Dosen nomor 14

tugas tahun 2005, dosen adalah pendidik

melaksanakan

keprofesionalan”. prestasi akademik profesional dari ilmuwan dengan

mahasiswa dapat dipengaruhi oleh tugas utama metransformasikan,

beberapa faktor, yang diantaranya mengembangkan dan menyebar

adalah kinerja dan kompetensi luaskan ilmu pengetahuan, teknologi

dosen. Faktor tersebut dianggap dan seni melalui pendidikan,

karena prestasi penelitian,

berpengaruh,

akademik mahasiswa merupakan masyarakat.

dan

pengabdian

suatu indikator keberhasilan usaha Kinerja dosen dapat diukur

belajar mahasiswa dengan adanya berdasarkan beban kerja dosen

kinerja dan kompetensi yang dimiliki mencakup kegiatan pokok yaitu

dosen sehingga dapat di capai oleh merencanakan

individu yang belajar. melaksanakan proses

pembelajaran,

Adapun manfaat yang ingin mengajar dan mengevaluasi hasil

belajar

dicapai dalam penelitian ini adalah : belajar merupakan suatu proses yang

(1) diharapkan hasil penelitian ini mengandung serangkaian perbuatan

pengetahuan baru pendidik dan peserta didik atas

menemukan

dibidang ilmu pendidikan, terutama hubungan timbal balik yang

bahan acuan bagi berlangsung dalam situasi edukatif

sebagai

pengembangan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Namun

Politeknik Triguna demikian tidaklah berlebihan apabila

pada

T a si k m a l a ya , (2) hasil penulis berasumsi bahwa kinerja

penelitian ini bagi dosen-dosen dosen saat ini menunjukan kurang

di Politeknik Triguna dapat dijadikan enerjik, dan sebagian dosen belum

bahan masukan, sebagai pedoman, memiliki kualipikasi yang layak

dan dijadikan bahan pertimbangan sebagai dosen atau mengajar tidak

untuk dijadikan titik tolak dalam sesuai dengan bidang keahliannya.

pengembangan proses pembelajaran pengembangan proses pembelajaran

Kinerja dosen adalah kemampuan mahasiswa, penelitian ini dapat

bagi

untuk melaksanakan pekerjaan atau dijadikan sebagai introspeksi, bahwa

tugas yang dimiliki dosen dalam kompetensi profesional dan kinerja

menyelesaikan suatu pekerjaannya. dosen, merupakan salah satu

Kinerja dosen tidak terlepas dari indikator yang dapat dijadikan acuan

pembahasan kualitas dosen itu dalam hubungannya dengan indeks

sendiri. Kualitas merupakan istilah prestasi kumulatif yang diperoleh

yang berkaitan dengan sudut mahasiswa.

pandang dan sudut kepentingan pengguna istilah. (LAN, 2004 : 3).

Landasan teori

Kinerja merupakan hasil atau

Kinerja

keluaran dari suatu proses. Menurut Kinerja merupakan suatu bentuk

E. (2005:136:138), hasil kerja atau hasil usaha berupa

mulyasa,

memahami tetang kinerja dosen ada tampilan fisik, maupun gagasan.

beberapa model operasional sebagai Kinerja juga sering dihubungkan

berikut :

dengan kompetensi pada diri pelaku, Pertama Model Vroom. Model lebih jelasnya kinerja adalah hasil

dikemukakan Vrom yaitu: “ atau tingkat keberhasilan seseorang

Perpormance = f (Ability X secara keseluruhan selama periode

Motivation )”. Model ini memberikan tertentu didalam melaksanakan tugas

informasi pada kinerja seseorang dibandingkan

merupakan fungsi perkalian antara kemungkinan, seperti standar hasil

dengan

berbagai

kemampuan (ability) dan motiovasi. kerja, target atau sasaran atau kriteria

Kedua Model Lawler dan yang telah ditentukan terlebih dahulu

Poster. Model yang dikemukakan dan telah disepakati bersama. Jika di

Lawler dan Poster (1976) yaitu : “ lihat dari asal katanya, kata kinerja

Performance + EffortI x Ability x adalah

Role Perception “ Effort adalah performence ,

banyaknya energi yang dikeluarkan Mangkunegara, Anwar Prabu. A.a

yang

menurut

seseorang dalam situasi tertentu, (2000:67). Berasal dari akar kata “to

abilities adalah karakteristik individu perform ” yaitu: (1) melakukan,

seperti intelegensi , keterampilan, menjalan-kan, melaksanakan; (2)

sipat sebagai kekuatan potensial memenuhi

untuk berbuat dan melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar; (3)

atau

melaksanakan

sesuatu. Sedangkan role perception melaksanakan

adalah kesesuaian antara usaha yang menyempurnakan

atau

seseorang dengan tanggung jawab; dan (4) melakukan

kewajiban

dilakukan

pandangan atasan langsung tentang sesuatu yang diharapkan oleh

tugas yang seharusnya dikerjakan. sesorang atau mesin. Kinerja berasal

Hal yang baru dalam model ini dari kata “ Performence” dan sering

adalah “role perceptions”. Sebagai diartikan dengan unjuk kerja atau

jenis perilaku yang paling cocok perilaku kerja dan hasil kerja.

dilakukan individu untuk mencapai dilakukan individu untuk mencapai

rintangan yang (1982:149)

tiadanya

kinerja dosen kinerja sebagai berikut. “Future

mengajukan model

mengendalikan

tersebut.

Perpormance = Past Perpormance + (Motivation x Ability )”. Jika semua

Faktor –faktor yang membentuk

teori tentang kinerja dikaji, maka

kinerja

didalamnya melibatkan

Secara umum terbentuknya komponen utama yakni “ ability”

dua

kinerja disebabkan oleh tiga faktor, dan “motivasi”. Perkalian antara

yaitu: (1) faktor kemampuan ; (2) ability dan motivasi menjadi sangat

Faktor upaya; dan (3) faktor peluang populer, sehingga banyak sekali

/ kesempatan. Dengan katan lain dikutip oleh para ahli dalam

kinerja adalah pungsi dari ketiga membicarakan kinerja.

faktor-faktor tersebut, dinotasikan Formula terakhir menunjukan

dalam bentuk formula sebagai bahwa kinerja merupakan hasil

berikut :

interaksi antara motivasi dengan Kinerja = f (kemampuan, upaya, ability, orang yang tinggi ability- nya

kesempatan) tetapi rendah motivasinya , akan

Kinerja = S x U x K menghasilkan kinerja yang rendah ,

Keterangan :

demikian halnya orang yang S = Kemampuan (ability) bermotivasi tinggi tetapi ability-nya

U = Upaya (effort) rendah.

K = Kesempatan (opportunity) Kinerja sebagai fungsi interaksi

Persamaan tersebut menyoroti antara kemampuan atau ability (A),

faktor-faktor dasar yang berperan motivasi atau Motivation (M) dan

penting dalam pembentukan kinerja. kesempatan atau Opportunity (O),

Sementara itu terbentuknya yaitu kinerja = F (A x M x O).

menurut pendapat Artinya: kinerja merupakan fungsi

kinerja

Sutermeister (1976:11) merupakan dari kemampuan, motivasi dan

hasil interaksi antara kemampuan kesempatan. Hal ini sesuai dengan

(abilitas) dengan motivasi dan bila pendapat Keith Davis (1964:484)

akan menjadi dalam Mangkunegara, Anwar Prabu,

diformulasikan

persamaan sebagai berikut : A.A., (2000:67) yang merumuskan

Performance (kinerja) = f (ability x

(1) Human perfomance = ability +

motivation)

motivation ; (2) Motivation = attitude Ability dianggap sebagai hasil + situation dan (3) Ability =

dari pengetahuan (knowledge) dan Knowledge + skill.

keterampilan (skill). Pengetahuan Dengan

oleh pendidikan, ditentukan

pengalaman, pelatihan dan minat, kemampuan,

oleh

faktor-faktor

keterampuilan kesempatan . Kesempatan kinerja

oleh sikap dan adalah tingkatan kinerja yang tinggi

dipengaruhi

kepribadian yang diperoleh melalui kepribadian yang diperoleh melalui

Kinerja atau pengetahuan. Motivasi diperoleh dari

(performance).

performansi dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan interaksi kondisi

presentasi kerja,pelaksanaan kerja, fisik di pekerjaan, kondisi sosial di

pencapaian kerja, hasil kerja atau pekerjaan dan kebutuhan individu.

unjuk kerja (LAN, 2004). Kinerja tidaklah berdiri sendiri tetapi

Untuk lebih memahami tentang dipengaruhi oleh berbagai faktor

kinerja dosen, Berkaitan dengan sehingga menjelma menjadi kinerja.

kinerja dosen,ditetapkan dalam Wood et. All (1998:91) memberikan

Menteri Negara gambaran

Keputusan

Koordinator Bidang Pengawasan mempengaruhi kinerja adalah :

bahwa

yang

Pembangunan dan Pemberdayaan

Aparatur Negara No.30/KEP/MK work effort and organisational

Individual performance factors,

WASPAN/8/1999, tentang Jabatan support dan diformulasikan akan

Fungsional Dosen dan Angka menjadi :

Kreditnya. Dalam Kepmen tersebut Individual work organisational

dinyatakan bahwa tugas pokok dosen

Job Performance = atributes x

adalah melaksanakan pendidikan dan

effort x support

pengajaran pada perguruan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada

Individual atributes mencakup masyarakat. Selanjutnya unsur utama aspek-aspek:

kinerja dosen dinyatakan dalam Bab demografik;

karakteristik

II pasal 4 ayat (2), yaitu:“..b) kompetensi;karakteristik personality;

karakteristik

penelitian dan persepsi dan nilai yang dianut oleh

melaksanakan

pengembangan serta menghasilkan individu.

karyailmiah, karya teknologi, karya Work effort adalah motivasi

seni monumental/seni, pertunjukkan untuk bekerja yang melukiskan

dan karya sastra, meliputi: tingkat usaha individu dalam

a. Menghasilkan karya penelitian; mencapai

b. Menerjemahkan/menyadur buku organisational

karakteristik yang

c. Mengedit/menyunting karya seseorang yang harus tersedia

dibutuhkan

ilmiah;

didalam organisasi baik berupa fisik

d. Membuat rancangan dan karya materi maupun bersipat peraturan

teknologi;

atau pelayanan organisasi yang dapat

e. Membuat rancangan dan karya memenuhi kepuasan individu dosen

seni

dalam bekerja Kinerja dosen juga dapat dilihat Depdiknas (2004), menyatakan

dari unsur penunjang kegiatan kinerja dosen adalah kemampuan

pelaksanaan tugas untuk melaksanakan pekerjaan atau

pendukung

(Keputusan Menteri tugas yang dimiliki dosen dalam

pokoknya

Koordinator Bidang menyelesaikan suatu pekerjaannya.

Negara

Pengawasan Pembangunan dan

Pemberdayaan Aparatur Negara Guru dan Dosen, dalam Pasal 3, ayat No.30/KEP/MK-WASPAN/8/1999,

1 dikemukakan mempunyai pasal 4 ayat 3, yaitu:

kedudukan

sebagai tenaga

1. Menjadi anggota dalam suatu professional pada jenjang pendidikan panitia/badan PT

tinggi yang diangkat sesuai dengan

2. Menjadi anggota panitia/badan

perundang-undangan. pada lembaga pemerintah

peraturan

Lebih jauh dikemukakan bahwa

3. Menjadi anggota organisasi dosen adalah pendidik profesional profesi

dan ilmuwan dengan tugas utama

4. Mewakili

menstransformasikan, pemerintah duduk dalam panitia

PT/lembaga

mengembangkan, dan antar lembaga

menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

5. Menjadi anggota

dan seni melalui nasional

delegasi

teknologi,

penelitian, dan internasional

kepada masyarakat

6. Berperan serta aktif dalam Tugas utama dosen adalah sebagai pertemuan ilmiah

pendidikan. Sebagai pendidik, dosen

7. Mendapat

mengemban tugas dan tanggung jasa/penghargaan

tanda

jawab untuk mendidik mahasiswa

8. Menulis buku pelajaran sebagai menjadi individu yang memiliki pegangan dalam pembelajaran

kemampuan dan kecakapan yang

9. Mempunyai prestasi di bidang berguna bagi kehidupannya dan olah raga, kesenian/social

diperlukan untuk memasuki dunia Tolok ukur lainnya dapat dilihat

melalui kemampuannya dari unjuk kerja dosen dalam wujud

kerja,

mengajar berbagai ilmu pengetahuan pelayanan, baik yang bersifat

dan keterampilan, di samping kuantitatif maupun kualitatif dalam

tanggung jawab dalam bentuk sikap satuan waktu tertentu. Untuk melihat

dan perilaku yang benar dan tidak sejauh mana mutu kinerja dosen

benar dalam bertindak melalui sifat diperlukan

ketauladannya sebagai manusia yang dimensi, indicator, unsur dan criteria

yang menyatakan kinerja dosen. Tugas dan tanggung jawab Dimensi

dosen tidak hanya sebagai pendidik masukan proses dan keluaran atau

kinerja

menyangkut

dan peneliti tetapi juga berperan produk. Input merujuk kepada

sebagai penyebar informasi dan agen pelaku, yakni dosen, proses merujuk

pembaharuan,yang mana sejalan kepada cara pencapaian tujuan dan

dengan fungsi perguruan tinggi produk berkaitan dengan hasil yang

sebagai lembaga pendidikan. Tugas dicapai.

dan tanggung jawab dosen yang diamanatkan dalam Tri Dharma Tugas dan tanggung jawab dosen Perguruan

Tinggi mencakup: Dalam Undang-undang Guru

dan pengajaran, dan Dosen No.4 Tahun 2005 tentang

pendidikan

penelitian dan kegiatan pengabdian penelitian dan kegiatan pengabdian

i. Merancang kebijaksanaan dan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999

(Peraturan

keseluruhan rencana induk tentang Perguruan Tinggi), sebagai

akademis

berikut: j. Merancang kebijaksanaan dalam keseluruhan rencana

1. Pendidikan dan pengajaran

induk (akademik dan fisik) meliputi :

k. Pemegang otoritas dalam

a. Melaksanakan program kerja bidang spesialisasi sesuai rencana

l. Merencanakan dan

b. Mempersiapkan bahan-bahan melaksanakan program perkuliahan

pembentukan/pembinaan

c. Memberi

perkuliahan,

kader.

respons, tugas, ujian, evaluasi, m. Membantu masyarakat penilaian

dengan

memberikan

d. Menjadi pembimbing, sponsor penyuluhan dan pelaksanaan dalam penyusunan skripsi,

hasil penelitian. tesis dan disertasi

e. Menjadi penguji dalam sidang

3. Melaksanakan pengabdian

f. Membimbing dan membantu

kepada masyarakat, meliputi:

pelaksanaan praktikum

a. Menduduki jabatan pimpinan

g. Membuat laporan kegiatan

dalam

lembaga

h. Menyampaikan orasi ilmiah pemerintah/pejabat Negara

b. Sehingga harus dibebaskan

2. Penelitian dan penulisan karya

dari jabatan organiknya;

ilmiah

c. Melaksanakan pengembangan

a. Melakukan penelitian ilmiah

hasil

pendidikan dan

b. Menghasilkan penelitian dan penelitian yang dapat di karya ilmiah

Manfatkan oleh masyarakat;

c. Penulisan buku ajar

d. Memberi

latihan/penyuluhan/penataran persiapan penulisan skripsi,

d. Membimbing

penelitian

pada masyarakat tesis dan disertasi

e. Memberi pelayanan kepada

e. Memimpin/berpartisipasi aktif masyarakat atau kegiatan lain dalam seminar, pertemuan

yang menunjang pelaksanaan ilmiah

tugas umum pemerintahan

f. Membimbing penelitian untuk dan pembangunan menjurus ke arah spesialisasi

f. Membuat/menulis karya dan membimbing pembuatan

pengabdi-an pada masyarakat. laporan ilmiah.

g. Asisten penelitian dalam

Kemampuan yang perlu dimiliki

persiapan skripsi

dosen

h. Pembinaan institusional dan Secara paktual, kemampuan kader ilmiah

yang harus dimiliki dosen terdiri dari yang harus dimiliki dosen terdiri dari

tugas sebagai keahlian. Dengan kata lain seseorang

menjalankan

pengajar.

yang memiliki tingkat kecerdasan

3. Kemampuan personal meliputi yang baik dan terampil dalam

penampilan sikap positif atas mengerjakan

situasi kerja sebagai pengajar dan diberikan dipandang akan mampu

tugas-tugas

yang

situasi pendidikan, pemahaman menghasilkan

atas nilai-nilai yang seharusnya diharapkan. Faktor pengetahuan

kinerja

yang

dianut oleh seorang pengajar dan seseorang dapat diperoleh melalui

upaya untuk latar belakang yang dimiliki, diklat-

penampilan

dirinya sebagai diklat yang diikuti, bidang minat

menjadikan

panutan dan teladan anak yang dikaji serta pengalaman kerja.

didiknya.

Sementara factor keahlian seseorang Dewasa ini jabatan dosen telah dapat

diakui sebagai suatu suatu profesi, keterampilan – keterampilan kerja

diperoleh

melalui

hal ini sebagaimana ditetapkan yang dimiliki serta kepribadian atau

Dalam UU Guru dan Dosen. Sebagai sikap mental yang baik. Kemampuan

suatu profesi, tuntutan kompetensi yang perlu dimiliki seorang pegawai

yang harus dimiliki dosen, tidak jauh ditentukan oleh tugas dan tanggung

berbeda dengan kompetensi guru, jawab yang dihadapi oleh pegawai

seperti dijelaskan dalam pasal 10, tersebut. Demikian pula halnya

Kompetensi guru dengan kemampuan yang perlu

bahwa

sebagaimana dimaksud; meliputi dimiliki dosen ditentukan dengan

kompetensi pedagogik, kompetensi tugas yang diemban, yang meliputi

kepribadian, kompetensi sosial, dan tugas melaksanakan pendidikan dan

profesional yang pengajaran,

kompetensi

melalui pendidikan pengabdian

Berkenaan dengan kemampuan yang Profesi guru dan profesi dosen perlu dimiliki dosen Sanusi dan

merupakan bidang pekerjaan khusus Natawidjaja (1991:38) menyatakan

yang dilaksanakan berdasarkan secara konseptual kemampuan yang

prinsip sebagai berikut: perlu dimiliki dosen, antara lain:

1) memiliki bakat, minat, panggilan

jiwa, dan idealisme; meliputi penguasaan materi bahan

1. Kemampuan

professional

komitmen untuk ajar, konsep-konsep keilmuan

2) memiliki

meningkatkan mutu pendidikan, bahan ajar tersebut, landasan

keimanan, Ketakwaan dan ahlak kependidikan,

proses-proses

mulia;

3) memiliki kualifikasi akademik peserta didik.

pendidikan dan pembelajaran

dan latar belakang pendidikan

2. Kemampuan social meliputi sesuai dengan Bidang tugas; kemampuan untuk menyesuaikan

kompetensi yang diri kepada tujuan kerja dan

4) memiliki

diperlukan sesuai dengan bidang lingkungan

sekitar

sewaktu

tugas;

5) memiliki tanggung jawab atas mengadakan perbandingan antara pelaksanaan

apa yang telah dilakukan dengan keprofesionalan;

tugas

yang diharapkan, kaitannya dengan

6) memperoleh penghasilan yang pekerjaan atau jabatan yang telah ditentukan sesuai dengan prestasi

dipercayakan kepada seseorang. kerja;

Standar dapat pula dijadikan ukuran

7) memiliki kesempatan

dalam mengadakan pertanggung mengembangkan keprofesionalan

untuk

jawaban terhadap sesuatu yang telah secara berkelanjutan dengan

dilakukan. Sejalan dengan itu. belajar sepanjang masa;

