DAFTAR ISI Ekonomi Perdesaan Jurnal Ekonomi Perdesaan dan Manajemen
ANALISIS STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSUP DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
oleh Gus Andri
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the stress of work and conflict of work to employee performance Installation of Central Surgical Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo.
The method used is quantitative method. In this study, the population was an employee of the Central Surgical Hospital Installations Dr. Cipto Mangunkusumo totaling 73 people as well as a sample in this study with a total sampling technique. Based on these results it appears that stress of work variables significantly influence employee performance with a value of 1.244 regression with a significance level of 0.000 or <0.05. While the conflict of work variable significant effect on employee performance with a value of 0,349 regression with a significance level of 0.000 or <0.05. At the t test for stress of work variables seen that t > t table (14.979> 1.666). Where the effect of stress of work on performance amounted to 1,244, or 124.4%, with a probability of 0.000 or <0.05. Then to variable conflict of work seen that t > t table (5.211> 1.666), where the influence of conflict of work on the performance of 0,349 or 3.49% with a probability of 0.000 or <0.05. In the F test seen that F count> F table (285.577> 3.133) with a significance level of 0.000 or <0.05 consequently H0 and H1 accepted which means that stress of work variables and conflict of work jointly significant effect on employee performance.
The coefficient of determination (adjusted R2) of 0.888 means that 88.8% of employee performance is affected by stress of work and conflict of work and 11.2% influenced by other variables.
Keywork: Stress of work, Conflict of work , and Performance
Pendahuluan
dipengaruhi oleh kinerja pegawainya. Kekayaan yang paling utama
Dan setiap organisasi memperdayakan bagi setiap bangsa adalah sumber daya
sumber-sumber daya yang ada untuk manusia. Keberadaan sumber daya
dimanfaatkan secara efektif dan manusia di dalam suatu instansi
efisien agar tercapai tujuan organisasi memegang peranan yang penting.
dengan kinerja tinggi. Kinerja yang Keberhasilan suatu instansi sangat
baik tercipta dari sumber daya baik tercipta dari sumber daya
Cipto Mangunkusumo Jakarta yaitu pegawai adalah sejauh mana pegawai
Bedah Sentral. itu mampu melakukan pekerjaan baik
pada Instalasi
Banyaknya tindakan medik operatif dari segi kualitas dan kuantitas
yang terjadwal di Instalasi Bedah maupun waktu dalam menyelesaikan
Sentral rata-rata + 15 pasien perhari pekerjaan.
akan dapat menimbulkan stres kerja Stres merupakan keadaan
terutama pada pegawai di Instalasi yang wajar karena terbentuk pada diri
Bedah Sentral RSUP Dr. Cipto manusia
Mangunkusumo Jakarta. Dilihat dari merupakan bagian dari kehidupan
sebagai
responden
situasi yang terjadi saat ini, pegawai sehari-hari dari diri manusia. Disalah
tidak dapat melaksanakan tindakan satu pihak beban kerja disatuan unit
medik operatif sesuai dengan jumlah instansi semakin bertambah, keadaan
calon operasi yang telah terjadwal. ini akan menuntut energi pegawai
Hal ini disebabkan karena adanya stres yang lebih besar dari keadaan yang
kerja pada pegawai di Instalasi Bedah sebelumnya.
Sentral.
Menurut Hasibuan (2013:204), Selain stres kerja, konflik kerja stres kerja dapat timbul sebagai akibat
juga turut mempengaruhi kinerja tekanan atau ketegangan yang
pegawai pada Instalasi Bedah Sentral bersumber dari ketidakselarasan antara
RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo seseorang dengan lingkungannya.
Jakarta. Menurut Afzalur Rahim Dengan kata lain, apabila sarana dan
(2011:16) Konflik kerja adalah tuntunan tugas tidak selaras dengan
ketidak sesuaian antara dua atau lebih kebutuhan dan kemampuan seseorang,
anggota atau kelompok dalam suatu ia akan mengalami stres kerja.
organisasi karena kenyataan bahwa Menurut
mereka mempunyai perbedaan status, berbagai hal yang dapat menjadi
Robbins
tujuan, nilai atau persepsi. sumber stres yang berasal dari
Berdasarkan fenomena pekerjaan (instansi) beraneka ragam
pengamatan yang dilakukan, bahwak seperti : beban tugas yang terlalu
konflik kerja yang dominan terjadi berat, desakan waktu dan lain-lain.
adalah konflik antara rekan kerja Situasi di luar lingkungan pekerjaan
(conflict teamwork) yaitu kurang (individu) juga dapat menjadi sumber
adanya rasa saling mendukung dalam stres. Berbagai masalah yang dihadapi
mengerjakan pekerjaan sebagai team, seseorang, seperti masalah-masalah
di samping itu adanya ketidak keluarga adalah contoh sumber stres.
pedulian terhadap lingkungan sekitar RSUP
di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Mangunkusumo Jakarta terdiri dari 1
Dr.
Cipto
Cipto Mangunkusumo Jakarta. dewan pengawas, 4 dewan direksi, 11
Untuk dapat mencapai tujuan bidang bagian rumah sakit, 39
yang diinginkan yaitu mampu instalasi, dan 21 KSM. Dalam
memberikan pelayanan yang optimal penelitian ini Penulis mengambil salah
maka Instalasi Bedah Sentral perlu maka Instalasi Bedah Sentral perlu
pendidikan seperti tabel berikut : keahlian
Tabel 1 Data Pegawai Instalasi Bedah Sental RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Tahun 2010-2014
Th Kelompok
No Pendidikan (%)
5 D.IV Ans
6 D.III Kep
D.III
7 0 0 0 0 1 1,37 Non Medis
Sumber:Adminstrasi Instalasi Bedah Sentral (2014)
Dari data di atas dapat berpengaruh terhadap emosi, jalan disimpulkan dari beberapa orang
pikiran dan kondisi fisik seseorang. pegawai di Instalasi Bedah Sentral
Mangkunegara (2008: 157), RSUP Dr.Cipto Mangukusumo yang
mengatakan stres merupakan suatu mengalami stres kerja dan konflik
perasaan tertekan yang dialami kerja hal ini disebabkan karena adanya
pegawai dalam menghadapi pekerjaan. beban kerja yang berlebih, tidak bisa
Berdasarkan pengertian para ahli bekerja sama dengan tim, tidak peduli
tersebut dapat saya simpulkan bahwa dengan lingkungan dan kejenuhan
stres kerja merupakan suatu kondisi dalam bekerja yang dapat berpengaruh
yang merefleksikan rasa tertekan, terhadap kinerja.
tegang, yang mempengaruhi emosi dan proses berfikir seorang pegawai
Landasan Teori
untuk mengerjakan pekerjaannya
Stres Kerja
menghambat tujuan Menurut Robbins (2008:373),
sehingga
organisasi.
stres merupakan kondisi dinamik yang Menurut Hasibuan (2008:204), di dalamya pegawai menghadapi
faktor-faktor penyebab stres kerja peluang, kendala, tuntutan yang terkait
yaitu beban kerja yang sulit dan dengan apa yang sangat dinginkannya.