Mitchell (1978:343) menyatakan

8) memiliki jaminan perlindungan bahwa kinerja meliputi beberapa hukum dalam melaksanakan tugas

aspek, yaitu: “Quality of work, Kepropesionalan; dan

promptness, initiative, capability,

communication ” (mutu mempunyai

9) memiliki organisasi profesi yang

and

ketepatan waktu, mengatur hal-hal yang berkaitan

kewenangan

pekerjaan,

kemampuan, dan dengan tugas keprofesionalan

prakarsa,

komunikasi). Kelima aspek tersebut dosen.

dapat dijadikan ukuran dalam mengkaji kinerja dosen. Di samping Penilaian Kinerja itu, untuk mengadakan pengukuran

kinerja diperlukan kegiatan penting dalam kehidupan

Penilaian kinerja merupakan

terhadap

khusus tentang organisasi.

pengkajian

kemampuan dan komunikasi. pimpinan

Dengan

penilaian

Dari pandangan ini jelas bahwa mengetahui kinerja pegawainya

organisasi

dapat

kinerja itu hanya dapat diketahui menurut Marwansyah dan Mukaram

dengan baik berdasarkan satu (2000:106) mengemukakan bahwa:

penilaian jika semua tugas yang akan Tujuan umum sistem penilaian

dilaksanakan oleh seseorang benar- unjuk kerja adalah:

benar dapat dijabarkan dengan baik,

1. untuk meningkatkan unjuk kerja dan dapat menggambarkan suatu karyawan dengan cara membantu

keseluruhan tugas organisasi yang mereka agar dapat menyadari dan

bersangkutan. Dengan kata lain, menggunakan seluruh potensi

kinerja bukan saja mereka dalam mewujudkan

bahwa

menggambarkan satu bagian saja tujuan-tujuan organisasi, dan

dari organisasi, tetapi secara

2. untuk memberikan informasi keseluruhan .Kedudukan seorang kepada karyawan dan manajer

sangat penting dalam sebagai dasar untuk mengambil

dosen

pelaksanaan keputusan yang berkaitan dengan

mempengaruhi

pembelajaran mahasiswanya, tidak pekerjaan.

mengherankan apabila semua pihak baik dari pemerintah, orang tua

Standar kinerja menunjukkan mahasiswa serta yang lainnya sangat sebagai

terhadap mutu terhadap mutu

seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang Pengertian Kompetensi disyaratkan oleh pekerjaan dalam

Pengertian kompetensi pada suatu organisasi sehingga organisasi awalnya hanya ada 2 jenis definisi

tersebut mampu mencapai hasil yang kompetensi yang berkembang, yaitu

diharapkan”. Sedangkan Woodruffe sebagai gambaran tentang apa yang

membedakan antara harus diketahui atau dilakukan

copetence dan seseorang agar dapat melaksanakan

pengertian

competency , yang mana competence pekerjaannya dengan baik (Miller,

diartikan sebagai konsep yang Rankin dalam Nuriana 2008:3)

berhubungan dengan pekerjaan, Pengertian kompetensi ini dikenal

yaitu menunjukan “ wilayah kerja dengan nama kompetensi teknis atau

dimana orang dapat menjadi fungsional

(Tecnical/functional kompeten atau unggul”. Sedangka competencie s) atau dapat juga

competency merupakan konsep dasar disebut dengan istilah hard skillsl

yang berhubungan dengan orang, hard copetency (kompetensi keras)

yaitu menunjukan” dimensi perilaku kompetensi ini pada awalnya yaitu

yang melandassi prestasi unggul untuk menggambarkan tanggung

(competent)

jawab, tantangan, dan sasaran kerja

umum, kompetensi yang harus dilakukan atau dicapai

Secara

perilaku lebih menekankan pada oleh si pemangku jabatan agar si

perilaku produktif yang harus pemangku jabatan dapat berprestasi

dimiliki serta diperagakan oleh dengan baik.

seseorang agar dapat berprestasi luar Kedua adalah kompetensi yang

biasa. Perilaku produktif ini dibuat menggambarkan

atas dasar hasi penilaian terhadap seseorang diharapkan berperilaku

bagaimana

karakter produktif para pemangku agar

jabatan yang memiliki kinerja. pekerjaannya

dapat

melaksanakan

Menurut hasil penelitian yang lebih kompetensi ini dikenal dengan nama

dengan

baik,

istimewa atau luar biasa. Menururut kompetensi perilaku (behavioural

hasil penelitian Mc.Clelland, apabila competencies)) atau dapat juga

pada saat melaksanakan pekerjaan disebut dengan istilah kompetensi

seseorang dapat memiliki dan lunak (sotf skills solf competency).

karakter kerja Perlu diketahui bahwa perilaku

memeragakan

produktif yang sama dengan karakter merupakan suatu tindakan (action)

kerja produktif pemangku jabatan sehingga kompetensi perilaku akan

sebelumnya yang memiliki prestasi teridentifikasi apabila seseorang

yang luar biasa, orang tersebut akan memeragakannya dalam melakukan

berprestasi lebih unggul dari pada pekerjaan. Sedangkan

orang lain yang tidak memiliki (Boyatzis dalam Nuriman 2008:4)

menurut

karakter kerja produktif tersebut. mengatakan bahwa kompetensi

Dari

waktu ke waktu, waktu ke waktu,

prestasi yang luar biasa. Ini berarti Yang semula menitik beratkan pada

SDM yang memiliki kompetensi peningkatan

adalah SDM yang memiliki prestasi keterampilan serta pengembangan

pengetahuan

dan

lebih baik dari pada rekan-rekan karakter untuk mencapai efektivitas

kerjanya, mampu berinteraksi dan kerja, penggunaannya berkembang

menyesuaikan dengan lingkungan untuk tujuan lain, seperti untuk

kerja atau lingkungan bisnisnya, pengembangan pendidikan sebagai

mampu menghadapi tantangan kerja mana halnya yang diterapkan

dan memiliki konsistensi dalam sekarang ini. Sehubungan dengan itu

berprestasi.

muncul satu jenis kompetensi lagi

hubungan antara dengan definisi yang lebih umum

Adanya

dan kemampuan yaitu: Kompetensi yang diartikan

kompetensi

seseorang dalam mengendalikan sebagai

intelegensi dan keterampilan individu”. Penekanan

emosional sangat bermanfaat untuk pengertian kompetensi jenis ini

mengembangkan kompetensi adalah kepemilikan pengetahuan dan

seseorang. Apabila seseorang ingin keterampil-an.

merubah kompetensinya, dia harus banyak dipergunakan baik oleh

Kompetensi

ini

mampu merubah cara berpikirnya individu maupun perusahaan dan

dalam menggunakan lembaga-lembaga pemerintah di

terutama

intelegensi serta indonesia. Bahkan istilah kompetensi

kemampuan

emosinya. sudah banyak digunakan dalam

mengendalikan

Pengembangan kompetensi teknis percakapan sehari-hari, dikalangan

biasanya lebih mudah dilakukan dari pejabat

pada pengembangan kompetensi perusahaan swasta, dan individu-

pemerintah

manajer

perilaku karena kompetensi teknis individu. Kompetensi ini banyak

lebih fokus kepada pengetahuan dan dipakai

keterampilan yang dapat diperoleh pengembangan

untuk

keperluan

dan dikembangkan dengan hanya manusia. Di instansi pemerintah,

sumber

daya

mendengar atau seperti di Departemen Pendidikan

membaca,

mengikuti pelatihan. Sedangkan Nasional,

perilaku lebih kurikulum yang berbais kompetensi

menekankan kepada pencapaian pada hampir semua mata pelajaran di

hasil yang menuntut keinginan yang semua jenjang pendidikan.

kuat untuk bekerja dengan baik atau Dari dua konsep diatas pada

berkompetisi untuk mencapai hasil dasrnya, baik kompetensi teknis

dengan standar terbaik, keinginan (technical competency ) maupun

harus tercermin dalam perilakunya kompetensi perilaku (behavioural

pada saat melaksanakan pekerjaan, competency ) memiliki tujuan yang

perilaku ini akan sering muncul dari sama, yaitu untuk membentuk

yang memiliki sumberdaya manusia yang mampu

orang-orang

kompetensi yang”berorientasi pada kompetensi yang”berorientasi pada

pendidikan dapat ditempuh dengan keinginan kuat mereka untuk

melalui berbagai cara, antara lain mencapai hasil yang terbaik pada

peningkatan bekal awal siswa baru, saat bekerja, tentunya mereka harus

peningkatan kompetensi guru dan sudah memiliki kompetensi dasar

dosen, peningkatan isi kurikulum, yang lain, yaitu pengetahuan dan

peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan untuk

dan penilaian hasil belajar siswa, pekerjaan teknisnya. Jika tidak

melakukan

penyedia bahan ajar yang memadai, bagaimana mereka bisa menunjukan

dan penyedia sarana belajar. Dari sikap, apabila mereka belum mampu

semua cara tersebut peningkatan mengerjakan pekerjaan mereka

pembelajaran melalui secara teknis. Jadi kompetensi

kualitas

peningkatan kualitas pendidikan pengetahuan dan keterampilan yang

menduduki posisi yang sangat dimiliki seseorang akan lebih

strategis dan akan berdampak positif. sempurna jika didukung oleh

Dampak positif tersebut berupa: (1) kompetensi

peningkatan kemampuan dalam sipatnya umum namun memiliki

kepribadian,

yang

menyelesaikan masalah pendidikan nilai kejujuran, dan kesetiaan.

dan masalah pembelajaran yang Karena perilaku jujur dan setia tidak

secara nyata, (2) selalu dimiliki oleh orang yang

dihadapi

kualitas manusia, produktif dan tidak ada kaitannya

peningkatan

proses, dan hasil belajar. (3) dengan

kepropesionalan adakalanya orang yang berprestasi

pendidik, dan (4) penerapan prisip dalam bekerja tetapi tidak bersipat

pembelajaran berbasis penelitian. jujur dan setia, demikian sebaliknya

Dalam peningkatan sumberdaya orang yang memiliki perilaku yang

manusia ini tentunya lembaga jujur dan setia namun orang tersebut

pormal merupakan terkadang kurang berprestasi.

pendidikan

tempat yang memiliki peran yang Berangkat dari akar dasar

sangat tepat untuk dijadikan wahana permasalahan yang mengangkut

belajar dari mulai jenjang pendidikan kompetensi ini, selanjutnya banyak

dasar, menengah sampai jenjang pihak yang memaanfaatkan baik

pendidikan tinggi. Peran serta organisasi, perusahaan maupun

pendidik dalam hal ini guru dan pemerintah yang akhir-akhir ini

dosen sangat dominan, ketika sedang

tuntuan tentang prestasi banyak pentingnya peningkatan kualitas

mengalakan

tentang

dilotarkan oleh berbagai pihak, sumberdaya manusia yang berbasis

biasanya yang jadi sasaran adalah kompetensi, dan tentunya sudah

tenaga pendidik. Menyadari hal menjadi

tersebut kiranya sudah menjadi Menurut Direktorat Pendidikan

kebutuhan

bersama.

bersama khususnya Tenaga

kewajiban

dalam hal ini Ketenagaan

Kementerian pendidikan untuk terus Kementerian pendidikan untuk terus

terhadap tugas, dosen yang berkompeten.

penguasaan

keterampilan, sikap, dan apresiasi Kompetensi merupakan istilah

yang diperlukan untuk menunjang yang akhir-akhir ini sangat populer

keberhasilan(Finch dan Crunkilton dikalangan dunia pendidikan, banyak

dalam Mulyasa, 2003) para ahli yang mendefinisikan arti

Seseorang dianggap kompeten dari

kata kompetensi.Menurut apabila telah memenuhi persyaratan: keputusa

kemampuan Nasional Nomor 045/U/2002.”

pengembangan kepribadian; (2) kompetensi

kemampuan penguasaan ilmu; (3) perangkat tindakan cerdas dan penuh

diartikan

sebagai

berkarya;(4) tanggung jawab yang dinmiliki

kemampuan

menyikapi dan seseorang sebagai syarat untuk

kemampuan

berperilaku dalam berkarya sehingga dianggap mampu oleh masyarakat

mandiri, menilai dan dalam melaksanakan tugas-tugas

dapat

keputusan secara sesuai dengan pekerjaan tertentu”.

mengambil

tanggung jawab; (5) dapat hidup Kompetensi menurut Usman

bermasyarakat dengan bekerjasama, (2002:145) adalah suatu hal yang

saling menghormati dan menghargai menggambarkan kualifikasi atau

pluralisme serta kemampuan

nilai-nilai

kedamaian (Pusposutarjo, 2002:12) kualitatif

seseorang,

baik

Undang-Undang Pengertian ini mengandung makna

Republik Indonesia Nomor14 tahun bahwa kompetensi

2005 tentang Guru dan Dosen, digunakan dalam dua konteks, yaitu

itu dapat

bahwa “kompetensi pertama,

dijelaskan

adalah seperangkat pengetahuan, kemampuan

sebagai

indikator

keterampilan, dan perilaku yang kepada perbuatan yang diamati ;

yang

menunjukan

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai kedua, sebagai konsep yang

oleh guru dan dosen dalam mencakup aspek-aspek kognitif,

tugas afektif, dan psikomotor serta tahap-

melaksanakan

keprofesionalan”. tahap pelaksanaannya secara utuh.

Menurut Muhaemin dalam Kompetensi diaqrtrikan Houston

(2006:5) beliau sebagai suatu tugas memadai atau

Majid

pengertian pemilikan

mengemukakan

kompetensi sebagai berikut: keterampilan, dan kemampuan yang

pengetahuan,

adalah seperangkat dituntut oleh jabatan tertentu

Kompetensi

intelegen penuh (Rustiah, 1989). Sementara itu Piet

tindakan

tanggungjawab yang harus dimiliki dan Suhertian mengatakan bahwa

seseorang sebagai syarat untuk kompetensi

adalah”Kemampuan dianggap mampu melaksanakan melaksanakan suat yang diperoleh

tugas-tugas dalam bidang pekerjaan melalui pendidikan dan pelatihan

tertentu, Sifat intelegen harus yang bersifat kognitif, afektif dan

ditujukan

sebagai sebagai

fungsi personil dan pengembangan keberhasilan

dan

sumberdaya manusia adalah untuk tanggungjawab harus ditunjukan

bertindak.

Sipat

menarik dan mengembangkan serta sebagai kebenaran bertindak, baik

memotivasi dalam rangka mencapai dipandang

lembaga pendidikan, pengetahuan, teknologi maupun etika.

membantu anggota untuk mencapai Dalam arti tindakan itu benar ditinjau

posisi dan standar penampilan, dari sudut ilmu pengetahuan,

pengembangan efisiensi, efektif dan memiliki daya

memaksimalkan

karier dan menyatukan tujuan tarik dilihat dari sudut teknologi, dan

individu dan institusi. Berbagai baik ditinjau dari sudut etika.

upaya yang bisa dilakukan dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 14

rangka meningkatkan kemampuan Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

profesional dosen antara lain : menyatakan bahwa “guru wajib

pengelolaan kinerja, memiliki kualifikasi akademik,

pelatihan,

karier dan kompetensi, sertifikasi pendidikan,

pengembangan

peningkatan kesejahteraan seperti sehat jasmani dan rohani, serta

kenaikan gaji dan kenaikan pangkat. memiliki

mewujudkan tujuan pendidikan Harus disadari juga, pelatihan nasional.

sebagian saja dari Yang dimaksud kompetensi

barulah

pengembangan, atau dapat dikatakan dalam pasal 8 Undang-Undang No.

bahwa maksud pelatihan adalah

14 Tahun 2005 tersebut dijalaskan berbeda dengan pengembangan. dalam pasal 10 sebagai berikut,

Karena pelatihan adalah suatu proses “kompetensi guru/dosen sebagai

rangka mempersiapkan mana dimaksud dalam pasal 8

dalam

seseorang untuk melakukan suatu meliputi kompetensi pedagogik,

pekerjaan, jadi sifatnya adalah dalam kompetensi kepribadian, kompetensi

pendek, sedangkan sosial, dan kompetensi profesional

jangka

adalah proses yang diperoleh melalui pendidikan

pengembangan

mempersiapkan seseorang untuk fropesi.

menjadi kompeten. Sebagai contoh,

1. Kompetensi Profesional apabila seorang dosen belum

2. Kompetensi Pedagogik menguasai suatu materi yang

3. Kompetensi Kepribadian terdapat dalam program yang baru,

4. Kompetensi Sosial maka dapat dicari solusinya dengan cara pelatihan yang sipatnya hanya

Peningkatan

Kemampuan

upaya untuk dapat menguasai materi

Profesional Dosen

tersebut, sedangkan dalam rangka Pengembangan

pengembangan diupayakan agar manusia sangatlah penting artinya

sumberdaya

menjadi tenaga yang berkompeten. bagi sebuah organisasi, demikian

Pelatihan dapat dilaksanakan juga pada sebuah organisasi

sesuai dengan kebutuhan dalam arti pendidikan seperti sekolah. Tujuan

pelatihan yang dilaksanakan harus pelatihan yang dilaksanakan harus

dalam pekerjaan (on the job training) pelatihan, maka dapat dikelompokan

pelatihan diluar sebagai berikut :

maupun

pekerjaan.(off the job training)

a. Pelatihan dikakukan karena Pelatihan dan peningkatan adanya personil baru lulus dari

dimaksud kan upaya seorang jenjang pendidikan tetentu atau

pendidik selalu dapat mengikuti beluim mempunyai pengalaman.

perkembangan ilmu penetahuan Untuk alasan seperti ini, maqka

maupun teknologi yang baru perlu

sehingga seorang dosen selalu up to pengenalan/orientasi lingkungan

dilakukan

pengetahuannya atau kerja dan pelatihan untuk

date

keterampilannya. Pelatihan di luar melakukan tugas-tugas spesifik

pekerjaan (off the job training) pada bidang kerja yang akan

adalah pelatihan yang lebih banyak segera dilakukan.

menekankan dalam mengerjakan

b. dipromosikan

teknik-teknik yang paling baik, perubahan pekerjaan-pekerjaan

juga

adanya

sehingga menjadi terbiasa dalam Pelatihan

pekerjaan yang rutin. Sedangkan seorang personil dimutasikan

dilakukan

karena

pelatihan dalam pekerjaan (in the job atau

training) adalah pelatihan yang keterampilan dan pengetahuan

sehingga

diperlukan

ditunjukan dalam mhal penguasaan baru.

suatu pekerjaan yang spesifik dalam Jadi pelatihan merupakan usaha

kerjanya. Dalam yang sistematis supaya seseorang

mlingkup

melakukan pelatihan ia dibimbing menjadi tahu atau menguasai

seorang tenaga yang pekerjaannya, seperti dikemukakan

oleh

berpengalaman, seorang instruktur David Maggison (1995:3) bahwa

ahli atau supervisornya. pelatihan adalah “usaha sistematis

2. Pengelolaan Kinerja

untuk mengalihkan pengetahuan atau

lain dalam keahliuan dari seseorang yang tahu

Metode

pengembangan sumberdaya manusia atau dapat melakukan sesuatu,

adalah melalui pengolahan kinerja kepada orang yang tidak tahu atau

seperti rorasi jabatan dan sistem tidak bisa melakukannya”.

penilaian atau evaluasi. Rotasi Jenis-jenis pelatihan yang dapat

jabatan sebenarnya adalah suatu diberikan kepada seorang dosen

bentuk mutasi pengeseran suatu tergantung kepada keterampilan-

jabatan ke jabatan lain yang keterampilan yang dibutuhan dalam

setingkat, sedangkan evaluasi bagi pekerjaan, kualifikasi dari para dosen

seorang pendidik atau dosen bisa dan permasalahan nyata yang sedang

bersipat ekternal yang penilaianya dan akan dihadapi oleh institusi

diambil dari pihak luar seperti; tersebut.

teman sejawat, atasan/kaprodi, atau diselenggarakan pelatihan-pelatihan

bisa juga mahasiswa, Sedangkan berupa

pelatihan

peningkatan,

yang besipat internal atau sering juga yang besipat internal atau sering juga

kemampuan evaluation).