berlebihan, tekanan dan sikap Menurut Siagian (2008:300), stres
pimpinan yang kurang adil dan wajar, merupakan kondisi ketegangan yang
waktu dan peralatan kerja yang kurang waktu dan peralatan kerja yang kurang
maupun negatif. Menurut Wirawan jasa yang terlalu rendah dan masalah-
(2010:5), mendefenisikan konflik masalah lainnya.
adalah proses pertentangan yang Stres
diekspresikan di antara dua pihak atau menjadi dua (Mulyadi , 2003) yaitu;
kerja
dikategorikan
lebih yang saling tergantung mengenai pertama, eustress, yaitu hasil respon
objek konflik, menggunakan pola terhadap stres yang bersifat sehat,
perilaku dan interaksi konflik yang positif dan konstruktif (membangun).
keluaran konflik. Hal tersebut termasuk kesejahteraan
menghasilkan
Hasibuan (2008:199), mengatakan individu
dan organisasi yang konflik adalah persaingan kurang diasosiasikan dengan pertumbuhan,
sehat berdasarkan ambisi dan sikap fleksibilitas, kemampuan adaptasi dan
dalam memperoleh tingkat performance yang tinggi dan
emosional
Konflik akan kedua, distress, yaitu hasil dari respon
kemenangan.
ketegangan, yang bersifat tidak sehat, negatif dan
menimbulkan
konfrontasi, perkelahian, dan frustasi desktruktif (bersifat merusak). Hal
jika tidak dapat diselesaikan. tersebut
Berdasarkan pengertian para ahli individu dan juga organisasi seperti
termasuk
konsekuensi
di atas, dapat saya simpulkan bahwa penyakit kardiovaskuler dan tingkat
konflik kerja adalah ketidak sesuaian ketidakhadiran yang tinggi, yang
pertentangan antara dua orang atau diasosiasikan dengan keadaan sakit,
lebih di dalam instansi karena adanya penurunan dan kematian.
pendapat, nilai-nilai, Adapun indikator-indikator stres
perbedaan
kompetisi untuk kerja (Robbins, 2008), dapat dibagi
tujuan,
serta
memperebutkan posisi dan kekuasaan dalam tiga aspek yaitu : pertama,
menurut sudut pandang masing- psikologis (cepat tersinggung, tidak
masing untuk mencapai tujuan komunikatif, banyak melamun dan
organisasi.
lelah mental. kedua, indkator pada Menurut Hartatik (2014:295), fisik (meningkatnya detak jantung dan
faktor yang tekanan darah, mudah lelah secara
ada
beberapa
menyebabkan timbulnya konflik fisik, pusing kepala dan problem tidur
pertama , sumber daya yang langka, (imsomnia). ketiga, indikator pada
kedua , perbedaan dalam tujuan, prilaku (menunda atau menghindari
ketiga , saling keter-gantungan dalam pekerjaan, perilaku sabotase dan lain
menjalankan pekerjaan dan keempat, sebagainya)
perbedaan dalam nilai persepsi. Kemudian menurut Hartatik
Konflik Kerja
(2014:292), ada lima jenis konflik, Menurut Hartatik (2014:289),
yaitu; pertama, konflik intrapersonal konflik adalah proses interaksi yang
adalah konflik seseorang dengan terjadi akibat adanya ketidaksesuaian
dirinya sendiri. Konflik terjadi bila antara dua pendapat (sudut pandang)
pada waktu yang sama seseorang yang berpengaruh pada pihak-pihak
memiliki dua keinginan yang tidak memiliki dua keinginan yang tidak
faktor yang mempengaruhi kinerja pertentangan antara seseorang dengan
interpersonal
adalah
pegawai dalam orang
seorang
melaksanakan aktivitas kerja adalah; kepentingan atau keinginan. Ketiga,
lain, karena
perbedaan
pertama , partnership, adanya suatu konflik
organisasi terhadap kelompok. Keempat, konflik antar
antar individu
dalam
pengakuan
pegawai sebagai bagian dari yang ikut kelompok dalam organisasi yang
berpartisipasi
dalam keadaan
mencapai tujuan. kedua, produktivitas, organisasi.
sama. Kelima, konflik antar
yaitu adanya suatu imbalan yang diberikan organisasi berdasarkan Kinerja produktivitas kerja pegawai. Ketiga,
kebutuhan, adanya kinerja merupakan hasil kerja yang
Menurut Hasibuan (2008:94),
pemuasan
pada pemenuhan dicapai
penekanan
kebutuhan yang diberikan kepada melaksanakan
dibebankan kepadanya didasarkan atas Menurut Hasibuan (2006:94), kecakapan, pengalaman, kesungguhan
bahwa kinerja serta ketepatan waktu. Dessler
mengungkapkan
merupakan gabungan tiga faktor (2000:41), kinerja merupakan prestasi
penting, yaitu kemampuan dan minat kerja, yaitu perbandingan antara hasil
seorang pekerja, kemampuan dan kerja dengan standar yang ditetapkan.
penerimaan atas penjelasan delegasi Mangkunegara (2002:22), kinerja
tugas dan peran serta tingkat motivasi adalah hasil kerja baik secara kualitas
pegawai. Apabila kinerja tiap maupun kuantitas yang dicapai oleh
pegawai baik, maka diharapkan seseorang dalam melaksanakan tugas
kinerja organisasi akan baik pula. sesuai tanggung jawab yang diberikan.
Di dalam organisasi di kenal tiga Dari beberapa pengertian di atas,
jenis kinerja menurut Terry (2000), dapat saya simpulkan bahwa kinerja
yakni: pertama, kinerja strategic adalah
merupakan kinerja strategik yang persyaratan-persyaratan
kemampuan
mencapai
berkaitan dengan strategi dalam baik dari segi kuantitas maupun
pekerjaan,
penyesuaian terhadap lingkungannya kualitas, dimana suatu target kerja
dan kemampuan di mana suatu dapat diselesaikan pada waktu yang
organisasi berada. Kedua, kinerja tepat atau tidak melampui batas waktu
administrative merupakan kinerja yang disediakan sehingga tujuannya
administratif yang berkaitan dengan akan sesuai dengan moral maupun
administrasi organisasi, etika instansi yang nantinya akan
kinerja
termasuk di dalamnya tentang struktur berdampak
administratif yang mengatur hubungan pegawai. Dengan demikian kinerja
terhadap
remunerasi
otoritas (wewenang) dan tanggung pegawai dapat memberikan kontribusi
jawab dari orang yang menduduki bagi instansi tersebut.
jabatan atau bekerja pada unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi.