pengembangan

yaitu dengan kejujuran dari orang yang dievaluasi

memberikan kesejahteraan yang tersebut. Dengan cara ini seseorang

karena dengan diminta mengukur kemampuannya

lebih

baik,

memberikan kesejahteraan berupa dalam hal tertentu dan kemudian

kompensasi sebagai balas jasa atas menuliskannya

kinerjanya, maka prestasi dan evaluasiyang

dalam

pormat

kerjanya juga akan berupa jawaban tentang kemampuan

tersedia,biasanya

motivasi

meningkat. Hal ini sejalan dengan yang dimilikinya. Namun untuk

pendapat Handoko (1996:155), lebih dipercaya hasilnya, maka hasil

cara departemen evaluasi diri ini kemudian perlu

bahwa:”suatu

personalia meningkatkan prestasi dikompermasikan kepada atasannya

kerja, motivasi dan kepuasan atau kepada orng-orang yang

adalah melalui mengetahui kegiatan sehari-harinya.

karyawan

kompensasi”. Fungsi lain dari

3. Pengembangan Karier

kompensasi adalah Pengembangan karier seorang

pemberian

memelihara atau mempertahankan dosen dapat menjadi salah satu

pegawai yang ada sekarang supaya upaya

dalam mengembangkan tidak pindah kelembaga lain serta kemampuannya

masih banyak lagi fungsi lainnya Pengembangan karier diperoleh

tersebut.

tetapi disini akan difokuskan pada melalui suatu perpindahan ke jabatan

fungsi meningkatkan kompetensi. yang lebih tinggi, yang lebih banyak

Sesuai dengan maksud istilah menuntut tanggung jawab dan

kompetensi yang telah dikemukakan kemampuan.

sebelumnya, maka pemberian gaji,

a. Tanggung jawab-tanggung jawab upah, uang insentif , honor yang lebih besar.

lembur,penyertaan asuransi

b. Status atau prestise yang lebih kesehatan, pemberian cuti serta tinggi.

fasilitas lainnya, merupakan bentuk-

c. Keterampilan yang lebih besar. bentuk kompensasi yang dapat

d. Gaji atau penghasilan yang lebih diberikan lembaga dalam rangka besar.

memotivasi serta meningkatkan Hal ini memang menimbulkan

prestasi kerjanya. Sistem kompensasi pertanyaan, apakah seorang pendidik

biasanya juga atau dosen telah mengabdikan itu

yang

adil,

hasil evaluasi lebih

memperhatikan

pekerjaan dari pegawai yang “qualified” dalam pekerjaannya,

bersangkutan. Jadi hal ini sesuai maka apakah yang lainnya didorong

dengan yang telah diuraikan untuk memperbaiki kinerjanya.

sebelumnya bahwa evaluasi pegawai mempunyai dua sisi manfaat,yaitu

4. Peningkatan Kesejahteraan

dalam rangka mengetahui kebutuhan Yang tidak kalah pentingnya

pengembangan kemampuan serta dalam

upaya

peningkatan

untuk menentukan berapa upah, untuk menentukan berapa upah,

yang mempunyai tujuan, sudah dalam hal ini dosen.

sewajarnya, apabila secara implisit telah mengandung masalah penilaian Prestasi Akademik prestasi

dari usaha tersebut. Prestasi akademik menurut arti

Penilaian untuk prestasi akademik katanya dalam kamus umum bahasa

dapat berwujud indeks prestasi Indonesia prestasi dapat diartikan

yang merupakan sebagai hasil yang telah dicapai.

kumulatif

akumulasi dari serangkaian hasil tes. Prestasi akademik adalah hasil yang

Penilaian tersebut dapat diketahui diperoleh dari suatu proses psikis

dengan melihat hasil tes atas yang berlangsung dalam interaktif

penguasaan anak didik terhadap (Subyek) siswa dengan lingkungan

materi pelajaran yang telah diajarkan dan menghasilkan perubahan dalam

kepadanya dalam kurun waktu pengetahuan,

tertentu dan dalam suatu program ketrampilan dan nilai sikap yang

pemahaman,

pelajaran.

bersifat konstan/menetap. Salah satu konsep yang pernah (Winkel.W.S.2004: 187). Proses

oleh para ahli belajar mengajar pada dasarnya

dirumuskan

mengatakan bahwa hasil belajar terdiri dari tiga tahap yaitu (1)

dapat meningkat atau menurun perencanaan, (2) pelaksaan, dan (3)

dipengaruhi oleh banyak faktor yang Evaluasi.

bersumber dari dalam (internal) merupakan tahap dimana hasil

Evaluasi

belajar

maupun dari luar (eksternal) diri belajar dapat ditentukan secara logis.

individu. (Azwar, S. 2002 : 82). Menurut Ziauddin sardar belajar

Faktor internal meliputi kondisi fisik merupakan usaha individu dalam

berupa panca indera dan kondisi fisik memperoleh pengetahuan, dengan

umum serta kondisi psikologis kata lain individu bersungguh-

berupa kemampuan non kognitif dan sungguh dalam proses pencariannya,

kognitif. Faktor artinya individu belajar dengan

kemampuan

eksternal meliputi kondisi fisik tujuan yang telah ditetapkan sebelum

berupa kondisi tempat, sarana, dia melangkah karena belajar

materi pelajaran, kondisi sosial dan menjadi kebutuhan yang amat

emosi, serta pengaruh budaya. mendesak dan untuk memulai upaya

Interaksi antar berbagai faktor ini

menentukan hasil belajar yang mengkonsentrasikan

individu

harus

dialami individu. Peranan masing- problem yang akan dihadapinya

diri

pada

masing faktor tidak selalu sama dan sehingga ia akan mampu mencapai

tetap. Besarnya kontribusi suatu pengetahuan dalam lingkup yang

ditentukan oleh luas. (Sardar,Z. 2008: 22).

faktor

akan

kehadiran faktor lain dan bersifat Pendidikan sebagai suatu usaha

sangat situasional. dari manusia untuk mendidik anak

Prestasi akademik merupakan didik menjadi manusia yang

pencapaian hasil yang ditunjukan pencapaian hasil yang ditunjukan

dihasilkan.

melalui proses kerja keras untuk

c. Mutu outcome/dampak yakni: meraih target tersebut. Pencapaian

Adapun hasil akhir dari kegiatan prestasi akademik sangat erat

penyelenggaraan pendidikan kaitanya dengan tujuan peningkatan

yang berupa perubahan derajat mutu. Donabedian (Siagian :

kemempuan atau kepuasannya 1992:75) mengemukakan, bahwa

baik positif maupun sebalikya. :”Mutu adalah produk akhir dari

Mutu outcome yang baik ketergantungan yang rumit antara

tergantung dari mutu struktur dan komponen (mutu input- mutu proses-

mutu proses yang baik pula. mutu outcome) dan asfek lembaga

Dalam konsep yang lebih luas, pendidikan sebagai suatu sistem,

mutu pendidikan mempunyai dimana:

makna sebagai suatu kadar

a. Mutu input/struktur ditentukan proses dan hasil pendidikan oleh:

keseluruhan. Mutu Terpenuhinya semua hal yang

secara

pendidikan yang menyangkut diperlukan

proses atau hasil ditetapkan terselenggaranya

untuk

sesuai dengan pendekatan dan pelayanan, unsur ini antara lain

suatu

kriteria tertentu. yang terpenting adalah tenaga, sarana

Menurut Davis dan Newstrom peralatan,

fisik,

perlengkapan,

(1995): ”Kualitas atau mutu manajemen, keuangan, sumber

organisasi

dan

merupakan suatu kondisi dinamis daya lainnya yang berkaitan

yang berhubungan dengan produk, dengan

jasa, manusia, proses dan lingkungan pendidikan.

penyelenggaraan

yang memenuhi atau melebihi

b. Mutu proses, yakni: harapan”. Sementara itu dalam buku Semua tindakan yang dilakukan

yang sama disebutkan : ”Kualitas pada proses penyelengaraan

atau mutu adalah sebagai tingkat pendidikan yang telah ditentukan

keunggulan yang diharapkan dan oleh seberapa besar dipenuhinya

atas tingkat S,O,P dapat dikatakan bila tidak

pengendalian

keunggulan tersebut memenuhi sesuai dengan standar yang

pelanggan”.

ditentukan maka mutu yang Proses pendidikan merupakan dihasilkan

keseluruhan aktivitas sebaliknya bila bila sudah

pendidikan dalam memenuhi

pelaksanaan

berbagai dimensi baik internal ditentukan maka mutu yang

standar

yang

maupun eksternal, baik pada tingkat dihasilkan dapat dikatakan baik.

(nasional), regional, Asumsi di sini adalah semakin

makro

institusional, maupun instrusional penuh tenaga profesi pada

dan individu, baik pendidikan dalam standar yang telah ditentukan

jalur sekolah. Maupun luar sekolah, jalur sekolah. Maupun luar sekolah,

hasil pendidikan mencakup tiga proses pendidikan dalam jalur

jenjang yaitu produk, efek, dan persekolahan. Proses pendidikan

dampak. Hasil pendidikan yang yang bermutu ditentukan oleh

berupa produk adalah wujud hasil berbagai unsur dinamis yang ada

yang dicapai pada akhir suatu proses didalam

pendidikan, misalnya akhir suatu lingkungannya

proses instrksional, akhir semester, kesatuan sistem. Menurut Towsend

sebagai

suatu

akhir tahun ajaran aakhir jenjang dan Butterworth dalam (Surya, 2002)

penidikan. Wujudnya dinyatakan ada sepuluh faktor penentu bagi

dalam satu satuan ukuran tertentu terwujudnya mutu proses pendidikan

sepeti angka, grade, peringkat, efektif dan bermutu, yaitu : (1)

indeks prestasi, yudicium, sebagai Keefektifan kepemimpinan, (2)

gambaran mutu hasil pendidikan Partisipasi dan rasa tanggung jawab

dalam periode tertentu. Hasil dosen dan staf, (3) Proses belajar

pendidikan berupa efek adalah mengajar

perubahan lebih lanjut terhadap Pengembangan staf yang terprogram,

keseluruhan kepribadian mahasiswa (5) kurikulum yang relevan, (6)

sebagai akibat perolehan produk dari Memiliki visi dan misi yang jelas,

proses pendidikan dari satu periode (7) Iklim yang kondusif, (8)

Perolehan produk Penilaian diri terhadap kekuatan dan

tertentu.

pendidikan yang dinyatakan dalam kelemahan (9) Komunikasi efektif

bentuk hasil belajar seperti angka, baik internal maupun eksternal, dan

Indeks Prestasi (IP), seyogianya (10) Keterlibatan orangtua dan

pengaruh (efek) masyarakat secara instrinsik.

memberikan

terhadap perubahan keseluruhan Di atas telah dikemukakan

perilaku/kepribadian mahasiswa bahwa disamping berkaitan dengan

seperti dalam pemahaman diri, cara aspek proses, mutu pendidikan

berfikir, sikap, nilai dan kualitas berkaitan pula dengan aspek hasil

kepribadian lainnya. Selanjunya pendidikan. Dari aspek hasil, mutu

hasil pendidikan yang berupa pendidikan dilihat dari kualitas atau

dampak, adalah berupa pengaruh kadar perubahan yang terjadi dalam

lebih lanjut hasil pendidikan diri keseluruhan mahasiswa. Saat ini

terhadap kondisi dan lingkungannya pendidikan lebih dipersempit dengan

baik dalam keluarga, ataupun dengan keseimbangan kampus, dan

masyarakat secara keseluruhan. kelembagaan kampus dipersempit

Pada umumnya hasil yang dengan proses belajar mengajar yang

berupa produk inilah yang sering lebih dipersempit lagi dengan proses

digunakan sebagai indikator mutu belajar mengajar lebih dipersempit

pendidikan yang sudah tentu dengan lagi dengan proses pencapaian

asumsi dapat memberikan gambaran pengetahuan yang lebih berat secara

hasil pendidikan. Hasil pendidikan kognitif.

yang berupa efek dan dampak masih yang berupa efek dan dampak masih

sehubungan dengan

Mahasiswa secara status bila membuat indikator secara objektif.

sulitnya

dilihat dari segi usia, umumnya Namun demikian hendaknya menjadi

dimulai pada umur 18 tahun. Awal perhatian berbagai pihak bahwa

demikian disebut awal melihat mutu pendidikan hanya dari

usia

kedewasaan yang segi

tumbuhnya

telah menyelesaikan memberikan

produk belum

dapat

dianggap

pertumbuhannya pada masa remaja menyeluruh

gambaran

secara

dan siap menerima kedudukan dalam pendidikan. Dalam konteks pandang

mengenai

mutu

masyarakat bersama dengan orang filosofis kita harus memandang

dewasa lainnya.Mahasiswa sebagai bahwa semua mahasiswa berhak

kelompok masyarakat yang memiliki dinilai mutu pendidikannya dari

kepribadian yang sehat dengan ciri- sudut pandang holistik, yaitu kualitas

ciri positif antara lain: akan mampu kepribadian

diri dengan kepada lingkungan.

lingkungan, mempunyai inisiatif, spontan

dan kreatif. Mereka

Prestasi Akademik

Pada

diharapkan pula dapat bertindak

Mahasiswa

secara efektif dengan belajar untuk Penilaian terhadap prestasi

mengenali, menginterpretasi dan akademik mahasiswa dalam proses

permasalahan di belajar mengajar dapat diketahui

merespon

sekelilingnya.

dengan melihat hasil tes atas Prestasi akademik mahasiswa penguasaan mahasiswa terhadap

dapat dilihat pada hasil akhir belajar materi pelajaran yang telah diajarkan

mahasiswa dalam tiap semester yang kepadanya dalam kurun waktu

dinyatakan dengan bentuk nilai. tertentu dan dalam suatu program

Nilai akhir tiap mahasiswa terbagai pelajaran. Penilaian atas prestasi

dalam 5 katagori dan untuk memegang peran penting bagi proses

memudahkan perhitungan maka, belajar-mengajar, tidak terkecuali

peneliti membagi menjadi dalam 3 pada mahasiswa.

katagori sebagaiberikut: Masa ini oleh Hurlock sebagai

1. Nilai 78 keatas (IP 3,50-4,00 masa dewasa awal yang diharapkan

termasuk katagori tinggi) mereka dapat memainkan peran baru

2. Nilai 64-77 (IP 2,75-3,49 dengan mengadakan pilihan-pilihan

termasuk katagori sedang) hidup secara bertanggung jawab di

3. Nilai 63 kebawah (IP 0,00-2,74 tengah-tengah orang lain dan sebagai

termasuk katagori rendah) babak baru dalam penemuan identitas diri. Mereka secara lambat-

Nilai akhir tersebut adalah hasil laun

nilai ujian UTS dan UAS. menempatkan dirinya di tengah-

mulai realistik

dalam

Disamping kedua ujian tersebut ada tengah

ketentuan lain yanag menjadi ketentuan lain yanag menjadi

mata kuliah yang

1. Faktor internal (factor dari dalam mempengaruhi

mampu

mahasiswa), yakni keadaan/ mahasiswa. (Pedoman akademik

nilai

akhir

kondisi jasmani dan rohani Politeknik Triguna Tasikmalaya.

faktor jasmani 2007)

mahasiswa.

mahasiswa secara umum yang Muhibin menyatakan, yang

menandai tingkat kebugaran dan terpenting dalam pendidikan orang

tubuh dapat dewasa adalah apa yang dipelajari

kesehatan

mempengaruhi semangat dan pelajar, bukan apa yang dilakukan

mahasiswa dalam pengajar

intensitas

proses belajar, faktor rohani penceramah dalam pertemuan itu.

yang dapat Sejalan dengan itu, diasumsikan

mahasiswa

mempengaruhi kuantitas dan bahwa setiap individu menjadi

kualitas mahasiswa dalam proses matang, maka penilaian atas

diantaranya tingkat kesiapan belajar bukan hanya

belajar

/ intelegensi ditentukan oleh jalur akademik dan

kecerdasan

mahasiswa, sikap mahasiswa, perkembangan biologisnya tetapi

bakat dan kinat mahasiswa, dan lebih ditentukan oleh tuntutan-

motivasi mahasiswa. tuntutan tugas perkembangan untuk

2. Faktor eksternal (factor dari luar melakukan

yakni kondisi dengan lingkungannya

lingkungan diluar mahasiswa. sistem hidupnya. (Syah, muhibin

sebagai

sepertihalnya pengajar, teman 2002: 129). Dengan kata lain, orang

mahasiswa dapat mempengaruhi dewasa belajar sesuatu karena

semangat belajar dari mahasiswa. membutuhkan

kondisi non social lainnya seperti perkembangan mereka yang harus

tingkatan

sarana dan prasarana bisa menghadapi peranannya apakah

memepengaruhi proseses belajar. sebagai pekerja, orang tua, pimpinan

pendekatan belajar suatu organisasi dan lain-lain. Oleh

3. Faktor

(approach to learnning), yakni karena itu penilaian atas prestasi

jenis upaya belajar mahasiswa belajar mahasiswa bukan semata-

yang meliputu strategi dan mata karena jalur akademik tetapi

yang digunakan karena kebutuhan hidup untuk

metode

mahasiswa untuk melakukan melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Segala hidupnya.

peran

sistem

cara atau strategi yang digunakan mahasiswa dalam menunjang

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

efektivitas dan efisiensi proses

Prestasi Akademik

materi yang Faktor-faktor yang mempengaruhi

pembelajaran

diajarkan. Strategi dalam hal ini prestasi akademik pada mahasiswa

perangkat langkah dapat dibedakan menjadi tiga

seperti

operasional yang direkayasa macam, yaitu: (Syah muhibbin.2002

sedemikian

rupa untuk rupa untuk

bahwa variabel ini dapat diukur mencapai tujuan belajar tertentu.

masalah

atau

dengan menggunakan dimensi yaitu Menurut pendapat Muhibin

standar input, diatas

pemenuhan

standar proses mempengaruhi prestasi akademik

pemenuhan standar outcome, yang pada mahasiswa terdiri dari tiga

dapat tercermin dari perolehan hasil factor yaitu: faktor internal, factor

(Indek Prestasi eksternal, dan factor pendekatan

Sudianto (2007). muhibbin.2002 : 132), artinya

belajar (approach to learnning). (Syah

Asep

Hubungan Antara Kompotensi Sosial kompetensi berpengaruh terhadap

dengan Prestasi Akademik pada prestasi akademik sepertihalnya

Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN dalam factor internal yaitu factor

Malang. Dari hasil penelitian kondisi dan jasmani mahasiswa yang

ditemukan bahwa tingkat kompetensi menyangkut sikap mahasiswa dan

sosial yang dimiliki oleh mahasiswa motivasi mahasiswa itu sendiri untuk

psikologi UIN Malang berada pada bisa menyesuaikan diri dengan

tingkat sedang dengan porsentase keadaan yang ada disekitarnya seperti

65%, demikian pula dengan tingkat pengetahuan tentang dirinya sendiri.

prestasi akademiknya yaitu dengan Dan

dari pendekatan belajar porsentase 61,5% (sedang). Dengan mengungkapkan bahwa strategi dan

rumus korelasi metode yang digunakan dalam

menggunakan

Product Moment dari Pearson, kegiatan

didapatkan hasil xy r = 0,721 dengan menunjang efektivitas dan efesiensi

pembelajaran

dalam

taraf signifikansi 0,00 < 0,05 yang dalam pembelajaran seperti halnya

berarti bahwa hipotesis dalam bagaimana seorang anak didik

penelitan ini terbukti bahwa terdapat (mahasiswa) mampu menempatkan

hubungan yang positif antara diri dalam berbagai situasi baik dalam

kompetensi sosial dengan prestasi proses akademik dan sosialnya

akademik pada Mahasiswa UIN termasuk membina hubungan dengan

Malang. Yang artinya bahwa teman dan pendidik sehingga dapat

semakin tinggi tingkat kompetensi menghasilkan prestasi akademik yang

sosial maka semakin tinggi pula baik.dari pendapat di atas sangat jelas

tingkat prestasi akademiknya. bahwa

Selanjutnya penelitian Endang mempengaruhi prestasi akademik

kompetensi

sosial

Silihin (2008) “Pengaruh Kehadiran pada anak didik.