Ketiga, kinerja operasional merupakan kinerja (Y), sedangkan populasi dan kinerja operasional yang berkaitan
sampel adalah seluruh pegawai medis dengan efektifitas penggunaan setiap
dan non medis di Instalasi Bedah sumber
Dr.Cipto organisasi.
daya yang
Mangunkusumo Jakarta yaitu Adapun
berjumlah 73 orang pegawai yang mengukur kinerja Pegawai (Hasibuan,
indikator
untuk
sekaligus dijadikan sebagai sampel 2008) adalah pertama, kuantitas kerja
penelitian dengan teknik total yang merupakan jumlah
sampling. Data yang digunakan adalah dihasilkan seperti jumlah unit, jumlah
yang
data kualitatif dan data kuantitatif, siklus aktivitas yang diselesaikan.
sebagai sumber data diperoleh dari Kedua, kualitas pekerjaan yang diukur
data primer merupakan data yang atas persepsi karyawan terhadap
tidak dipubklikasikan yang diperoleh kualitas pekerjaan yang dihasilkan
langsung dari tempat penelitian dalam serta kesempurnaan tugas terhadap
bentuk baku dan masih membutuhkan keterampilan
pengolahan lebih lanjut. Data ini tanggung jawab dalam bekerja
karyawan.
Ketiga,
berisikan antara lain jawaban atas merupakan
wewenang dalam pernyataan angket yang disebarkan melaksanakan
kepada seluruh responden dan data keahlian yang dipunyai dalam bekerja.
tugas.
Keempat,
sekunder yaitu data yang telah Kelima, ketepatan waktu dalam
dipublikasikan dan bersumber dari bekerja dan menyelesaikan pekerjaan.
Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta,
Metodologi Penelitian
serta jurnal penelitian. Selanjutnya Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data melalui survey penelitian ini adalah penelitian
lapangan, wawancara dan penyebaran kuantitatif.
kuesioner, sedangkan analisis data (2013:79), yaitu penelitian yang
Menurut
Sugiyono
regresi linear berganda
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Metode
Pembahasan
penelitian ini untuk mengetahui
perhitungan pengaruh stres kerja dan konflik kerja
Berdasarkan
komputer dengan terhadap kinerja pegawai di Instalasi
melalui
program SPSS Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto
menggunakan
diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Mangunkusumo Jakarta, sehingga
Tabel 2
menghasilkan kesimpulan yang akan Analisis Regresi Linear Berganda memperjelas gambaran mengenai
Coefficients a
objek yang diteliti.
Unstandardized
Standardized
Adapun variabel yang diteliti Coefficients
Coefficients
Model
B Std. Error
Beta t Sig.
terdiri dari
variabel bebas
(independent variable), stres kerja .000
Stres Kerja
Konflik Kerja
2 Dependent Variable: Kinerja variabel terikat (dependent variable),
1 ) dan konflik kerja (X ).serta
Berdasarkan hasil uji regresi
Uji t (t-test)
linear berganda yang diringkas pada Uji t (t-test) ini dimaksudkan tabel diatas, maka berikut ini
untuk mengetahui pengaruh secara dikemukakan persamaan regresi linier
parsial (individu) variabel – variabel berganda sebagai berikut :
bebas (stres kerja dan konflik kerja) Persamaan regresi di atas dapat
terhadap variabel terikat (kinerja) atau dijelaskan sebagai berikut :
menguji signifikansi konstanta dan
1. Konstanta (a) variabel terikat. Hasil perhitungan uji t Nilai konstanta yang diperoleh
dapat dilihat pada tabel berikut ini : sebesar -2,558 menunjukkan bahwa jika karyawan stres dalam
Tabel 3
bekerja dan terjadi konflik, maka Hasil Perhitungan Uji t kinerja pegawai pada Instalasi
Coefficients a
Bedah Sentral RSUP Dr.Cipto
Unstandardized
Standardized
Mangunkusumo Jakarta menurun
Coefficients
Coefficients
sebesar -2,558. Dapat diartikan Sig.
Model
B Std. Error
Beta t
stres kerja, konflik kerja dan Stres Kerja
kinerja pegawai Instalasi Bedah .000
Konflik Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja
Sentral memang sudah menurun.
Sumber : Olahan Data Primer, 2015 Maka dari itu stres kerja dan Pengujian dilakukan dengan konflik
kerja
berpengaruh
menggunakan df = n-k = 73-3 = 70 signifikan terhadap kinerja. Stres
dengan (α) 5%.
dan konflik yang dimaksud disini Deskripsi dari uji t masing – ialah stres dan konflik yang
masing variabel sebagai berikut : membangun dalam arti positif.
1. Hipotesis 1 (H 1 )
Sehingga akan meningkatkan Dari analisis data atau hasil kinerja pegawai Instalasi Sentral regresi diperoleh probabilitas RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo 0,000 jika dibandingkan dengan α Jakarta. 5% maka probabilitas kecil dari
pada α (0,000 < 0,05) atau dapat =
2. Koefisien regresi X 1 (stres kerja)
1,244, artinya
dengan
juga dilihat dari uji t dimana t berkurangnya satu satuan variabel hitung > t tabel (14,979 > 1,666). stres
Dengan demikian kesimpulan meningkatkan kinerja pegawai
yang dapat diperoleh dari hasil Instalasi Bedah Sentral sebesar analisis ini adalah H 0 ditolak dan 1,244 atau 124,4%.
H 1 diterima. Jadi stres kerja
3. Koefisien regresi X 2 (konflik
berpengaruh signifikan terhadap kerja) = 0,349, artinya dengan
kinerja pegawai Instalasi Bedah berkurangnya satu satuan variabel
Dr.Cipto konflik
Mangunkusumo Jakarta. Dimana meningkatkan kinerja pegawai pengaruh stres kerja terhadap Instalasi Bedah Sentral sebesar kinerja pegawai sebesar 1,244 0,349 atau 34,9%. atau 124,4% pada tingkat Mangunkusumo Jakarta. Dimana meningkatkan kinerja pegawai pengaruh stres kerja terhadap Instalasi Bedah Sentral sebesar kinerja pegawai sebesar 1,244 0,349 atau 34,9%. atau 124,4% pada tingkat
yaitu
ANOVA b
Sehingga dapat disimpulkan
Sum of
bahwa dengan stres kerja akan
Model
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression
meningkatkan kinerja pegawai
Instalasi Bedah Sentral. 72
Total
a. 2. Predictors: (Constant), Konflik Kerja, Stres Kerja Hipotesis 2 (H
b. Dependent Variable: Kinerja
Dari analisi data atau hasil regresi
Sumber : Olahan Data Primer, 2015 diperoleh probabilitas 0,000 jika
F tabel dibandingkan dengan α 5% maka diperoleh dengan menggunakan
df 1 = k-1 = 3-1 = 2, dan df 2 = n-k probabilitas kecil dari pada α
= 73-3 = 70.
(0,000 < 0,05) atau dapat juga
dilihat dari uji t dimana t hitung >t (5,211 > 1,666). Dengan
4. Hipotesis 3 (H 3 )
tabel
Dari uji ANOVA diperoleh demikian kesimpulan yang dapat
probabilitas signifikansi 0,000 diperoleh dari hasil analisis ini
adalah H jika dibandingkan dengan α 5%
Jadi konflik kerja berpengaruh maka probabilitas kecil daripada α
0 ditolak dan H a diterima.
(0,000 < 0,05) atau dapat juga signifikan
terhadap
kinerja
dilihat dari uji F dimana F pegawai Instalasi Bedah Sentral
hitung >
F (285,577 > 3,133). Dengan RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo
tabel
demikian kesimpulan yang dapat Jakarta. Dimana pengaruh konflik
diperoleh dari hasil analisis ini kerja terhadap kinerja sebesar adalah H 0 ditolak dan H 0,349 atau 3,49% pada tingkat
3 diterima. Berdasarkan hasil uji F tersebut
signifikansi yaitu 0,05. Sehingga maka stres kerja dan konflik kerja
dapat disimpulkan bahwa dengan secara bersama-sama berpengaruh
konflik kerja akan meningkatkan
terhadap kinerja kinerja pegawai Instalasi Bedah pegawai Instalasi Bedah Sentral Sental
signifikan
RSUP
Dr.Cipto
RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo Mangunkusumo Jakarta.
Jakarta.
3. Uji Simultan (uji F)
Pengujian Determinasi (R 2 )
5. Kooefisien
Uji
F (kelayakan
model)
dimaksudkan untuk mengetahui
koefisien pengaruh variabel - variabel bebas determinasi (R 2 ) dapat dilihat (stres kerja dan konflik kerja)
Hasil
perhitungan
pada tabel berikut ini : secara simultan (bersama - sama)
Tabel 5
terhadap variabel tidak bebas Hasil Perhitungan Nilai Koefisien
(kinerja). Untuk menguji hipotesis Determinasi (R 2 ) tersebut dahulu disajikan hasil
analisa SPSS data tabel ANOVA sebagai berikut :
Tabel 4
2. Konflik
kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sebesar 0,349 atau 3,49%. Hal
Model Summary
Adjusted
Std. Error of
ini menunjukkan bahwa konflik
Model R R Square
1 a .944 kerja pada Instalasi Bedah .891 .888 2.318
R Square
the Estimate
Sentral
RSUP Dr.Cipto
a.
Mangunkusumo Jakarta dapat Sumber : Olahan Data Primer,
Predictors: (Constant), Konflik Kerja, Stres Kerja
meningkatkan kinerja. 2015
Koefisien determinasi sebesar Berdasarkan hasil perhitungan
0,888 menunjukkan hubungan yang regresi, diperoleh nilai R sebesar
kuat antara variabel bebas dengan 0,944 a artinya
variabel terikat, dimana nilai koefisien menunjukkan
angka
tersebut
determinan = 88,8%. Hal ini variabel independen dengan variabel
hubungan
antara
menunjukkan bahwa variabel stres dependen cukup kuat dan positif.
kerja dan konflik kerja dapat Sedangkan nilai R square sebesar
menjelaskan kinerja sebesar 88,8%, 0.891. Namun karena variabel
sedangkan sisanya 11,2 % adalah independennya lebih dari satu maka
dapat dijelaskan oleh variabel bebas digunakan Adjusted R Square yang
lain yang tidak diteliti dalam nilainya sebesar 0,888. Hal ini berarti
penelitian ini yaitu faktor kompensasi, besarnya hubungan stres kerja dan
karyawan dan gaya konflik kerja secara bersamaan
motivasi
kepemimpinan.
terhadap kinerja adalah sebesar 88,8 % dan sisanya 11,2 % dipengaruhi
Saran
oleh variabel lain yang tidak diteliti Hasil penelitian ini diharapkan dalam penelitian ini yaitu kompensasi,
akan memberikan manfaat kepada motivasi
pihak RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo kepemimpinan.
karyawan, dan
gaya
Jakarta dengan saran dari hasil penelitian ini dapat disampaikan
Simpulan
sebagai berikut
1. Perlunya stres kerja yang baik analisa data yang dilakukan maka
Berdasarkan hasil penelitian dan
(positif) agar pegawai mampu dapat
kreatif dan inovatif dalam bekerja penelitian sebagai berikut :
dikemukakan
kesimpulan
untuk mencapai kinerja yang baik
1. Stres kerja
hasil pekerjaan yang signifikan
berpengaruh
dan
maksimal, agar semua pelayanan sebesar 1,244 atau 124,4%. Hal
terhadap
kinerja
dapat terlaksana dengan baik. ini menunjukkan bahwa stres
2. Perlu menjaga konflik kerja yang kerja pada Instalasi Bedah
membangun, agar Sentral
bersifat
pegawai mampu bersaing untuk Mangunkusumo Jakarta dapat
RSUP
Dr.Cipto
menjalani tujuan serta visi misi meningkatkan kinerja.
instalasi dan tentunya mampu instalasi dan tentunya mampu
Sumber Daya Manusia Dalam
3. Perlu dilakukan
Pembangunan . lanjutan dengan menggunakan
penelitian
Perspektif
Jakarta : PT. Raja Grafindo variabel bebas lainnya untuk
Persada.
menjelaskan kinerja. Robbin, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi , Jakarta : PT.
Daftar Pustaka
Indeks Kelompok Gramedia. Dessler, Garry. 2000. Manajemen
Siagian, Sondang. 2008. Manajemen Personalia . Jakarta : Erlangga.
Sumber
Daya Manusia.
Hartatik, Indah
Puji.
Cetakan Ke Limabelas. Jakarta
Manajemen Sumber Daya
: Bumi Aksara. Manusia . Bandung : Empat
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Salemba.
Bisnis . Cetakan Kelima. Bandung Hasibuan,
Malayu S.P.
: Alfabeta.
Manajemen Sumber Daya
Penelitian Bisnis . Cetakan Cetakan Ketujuh. Jakarta :
Edisi
Revisi.
Kesembilan. Bandung : Bumi Aksara.
Sumber Daya Manusia . Edisi Penelitian Bisnis. Bandung : Revisi. Cetakan Kesebelas.
Alfabeta.
Jakarta : Bumi Aksara. Terry, George R. 2000. Prinsip- Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu.
Prinsip Manajemen . Jakarta : 2002. Manajemen Sumber
Bumi Aksara Daya Manusia Perusahaan .
. 2006. Prinsip-Prinsip Edisi 1. Bandung : PT. Remaja
Manajemen . Cetakan Keenam. Rosdakarya.
Jakarta : Bumi Aksara. . 2008. Perencanaan
Konflik dan dan Pengembangan Sumber
Wirawan. 2010.
Manajemen Konflik: Teori, Daya
Aplikasi, dan Penelitian . Ketiga. Bandung : PT. Rafika
Manusia. Cetakan
Jakarta: Salemba Humani Aditama.
PENGARUH SERVICE PERFORMANCE TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE AGENCY TASIKMALAYA ABSTRAKSI
HMA. Wihermana Rustaman
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengetahui Service Performance Nasabah PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya; 2) Mengetahui Loyalitas nasabah pada PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya; 3) Mengetahui Pengaruh Service Performance pada PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kuantitatif dengan jenis studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya sebanyak 98 responden dengan menggunakan teknik Sampling Kuota.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Service Performance di PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya berada pada klasifikasi baik; 2). Loyalitas Nasabah di PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya berada pada klasifikasi baik; 3). Pengaruh Service Performance (X) terhadap Loyalitas Nasabah (Y) adalah signifikan.