Dosen dan Proses Pembelajaran Dari uraian tersebut di atas dapat

Prestasi Akademik disimpulkan

terhadap

Mahasiswa (studi pada Mahasiswa akademik mahasiswa merupakan

bahwa

prestasi

STMIK Kediri). Hasil penelitian mutu pendidikan yang dicapai oleh

bahwa kehadiran mahasiswa pada suatu perguruan

menunjukkan

dosen tidak mempunyai pengaruh tinggi, pada suatu periode tertentu.

yang signifikan terhadap prestasi Penulis menyimpulkan kembali

akademik mahasiswa, sedangkan akademik mahasiswa, sedangkan

gejala yang diamati mempunyai pengaruh signifikan

yang

karena

melibatkan hubungan satu atau lebih terhadap

variabel. Menurut Purwanto (2008 : mahasiswa adalah kesesuaian materi

prestasi

akademik

177) studi korelasional pada yang disampaikan dosen dalam

dasarnya merupakan hubungan antar perkuliahan dengan materi ujian ,

variabel dalam satu kelompok yang suasana

berbentuk bivariat, perkuliahan dan referensi yang

multivariat, dan kanonik. Hanya diberikan dosen kepada mahasiswa

saja dalam kajian ini, hubungan berupa buku, diktat dan hand out.

yang terjadi berbentuk bivariat dan Fitri

multivariat, yaitu hubungan antara “Hubungan Motivasi Dan Kinerja

Yuniarti.

dua variabel bebas (kinerja dosen Dosen Dengan Prestasi Belajar

adalah X1, dan kompetensi dosen Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan

adalah X2) baik secara sendiri- STIKES Bhakti Mulia Pare Kediri.

maupun bersama-sama Hasil penelitian menunjukkan ada

sendiri

terhadap variabel terikat (indeks pengaruh motivasi kerja dosen

prestasi kumulatif adalah Y). dengan prestasi belajar mahasiswa (p

Populasi dalam penelitian ini < 0,000), ada pengaruh kinerja dosen

berjumlah 156 orang mahasiswa. dengan prestasi belajar mahasiswa (p

Untuk itu dalam pengambilan = 0,017) dan tidak ada pengaruh

sampelnya menggunakan teknik motivasi dan kinerja dosen dengan

proporsional random sampling, prestasi belajar mahasiswa Prodi D-

dengan alasan : (1) populasi setiap

III Kebidanan STIKES Bhakti Mulia kelas tidak sama, (2) agar Pare Kediri Tahun 2011 (p > 0,539).

populasi terwakili Hasil analisis menunjukkan ada

karakteristik

secara seimbang, dan (3) kecil hubungan secara bivariate artinya

kemungkinan kekeliruan dalam satu penyebab akan signifikan

menggeneralisasi simpulan dengan satu akibat atau masing-

penelitian. Dalam penentuan jumlah masing faktor akan berpengaruh

sampel menggunakan tabel Isaac dan secara dominat terhadap pretasi

Michael dalam Sugiyono ( 2011 : belajar mahasiswa. Faktor penyebab

131), sehingga diperoleh sampel tidak adanya pengaruh yang

sebesar 61 orang mahasiswa. siginifikan antara motivasi dan

Untuk memperoleh data variabel kinerja dosen dengan prestasi belajar

yang diteliti digunakan kuesioner mahasiswa

dokumentasi. Kuesioner resoponden yang kurang homogen.

digunakan untuk memperoleh data tentang

kinerja dosen dan

Metode Penelitian

kompetensi dosen yang diukur Penelitian ini termasuk dalam

kecenderungan kategori

berdasarkan

mahasiswa dengan menggunakan kuantitatif dengan menggunakan

metode

penelitian

model tipe skala Likert yang jenis pendekatan studi korelasional,

berbentuk

politomi dengan politomi dengan

hubungan dengan prestasi akademik berjenjang dengan skor 1 sampai

yang

mahasiswa artinya bahwa semakin dengan lima, baik positif maupun

baik kinerja dan kompetensi dosen negatif. Sedangkan dokumentasi

maka prestasi akademik mahasiswa digunakan untuk memperoleh data

akan meningkat. Hal ini dibuktikan tentang indeks prestasi kumulatif

dengan kinerja dan kompetensi yang diperoleh mahasiswa tingkat 1

dosen dengan prestasi akademik sampai dengan 3 yang terdaftar tahun

dosen (r) sebesar 0.882 dengan akademik 2012/2013.

demikian ada hubungan positif relatif kuat antar variabel artinya bila

Hasil Dan Pembahasan

variabel kinerja dan kompetensi Berdasarkan hasil penelitian

dosen naik maka prestasi akademik tentang hubungan kinerja dan

mahasiswa akan meningkat atau kompetensi dosen dengan prestasi

sebaliknya.

akademik Mahasiswa dapat penulis Untuk itu para dosen harus simpulkan sebagai berikut: 1)

kompetensi Kinerja dosen memiliki hubungan

meningkatkan

dosen melalui dengan prestasi akademik mahasiswa

profesional

pendidikan formal maupun non artinya bahwa semakin baik kinerja

formal sesuai dengan tuntutan dosen maka akan meningkatkan

No. 14/2005. prestasi akademik mahasiswa. Hal

Undang-undang

Temuan penelitian ini didukung pula ini dibuktikan dengan hasil korelasi

oleh pendapat Makmun, A. S dalam (r) sebesar 0.720 dengan demikian

Riduwan (2007 : 233) bahwa ada hubungan positif relatif antar

seorang dosen yang memiliki variabel artinya bila variabel kinerja

kompetensi professional berkarakter dosen meningkat atau ditingkatkan

harus mampu melakukan pekerjaan maka akan diikuti penguatan

tertentu secara rasional, dalam arti variabel

harus memiliki visi dan misi yang mahasiswa. 2) Kompetensi dosen

prestasi

akademik

jelas mengapa ia melakukan apa memiliki hubungan dengan prestasi

yang dilakukannya berdasarkan akademik mahasiswa artinya bahwa

analisis kritis dan pertimbangan logis semakin baik kompetensi dosen

membuat pilihan dan maka akan meningkatkan prestasi

dalam

mengambil keputusan tentang apa akademik mahasiswa. Hal ini

yang dikerjakannya. Selain itu agar dibuktikan dengan hasil korelasi (r)

dosen mampu sebesar 0.753 dengan demikian ada

guru

dan

menyesuaikan dengan perubahan- hubungan positif relatif kuat antar

perubahan, baik basis keilmuannya variabel artinya bila variabel

praktik-praktik kompetensi dosen

maupun

pembelajaran, maka salah satu ditingkatkan maka akan diikuti

naik atau

tuntutan yang dilakukan adalah penguatan

profesional akademik atau sebaliknya. 3) Kinerja

berkelanjutan. Menurut Day (2008 : dan kompetensi dosen memiliki

pengembangan profesional pengembangan profesional

(Y) memiliki inisiatif

mahasiswa

kontribusi yang positif dan mengembangkan diri, kompetensi

dosen

untuk

terhadap tinggi keilmuannya, melakukan penelitian,

signifikan

rendahnya pencapaian indeks memasukkan dan membaca jurnal-

prestasi kumulatif mahasiswa. jurnal ilmiah, memperluas jaringan

Dengan kontribusi sebesar 72%. kerja,

2. Kompetensi dosen (X2) yang perpustakaan,

meningkatkan

koleksi

diukur oleh indeks prstasi Sedangkan

dan

lain-lain.

(Y) memiliki adalah atas

yang positif pimpinan untuk bekerjasama antar

signifikan terhadap tinggi institusi, sehingga dapat berbagi

rendahnya pencapaian indeks pengalaman, permasalahan yang

prestasi kumulatif mahasiswa. dihadapi, solusi yang sudah

Dengan kontribusi kinerja dosen dilakukan dan dampaknya terhadap

yang secara langsung yang peningkatan mutu. Sehingga dengan

berkontribusi terhadap indeks demikian, maka dalam rangka

prestasi kumulatif mahasiswa mendukung

adalah 75,3%. Berdasarkan profesional berkelanjutan dimana

pengembangan

temuan penelitian ini dapat pimpinan (fakultas maupun

disimpulkan bahwa hipotesis universitas) hendaknya membuat

penelitian yang menyatakan program tahunan, melalui dukungan

“Kompetensi dosen sarana dan prasarana, serta dukungan

berkontribusi secara signifikan dana yang memadai.

indeks prestasi Temuan penelitian ini juga

terhadap

kum ulatif” dapat diterima, didukung oleh Robert (dalam

simultan antara Wuviani, 2005 : 212) bahwa kinerja

3. Secara

Kompetensi professional (X1), dosen sangat ditentukan oleh (1)

kinerja dosen (X2) emploiyee

dan

berkontribusi secara signifikan perwujudan

job

performance,

indeks prestasi kepemimpinan, (2) skill, yang

kumulatif (Y) sebesar 88,2%. menentukan

Sedangkan sisanya sebanyak melaksanakan aktivitasnya, dan (3)

seseorang

dalam

11,8% merupakan pengaruh dari ability, budaya organisasi dan

faktor-faktor lainnya. manajemen mutu yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan

Saran

kinerja. Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut :

Simpulan

meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian

1. Untuk

kompetensi profesionalnya baik dapat simpulankan sebagai berikut :

secara

kuantitatif maupun

1. Kinerja dosen (X1) yang diukur kualitatif, dosen hendaknya 1. Kinerja dosen (X1) yang diukur kualitatif, dosen hendaknya

buku

ajar,

Daftar Pustaka

melakukan penelitian yang Danim, Sudarwan. 2009. Menjadi lebih luas, mengajar di lembaga

Komunitas Pembelajar, pendidikan tinggi lain dan lain-

Kepemimpinan lain, agar ke depan peningkatan

Tranformasional dan kompetensi professional dari

Komunitas Organisasi dosen menjadi lebih baik dalam

Pembelajaran. Bumi Aksara. menjalankan tugasnya,

Jakarta

2. Pimpinan (baik prodi maupun

Payong. 2012. ketua) hendaknya memberikan

Marselus,

R.

Sertifikasi Profesi Guru, insentif

Dasar, (reward) kepada dosen yang

Problematika,dan berprestasi

Implementasinya. Jakarta meningkatkan

agar

dapat

E. 2009. Standar profesionalnya dan memberikan

kompetensi

Mulyasa,

Kompetensi dan Sertifikasi hukuman (punishment) bagi

Guru.: Cetakan Pertama, dosen

Remaja Rosdakarya. Bandung kesalahan,

yang

melakukan

Mitchel, T. R. dan Larson. 1987. evaluasi dan pembinaan secara

mengadakan

People and Organization an rutin kepada dosen berkenaan

Intrucduction to dengan tugasnya

Organizational Behavior.

3. Bagi pimpinan fakultas Singapore : Mc Graw Hill Inc. maupun

Peraturan Pemerintah No. 19/2005 hendaknya

universitas

tentang Standar Nasional menerapkan

konsisten

Pendidikan. Citra Umbara. management untuk menciptakan

budaya mutu, melalui iklim

2008. Metodologi yang kondusif, suasana

Purwanto.

Penelitian Kuantitatif untuk harmonis, komunikatif, terbuka,

Pendidikan dan Psikologi. baik antara staf, sesama dosen,

Pustaka Pelajar. Yogyakarta dan mahasiswa sehingga tujuan

Riduwan, Engkos Achmad Kuncoro. yang

2007. Cara Menggunakan dan peningkatan kualitas dapat

diharapkan

untuk

Memaknai Analisis Jalur. tercapai

Alfabeta. Bandung

4. Kepada para peneliti untuk Suyanto, H. D. Djihad. 2007. melakukan penelitian lanjutan

Refleksi dan Reforrmasi dengan mengkaji faktor-faktor

Pendidikan di Indonesia lain

Memasuki Milenium III. indeks prestasi mahasiswa,

yang

mempengaruhi

AdiCita. Yogyakarta sehingga menambah wawasan

Sumartiningsih, Fr. M. S. 2004. cakrawala berpikir yang lebih

Pengaruh

Kompetensi

Organisasi terhadap kinerja Dosen (Studi Kasus pada Akademi Keperawatan Budi Luhur dan Achmad Yani Cimahi).

Tesis. Program Pasca sarjana – UPI. Tida diterbitkan.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan Pertama, Alfabeta. Bandung

Undang – Undang

Republik

Indonesia No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Citra Umbara. Bandung

Wuviani, V. 2005. Faktor- factor yang mempengaruhi Kinerja Guru (Studi tentang Pengaruh Kualifikasi, Motivasi Kerja, dan kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMAN di Kota Bandung). Tesis. Program Pasca Sarjana. UPI. Tidak ditertibkan.

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DI BAITUL MAAL WA TAMWIL AN NAHL TASIKMALAYA

Endang Syarif

STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya Tasikmalaya [email protected]

Abstrak :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana pengelolaan dana Baetul Maal Wa Tamwil (BMT) An Nahl, proses penerimaan dan penyaluran dana, pola hubungan antara BMT dan Nasabah serta sejauhmana penerapan prinsip- prinsip syari’ahnya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu menemukan pengetahuan tentang seluas-luasnya objek penelitian pada suatu masa atau saat tertentu. Sekaligus membahas beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya langsung pada objek penyelidikan dalam situasi sebenarnya.

Hasil penelitian menunjukan masih lemahnya pemahaman para pengelola BMT An Nahl dalam menghimpun dan menyalurkan pembiayaan yang mengakibatkan pada regulasi keuangan yang kurang maksimal hal ini di akibatkankan kurangnya sosialisasi sehingga anggota dan nasabah kurang mendapatkan informasi yang lengkap mengenai BMT An Nahl.

Kata kunci : Pengelolaan Dana, Baetul Maal Wa Tamwil

Pendahuluan

maupun hubungan dengan sesama Agama Islam yang disampaikan

manusia (muamalah). Islam yang oleh rasul terakhir yaitu Muhammad

disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan Al- Qur’an dan Sunnah

berbeda dengan yang sebelumnya, yang menjadi sumber ajarannya,

yaitu bukan untuk satu umat, pada memiliki keistimewaan tersendiri

suatu tempat dan waktu tertentu,

melainkan bagi seluruh umat universal (semua orang atau untuk

yaitu komprehensif (luas) dan

manusia pada semua tempat dan seluruh dunia). Keistimewaan ini

masa hingga akhir zaman. merupakan

Menurut Muhammad, Islam menggambarkan

bukanlah agama yang asketis (dalam memiliki aturan atau hukum-hukum

bahwa

Islam

islam dikenal dengan zuhud yaitu yang lengkap dalam mengatur semua

yang beresifat aspek kehidupan manusia, baik

suatu

agama

pertapaan dengan meninggal- kan hubungan dengan Tuhan (ibadah)

hal-hal yang bersifat duniawi. Dalam

Al- qur’an disebutkan

dalam muamalah Islam tidak rahbaniyyah (tidak beristri atau

bahwa

mengenal apakah dia seorang bersuami dengan mengurung diri

muslim atau bukan, dari golongan dalam biara) yang mereka ada-

atas atau bukan, karena dalam urusan adakan adalah perbuatan yang tidak

muamalah kewajiban mereka adalah sama sekali diwajibkan atas mereka.)

kewajiban kita dan demikian pula dan bukan pula bertujuan untuk

hak mereka adalah hak kita juga, melarang umatnya dalam mencari

selama urusan tersebut tidak dan mendapatkan berbagai hal yang

berkaitan dengan masalah-masalah baik yang telah Allah anugerahkan

yang di haramkan Al Qur’an dan kepada mereka (Q.S. Al A’Raf ayat

sunnah.

32). Islam mengajarkan kepada Islam mempunyai pandangan

seluruh umatnya untuk selalu yang positif tentang hidup yang

bekerja, optimis, kreatif,dinamis dan mempertimbangkan manusia bukan

inovatif (Muhammad 20002:64). Hal sebagai seorang yang dilahirkan

ini dimaksudkan agar umat Islam dalam keadaan berdosa (dosa

selalu dapat menyesuaikan diri keturunan) tetapi sebagai khalifah

dengan perkembangan yang terjadi (pengganti/penerus yang mengelola

masyarakat, serta dapat alam, dan umat terbaik yang

di

memberikan pengaruh positif bagi menerima tata aturan hidup yang

kehidupan manusia dan umat Islam sempurna yaitu Islam.) Allah dimuka

untuk mampu bumi (Q.s Al-Imron :30), dimana

pun

dituntut

menciptakan tatanan kehidupan yang telah diciptakan baginya segala

sesuai dengan Al- Qur’an dan sesuatu yang ada di bumi (Q.S. Al

sunnah. Bertolak dari konsep Islam, Imron :29). Oleh karena itu, hal yang

dalam berbagai segi kehidupan baik bukanlah menjauhkan diri dari

manusia yang telah dijelaskan diatas, semua karunia dan rahmat Allah

sedikit terjadinya SWT, tetapi menikmatinya dalam

tidak

penyimpangan, salah satunya dalam kerangka nilai-nilai Islam untuk

bidang ekonomi. Ini diakibatkan oleh kehidupan yang baik, dalam

beberapa faktor di antaranya sistem kerangka mewujudkan kesejahteraan

ekonomi kurang mendukung bagi manusia baik lahir maupun bathin,

perkembangan ekonomi masyarakat dan seluruh upaya yang dilakukan

kecil dan menengah, dimana oleh

perputaran keuangan selalu di kuasai menjawab kebutuhan masyarakat

manusia harus

mampu

golongan pengusaha/ pihak-pihak atau berorientasi sosial secara umum

yang mempunyai modal besar, atau (Muhammad

dalam istilah lain pemihakan, kehidupan Islam tampak sangat jelas

Dalam

Muhammad pada aspek hubungan manusia

sebagaimana

menyatakan “Ekonomi Islam dapat dengan manusia (Habluminannas),

diumpamakan alat ukur atau terutama semangat untuk menegakan

timbangan. Sebuah alat ukur atau keadilan pada sesama manusia,

timbangan, selayaknya bersifat timbangan, selayaknya bersifat

masyarakat kecil dan menengah, terhindar dari kondisi bias, atau ada

dalam kondisi ekonomi bangsa yang kecenderungan berat sebelah kepada

kurang menguntungkan bagi dunia pihak

usaha kecil dan menengah, karena 2002:48)

tertentu”

(Muhammad

dengan dua jenis kegiatan dalam satu Dari pemihakan diatas maka hal

wadah yang tertorgainisir dalam tersebut sangat tidak mendukung

aturan- aturan syari’ah, dan kita terhadap

sebagai umat Islam yakin bahwa masyarakat kecil dan menengah.

kegiatan

ekonomi

Islam adalah agama yang sesuai Oleh karena itu sangat diharapkan

dengan hati nurani manusia di segala adanya lembaga pendukung kegiatan

bidang kehidupan. ekonomi masyarakat khususnya yang

Dalam pandangan Islam, segala berlandaskan hukum syari’ah, maka

sesuatu harus dilakukan secara rapi, dari itu Baitul Maal wa Tamwil

benar, tertib, teratur dan tepat sangat

sasaran. Proses-prosesnya harus keseimbangan perekonomian karena

mendukung

bagi

diikuti dengan baik, segala sesuatu Baitul Maal wa Tamwil (BMT)

tindakan tidak boleh dilakukan berfungsi mengembangkan usaha-

secara asal-asalan, begitupun dalam usaha masyarakat kecil, hal ini

pengelolaan Baitul Maal wa Tamwil sebagaimana buku yang ditulis oleh

(BMT), karena arah pekerjaan yang Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil

jelas yang jelas, landasan yang kuat, (PINBUK) menyatakan sebagai

dan cara-cara mendapatkannya yang berikut

merupakan amal “BMT merupakan balai usaha

transparan

perbuatan yang diwajibkan dan mandiri terpadu

dicintai Allah SWT. berintikan Baitul Maal Wa Tamwil.

yang isinya

Sabda Rasulullah Saw, bersabda Kegiatan BMT mengembangkan

sebuah hadist yang usaha-usaha produktif dan investasi

dalam

diriwayatkan Imam Thabrani; dalam

Artinya : “ Sesungguhnya Allah kegiatan ekonomi pengusaha kecil

meningkatkan

kualitas

sangat mencintai orang yang jika bawah dan menengah dengan kata

sesuatu pekerjaan lain mendorong kegiatan menabung

melakukan

dilakukan secara Itqa ( proses dan menunjang pembiayaan kegiatan

pekerjan yang dilakukan harus tepat ekonominya, sedangkan kegiatan

terarah jelas dan tuntas tidak Baitul Maal menerima titipan bazis

setengah-setengah). (H.R.Imam dari dana zakat, infak, dan sodaqoh

Thabrani).

dan menjalankannya sesuai dengan

hadist tersebut peraturan

Maksud

dan

amanahnya”(PINBUK). Oleh karena memberikan gambaran bahwa dalam

segala sesuatu, itu Baitul Maal wa Tamwil (BMT)

pengelolaan

begitupun dalam pengelolaan Baitul merupakan

pola

pengelolaan

Maal wa Tamwil (BMT), harus keuangan yang potensial untuk terencana dengan baik dan benar.