Kata kunci : Service Performance, Loyalitas Nasabah
Pendahuluan
besar dalam perekonomian modern Perusahaan asuransi merupakan
ini. Perkembangan lembaga keuangan non bank yang
sekarang
perusahaan asuransi di Indonesia mempunyai peranan yang tidak jauh
mengalami perkembangan cukup berbeda dari bank, yaitu bergerak
setelah pemerintah dalam bidang layanan jasa yang
pesat
mengeluarkan deregulasi pada tahun diberikan kepada masyarakat dalam
1980an dan diperkuat dengan mengatasi risiko yang terjadi di masa
keluarnya Undang-Undang No. 2 yang akan datang
tentang Usaha Asuransi memiliki peran dalam
Tahun
Dengan adanya mengurangi kerugian material akibat
Perasuransian.
deregulasi, pemerintah memberikan terjadinya peristiwa yang tidak
kemudahan dalam hal perijinan, terduga, selain itu telah mendapat
sehingga mendorong tumbuhnya tempat dalam benak konsumen dan
perusahaan-perusahaan baru, dan memiliki kontribusi yang semakin perusahaan-perusahaan baru, dan memiliki kontribusi yang semakin
adalah sesuatu yang sangat penting Pada tahun 2006, jumlah
dan merupakan tanggung jawab penduduk Indonesia tercatat lebih
mulia dalam masyarakat. Sayangnya dari 241 juta jiwa, dan dari jumlah
meskipun kesadaran akan nilai tersebut hanya sekitar 31 juta jiwa
asuransi itu ada dan nyata, namun yang memiliki polis asuransi, dimana
konsumen biasanya tidak berinisiatif pemegang polis individu diperkirakan
membeli asuransi yang secukupnya tidak lebih dari 5,5 juta jiwa.
memenuhi kebutuhan. Kenyataan itu menunjukkan baru
untuk
Masyarakat beranggapan pembelian sekitar 2,5% penduduk yang memiliki
polis asuransi memerlukan prosedur asuransi individu. Namun, pada tahun
yang rumit. Oleh karena keraguan- 2011 tercatat sebanyak 145,3 juta
keraguan ini, maka kebutuhan penduduk Indonesia, atau sekitar 63%
untuk perlindungan populasi penduduk saat itu sudah
masyarakat
terhadap kerugian finansial tidak terlindungi polis asuransi dari
akan tercapai jika asuransi tidak berbagai macam perusahaan yang
dipasarkan secara aktif dan efektif. bervariasi, mulai dari perusahaan
Cara menjual produk asuransi sedikit asuransi swasta, maupun Jamkesmas.
berbeda dengan produk lain. Hal (Jakarta Post, 2012).
tersebut antara lain karena produk Pengukuran
asuransi menjual risiko, dimana hal industri asuransi di Indonesia yang
pertumbuhan
tersebut umumnya belum dialami dilakukan oleh Badan Pengawas
oleh konsumen. Sedangkan nasabah Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
sudah harus menyerahkan sejumlah (BAPEPAM-LK) menyatakan bahwa
uang dalam kurun waktu tertentu jumlah premi bruto industri asuransi
secara rutin. Oleh karena itu, secara pada tahun 2009 mencapai Rp 106,4
umum tenaga penjual asuransi triliun, meningkat 17,9% dari tahun
umumnya mengandalkan referensi sebelumnya yaitu sebesar Rp 90,3
dari konsumen lama. Kondisi triliun.
demikian mengungkapkan bahwa Produk asuransi merupakan
strategi pemasaran yang digunakan salah satu bentuk produk yang
berorientasi pada penciptaan dan memberikan banyak kegunaan, baik
peningkatan loyalitas konsumen. untuk kelangsungan hidup secara
PT Prudential Life Assurance perseorang-an, maupun perusahaan.
Agency Tasikmalaya merupakan Produk asuransi diharapkan dapat
salah satu perusahaan asuransi yang menampung sekian banyak resiko
ada di Tasikmalaya yang memiliki yang ditemui dalam kehidupan
jumlah nasabah cukup banyak pada masyarakat
mencapai 5000 khusus tujuan dari asuransi jiwa
nasabah.berikut data nasabah dari adalah untuk mengganti kerugian
tahun 2010-2015. finansial dari individu, keluarga dan perusahaan yang timbul pada waktu
Tabel 1
menggunakan assuransi prudential
Jumlah Nasabah PT. Prudential
sebelum waktunya.
Life Assurance Agency
Sehingga melalui pemaparan di
atas, penulis tertarik melakukan Tahun
Tasikmalaya
Jumlah
penelitian untuk mengetahui sejauh
pengaruh dari service 2010
nasabah
mana
terhadap loyalitas 2011
performance
nasabah dengan studi kasus nasabah 2012
Prudential Life 2013
Assurance Agency Tasikmalaya yang 2014
terdiri dari berbagai latar belakang 2015
diharapkan mampu mewakili jawaban atas permasalahan Sumber : Data nasabah PT.
Prudential Life
Assurance
Tasikmalaya
Metode Penelitian
penelitian yang jumlah pemegang polis asuransi jiwa
Meskipun begitu, pertumbuhan
Metode
digunakan dalam penelitian ini adalah Prudential mengalami fluktuasi yang
metode deskriptif yaitu metode cenderung menurun. Melambatnya
penelitian yang berupaya untuk pertumbuhan jumlah pemegang polis
mengungkapkan keadaan atau kondisi asuransi
yang terjadi saat sekarang dengan Assurance Agency Tasikmalaya pada
PT. Prudential
Life
mempertimbangkan keadaan masa tahun 2012 dan 2014 diduga
lampau.
disebabkan oleh menurunnya tingkat “Metode penelitian deskriptif
adalah suatu metode yang digunakan performance ). Di duga hal tersebut
kinerja pelayanan
(service
untuk mengetahui gambaran suatu menjadi penguat akan adanya
variabel, baik satu variabel atau lebih, fenomena negatif bagi PT. Prudential
tanpa membuat perbandingan atau Life Assurance.
menghubungkannya dengan variabel Mempertahankan
yang lain”. (Dr.Maman Abdurahman nasabah merupakan hal penting bagi
loyalitas
dkk : 2011:18)
perusahaan, karena
mampu
mengurangi biaya
pemasaran,
Populasi
keuntungan, dapat menarik minat Pengertian populasi menurut nasabah
Sugiyono (2008 : 80) : “Populasi memberikan keuntungan waktu untuk
adalah wilayah keseluruhan jumlah merespon terhadap pesaing. Adanya
yang terdiri atas obyek atau subyek penurunan service
uang mempunyai kualitas dan tentunya
performance
karakteristik tertentu yang ditetapkan loyalitas nasabah sehingga banyak
dapat
mempengaruhi
oleh peneliti untuk dipelajari dan nasabah yang tidak meneruskan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini 2 d = Presisi (ditetapkan 10% dengan adalah nasabah perseorangan yang
tingkat kepercayaan 95%) menggunakan
diketahui jumlah populasi nasabah prudential dan telah merasakan
produk
asuransi
PT. Prudential Life Assurance pelayanan atau melakukan transaksi
Agency Tasikmalaya sebanyak 5.000 atas nama sendiri di PT. Prudential
orang dan tingkat presisi yang Life Assurance Agency Tasikmalaya.
ditetapkan sebesar 10% . Populasi nasabah PT. Prudential Life
Maka jumlah sampel yang di Assurance Agency Tasikmalaya
dapat :
berjumlah 5.000 orang.
Sampel Dalam penelitian ini penulis
≈ Kuota . Definisi Sampling Kuota
menggunakan teknik
Sampling
98 responden menurut
(2010:246) :” Sampling kuota adalah teknik penentuan sampel dari
Uji Validitas
Sebelum digunakan, terlebih populasi yang mempunyai ciri-ciri
dahulu angket/kuesioner yang telah tertentu sampai jumlah (jatah) yang
dibuat diujicobakan pada beberapa dikehendaki
atau
pengambilan
karyawan yang selanjutnya dianalisis sampel yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu tentang kelayakan instrument tersebut dari peneliti”. untuk mengambil data. Baik tidaknya alat tersebut dapat dilihat dengan
Dalam teknik ini peneliti menggunakan uji validitas dan
menentukan responden berdasarkan
reabilitas.
kriteria tertentu yaitu nasabah perseorangan
yang
telah
Validitas berasal dari kata yang mempunyai arti sejauh
menggunakan produk dan merasakan
validity
ketepatan dan kecermatan pelayanan atau melakukan transaksi
mana
suatu alat ukur dalam melakukan atas nama sendiri di PT. Prudential
fungsi ukurnya (Azwar, 1997). Untuk Life Assurance Agency Tasikmalaya.
Adapun penentuan ukuran mengukur validitas kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi Product
sampel pada penelitian ini yaitu , yaitu mengkorelasikan skor
dengan menggunakan rumus slovin
Moment item dengan skor total. Dengan
sebagai berikut : rumus sebagai berikut :
n= N Nd 2 +1
(Sumber : Riduwan dan Akdon, √[ ∑
n = Jumlah Sampel r xy = koefisien korelasi tiap item N = Jumlah Populasi
N = jumlah subyek uji coba
X = skor dari setiap butir Koefisien reliabilitas berkisar Perhitungan koefisien korelasi
antara +1,00 sampai –1,00 dan untuk antara item dengan skor total akan
mengetahui koefisien reliabilitas yang mengakibatkan
memuaskan sangat tergantung dari terhadap korelasi yang sebenarnya,
over
estimate
fungsi dan tujuan pengukuran. Nilai maka perlu dilakukan koreksi dengan
batas yang digunakan untuk menilai menggunakan
tingkat reliabilitas yang dapat Selanjutnya untuk mengetahui apakah
part-whole.
diterima adalah 0,70 (Ferdinand, suatu item valid atau gugur maka
2006). Meski demikian, Nunnaly dan dilakukan pembandingan
(Ferdinand, 2006) koefisien r hitung dengan koefisien r
antara
Berstein
menjelaskan bahwa untuk penelitian tabel.
eksplorasi, reliabilitas yang sedang Dengan kriteria pengujian :
antara 0,50 – 0,60 sudah cukup untuk Jika r hitung >r tabel berarti item valid.
menjustifikasi sebuah penelitian. Jika r hitung < r tabel berarti item tidak
Mengacu pada pendapat beberapa valid (gugur).
tokoh di atas peneliti menetapkan Perhitungan
bahwa kuesioner dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20
uji
validitas
dianggap reliabel jika memiliki koefisien alpha lebih dari 0,60.
Uji Reliabilitas
“Reliabilitas menunjukkan
Uji Normalitas Data
sejauh mana hasil suatu pengukuran Syarat bahwa analisis regresi dapat
dapat digunakan adalah bahwa data memberikan hasil yang relatif tidak
dianalisis harus berbeda apabila dilakukan kembali
yang
akan
normal. Pengujian kepada subyek yang sama”. (Azwar
berdistribusi
normalitas data dapat menggunakan (1997)
grafik histogram dan scatter plots. Rumus yang digunakan untuk
Cara grafik histogram dalam mengetahui reliabilitas penelitian ini
menentukan suatu data berdistribusi adalah rumus alpha:
normal
atau
tidak, cukup
membandingkan antara data riil atau
nyata dengan garis kurva yang Dimana :
terbentuk, apakah mendekati normal
∑ ∑ atau memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva
cenderung tidak simetri terhadap Keterangan :
mean (U), maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal dan
r 11 : Reliabilitas Istrument sebaliknya. Cara grafik histogram
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
lebih sesuai untuk data yang relatif ∑ : Jumlah varians butir
banyak, dan tidak cocok untuk data yang sedikit, karena interpretasinya : Varians total
akan menyesatkan. N
: jumlah responden
Pengujian scatter plots yaitu dengan cara skala data yang digunakan haruslah skala interval,
b = 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑛∑𝑋 scatter plots juga bisa digunakan (∑ 𝑋) untuk melihat penyebaran data
apakah data menyebar ataukah Hubungan antar dua variabel mengumpul
persamaan linier jika Perhitungan scatter plots menggunak-
digambarkan secara grafis (scatter an program SPSS 20.
diagram ), semua nilai X dan Y akan berada pada suatu garis lurus. (Ir.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Iqbal Hasan, M.M. 2001: 219-220). Untuk mengetahui besarnya
Untuk mempermudah dalam pengaruh Service Performance (X)
data, penulis terhadap loyalitas nasabah (Y), maka
menganalisis
menggunakan program SPSS 20.0 digunakan analisis regresi sederhana, Analisis ini untuk mengetahui arah
Uji Hipotesis
hubungan antara variabel bebas Untuk mengetahui pengaruh dengan variabel terikat apakah positif
performance terhadap atau negatif dan untuk memprediksi
service
loyalitas nasabah maka digunakan uji nilai dari variabel terikat apabila nilai
t (student case) dengan tingkat variabel bebas mengalami kenaikan
signifikasi 95% atau α = 0,05 atau penurunan. Analisis regresi linier
menggunakan rumus menurut Maman ini banyak digunakan untuk uji
(2011:55) dengan pengaruh antara variabel bebas (X)
Abdurahman
menggunakan rumus sebagai berikut: terhadap variabel terikat (Y). Rumus
r n 2 regresi linier sederhana sebagai
berikut : 2 1 r ̂= a + bX Kaidah pengujian :
Keterangan : Jika t hitung > t tabel maka tolak Ho
X = Service Performance artinya signifikan dan ̂ = (baca Y topi) subjek variabel
Jika t hitung < t tabel maka terima Ho terikat yang diproyeksikan
artinya tidak signifikan
a = Nilai konstanY apabila X =
0 SERVPERF
(Service
b = Nilai arah sebagai penentu Performance ) dikembangkan oleh ramalan
Cronin dan Taylor (1994) yang menunjukan nilai peningkatan
(prediksi)
yang
menyatakan bahwa “ukuran kualitas (+) atau nilai penurunan (-)
jasa/pelayanan adalah kinerja dari variabel Y
jasa/ pelayanan yang diterima oleh konsumen itu sendiri dan konsumen a= ∑𝑌𝑏∑𝑋 hanya akan dapat menilai kualitas
𝑛 dari pelayanan yang benar-benar mereka rasakan”.