Pengelolaan pada dasarnya Berdasarkan pemaparan di atas adalah perencanaan segala sesuatu

maka judul penelitian ini adalah secara mantap untuk melahirkan

Pengelolaan Dana di Baitul Maal wa keyakinan yang berdampak pada

Tamwil (Studi Analisis di Baitul sesuatu perbuatan atau tindakan yang

Maal Wa Tamwil An Nahl). sesuai

keberadaan Baitul Maal wa Tamwil

Landasan Teori

(BMT) dapat memberikan manfaat

Baetul Maal Wa Tamwil

bagi semua masyarakat, karena tidak Baitul Maal Wa Tamwil sedikit Baitul Maal wa Tamwil

lembaga keuangan (BMT) yang baru berdiri akhirnya

merupakan

syari’ah yang terdiri dari dua jenis harus tutup dan tidak beroperasi lagi,

kegiatan berbeda dalam satu wadah, dimana inti permasalahan yang

yaitu Baetul Maal (BM) dan Baetul dihadapi oleh Baitul Maal wa

Tamwil (BT).

Tamwil (BMT) itu terdapat dalam Dalam Ensiklopedi Islam, Baitul proses pengelolaan dana, walaupun

Maal (BM) adalah suatu lembaga banyak

yang diadakan dalam pemerintahan pelatihan-pelatihan tetapi program

buku-buku

panduan,

Islam untuk mengurus keuangan tersebut belum mampu memecahkan

negara (1994).

permasalahan tersebut. Jaman Nabi Muhammad sudah Kenyataan

dimulai kegiatan Baetul Maal hanya isyaratkan ada yang tidak sehat

tersebut

meng-

belum terbentuk suatu lembaga yang dalam pengelolaan BMT, dimana

berdiri sendiri. Pada masa Nabi kesehatan BMT merupakan ukuran

Muhammad SAW semua orang dan kinerja dan kualitas BMT dilihat dari

kekayaan lain yang terkumpul dari faktor-faktor yang mempengaruhi

berbagai sumber langsung dibagi- kelancaran,

bagikan oleh nabi sendiri kepada keberlangsungan usaha BMT baik

keberhasilan

dan

pos-pos yang telah di tetapkannya. untuk jangka pendek maupun untuk

Baetul Maal benar-benar baru jangka panjang (Pinbuk Press

berdiri sebagai lembaga pada jaman 2005:7)

khalifah Umar Bin khatab, yaitu Ketidaksehatan

ketika telah muncul kebutuhan- pengelolaan BMT bisa dilihat dari

dalam

yang besar dari berbagai aspek, di antaranya kinerja

kebutuhan

masyarakat Islam yang telah pengelola, aspek kinerja keuangan,

menguasai daerah-daerah baru. Atas manajemen, kelembagaan, tetapi

usulan yang diajukan oleh Walid bin juga dari aspek syari’ah. maupun

Hisyam (Walid bin Hisyam wafat pihak nasabah sendiri, karena untuk

pada tahun 25 H/646M) (ahli Fiqih). mewujudkan kesehatan BMT perlu

Umar mengangkat Abdullah bin adanya kesamaan visi dari seluruh

Arqam sebagai pejabat tinggi Baetul aspek, apabila salah satu aspek tidak

Maal, selain itu juga Umar maksimal maka hal tersebut menjadi

Abdurahman bin sebuah penilaian BMT tidak sehat.

mengangkat

Ubaydi Al Qari dan Mu’ayqab Ubaydi Al Qari dan Mu’ayqab

lebih menjamin terciptanya keadilan usaha kecil menengah Propinsi Jawa

sebagai sumber utama ketentraman Barat. Baetul Maal adalah bagian

dan kesejahteraan sosial (Ali Yafie dari kegiatan BMT yang berupaya

dkk)

menghimpun dana Zakat Infak Dimana penghimpunan dana Sodakah (ZIS) dari masyarakat dan

oleh BMT diperoleh melalui disalurkan kembali kepada yang

yaitu dana yang berhak

simpanan,

dipercayakan oleh nasabah kepada (2007:104).

menerima

(mustahik)

BMT untuk disalurkan kepada sektor Dari pengertian Baetul Maal

produktif ( hal-hal yang dapat diatas memberikan pengertian bahwa

dalam bentuk kegiatan baetul maal adalah

menguntungkan)

pembiayaan (Hertanto Widodo, Ak membawa visi sosial (tidak untuk

dkk 2000:83). Simpanan ini dapat mencari keuntungan ). Yang proses

tabungan wadi’ah, penyalurannya ditentukan

berbentuk

mudharabah jangka pengurus BMT dengan melihat layak

oleh

simpanan

pendek dan jangka panjang. tidaknya mendapatkan

Dalam Pembiayaan tersebut ada tersebut.

bantuan

kesepakatan dari yang punya modal Sedangkan

dengan pengelola dalam hal menurut dinas KUKM Jawa Barat

Baitul

Tamwil

keuntungan dan kerugian, dalam adalah ;

mewujudkan kepercayaan diantara Bagian kegiatan BMT yang

kedua belah pihak begitupun antara menghimpun dana masyarakat,

pihak pengelola dengan peminjam berupa simpanan dan modal, hutang,

harus terjalin kepercayaan, kejujuran dan

dalam menjaga kepercayaan dari angggota

menyalurkannya

kepada

pihak yang punya modal. (Financing) dan anggota wajib mengembalikan pembiayaan tersebut

berupa

pembiayaan

Ciri-ciri Baetul Maal wa Tamwil

karena dana yang digunakan adalah Baetul Maal wa Tamwil dalam milik masyarakat penyimpan. Baetul

operasionalnya, memiliki ciri-ciri Tamwil merupakan kegiatan yang

utama sebagai berikut ; mencari keuntungan semata ( Profit

a. Berorientasi bisnis, mencari laba Motive ).

meningkatkan Dana yang dihimpun dari

bersama,

pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat

anggota dan lingkungannya. perputaran dana secara terbuka dari

merupakan

poses

b. Bukan lembaga sosial tetapi anggota atau masyarakat kemudian

dimanfaatkan untuk dikelola oleh anggota dan kembali

dapat

mengefektifkan penggunaan kepada anggota dan masyarakat.

zakat, infak dan sadaqah bagu Dengan demikian BMT akan

kesejahteraan orang banyak. menjadi sokoguru penggerak roda perekonomian yang dilaksanakan kesejahteraan orang banyak. menjadi sokoguru penggerak roda perekonomian yang dilaksanakan

bisnis dan transaksi Baetul Maal berlandaskan

dari

bawah

Wa Tamil dapat dilakukan juga masyarakat di sekitarnya.

peran

serta

di luar jam kantor.

d. Milik bersama masyarakat kecil 3). Baetul Maal Wa Tamwil bawah dan kecil dari lingkungan

mengadakan pengajian rutin baetul Maal wa Tamwil itu

secara berkala yang waktu dan sendiri, bukan milik orang

tempatnya (di madrasah, Mesjid seorang atau orang lain dari luar

atau Mushola) ditentukan sesuai masyarakat itu (PINBUK).

dengan kegiatan nasabah dan Baetul Maal wa Tamwil adalah

anggota Baetul Maal wa Tamwil. lembaga milik dan berada dibawah

Setelah pengajian ilmu-ilmu kendali

agama biasanya dilanjutkan sehingga

masyarakat

setempat

dengan pembicaraan bisnis dari diperolehnya akan menjadi milik dan

keuntungan

yang

para nasabah Baetul Maal wa hak masyarakat setempat, di samping

tamwil.

itu maju mundurnya baetul maal wa 4). Manajemen Baetul Maal wa tamwil ini sangat ditentukan oleh

Tamwil adalah profesional dan masyarakat setempat itu sendiri.

Islami,

Secara kelembagaan Baetul Maal wa Tamwil memiliki ciri yang khas

Dalam manajemen BMT yang diantaranya ;

profesional seluruh aktifitasnya 1). Staf dan karyawan baetul maal

dengan baik, bertindak

berpandangan yang proaktif, a). Administrasi pembukuan dan tidak menunggu, menjemput

prosedur ditata dengan sistem pelanggan/anggota/nasabah, baik

manajemen keuangan yang rapi pihak-pihak untuk mendapatkan

dan ilmiyah.

dana simpanan maupun nasabah

menjemput nasabah, pembiayaan

b). Aktif,

beranjangsana. populernya adalah : “menjemput

usaha.

Istilah

c). Berprilaku “ahsanu Amala” bola”, tidak menunggu.

pelayanan maksimal (PINBUK). 2). Kantor dibuka dalam waktu

Baetul Maal wa Tamwil tertentu dan ditunggui oleh

merupakan lembaga ekonomi bukan jumlah staf yang terbatas, karena

bank yang mampu menjangkau sebagian besar staf harus

masyarakat kecil bawah (mikro), bergerak di lapangan untuk

beroperasi syari’ah, dan potensi mendapatkan

dari dalam/sekitar mendapatkan

simpanan,

jaminan

Kegiatannya pembiayaan, dan memonitor

nasabah

lingkungannya.

mengumpulkan dana anggota dan usaha nasabah baik nasabah

menyalurkannya kembali kepada calon

anggota untuk usaha produktif dan nasabah pembiayaan. Namun

penyimpan

maupun

menerima titipan ZIS anggota dan dalam pembicaraan mengenai

menyalurkannya kepada yang berhak menyalurkannya kepada yang berhak

1. Modal BMT pembiayaan itu untuk melunasi

a. Modal awal dalam pendirian pokok pembiayaan yang diterima BMT

kepada pihak koperasi sesuai BMT

akad disertai dengan pembayaran dengan

dapat

didirikan

sejumlah bagi hasil dari 10.000.000,-

pendapatan atau laba dari Rupiah ) atau lebih, namun jika

(sepuluh

juta

kegiatan yang dibiayai. terdapat

Pembiayaan usaha BMT mengumpulkan dana awal, dapat

kesulitan

dalam

dikelompokan kedalam dua dimulai dengan modal Rp.

usaha, diantaranaya 5.000.000,- (lima juta Rupiah).

a. Usaha kecil (Mikro) Menurut Dinas Koperasi dan

Untuk usaha mikro (kecil) usaha kecil menengah Jawa

pinjaman atau Barat, untuk bisa berlangsung

dengan

pembiayaan usaha kecil misalnya dengan baik, maka modal awal di

sebesar Rp. 50.000,- sampai upayakan minimal Rp. 20 juta,

Rp.250.000,- dengan asumsi pengelola sudah

dengan

menggunakan analisa kelayakan memahami

usaha oleh pengelola BMT dan pengelolaan BMT, bukan terjun

benar

teknis

jaminan tokoh/pemuka setempat. bebas tanpa pengetahuan dengan

b. Usaha lebih besar (Makro) dalih bisa belajar sambil bekerja

Untuk usaha lebih besar (learning by doing).

dengan pinjaman lebih dari

b. Sumber-sumber Modal awal Rp.250.000,- syari’ah BMT

membenarkan mem- BMT dapat dijalankan

jaminan bagi dengan modal awal minimal Rp

persyaratkan

sipeminjam/nasabah, sesuai 5.000.000,-, dimana modal awal

dengan Ayat Al Qur’an Surat Al tersebut berasal dari satu atau

Baqarah ayat 283. Artinya : “… beberapa

jika sebagian kamu mempercayai yayasan atau BAZIS setempat.

tokoh

setempat,

sebagian yang lain, hendaklah Namun sejak awal anggota

yang dipercaya itu menunaikan pendiri BMT harus terdiri paling

amanahnya (utangnya) dan sedikit 7 orang yang sebaiknya

hendaklah ia bertaqwa kepada 20-44 orang.

Allah..”

2. Pembiayaan BMT Pembiayaan

Dalam Baetul Maal wa Tamwil kegiatan penyediaan dana untuk

adalah

beberapa bentuk investasi

terdapat

pembiayaan usaha mikro (kecil) permodalan koperasi dengan

anggota, calon anggota, koperasi 1). Pembiayaan Mudharabah (bagi lain dan atau anggotanya (Dinas

hasil )

KUKM JABAR 2007:108).

Mudharabah berasal dari dengan penyaluran yang kata dharb, berarti memukul atau

khusus dengan syarat- berjalan, tepatnya adalah proses

syarat yang telah seseorang memukulkan kakinya

ditentukan oleh Shahibul dalam menjalankan usaha (Dinas

Maal

Koperasi Jawa Barat). 2). Pembiayaan Musyarakah (bagi Menurut Dinas Koperasi

hasil bersyarikah ) dan Usaha Kecil Menengah

Pembiayaan Musyarakah pembiayaan Mudharabah adalah

akad kerjasama akad kerjasama permodalan

adalah

usaha antara usaha dimana koperasi sebagai

permodalan

koperasi atau BMT dengan satu pemilik modal (Shahibul Maal)

pihak atau beberapa pihak menyetorkan modalnya kepada

sebagai pemilik modal pada anggota, calon anggota, koperasi-

tertentu, untuk koperasi lain dan atau anggota

usaha

menggabungkan modal dan sebagai pengusaha (mudharib)

melakukan usaha bersama dalam untuk melakukan kegiatan usaha

suatu kemitraan, dengan nisbah sesuai akad dengan pembagian

hasil sesuai keuntungan dibagi bersama

pembagian

kesepakatan kedua pihak, sedang sesuai

kerugian ditanggung secara (nisbah), apalagi rugi ditanggung

dengan

kesepakatan

sesuai dengan oleh pemilik modal sepanjang

proposional

kontribusi modal. bukan

Murabahah penerima

merupakan kelaiaian

3). Pembiayaan

(Pemilikan barang jatuh tempo) pengelola.

pembiayaan

atau

Pembiayaan murabahah Penerapan Mudharabah di

adalah akad jual beli antara pihak BMT

Shahibul Maal dengan Mudharib

1. Pada Produk Penghimpun- dimana BMT membeli barang an dana BMT :

yang diperlukan nasabah dan 1). Simpanan berjangka dan

menjualnya kepada nasabah yang simpanan

bersangkutan sebesar harga memiliki jangka waktu

lain

yang

perolehan ditambah dengan tertentu

keuntungan yang disepakati. pengambilannya seperti :

dalam

4). Pembiayaan Bai ’u Bithaman Ajil Simpanan Idul

(Pemilikan barang cicilan) Simpanan haji, Simpanan

Fitri,

Bai’u Bithaman Ajil adalah Qurban.

jual beli barang pada harga asal 2). Simpanan Modal

dengan tambahan keuntungan

2. Pada Produk Pembiayaan yang disepakati oleh kedua dana BMT:

belah pihak dengan pembayaran 1). Pembiayaan Modal kerja.

secara diangsur. 2). Investasi khusus, dimana

5). Al Qardul Hasan sumber dana khusus

Qardh adalah kegiatan Pengelola BMT adalah transaksi dengan akad pinjaman

mereka yang bekerja penuh dana non komersial dimana

(Sepenuh waktu dan hati) sipeminjam

Menurut M. Amin Aziz kewajiban untuk membayar

mempunyai

(Pinbuk 2005:53) pengelola adalah pokok dana yang dipinjam

pelaksana usaha BMT yang kepada koperasi atau BMT yang

ditunjuk untuk mengelola dan meminjamkan tanpa imbalan

mengembangkan aset-aset BMT. (Pinbuk, 2005).

Pengelola BMT mempunyai Dalam rangka tanggung

syarat-syarat diantaranya: jawab sosial, BMT dapat

1). Memiliki landasan Iman memberikan

dan Keikhlasan dalam disebut Al Qardul hasan, artinya

fasilitas

yang

beribadah. penyediaan pinjaman dana bagi

2). Memiliki komitmen yang yang layak mendapatkannya.

membela kaum Secara syari’ah peminjam hanya

kuat

dhu’afa, orang yang lemah. berkewajiban membayar pokok

3). Amanah, Jujur dan penjamannya,

berpotensi bekerja secara diperbolehkan sipeminjam untuk

walaupun

profesional memberikan imbalan sesuai

4). Berpendidikan minimal D3 dengan keikhlasannya.

namun lebih baik S1. 5). Berasal dari daerah sekitar

Rukun Al Qardul Hasan

BMT dan bersedia untuk

a. Ada Peminjam ( Muqtarid) bertempat tinggal disekitar

b. Ada pemberi Pinjaman (Muqrid) BMT (Pinbuk 2005:10).

c. Ada Dana (Qard)

d. Ada serah terima (ijab Qabul) Pengelola BMT harus menyelesaikan pelatihan dasar

Tata cara Penyelenggaraan Al

BMT yang dilaksanakan PINBUK

Qardul Hasan

paling sedikit untuk 12 hari Untuk memenuhi kebutuhan

pelatihan.

yang bersifat sosial. Sumber dana Pada tahap awal diperlukan diperoleh dari dana eksternal (luar)

paling sedikit tiga orang pengelola dan bukan dari dana BMT (Pinbuk

yang masing-masing 2005:101). Dana ini didapat antara

BMT

bertanggung jawab untuk: lain dari: Zakat, Infaq dan sodaqah.

a). Mengerahkan dana simpanan Pinjaman ini tidak dilakukan dalam

para jamaah dan masyarakat neraca BMT, tapi tersendiri dalam

sekelilingnya. laporan sumber dan penggunaan dana

b). Pembiayaan kegiatan usaha Al Qardul Hasan.

nasabah-nasabah. c). Pembukuan

(Pinbuk

Pengelolaan BMT

a. Pengelola BMT

Salah seorang dari ketiga ada diantaranya; pengajian- yang bertindak sebagai pemimpin

pengajian, dzikir bersama atau yang dijadikan pemimpin.

(Pinbuk 2005:53). semuanya bertanggung jawab pada keberhasilan pemasaran. Baik dalam menggerakan simpanan maupun

untuk

pembiayaan

Hak Pengelola BMT

kegiatan-kegiatan usaha nasabah. Pengelola BMT merupakan Kerjasama dan bantu membantu

pelaksana secara langsung BMT, dari semua pimpinan sangat

oleh karena itu pengelola harus diperlukan, namun batas-batas

mendapatkan bagian yang tanggung jawab masing-masing

menjadi haknya, diantaranya; perlu dipahami secara jelas

a). Mendapat gaji bulanan yang

b. Hak dan kewajiban pengelola besarnya ditetapkan BMT.

berdasarkan perkembangan Dalam tugasnya pengelola

usaha BMT, kesepakatan melaksanakan tanggung jawabnya

dan pertimbanagan serta dengan baik, dan Pengelola pun

penetapan pengurus BMT berhak mendapatkan yang menjadi

b). Mendapat bonus dari Sisa haknya.