Menurut Bahrul Kirom (2015 :
memberikan
harapan
51) “Service performance adalah konsumen/pelanggan terhadap kinerja penilaian menyeluruh konsumen
pelayanan. Kinerja Pelayanan ( terhadap hasil pelayanan yang
service performance ) lebih tepatnya dirasakan saat menerima pelayanan
dalam
mengukur kualitas dari penyedia jasa”. pelayanan/jasa, sehingga konsep
pelayanan/jasa yang sebuah prestasi atau capaian prestasi
Performance (kinerja) adalah
kualitas
diterimanya dihubungkan dengan atas sesuatu yang telah ditetapkan
konsepsi harapan. Definisi harapan sebelumnya. Kinerja juga merupakan
yang digunakan bukan sebagai apa bentuk penilaian tersendiri untuk
yang disediakan melainkan apa yang mengukur tingkat keberhasilan yang
seharusnya diinginkan konsumen. dicapai
Menurut Parasuraman (1994) perusahaandalam
seseorang
atau
tentang harapan adalah harapan program-programkerjanya. Dengan
menjalankan
normative konsumen yang mewakili kata lain semua kegiatan manusia
harapan standart ideal kinerja bisa disebut dengan performance dan
pelayanan/jasa pada umumnya, bukan performance menjadi berkualitas
ukuran terhadap penyedia jasa ketika manusia berpikir sebelum
tertentu. Terdapat problem yang bertindak.
serius dalam kualias pelayanan/jasa Sedangkan Dharmayanti (2006)
yang dinyatakan sebagai perbedaan menyatakan bahwa “SERVPERF
nilai antara harapan dan persepsi merupakan kinerja dari pelayanan
pelanggan atau nasabah sehingga yang diterima oleh konsumen,
penggunaan pengukuran kualitas konsumen hanya dapat menilai
pelayanan/jasa yang paling tepat kualitas dari suatu pelayanan yang
adalah berdasarkan kinerja. Kinerja benar- benar mereka rasakan”.Cronin
Pelayanan (service performance ) & Taylor (1994) menambahkan
lebih bisa menjawab permasalahan “bahwa karena alat ukur kualitas jasa
yang muncul dalam menentukan hanya didasarkan pada performance
pelayanan/jasa karena yakni kinerja personil perusahaan
kualitas
bagaimana konsumen hanya akan maupun semua fasilitas yang
bisa menilai kualitas yang mereka digunakan, maka perlu diperhatikan
terima dari suatu produsen tertentu proses penyampaian jasa kepada
bukan pada persepsi mereka atas pelanggan agar kualitas jasa sesuai
pelayanan/jasa pada dengan maksud perusahaan”
kualitas
umumnya (Balton dan Drew, 1991). Pengukuran
Bahrul Kirom (2015:15) pelayanan/jasa seperti pada model
kualitas
mengemukakan bahwa indikator ServQual
pelayanan (service kebimbangan dan makna arti ganda,
performance ) meliputi : ukuran yang berdasarkan kinerja akan
1. Bukti fisik meliputi fasilitas fisik, lebih
peralatan, personil/karyawan, dan pelayanan/jasa. Pengukuran ini akan
merefleksikan
kualitas kualitas
mudah di jangkau serta saluran perusaha-an.
komunikasi
komunikasi perusahaan mudah
kemampuan memberikan jasa
merupakan yang dijanjikan secara akurat dan
9. Komunikasi
memberi-kan informasi kepada andal, misalnya menyampaikan
para pelanggan dalam bahasa jasa sesuai dengan yang di
yang dapat mereka pahami, serta sepakati, menyampaikan data
selalu mendengarkan saran dan secara tepat, dan mengirimkan
keluhan mereka. tagihan yang akurat.
10. Kemampuan
memahami
3. Daya tanggap
pelanggan merupakan upaya kesediaan
merupakan
pelanggan dan karyawan untuk membantu para
kebutuhan mereka. pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat.
Dari beberapa teori diatas dapat
4. Kompetensi
disimpulkan bahwa kinerja pelayanan penguasaan keterampilan dan
merupakan
performance ) adalah pengetahuan yang di butuhkan
(service
penilaian menyeluruh konsumen agar dapat memberikan jasa yang
terhadap hasil pelayanan yang dibutuhkan pelanggan.
dirasakan saat menerima pelayanan
5. Kesopanan merupakan sikap
penyedia pelayanan/jasa santun, respek, perhatian, dan
dari
sehingga kualitas pelayanan/jasa keramahan para staf lini depan
lebih tepat dan spesifik menggunakan atau karyawan kontak (seperti
model kinerja pelayanan(service reseptionis,teller bank, kasir, dan
performance ). Kinerja pelayanan lain-lain).
yang baik akan berdampak terjadinya
6. Kreadibilitas merupakan sikap loyalitas yang ditunjukkan pembelian jujur dan dapat dipercaya.
berulang – ulang dan kebal terhadap Kredibilitas mencangkup nama
daya tarik pesaing. perusahaan, reputasi perusahaan,
Standar pelayanan di PT. karakter
Prudential Life Assurance Agency kontak, dan interaksi dengan
indikator yaitu meliputi:
7. Keamanan merupakan sikap
1. Bukti fisik
yang menunjukkan tidak ada
2. Daya tanggap keraguan terhadap resiko dan
3. Kesopanan
bahaya. Termasuk di dalamnya
4. Keamanan
adalah kemampuan
fisik,
5. Akses
keamanan financial, privasi, dan
6. Komunikasi
kerahasiaan.
8. Akses merupakan kemudahan
Loyalitas Nasabah
untuk di hubungi dan di temui. Menurut Sheth dan Mittal (2014) Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa
dalam Tjiptono ( 2014 : 393) dalam Tjiptono ( 2014 : 393)
penuh perhatian. pelanggan terhadap suatu merek,
adalah
komitmen
2. Practice the 80/20 rule, artinya toko/pemasok berdasarkan sikap yang
80 % pendapatan lembaga bias sangat positif dan tercermin dalam
datang dari 20 % konsumen. pembelian ulang yang konsisten”.
Dalam dunia bisnis ada sebanyak “Indikator dari
konsumen, tapi pelanggan adalah perilaku pembelian
loyalitas
memberikan penghasilan 80 % ulang terhadap merek/produk yang
ke perusahaan.pelanggan yang 20 konsisten
% ini harus dipelihara sebaik- behavior ), bersikap positif terhadap
penyedia jasa (perusahaan), bersedia
harus selalu menceritakan pengalaman positif
3. Lembaga
memperbaiki tingkat loyaltynya, tentang perusahaan kepada orang
sehingga konsumen dapat di lain”. (Tjiptono,(2014: 393)
bentuk makin lama semakin Menurut Griffin (2002 : 5), “
loyal dari awal sampai akhir, pelanggan yang loyal adalah mereka
setahap demi setahap. yang sangat puas dengan produk atau
4. Utamakan layanan, penjualan jasa tertentu sehingga mempunyai
belakangan, karena penjualan antusiasme untuk memperkenalkan
adalah sebagai hasil dari layanan kepada siapapun yang mereka kenal”.
yang baik.
5. Cari dan teliti secara aktif apa loyal antara lain (Griffin, 2002:5);
Karakteristik pelanggan yang
yan sebenarnya di keluhkan oleh
1. Melakukan pembelian secara pelanggan. Jaringan informasi teratur.
harus dipasang seluas mungkin
2. Membeli diluar lini produk atau dan dengarkan apa laporan jasa
mereka.
3. Menolak produk atau jasa dari
responsive dan perusahaan lain
6. Harus
pertahankan sikap seperti itu.
4. Kebal terhadap daya tarik
7. Pahami dan cari nilai-nilai apa pesaing
yang diharapkan oleh konsumen.
5. Menarik pelanggan baru untuk
8. Dekati dan wawancara konsumen perusahaan
yang lari, mengapa mereka
6. Kelemahan atau kekurangan berpindah sehingga mereka dapat akan diberitahukan perusahaan
ditarik kembali. kepada pelanggan.
9. Konsumen biasanya memperoleh berbagai layanan dari berbagai Griffin (2002:219) menyatakan
Konsumen harus ada 12 hukum loyalitas pelanggan
personil.
memperoleh layanan yang sama, diantaranya:
artinya tidak ada layananyang
1. Build Staff Loyalty, konsumen berbeda secara mencolok apalagi akan sangat senang dengan staf
layanan
informasi yang berlawanan dari para pegawai, informasi yang berlawanan dari para pegawai,
2. Perilaku nasabah yang bersikap mengetahui informasi yang harus
positif dan ketahanan mereka di sampaikan.
terhadap
pengaruh negative
10. Karyawan yang berdiri di garis mengenai PT. Prudential Life depan yang melayani konsumen,
Asurance Agency Tasikmalaya. harus tampil secara terampil,
3. Perilaku nasabah yang bersedia professional, terutama dalam
menceritakan pengalaman positif menjawab segala pertanyaan,
serta mereferensikan secara total permasalahan, yang diajukan
esistensi tentang PT. Prudential baik via telepon, pos, fax, e-mail
Asurance Agency dan sebagainya.
Life
Tasikmalaya kepada orang lain.
11. Gunakan chanel yang bisa di Dari berbagai teori di atas, dapat manfaatkan
disimpulkan bahwa loyalitas nasabah terutama lembaga pemerintah
oleh
lembaga,
adalah kesetiaan nasabah setelah ataupun non pemerintah yang
pelayanan yang berhubungan dengan lembaga.
mengalami
dinyatakan dalam perilaku untuk Chanel
menggunakan jasa tersebut dan manfaatkan agar masyarakat
mencerminkan adanya ikatan panjang lebih tertarik dan loyal terhadap
antara penyedia jasa dan nasabah. lembaga.
Loyalitas dapat disimpulkan sebagai
12. Analisis apa yang hendak bukti dari konsumen yang selalu dilakukan oleh manajemen, data
menjadi pelanggan dan memiliki konsumen bisa di analisis dari
kekuatan dan sikap positif atas berbagai aspek segmen.
perusahaan itu. Masing – masing Dari 12 hukum ini jelas bahwa
pelanggan memiliki dasar loyalitas perusahaan harus mengutamakan
yang berbeda, hal ini tergantung dari layanan yang memuaskan konsumen
objektivitas masing –masing terhadap sehingga terbentuk loyalitas yang
perusahaan tersebut. Konseptual dari sesungguhnya. Perusahaan harus
pengukuran loyalitas dapat dilihat mengutamakan layanan, monitor
dari reaksi kembali yang dilakukan keluhan -keluhan para konsumen,
konsumen setelah dilakukan evaluasi harus
terhadap pelayanan. Oleh karena itu pertahankan sikap tersebut.
selalu responsive
dan
terciptanya loyalitas menjadi syarat Yang dijadikan standar loyalitas
mutlak untuk perkembangan suatu nasabah oleh PT. Prudential Life
perusahaan, pelanggan yang puas Asurance
akan melakukan pembelian ulang dan diantaranya :
Agency
Tasikmalaya
menjadi pelanggan yang loyal.
1. Perilaku kesetian nasabah terhadap Oleh karena itu, terciptanya produk jasa yang di tawarkan PT.
loyalitas nasabah menjadi bagian dari Prudential Life Asurance Agency
pada strategi perusahaan.“Untuk Tasikmalaya serta melakukan
mengetahui tingkat Loyalitas nasabah transaksi secara berulang dan
tersebut, maka dapat digunakan konsisten.
diagram
kartesius yang kartesius yang
itu adalah (Supranto, 2003:34):
1. Kuadran A perusahaan memenuhi kepenting- Menunjukkan bahwa unsur-unsur
an pelanggan.
service yang sangat penting bagi pelanggan, akan tetapi perusahaan
Pembahasan
belum mampu memenuhinya. Menurut Data jenis kelamin, dari
98 orang yang menjadi responden
2. Kuadran B terdapat 55 orang responden yang
Menunjukkan bahwa unsur-unsur berjenis kelamin laki-laki (56,12%)
service pokok telah dilaksanakan dan 43 orang responden yang berjenis
dengan baik dan dapat di penuhi kelamin perempuan (43,88%). Hal
perusahaan. tersebut menunjukkan bahwa jumlah
3. Kuadran C sampel terbanyak adalah laki-laki. Menunjukkan bahwa unsur-unsur
Dan dari umur terdapat 18 orang yang memang dianggap kurang
yang berusia di bawah 30 tahun penting oleh nasabah dimana
(18,37%), 46 orang yang berusia 30- kurang
40 tahun (46,93%), 24 orang yang perusahaan.
dijalankan
oleh
berusia 40-50 tahun (24,48%), dan 10
4. Kuadran D orang lainya berusia diatas 50 tahun (10,20%).
Nilai Hitung Tingkat pendidikan responden No.
Nilai
terdapat responden yang tingkat Item
(r hitung )
pendidikannya sekolah dasar (SD), 17
(r
tabel )
orang responden memiliki tingkat 2. 0,786
pendidikan SMP (17,34%), 48 orang 3. 0,526
memiliki tingkat pendidikan SMU/SMA (48,97%), dan
33 orang responden memiliki tingkat pendidikan Sarjana (33,67%).
Menunjukkan bahwa unsur-unsur
Uji Validitas