Hasil Usaha (SHU jumlah bersih

dari keuntungan

Kewajiban pengelola BMT

yaitu seluruh 1). Pengelola BMT bertanggung

BMT,

penerimaan usaha dikurangi jawab pada pengurus BMT

dengan seluruh biaya bagi 2). Pengelola

hasil, biaya operasional, menyampaikan

BMT

wajib

penyusutan, zakat dan pajak) kegiatan dan laporan kegiatan

laporan

BMT setiap bulan (Pinbuk dan laporan keuangan yang

2005:53). terdiri dari Neraca, laba/Rugi, Kualitas aktiva produktif, serta

Hubungan BMT dengan Nasabah

analisa kesehatan BMT kepada

BMT dengan pengurus setiap bulan dalam

Hubungan

berbentuk minggu

anggota/nasabah

dalam penentuan berikutnya.

presentasi perolehan tergantung pada 3). Menundang rapat pengurus

presentasi komponen penyertaan lengkap

yang digabungkan dengan bobot pengelola untuk membicarakan

bersama

dengan

resikonya berdasarkan prinsip bagi kinerja bulan berjalan bulan

hasil dan bagi resiko. berjalan dalam minggu kedua

1. Posisi nasabah di BMT bulan berikutnya.

Nasabah sebagai mitra 4). Pengelola bersama pengurus

diposisikan sebagai BMT melaksanakan kegiatan-

BMT

anggota, yang mempunyai hak kegiatan

peribadahan,

dan tanggung jawab dalam dan tanggung jawab dalam

c. Membimbing anggota dalam lembaga keuangan syari’ah yang

perencanaan dan benar-benar sehat, dari aspek

pengembangan usaha. jasadiyah dan aspek Ruhiyah,

d. Membimbing anggota dalam dengan

pemanfaatan pembiayaan. keterlambatan

mengurangi

e. Menyediakan sarana pembiayaan serta melaporkan

angsuran

produksi. kegiatan usahanya dengan jujur

f. Memberikann latihan dan benar, pada waktu untung

manajemen usaha maupun maupun rugi, sehingga dalam

teknis usaha. bagi hasil maupun bagi resiko

g. Memberikan pembinaan sesuai

dan pengkajian dilapangan.

keislaman bagi anggota.

3. Prinsip pengelolaan BMT Prinsip

Syari’ah

Dalam

a. Dikelola secara propesional

Pengelolaan BMT

b. Manajer

BMT adalah

1. Prinsip Usaha BMT minimal lulusan D-3 yang Dalam kegiatan usahanya BMT

telah mengikuti pelatihan memiliki ciri-ciri sebagai

dasar ke-BMT-an secara berikut:

intensif ((Dinas UKM Jabar

2007:108). anggota dengan prinsip bagi hasil

a. Menerima

simpanan

Metode Penelitian

b. Memberikan pembiayaan Metode penelitian menurut untuk usaha produktif

Iqbal Hasan (2004:4) adalah sebagai anggota

berikut : “Penyaluran rasa ingin tahu

c. Menerima titipan dan manusia terhadap sesuatu masalah mengelola pemanfaatan

dengan perlakuan tertentu (seperti Zakat, Infaq dan Sodaqah

memeriksa, mengusut, menelaah, dan (ZIS) (Dinas UKM Jabar

mempelajari secara cermat dan 2007:107)

sungguh-sungguh) sehingga

2. Kegiatan Usaha BMT

diperoleh sesuatu (seperti mencapai Dalam

kebenaran memperoleh jawaban atas aktifitasnya

menjalankan

pengembangan ilmu kegiatan usaha sebagai berikut ;

BMT memiliki

masalah,

pengetahuan, dan sebagainya).”

a. Mendidik anggota untuk Penelitian ini menggunakan menabung

metode deskriptif yaitu menemukan menyediakan

dengan

pengetahuan tentang seluas-luasnya simpanan

pelayanan

objek penelitian pada suatu masa

b. memberika

atau saat tertentu. Sekaligus untuk pengembangan usaha

pembiayaan

membahas beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan membahas beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan

Menurut Hertanto widodo dkk, mengklasifikasikannya

dan

BMT memiliki modal awal sendiri pada objek penyelidikan dalam

langsung

yang berasal dari: situasi sebenarnya (Surakhmad

1. Simpanan Pokok Winarno,1990:147).

Menurut Pinbuk Simpanan pokok adalah simpanan yang

Pembahasan

dibayar oleh seseorang calon Baetul Maal wa Tamwil An

anggota sebagai syarat untuk Nahl merupakan salah satu lembaga

anggota BMT, keuangan s yari’ah di Tasikmalaya.

menjadi

pembayarannya dapat dibayar Yang mampu bertahan dalam kondisi

sekaligus, dapat pula di ansur ekonomi yang tidak stabil. Namun

maksimum dalam tiga kali bukan hanya bertahan, BMT An Nahl

angsuran atau paling lama tiga pun

bulan, serta tidak dapat diambil membangun ekonomi masyarakat

dapat berperan

dalam

selama yang bersangkutan masih kecil yang ada di sekitar kampus

menjadi anggota BMT (Pinbuk, UNSIL, pedagang di pasar pancasila,

pasar cikurubuk

2. Simpanan wajib sindangkasih (ciamis), melalui usaha

dan

pasar

Simpanan wajib adalah baetul tamwilnya BMT dapat

simpanan yang dibayar secara memberikan

berkala dan besarannya sesuai modal/pembiayaan sistem bagi hasil

fasilitas

dengan kesepakatan bersama. Dan kepada para pedagang maupun

dapat diambil kembali dengan cara pengusaha rumahan (home industri)

dan waktu yang telah ditentukan. Menurut

3. Modal Penyertaan Ramdhani, Manajer Operasional

Bapak

Dani

Modal penyertaan adalah BMT An Nahl, dalam kurun 5 tahun,

sejumlah uang atau barang BMT

pemegang saham yang dapat membangkitkan dan mengembangkan

An Nahl

mampu

dinilai dengan uang yang ekonomi masyarakat kecil serta

ditanamkan oleh pemodal untuk terjalinnya hubungan silaturahmi

memperkuat struktur permodalan dengan berbagai elemen masyarakat

meningkatkan usaha dan lembaga keuangan syari’ah yang

dalam

koperasi.

ada di Tasikmalaya.

4. Modal Donasi

Koperasi BMT An Nahl Adalah modal yang berasal memiliki modal perusahaan tidak

dari sumbangan pihak luar, baik tetap yang diperoleh dari simpanan

dalam bentuk kas maupun selain pokok, simpanan wajib, simpanan

kas. Tidak ada keterikatan sukarela yang merupakan deposito,

antara pihak uang pinjaman dan penerimaan lain

terntentu

penyumbang dengan BMT yang syah.

5. Cadangan BMT Menurut Hertanto Widodo dkk, cadangan BMT adalah dana 5. Cadangan BMT Menurut Hertanto Widodo dkk, cadangan BMT adalah dana

yang besarnya 2000 hasil Musyawarah Anggota ditetapkan menurut anggaran

Tahunan (MAT) simpanan pokok dasar. Tujuannya antara lain

anggota menjadi Rp.100.000,. menutup kerugian atau untuk

Untuk simpanan wajib BMT pengembangan usaha, sebagai

An Nahl membebankan biaya pada bagian dari modal, cadangan juga

sebesar Rp.10.000 mencerminkan nilai kepemilikan

anggotanya,

(sepuluh ribu rupiah), sehubungan anggota dalam BMT. Cadangan

dengan perubagan nilai pada BMT juga berasal dari penyisihan

simpanan pokok, maka simpanan dana yang dilakukan sehubungan

wajib BMT An Nahl berubah menadi dengan program tertentu.

Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu

6. Sisa Hasil Usaha

rupiah )

Sisa hasil usaha yaitu Selain simpanan pokok dan pendapatan perusahaan koperasi

simpanan wajib BMT An Nahl, yang diperoleh dalam suatu tahun

mendapatkan bantuan dari Bupati buku dipotong dengan penyusutan

Tasikmalaya sebesar Rp. 500.000 nilai barang dan segala biaya yang

(lima ratus ribu rupiah), dan dari dikeluarkan dalam tahun buku itu,

jawa barat sebesar yang terdiri diperoleh dari usaha

gubernur

Rp.1.000.000 (satu juta rupiah), yang

bantuan tersebut merupakan modal anggota koperasi dan sisa hasil

diselenggarakan

untuk

penyertaan BMT An Nahl. Pada usaha yang diperoleh dari usaha

tahun 2000, modal penyertaan BMT yang diselenggarakan untuk bukan

An Nahl Rp. 5.768.950 ( lima juta anggota. Menurut M amin aziz

tujuh ratus enam puluh delapan ribu (Pinbuk,2005:39), Sumpanan hasil

sembilan ratus lima puluh rupiah ). Usaha (SHU) adalah jumlah dari

Modal penyertaannya berasal dari keuntungan BMT, yaitu seluruh

DKM Al Muhajirin Rp. 4.022.800, H. penerimaan

Kamal abdul Manaf Rp. 767.500, dengan seluruh biaya bagi hasil,

usaha

dikurangi

Drs. Nana Setialaksana Rp. 672.550, biaya operasional, penyusutan,

Dede zanul Zachra, Se. M.Pd, Rp. zakat dan pajak.

153.050 dan dari Ade kamaludin, SE, Sisa Hasil Usaha yang belum

M.Sc Rp. Rp. 153.050. dibagi maksudnya adalah dana

Modal penyertaan BMT An yang berasal dari sisa hasil usaha

Nahl terus mengalami peningkatan tahun

yang sangat besar, dimana sampe sebelumnya

tahun 2006, modal penyertaan BMT dibagikan.

yang

belum

An Nahl sebesar Rp. 88.057.600, ditentukan melalui musyawarah

Pembagiannya

serta penambahan modal donasi dari anggota tahunan

Bupati Tasikmalaya Rp. 3.500.000 Pada awal berdirinya BMT An

Selain modal yang berasal dari Nahl menarik dana simpanan pokok

luar, BMT An Nahl memiliki modal sebesar Rp. 25.000 (dua puluh lima

yang berasal dari Sisa Hasil Usaha

(SHU), dimana SHU ini akan di

Pembiayaan BMT An Nahl

kembalikan lagi kepada anggota Pembiayaan merupakan salah dengan presentrasi bagi hasil yang

satu produk dari BMT An Nahl, telah ditentukan menurut kesepakatan

menurut Dani Ramdani saat ini Musyawarah anggota tahunan.

BMT An Nahl memberikan produk Dalam Pembagian sisa hasil

diantaranya usaha BMT An Nahl Tasikmalaya

pembiayaan

Mudharabah, dibagi sebagai berikut :

pembiayaan

pembiayaan Musyarokah, dan

a. Sisa hasil

pembiayaan Al Qard (Pembiayaan diselenggarakan untuk anggota

Usaha

yang

mudharabah pada tahun 2006 dibagi sebagai berikut:

mencapai Rp.5.000.000, untuk

1) 25 % untuk dana cadangan pembiayaan Musyarokah pada (kekayaan koperasi yang

tahun 2007 tidak ada pembiayaan disediakan untuk menutup

sedangkan pinjaman Al qard pada kerugian sehingga tidak

tahun 2007, senilai Rp.38.482.700 boleh dibagikan kepada

meningkat dari tahun 2005 yang anggota)

berjumlah Rp. 28.214.000). Serta

2) 45 % untuk anggota menurut produk simpanan diantaranya; perbandingan jasanya dalam

Simpanan mudharabah, simpanan usaha

berjangka, Simpanan mendapat-kan

Qurban, Simpanan Hari Raya, pendapatan perusahaan.

sisa

Simpanan pembiayaan (Pembiayaan

3) 10 % Untuk dana pengurus. mudharabah pada tahun 2006

4) 5 % untuk dana pendidikan mencapai Rp.5.000.000, untuk koperasi

pembiayaan Musyarokah pada

5) 2,5 % untuk dana pem- tahun 2007 tidak ada pembiayaan bangunan daerah kerja

sedangkan pinjaman Al qard pada

6) 2,5 % untuk dana sosial tahun 2007, senilai Rp38.482.700

b. Sisa hasil usaha BMT An Nahl meningkat dari tahun 2005 yang yang diperoleh dari usaha yang

berjumlah Rp. 28.214.000). Untuk diselenggara-kan untuk pihak

perbandingan produk simpanan bukan anggota (anggota luar

Nahl mengalami biasa) dibagi sebagai berikut :

BMT

An

peningkatan yang sangat besar

1) 75 % untuk dana cadangan dibandingkan dengan produk

2) 5 % untuk dana pengurus pembiayaan (perbandingan neraca

2005-2006 BMT An Nahl). kesejahteraan

mendapatkan pegawai/karyawan

Untuk

pembiayaan dari BMT An Nahl,

4) 10 % untuk dana pendidikan maka para pemohon menyiapkan koperasi

persyaratan-persyaratannya

5) 2,5 % untuk dana sosial diantaranya Identitas pemohon secara

lengkap (KTP, SIM) serta jenis pembangunan daerah kerja

usaha yang akan usaha yang akan

pembiayaan akan dipertimbakan disediakan BMT, pihak BMT akan

untuk diterima. menindaklanjuti

5) Pemohon mencairkan bantuan pemohon dengan melakukan survai

permohonan

kredit dan pembiayaan diatas surat pada individu dan kelayakan usaha

perjanjian.

pemohon.

6) Pemohon melunasi bantuan kredit Untuk mengajukan bantuan

pembiayaan sesuai kredit dan pembiayaan pada BMT An

dan

kemampuan dengan cara lunas Nahl harus memenuhi persyaratan,

atau cicilan sesuai waktu yang diantaranya:

telah disepakati bersama.

1) Pemohon mengajukan proposal Dalam jangka waktu dua bantuan pinjaman kredit atau

minggu pihak BMT An Nahl akan pembiayaan secara lengkap kepada

jawaban apakah BMT dalam bentuk rencana bisnis

memberikan

diterima, dengan alasan prilaku (business plan) yang mencakup:

pemohon memperlihatkan akhlak

a) Identitas lengkap pemohon yang baik, usaha yang akan

b) Jenis kegiatan usaha dijalankan halal, keuangan BMT

c) Deskripsi kegiatan usaha

mencukupi

untuk memberikan

d) Peluang dan hambatan usaha bantuan yang diajukan oleh pemohon,

e) Kelayakan modal usaha serta usahanya memiliki prospek

f) Rasio untung dan rugi yang cerah kedepannya, dengan tetap

g) Estimasi pengembalian modal menerapkan prinsip- prinsip syari’ah,

h) Melampirkan dokumen yang yaitu akadnya jelas, usaha yang dilampirkan

dijalankanya halal. Permohonan

2) Proposal tersebut diajukan oleh ditolak apabila akhlak pemohon tidak pemohon kepasda BMT di bagian

sesuai dengan kriteria BMT, usaha divisi kredit dan pembiayaan.

yang akan dijalankan tidak memiliki

3) Proposal tersebut akan dikaji prospek yang baik, serta keuangan secara seksama oleh pihak BMT,

BMT tidak mencukupi untuk mencakup :

permohonan tersebut, Ditangguhkan

a) Jenis proposal pengajuan apabila usaha yang akan dijalankan

oleh pemohon layak mendapatkan pembiayaan yang diajukan

b) Jumlah

kredit

dan

pembiayaan dari BMT tetapi

c) Kelayakan usaha (Business keuangan BMT tidak memenuhi Accountability )

untuk usahanya.

d) Rasio keuntungan

Setelah survai yang dilakukan kerugian (Profitability)

dan

oleh pihak pihak BMT An Nahl

e) Kemampuan melunasi kredit positif, maka pihak BMT akan dan pembiayaan

menentukan jumlah kredit atau

4) Pihak BMT akan melakukan

sesuai dengan: survai

pembiayaan

Kelayakan proposal pemohon dan sipemohon, jika hasil survai

lapangan

kepada

hasil survai BMT An Nahl dan

Pencairan dana dilakukan dalam

sesuai kesepakatan bentuk transaksi bagi hasil menurut

pembiayaan

dengan pihak BMT An Nahl prinsip syari’ah.

Dari proses

mendapatkan

Penyaluran Dana BMT An Nahl

pembiayaan pada BMT An Nahl Penyaluran dana BMT An Nahl

tidak sesulit yang diperkirakan, hal

peran dalam ini menolak anggapan bahwa proses

mempunyai

dan membangun pengajuan kredit dan pembiayaan di lembaga keuangan keuangan syari’ah sistem perekonomian umat serta

meningkatkan

menjadi lembaga bisnis, dimana khususnya BMT An Nahl lebih rumit

kumpulan dana dari nasabah yang ketimbang lembaga keuangan non

syari’ah. tengah dikelola BMT An Nahl selanjutnya disalurkan dalam bentuk

kepada masyarakat pemberian kredit atau pembiayaan,

pinjaman

(Nasabah)

mempunyai tujuan dan harapan Dalam penyaluran dana BMT

bahwa pola ekonomi Islam dapat An Nahl memiliki penilaian terhadap

diwujudkan melalui

pelayanan

terhadap nasabah, apakah layak atau produk dan jasa secara cepat, mudah, tidak nasabah diberikan pembiayaan praktis, efektif dan efisisen. Hal ini dalam usahanya, oleh karena itu penting agar BMT an Nahl mampu

pembiayaan nasabah menjadi lembaga sentral keuangan

pengajuan

kepada BMT An Nahl syari’ah di Tasikmalaya dalam akan dikelompokan kepada; Pembiayaan

pemberdayaaan ekonomi usaha kecil konsumtif, yakni bantuan kredit yang

dan menengah.

semata-mata

digunakan bagi

kepentingan pemenuhan kebutuhan

Pola Hubungan BMT AN Nahl

yang sifatnya pokok dan digunakan

dengan Nasabah

bagi hidup kesehariannya. Dan Setelah ada kesepakatan antara pembiayaan Produktif, yakni bantuan pihak BMT An Nahl selaku pemberi kredit yang semata-mata digunakan pembiayaan dan nasabah atau bagi kepentingan modal usaha pemohon, maka hubungannya adalah nasabah, baik untuk penambahan sebagai

mitra usaha,

dimana

modal usaha maupun bagi sipemohon keduanya mempunyai kewajiban yang tidak memiliki modal sama yang harus dijalankan, diantara pihak

sekali.

BMT harus memberikan pelayanan Setelah jelas pembiayaan yang

secara maksimal kepada nasabah, diajukan oleh nasabah, maka BMT

serta melakukan pembinaan dan An Nahl akan melakukan penilaian pengawasan terhadap nasabah yang terhadap para calon peminjam dan

bertujuan pengembangan

usaha

keuntungan bagi nasabah. Dan Pihak nasabah berhak

mengukur

pengembalian nasabah, menganalisa memperoleh pelayanan dari BMT An

usaha calon peminjam serta adanya Nahl, serta membayar kredit atau

jaminan yang diberikan oleh calon peminjam. Menurut Deni K Yusup jaminan yang diberikan oleh calon peminjam. Menurut Deni K Yusup

prinsip syari’ah.

1. Character, yaitu

An Nahl akan selektif terhadap para calon

penilaian

BMT

menentukan waktu pengembalian debitur

yang ditetapkan keuntungan bagi pengembalian

kesepakatan pihak pinjaman.

berdasarkan

pemohon dan

BMT. Dengan

2. Capacity, yaitu kemampuan pembayaran secara tunai dan pemohon (calon debitur) dalam

angsuran, tetapi jika jatuh tempo, pengelolaan

maka pihak BMT An Nahl akan prestasi, baik dari segi kegiatan

menunjukan

menawarkan kesepakatan baru bisnisnya

berupa dispensasi waktu dan atau sita usahanya.

maupun

perilaku

jaminan yang telah disepakati

3. Capital, yaitu penilaian terhadap

bersama.

modal yang dapat diberikan Setelah itu BMT An Nahl akan kepada para calon peminjam

pengawasan kepada sesuai dengan kelayakan atas

melakukan

peminjam yaitu; dengan pengawasan usaha yang akan atau sedang

preventif (sikap kehati-hatian dan dilaksanakan.

kecermatan pada tahap pembiayaan,

4. Condition, yaitu keadaan usaha

pembiayaan dan calon peminjam yang berkaitan

pelaksanaan

administrasi pembiayaan sebelum denga peluang dan prospek usaha

bantuan kredit dan pembiayaan di mereka dalam mengelola kredit

cairkan) dan pengawasan defresif yang diberikan oleh pihak BMT.

(pengawan yang dilakukan oleh pihak

5. Colateral, yaitu adanya jaminan BMT kepada debitur setelah bantuan yantg diberikan oleh calon

kredit dan pembiayaan di cairkan.). peminjam kepada pihak BMT,

Dan memberikan pembinaan kepada baik dari segi kualitas maupun

para peminjam dengan memberikan kiantitanya. Keharusan adanya

teknis, dorongan, barang jaminan ini tergantung

penyuluhan

bagi kemajuan dan dari besarnya pinjaman nasabah.

motivasi

usaha serta BMT An Nahl melakukan uji

perkembangan

meningkatkan kemampuan usaha kelayakan dalam pemberian kredit

debitur. Kemudian memupuk ikatan kepada peminjam, maka BMT AN

kemitraan usaha yang lebih erat Nahl akan menentukan berapa

antara pihak BMT An Nahl dan besarnya kredit yang dapat diberikan

debitur.

kepada peminjam, dengan melihat Pembiayaan dari BMT An Nahl kelayakan proposal pemohon, kondisi

disalurkan kepada pengusaha kecil keuangan BMT An Nahl dan hasil

menengah diantaranya, suvai dari pihak BMT An Nahl,

dan

pedagang/warungan sebanyak 131 kemudian dalam pencairan dana

dengan pembiayaan dilakukan dalam bentuk transaksi

orang

Rp.55.501.550, pengrajin sandal 6 orang

jumlah pembiayaan

Rp.5.270.000, konsumtif 6 orang

Untuk mengatasi pembiayaan Rp.5.000.000, usaha-

permasalahan dana BMT An Nahl

melakukan kerjasama dengan bank pembiayaan 3.330.000, dan pada

usaha lain 7 orang dengan

jabar syari’ah cabang Tasikmalaya usaha investasi 10 orang dengna

dengan pola eksekuting (BMT diberi pembiayaan Rp. 1.634.500,

keleluasaan untuk mengelola dana dengan pengembalian jatuh tempo selam satu tahun)

Prinsip Syari’ah

Dalam

Pengelolaan BMT An Nahl

Dalam penerapan prinsip-

Simpulan

prinsip syari’ah BMT An Nahl

1. Penerimaan dan pembiayaan mengalami

dana di BMT merupakan proses disebabkan minimnya Sumber Daya

dari kegiatan usaha, dimana Manusia (SDM) para pengelola dan

keduanya saling berkaitan dalam khususnya para nasabah, nasabah dan

berjalan atau tidaknya BMT. Masyarakat luas menganggap dengan

Sumber-sumber penerimaan dana sistem bagi hasil keuntungan yang

BMT An Nahl berasal dari diperoleh adalah kecil dan pihak

anggota berupa simpanan pokok BMT pun mengikuti apa yang

dan simpanan wajib, modal diharapakan oleh para nasabah,

penyertaannya berasal dari para akhirnya prinsip- prinsip syari’ah di

pendiri Dewan Kemakmuran BMT tidak dapat diterapkan secara

Masjid (DKM), pengelola dan maksimal.

instansi Pemerintah. Kegiatan Usaha BMT An Nahl

2. Hubungan nasabah dan BMT yaitu simpan pinjam syari’ah.

adalah mitra (fartner) dalam Dimana usaha simpan pinjam masih

menjalankan usaha bersama menjadi kegiatan utama BMT An

dengan nisbah yang di sepakati, Nahl. Nasabah BMT An Nahl berasal

setelah pihak BMT An Nahl dari masyarakat sekitar kampus

penelitian pada UNSIL, pedagang dipasar pancasila,

melakukan

proposal pengajuan pembiayaan sindangkasih (ciamis), dan pasar

dan survai lapangan dari segi cikurubuk,

kemampuan pemohon bergerak dalam bidang perdagangan

umumnya

nasabah

prinsip-prinsip berupa jongko atau kios dipasar

3. Penerapan

syari’ah (akadnya jelas) akad di sebagian wiraswasta dan pegawai.

dengan jenis Jumlah masyarakat penabung

sesuaikan

pembiayaan, dan usaha yang pada tahun 2006 sebanayak 590

akan dijalankan nasabah adalah orang

halal. Di BMT An Nahl belum berjangka ) dengan nilai simpanan

dijalankan secara sebesar Rp.278.143.355. Nasabah

mampu

maksimal, hal ini di sebabkan pembiayaan sebanyak 269 orang

pemahaman nasabah terhadap dengan nilai pembiayaan sebesar Rp.

aturan- atuiran syari’ah masih aturan- atuiran syari’ah masih

Kerjasama Fakultas Syari’ah yang di jalankan BMT An Nahl

IAIN SGD Bandung dan Bagais sama dengan system bunga.

Depag RI di Ciloto Puncak 29 November s.d Desember 2004.

Saran

Hertanto Widodo, dkk 2000. Panduan

1. Bagi BMT An Nahl untuk Praktis Operasional Baitul Maal menyelesaikan

wa Tamwil. Bandung : PT. permodalan perlu di bangunnya

masalah

Mizan.

kerjasama bagi hasil dengan Muhammad Akram Khan. 1997. berbagai

Ajaran Nabi Muhammad SAW pemerintahan Kota Tasikmalaya,

Tentang Ekonomi. Jakarta. MUI, Dinas KUKM dan instansi-

Bank Muamalat. instansi swasta syari’ah lainnya

2002. Pengantar lainnya.

Muhammad.

Akuntasi syari’ah. Jakarta :

2. Untuk meningkatkan Sumber Salemba Empat. Daya Manusianya perlu adanya

Pedoman Cara pelatihan-pelatihan secara rutin

PINBUK.

Pembentukan BMT. Jakarta bagi pengelola BMT.

Prof. DR.M. Amin Aziz. 2005.

3. Adanya pertemuan non formal Pedoman Penilaian kesehatan secara rutin antara pengelola

BMT. Jakarta : Pinbuk Press. BMT

Prof. DR.M. Amin Aziz. 2005. Nasabah,dimana

AD/ART BMT. Jakarta : tersebut

pertemuan

Pinbuk Press penerapan

membahas

strategi

Sayid Qutb.1994. Dasar-dasar Sistem syari’ah secara utuh.

prinsip-prinsip

Ekonomi Sosial dalam Kitab Tafsir Fi Zilalil Qur’an. Jakarta.

Daftar Pustaka

Litera AntarNusa. Ghufran

Winarno. 1990. M.Ag.,Fiqh

A. Mas’adi.

Surakhmad

Pengantar Penelitian Ilmiah. Konstektual. Jakarta. Raja

Muamalah

Bandung Penerbit. Tarsito. Grafindo Persada.

Taqyudin An Nabhani. 1996. Hafidhuddin Didin, Tanjung Hendri.

Membangun sistem ekonomi 2003. Manajeme n Syari’ah

perspektif Islam. Dalam Praktik. Jakarta : Gema

altenatif

Surabaya. Risalah Gusti. Insani Press.

Prof. K. H. Yafie dkk. 2003. Fiqih Hendi

Perdagangan Bebas. Bandung. Paradigma

Ekonomi yang Berwawasan Syari’ah di Indonesia, Makalah dalam “Seminar dan Lokakarya

Nasional

perkembangan

pemikiran Ekonomi Syari’ah

PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM E-KTP DI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA

Iwan Sugianto

Program Studi Manajemen STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya Tasikmalaya [email protected]

Abstract

E-ID card is the government's work program in particular RI Affairs Department as mandated by Law No. 23 of 2006 on Administrative Kependudukan.E-ID is the follow up (repair) KTP from conventional to electronic ID cards. Government Tasikmalaya District, as one of the local governments that have implemented the Population Administration System (SIAK) by imposing a number Population Identification (VIN) which is national, a turn of e-ID card in 2012 until now, has taken and implement policy measures supporting the successful implementation of e-ID card throughout the District as Tasikmalaya regency.

District of Cisayong is one subdistrict in Tasikmalaya regency average population livelihood of farmers and traders with a population of mandatory e-ID card about 38 032 inhabitants, is certainly not a small amount, it is not easy to achieve a successful implementation of the e-ID card, without good cooperation between the government as policy maker, the officers involved in the technical field and the community as a target of e-ID card program. Implementation of e-ID in the district Cisayong has reached 82.97% of the number of mandatory e-ID 38 032 people or already realized some 31 586 people.

One of the Government's efforts Tasikmalaya district in the success of e-ID program success is to do with socialization and mobilization of citizens involving sub-district and village parties. This is due to the constraints caused by human error and lack of understanding about the e-ID card can be saved by the government.

The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. The analysis tool in this research by using simple linear analysis. The survey results revealed that Influence Public Perceptions of the success of e-ID card program in the district of Tasikmalaya regency Cisayong of 0.680 or equal to 68% is influenced by other factors, namely by 32%. this means that the Public Perception will give a good impact on the success of e-ID card program implemented dikecamatan Cisayong Tasikmalaya regency.

Keywords: Perception, e-ID card program success

Pendahuluan

dan melaksanakan langkah-langkah Kartu Tanda Penduduk (KTP)

yang mendukung adalah identitas resmi penduduk

kebijakan

keberhasilan pelaksanaan e-KTP di sebagai bukti diri yang diterbitkan

seluruh Kecamatan se- Kabupaten oleh instansi pelaksana yang berlaku

Tasikmalaya.

di seluruh wilayah Negara Kesatuan Kecamatan Cisayong adalah Republik Indonesia. Kartu ini wajib

salah satu Kecamatan di Kabupaten dimiliki

yang rata-rata Indonesia (WNI) dan Warga Negara

bagi Warga

Negara

Tasikmalaya

penduduknya bermata pencaharian Asing (WNA) yang memiliki Izin

petani dan pedagang dengan jumlah Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah

penduduk yang wajib e-KTP sekitar berumur 17 tahun atau sudah pernah

38.032 jiwa, tentu bukanlah jumlah kawin atau telah kawin. Anak dari

yang sedikit, tidak mudah untuk orang tua WNA yang memiliki ITAP

sebuah keberhasilan dan sudah berumur 17 tahun juga

mencapai

pelaksanaan program e-KTP, tanpa wajib memilki KTP. KTP bagi WNI

adanya kerjasama yang baik antara berlaku selama lima tahun dan

selaku pemangku tanggal berakhirnya disesuaikan

pemerintah

kebijakan, para petugas yang terlibat dengan tanggal dan bulan kelahiran

teknis di lapangan dan masyarakat yang bersangkutan. KTP bagi WNA

sebagai sasaran program e-KTP. berlaku sesuai dengan masa Izin

Pelaksanaan e-KTP di Kecamatan Tinggal Tetap. Khusus warga yang

Cisayong sudah mencapai 82,97 % telah berusia 60 tahun dan ke atas,

dari jumlah wajib e-KTP 38.032 mendapat KTP seumur hidup yang

orang atau sudah terealisir sejumlah tidak perlu diperpanjang setiap lima

31.586 orang.

tahun sekali. Salah satu upaya Pemerintah E-KTP adalah program kerja

Tasikmalaya dalam pemerintah

Kabupaten

mensukseskan keberhasilan program Departemen Dalam Negeri sebagai

RI

khususnya

e-KTP adalah dengan melakukan amanat UU No. 23 Tahun 2006

sosialisasi dan pengerahan warga tentang

melibatkan pihak Kecamatan dan Kependudukan.E-KTP

Administrasi

merupakan

pihak Desa.

tindak lanjut (perbaikan) KTP dari Pada pelaksanaannya banyak konvensional menjadi elektronik

ditemui kendala-kendala yang terjadi KTP.

1. Undangan untuk pelaksanaan Pemerintah Daerah yang telah

Tasikmalaya, sebagai salah satu

pembuatan e-KTP yang di melaksanakan Sistem Administrasi

distribusikan oleh pihak petugas Kependudukan

(Aparat Desa) banyak terjadi memberlakukan

(SIAK)

dengan

kesalahan, baik kesalahan identitas Kependudukan (NIK) yang bersifat

Nomor

Induk

maupun kesalahan alamat dan nasional,

pekerjaan dikarenakan pelaksanaan e-KTP pada Tahun 2012

kesalahan human error dalam hingga sekarang, telah mengambil

penulisan surat undangan.

2. Pada saat pelaksanaan pembuatan mempengaruhi tindakan manusia e-KTP masih saja terdapat warga

yang tampak atau nyata. masyarakat kurang memperhatikan

Dari penjelasan di atas dapat dan kurang mengerti bahkan

ditarik suatu kesamaan pendapat terkesan menutupi kesalahan data

bahwa persepsi merupakan suatu atau identitas karena warga takut

proses yang dimulai dari penglihatan tidak dapat bagian pembuatan e-

hingga terbentuk tanggapan yang KTP saat itu.

terjadi dalam diri individu sehingga Tujuan Penelitian dari adalah

individu sadar akan segala sesuatu sebagai berikut:

dalam lingkungannya melalui indera-

indera yang dimilikinya. masyarakat terhadap program e- KTP di Kecamatan Cisayong

a. Untuk mengetahui

persepsi

Syarat Terjadinya Persepsi

Kabupaten Tasikmalaya Menurut Sunaryo (2004:98,)

b. Untuk mengetahui keberhasilan syarat-syarat terjadinya persepsi program e-KTP di Kecamatan

adalah sebagai berikut: Cisayong

1. Adanya objek yang dipersepsi Tasikmalaya

Kabupaten

2. Adanya perhatian yang merupakan

c. Untuk mengetahui seberapa langkah pertama sebagai suatu besar

persiapan dalam mengadakan masyarakat

keberhasilan program e-KTP di

3. Adanya alat indera/reseptor yaitu Kecamatan Cisayong Kabupaten

alat untuk menerima stimulus Tasikmalaya.

4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang

Landasan Teori

kemudian sebagai alat untuk Persepsi merupakan salah satu

mengadakan respon. aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

berbagai aspek dan gejala di

Persepsi

sekitarnya. Persepsi mengandung

Miftah Toha pengertian

Menurut

faktor-faktor yang menyangkut intern dan ekstern.

yang sangat

luas,

mempengaruhi persepsi seseorang Sugihartono, dkk (2007:8),

adalah sebagai berikut: mengemuka kan bahwa: “Persepsi

1. Faktor internal: perasaan, sikap adalah kemampuan otak dalam

kepribadian individu, menerjemahkan stimulus atau proses

dan

prasangka, keinginan atau harapan, untuk menerjemahkan stimulus yang

perhatian (fokus), proses belajar, masuk ke dalam alat indera manusia”.

keadaan fisik, gangguan kejiwaan, Persepsi manusia terdapat perbedaan

nilai dan kebutuhan juga minat, sudut pandang dalam penginderaan.

dan motivasi.

Ada yang mempersepsikan sesuatu

2. Faktor eksternal: latar belakang itu baik atau persepsi yang positif

informasi yang maupun persepsi negatif yang akan

keluarga,

diperoleh,

pengetahuan dan pengetahuan dan

yang dilakukan oleh seseorang dalam pengulangan gerak, hal-hal baru

keberlawanan,

upaya mencapai suatu tujuan secara dan familiar atau ketidakasingan

maksimal dan terarah. suatu objek.

Hardjito (1997:65), menyatakan bahwa:

Dydiet

Proses Persepsi

“Keberhasilan suatu Menurut

mencapai tujuannya (2003:145), proses terbentuknya

oleh komponen- persepsi didasari pada beberapa

dipengaruhi

komponen organisasi meliputi : 1) tahapan, yaitu:

struktur; 2) tujuan; 3) manusia; 4)

1. Stimulus atau Rangsangan hukum; 5) prosedur pengoperasian Terjadinya persepsi diawali ketika

yang berlaku (SOP); 6) teknologi; 7) seseorang dihadapkan pada suatu

ligkungan; 8) kompleksitas; 9) stimulus/rangsangan yang hadir

spesialisasi; 10) kewenangan; 11) dari lingkungannya.

pembagian tugas”.

2. Registrasi Dalam proses registrasi, suatu

Menurut Siagian (1992:2), gejala yang nampak adalah

bahwa :”Keberhasilan mekanisme fisik yang berupa

menyatakan

suatu organisasi baik sebagai penginderaan dan syarat seseorang

maupun berbagai berpengaruh melalui alat indera

keseluruhan

kelompok dalam suatu organisasi yang dimilikinya. Seseorang dapat

tertentu, sangat tergantung pada mutu mendengarkan

kepemimpinan yang terdapat dalam informasi

atau

melihat

yang bersangkutan”. kepadanya, kemudian mendaftar

Suyanto (2010:179), mengemukakan semua informasi yang terkirim

“Keberhasilan suatu kepadanya tersebut.

bahwa:

organisasi dilandasi oleh perencanaan

3. Interpretasi yang tepat dan seorang pemimpin Interpretasi merupakan suatu

organisasi yang memiliki jiwa aspek kognitif dari persepsi yang

kepemimpinan”. Kedua hal tersebut sangat penting yaitu proses

merupakan modal utama untuk memberikan arti kepada stimulus

organisasi yang yang

interpretasi tersebut bergantung Glancey dalam Sony Heru pada cara pendalaman, motivasi,

Priyanto (2009:73), menyatakan dan kepribadian seseorang.

bahwa: “Keberhasilan itu dimana setiap orang bisa mendapatkan atau

Keberhasilan

meraih cita-cita yang mereka Keberhasilan adalah kemampuan

inginkan untuk masa depan m ereka”. untuk melewati dan mengatasi dari

“Keberhasilan adalah sesuatu yang satu

kita dapat dengan perjuangan dan berikutnya

kegagalan ke

kegagalan

kerja keras”, Mulyadi (2001:45). semangat.

Menurut Erliah (2007:49), Menurut Erliah (2007:49),

dari:

yang sulit untuk dijabarkan, setiap

1. Tujuan

individu pasti punya definisi sendiri

2. Struktur

tentang kata

3. Sistem Penghargaan mengoreksi kesalahan diri sendiri,

berhasil.Berhasil

4. Mekanisme Tata Kerja dan berhasil memanfaatkan kelebihan

5. Tata Hubungan diri untuk hal berguna, sehingga kita

6. Kepemimpinan bisa menjadi orang besar. Besar untuk diri sendiri dan orang lain ”.

Indikator Keberhasilan Organisasi

Pada dasarnya ada dua indikator Edi Noersasongko (2005:27),

tingkat keberhasilan organisasi, yaitu: mengemukakan

1. Indikator Mikro misalnya, a) “Keberhasilan adalah harapan yang

bahwa:

anggota, b) menjadi kenyataan dan memerlukan

kepuasan

kesejahteraan anggota, c) pengorbanan yang dimulai dari saat

perkembangan jumlah anggota, ini ”. Sedangkan Ropke dalam

permodalan, dan e) Kasmawati (2003:57), menyatakan

d)

perkembangan usahanya (volume bahwa: “Konsep keberhasilan suatu

usaha, pangsa pasar, harga saham organisasi b ersifat relatif”.

dan laba/ keuntungan).

2. Indikator

Makro adalah Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan kontribusinya

terhadap Kurt

pembangunan perekonomian memaparkan tentang dasar-dasar

kunci keberhasilan, yaitu:

1. Prinsip-prinsip bisnis dasar

Metodologi Penelitian

dan sistem-sistem

penelitian yang target/kontrol.

Metode

digunakan dalam penelitian ini adalah

2. Organisasi yang metode deskriptif dengan pendekatan berorientasikan strategi.

kualitatif. Yaitu metode penelitian

3. Pemakaian potensi pegawai yang berusaha untuk mengungkapkan dengan lebih baik.

fakta sesuai dengan kenyataan yang

4. Sebuah gaya kepemimpinan ada tanpa melakukan intervensi yang efisien.

terhadap kondisi yang terjadi.

5. Sistem-sistem informasi dan Penelitian kualitatif bertujuan untuk komunikasi yang market

membuat gambaran dan hubungan intelligent antara fenomena yang diselidiki.

deskriptif tidak pelanggan

6. Mempraktikkan orientasi

Penelitian

memberikan perlakuan manipulasi atau pengubahan pada variabel-

Unsur- Unsur Yang Mempengaruhi

variabel

bebas, tetapi

Keberhasilan

menggambarkan suatu kondisi apa Menurut Thoha (2000:98),

adanya.

mengemukakan bahwa ada enam Suharsimi Arikunto (2010:3), mengemukakan bahwa ada enam Suharsimi Arikunto (2010:3),

“Teknik angket (kuesioner) deskriptif adalah metode penelitian

“Metode

merupakan suatu pengumpulan yang dimaksudkan untuk menyelidiki

data dengan memberikan atau keadaan, kondisi atau hal-hal lain

menyebarkan daftar pertanyaan yang sudah disebutkan, yang hasilnya

pernyataan kepada dipaparkan dalam bentuk laporan

atau

dengan harapan penelitian”.

responden

memberikan respon atau daftar Jenis penelitian yang digunak-

pertanyaan tersebut”. Angket an adalah studi kasus yaitu pada

ini disebarkan Masyarakat di Kecamatan Cisayong.

(kuesioner)

langsung

di lingkungan Kecamatan Cisayong. Tujuan

Teknik Pengumpulan Data

penyebaran angket ini adalah

a. Teknik Observasi untuk memperoleh data primer Merupakan

terkait tanggapan masyarakat pengumpulan

teknik

terhadap keberhasilan program e- melakukan observasi langsung ke

data

dengan

KTP di Kecamatan Cisayong. lokasi yang bersangkutan dengan

e. Studi kepustakaan (library cara melakukan pengamatan atau

research )

tinjauan langsung objek yang Menurut Husein Umar diteliti dengan tujuan untuk

(2008 : 44), bahwa: “Studi mengetahui

merupakan sebenarnya sesuai dengan tujuan

penelitian yang dilakukan untuk penelitian.

memberikan landasan-landasan

b. Teknik Wawancara teoritis dalam penelitian ini Merupakan

tujuan untuk pengumpulan

teknik

dengan

mendapatkan data sekunder melakukan

data

dengan

sebagai landasan perbandingan mendalam

wawancara

menyusun hipotesis penelitian untuk mendapatkan

data primer terkait dengan Data sekunder ini diperoleh penelitian. Teknik wawancara

membaca dan dalam penelitian ini dilakukan

dengan

cara

literatur-literatur, dengan melakukan wawancara

mempelajari

catatan-catatan kuliah dan sumber-

sumber lain yang relevan dengan informan .

terhadap informan dan key

masalah yang diteliti sehingga dapat

c. Dokumentasi menjadi landasan teori yang kuat Merupakan

serta mendukung penelitian. pengumpulan

teknik

Data yang digunakan dalam pembelajaran sumber yang dapat

data

dengan

penelitian ini berupa data primer dan dijadikan rujukan dari sumber

data sekunder:

data atau literatur-literatur.

a. Data primer adalah data yang

d. Kuesioner diperoleh secara langsung dari Menurut Husein Umar

sumbernya, yaitu data hasil (2008:49), mengatakan bahwa:

wawancara dan data hasil wawancara dan data hasil

b. Data sekunder adalah data yang

digunakan untuk didapatkan

yang

mengambil sampel adalah Taro langsung dari obyek penelitian

tidak

secara

Yamane (Riduwan, 2004: 65) (Riwidikdo, 2006:31). Data

yaitu:

sekunder dalam penelitian ini

Dimana: Kecamatan

Cisayong

n = Ukuran sampel keseluruhan Kabupaten Tasikmalaya dan P = Ukuran Populasi data lain yang didapatkan dari

e = Persen kelonggaran studi pustaka ketidaktelitian atau kesalahan

Jadi sampel yang harus

Populasi dan Sampel

diambil

a. Populasi

48.888 Populasi dalam penelitian

n=

1 + 48.888 (0.05) 2 ini adalah masyarakat Kecamatan

n = 48.888 Cisayong

(2008:116), “Sampel adalah = 396.754atau dibulatkan

bagian dari

jumlah

dan

jadi 397 karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

b. Sampel

a. Uji Validitas Kuesioner Menurut

Sugiyono

Menurut Riduwan (2010:215), “Sampel adalah (2011:348), “Validitas adalah sebagian

dari

populasi

itu”. Populasi suatu ukuran yang menunjukan

itu

misalnya

tingkat kevalidan atau keshahihan penduduk diwilayah tertentu, suatu instrument. Suatu instrument jumlah pegawai pada organisasi yang valid mempunyai validitas tertentu, jumlah guru dan murid tinggi dan sebaliknya bila tingkat di

rendah maka sebagainya.

validitasnya

Berdasarkan

instrument tersebut kurang valid. beberapa pendapat ahli tersebut Sebuah instrumen dikatakan valid dapat penulis simpulkan bahwa apabila dapat mengungkapkan data sampel adalah sebagian bagian dari variabel yang diteliti”. Suatu dari populasi yang diambil. kuesioner dikatakan valid jika r Untuk mengukur sampel penulis hitung > dari r tabel. menggunakan rumus Simple Menurut

Arikunto Random Sampling, dikatakan (2010:3018), “Bagi tes-tes yang simple (sederhana)

karena

setiap itemnya diberi skor kontinue pengambilan sampel anggota

digunakan Koefisien Populasi dilakukan secara acak Korelasi Pearson Product Moment tanpa memperhatikan strata yang

dapat

(PPM)”.

ada (Sugiyono, dalam Statistika

R xy dengan Rank Spearman kita dapat = ∑ ∑ ∑

menentukan nilai determinasi untuk

mengetahui besarnya Arikunto (2010:318)

Pengaruh Persepsi Masyarakat dimana:

Terhadap Keberhasilan Program e- r = Korelasi Product Moment

KTP di Kecamatan Cisayong

X = Skor salah satu pertanyaan Kabupaten Tasikmalaya dengan n = Jumlah responden

menggunakan rumus persamaan: Y = Total skor pernyataan

2 D=r

X 100%

b. Uji Reliabilitas Kuesioner

dimana :

D = Determinasi (2011:348),

r =Rank Spearman menunjuk pada suatu pengertian

bahwa suatu instrument dapat

Alat Analisis

dipercaya untuk digunakan sebagai Alat Analisis yang digunakan alat pengumpul data karena

adalah:

instrument tersebut

1) Korelasi Spearman Rank dianggap baik. Instrument yang

sudah

Korelasi spearman rank baik tidak akan bersifat tendensius

adalah bekerja dengan data mengarahkan responden untuk

ordinal atau berjenjang atau memilih

jawaban-jawaban rangking dan bebas distribusi. tertentu. Reliable artinya dapat

Maka untuk menganalisisnya dipercaya juga dapat diandalkan,

digunakan spearman rank yang sehingga beberapa kali diulangpun

rumus nya adalah: hasilnya

(konsisten)”. rs ( ) Suatu indicator dikatakan

Sugiyono (2004:229) reliable jika memberikan nilai

rs =Rank Spearman Cronbach Alpha > 0,60. Uji

2) Regresi Linier Sederhana reliabilitas

Regresi Linier Sederhana jawaban yang lebih dari dua uji

untuk

alternatif

pada hubungan reliabilitasnya menggunakan uji

didasarkan

fungsional ataupun kausal satu Cronbach’s Alpha, dengan rumus

variabel independen dengan satu berikut:

variabel dependen . Persamaan

r 11 =

( umum Regresi Linier Sederhana

adalah:

)Husein Umar (2008:170) Y’ = a + bX

Dimana:

Dimana r 11 = reliabilitas instrument Y’= subyek dalam variabel

k = butir pertanyaan dependen yang diprediksikan S 2

a = harga X = 0 (harga konstan) ∑S 2

= deviasi standar total

b = angka arah atau koefisien butir

b = Jumlah deviasi standar

regresi, yang menunjukan Setelah mencari korelasi r

angka peningkatan ataupun angka peningkatan ataupun

keberhasilan program e-KTP dependen yang didasarkan

variabel

yang diselenggarakan oleh pada variabel independen.

Kecamatan Bila b (+) maka naik, dan

pemerintah

Kabupaten bila ( - ) maka terjadi

Cisayong

Tasikmalaya. penurunan.

4. Koefisien Determinasi

X = Subyek pada variabel Agar dapat mengetahui Pengaruh

persepsi terhadap keberhasilan mempunyai nilai tertentu.

independen yang

program

e-KTP yang dilaksanakan

di kecamatan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Cisayong Kab. Tasikmalaya

1. Perolehan hasil dari perhitungan dapat diukur dengan koefisien terhadap tanggapan responden

determinasi. Berdasarkan hasil mengenai persepsi masyarakat

perhitungan SPSS diperoleh nilai mempunyai nilai skor 1630 hal

R Square atau r 2 = 0,680. ini berarti termasuk dalam

5. Pengujian Hipotesis kriteria nilai antara 1340 – 1680

mengetahui apakah dengan kriteria baik.

Untuk

terdapat Pengaruh atau tidak,

2. Perolehan hasil dari perhitungan persepsi Masyarakat terhadap terhadap tanggapan responden

Keberhasilan program e-KTP atas mengenai keberhasilan

diselenggarakan di program e-KTP mempunyai

yang

Kecamatan Cisayong Kabupaten nilai skor 1655 hal ini berarti

Tasikmalaya maka dilakukan termasuk dalam kriteria nilai

pengujian hipotesis dengan antara 1340 – 1680 dengan

menggunakan uji t, tingkat kriteria baik.

signifikasi yang diambil untuk

3. Hasil perhitungan diperoleh penelitian adalah 5% atau 0,05 bahwa persamaan Regresi Linier

dengan pengujian dua pihak Sederhana Y = a + bX. maka

diperoleh bahwa nilai t hitung diperoleh persamaan regresi

sebesar 14.051 nilai P value = sebagai berikut : 0,000 dengan nilai Y = 4.100 + 0.825X

 sebesar 0.05 Berdasarkan persamaan tersebut

sehingga P value < α atau 0,000 < dapat diinterprestasikan bahwa :

0,05 maka Ha diterima dan Ho (a) Konstanta sebesar 4.100 artinya

ditolak artinya bahwa terdapat jika persepsi (X) nilainya

Pengaruh persepsi terhadap adalah 0 maka keberhasilan (Y)

keberhasilan program e-KTP nilainya postif, yaitu sebesar

yang dilaksanakan di kecamatan 4.100;

Kabupaten (b) Koefisien Regresi Sederhana

Cisayong

Tasikmalaya.

Persepsi (X) sebesar 0.825 memberikan

berpengaruh positif terhadap

Persepsi masyarakat

Kabupaten Tasikmalaya. adanya program e-KTP yang

dengan

Untuk mengetahui besarnya

dilaksanakan di

kecamatan

Pengaruh

Persepsi Masyarakat

Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

Terhadap Keberhasilan Program e- Ber d asarkan hasil tanggapan

KTP di Kecamatan Cisayong responden terhadap

Tasikmalaya. dapat pertanyaan yang diajukan sesuai dilakukan dengan menggunakan dengan indikator untuk persepsi.

pertanyaan-

Kabupaten

analisis regresi linier sederhana. Maka dapat diketahui nilai skor

Dengan menggunakan pengolahan sebesar 1630 hal ini berarti termasuk

data yaitu software SPSS. dalam kriteria nilai antara 1340 – 1680 dengan kriteria baik. Sesuai

Hasil Analisis Regresi Linier

dengan Klasifikasi penilaian untuk

Sederhana

indikator persepsi. Hasil perhitungan diperoleh Hal ini dibuktikan dengan

bahwa persamaan regresi berganda mayoritas

mengikuti pelaksanaan program e- maka diperoleh persamaan regresi KTP yang dilaksanakan oleh

sebagai berikut :

pemerintah Kecamatan Cisayong Y = 4.100 + 0.825X Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterprestasikan bahwa :

Keberhasilan program e-KTP

a. Konstanta sebesar 4.100 artinya

yang dilaksanakan di kecamatan

jika persepsi (X) nilainya adalah

Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

0 maka Keberhasilan (Y) Berdasarkan hasil tanggapan

nilainya postif, yaitu sebesar responden yang diajukan sesuai

dengan indikator untuk Keberhasilan

b. Koefisien Regresi Sederhana program e-KTP. Maka dapat

persepsi masyarakat (X) sebesar diketahui nilai skor 1655 hal ini

0.825 memberikan arti bahwa berarti termasuk dalam kriteria nilai

Persepsi Masyarakat berpengaruh antara 1340 – 1680 dengan kriteria

positif secara signifikan terhadap baik. Sesuai dengan Klasifikasi

Keberhasilan Program e-KTP di penilaian untuk indikator Keberhasil

Kecamatan Cisayong Kabupaten program e-KTP. Hal ini dibuktikan

Tasikmalaya. dengan mayoritas penduduk di Kecamatan Cisayong Kabupaten

Koefisien Determinasi

Tasikmalaya dapat diketahui identitas Agar dapat mengetahui Pengaruh penduduknya secara pasti dan

Masyarakat terhadap diketahuinya dengan adanya data

Persepsi

Keberhasilan Program e-KTP di penduduk yang ganda.

Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya dapat diukur dengan

Pengaruh Persepsi Masyarakat

koefisien determinasi. Berdasarkan

Terhadap Keberhasilan Program

hasil perhitungan SPSS diperoleh e-KTP di Kecamatan Cisayong 2 nilai R Square atau r = 0,680. ini hasil perhitungan SPSS diperoleh e-KTP di Kecamatan Cisayong 2 nilai R Square atau r = 0,680. ini

terus di lakukan Keberhasilan program e-KTP di

peningkatan pelayanannya agar Kecamatan Cisayong Kabupaten

mencapai Tasikmalaya sebesar 0,680 atau

senantiasa

kesempurnaan yang lebih baik. sebesar 68% sisanya dipengaruhi oleh

2. Keberhasilan Program e-KTP faktor lain yaitu sebesar 32%. hal ini

Kecamatan Cisayong berarti bahwa Persepsi Masyarakat

Di

Kabupaten Tasikmalaya dinilai akan memberikan dampak yang baik

baik berdasarkan hasil yang terhadap Keberhasilan Program e-

dicapainya selama KTP yang dilaksanakan diKecamatan

telah

pelaksanaan program e –KTP Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.

tersebut.

3. Bahwa

Pengaruh Persepsi

Pengujian Hipotesis

Masyarakat terhadap Untuk

Keberhasilan program e-KTP di terdapat Pengaruh atau tidak, Persepsi

mengetahui

apakah

Cisayong Masyarakat terhadap Keberhasilan

Kecamatan

Kabupaten Tasikmalaya sebesar Program e-KTP yang dilaksanakan di

0,680 atau sebesar 68% sisanya Kecamatan Cisayong Kabupaten

dipengaruhi oleh faktor lain Tasikmalaya

yaitu sebesar 32%. hal ini pengujian

maka

dilakukan

bahwa Persepsi menggunakan uji t, tingkat signifikasi

Masyarakat akan memberikan yang diambil untuk penelitian adalah

dampak yang baik terhadap 5% atau 0,05 dengan pengujian dua

Keberhasilan Program e-KTP pihak diperoleh bahwa nilai t hitung

yang

dilaksanakan

diKecamatan Cisayong sebesar 14.051 nilai

P value

Kabupaten Tasikmalaya. dengan nilai  sebesar 0.05 sehingga

P value < α atau 0,000 < 0,05 maka Ha

Saran

diterima dan Ho ditolak artinya Berdasarkan pada Kesimpulan bahwa terdapat Pengaruh Persepsi

maka dapat disarankan hal-hal Masyarakat terhadap Keberhasilan

sebagai berikut:

1. Peningkatan pelayanan program diKecamatan Cisayong Kabupaten

Program e-KTP yang dilaksanakan

e-KTP harus terus ditingkatkan Tasikmalaya.

agar keberhasilan program e- KTP menjadi masikmal dan

Simpulan

tercipta kepuasan masyarakat. Berdasarkan pada hasil penelitian

2. Diperlukan adanya peningkatan dan

pengetahuan tambahan bagi disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

pembahasan maka

dapat

Petugas

mengenai e-KTP

1. Persepsi Masyarakat dengan sehingga apabila terdapat hal-hal adanya Program e-KTP Di

yang ingin diketahui masyarakat Kecamatan

apabila terjadi Kabupaten Tasikmalaya dapat

Cisayong

terutama

kekeliruan data, keterlambatan kekeliruan data, keterlambatan

Penelitian Kesehatan , sebagainya,

dan

Yogyakarta: Mitra Cendikia memberikan informasi yang jelas

Petugas

dapat

Margono (2010): Metode Penelitian sehingga

Pendidikan , Jakarta: Rineka masyarakat dapat memahami apa

yang dapat dilakukan untuk Sugiyono (2008): Metode Penelitian menindaklanjuti hal tersebut.

Bisnis , Bandung: Alfabeta

3. Dibutuhkan sosialisasi yang lebih Sugiyono (2010): Metode Penelitian diberikan kepada masyarakat

Kuantitatif Kualitatif dan mengenai kegunaan dan fungsi e-

R&D , Bandung: Alfabeta KTP secara lebih luas.

Sukmadinata

(2011): Metode Penelitian

Pendidikan ,

Daftar Pustaka

Bandung: Remaja Rosdakarya Robbins Stephen P (2008): Perilaku

Nana Sujana (2005): Penelitian Hasil Organisasi Buku 1 Edisi 12

Proses Belajar (diterjemakan oleh Diana

Belajar

Mengajar , Bandung: Remaja Angelica), Jakarta: Salemba

Rosdakarya Empat

Ph.D (1999): Sumarwan, Ujang (2004): Perilaku

Moh.

Nazin,

Metodologi Penelitian , Bogor: Konsumen:

Ghalia Indonesia Penerapan

Tiori

dan

Riduwan (2011): Dasar – dasar Pemasaran , Bogor: Ghalia

Dalam

Statistika , Bandung: Alfabeta Indonesia

(2009:317): Metode Umar Alhabsy, MT CISA CRISC

Sugiyono

Penelitian Pendekatan (2013); Harmonisasi Untuk

Kuantitatif & Kualitatif Dan Sistem Manajemen Kinerja TI,

R&D , Bandung: Alfabeta Sumber: www.IVITC.com Sugiyono (2004): Statistika Untuk Wirawan (2002): Profesi dan Standar

Penelitan . Cetakan ke 6. Evaluasi ,

Bandung. Alfabeta UHAMKA PRESS

Yayasan

dan

(2005): Metode Suharsimi

Moh.

Nazir

Penelitian , Jakarta: Ghalia Manajemen

Arikunto

(2007): Psikologi Jakarta Dahar: Rineka Cipta

Penelitian ,

Sugihartono

Pendidikan , Yogyakarta: Husain Umar (2008): Metode

UNY Press Penelitian Untuk Skripsi Dan

Bimo Walgito (2004): Pengantar Tesis Bisnis Edisi Kedua ,

Psikologi Umum , Andy Opset Jakarta: PT. Raja Grafindo

Waidi (2006): The Art Of Re- Persada

Enggineering Your Mind Of Azwar Saifudin (1997): Reabilitas

Success , Jakarta: Gramedia Dan Validitas. Yogyakarta.

Jalaludin Rahmat (2007) Psikologi Pustaka Pelajar

Komunikasi , Edisi Revisi, Riwidikdo Handoko (2006): Statistik

Bandung: Remaja Rosda Kesehatan: Belajar Mudah

Karya

Teknis Analis Data Dalam Sunaryo (2004).Syarat Terjadinya

Persepsi , Jakarta: EGC PTGrafindo Persada Mulyadi (2007) Sistem Akuntansi.

(1992): Organisasi Jakarta: Salemba Empat

Siagian

Kepemimpinan Dan Perilaku Indra Bastian (2006): Akuntansi

Organisasi , Jakarta: Rineka Perbankan . Jakarta: Salemba

Cipta

Peraturan Daerah Veithzal Rivai Et Al (2008):

Empat

Himpunan

Kabupaten Tasikmalaya, Kepemimpinan Dan Prilaku

Mengenai Organisasi Organisasi , Jakarta: Raja

Perangkat Daerah Kabupaten Grafindo Persada

Tasikmalaya 2004 , Dihimpun Dydiet Hardjito (1997): Teori

Oleh Pemerintah Kabupaten Organisasi

Tasikmalaya Tahun 2004. Pengorganisasian .

Dan

Tehnik

Jakarta: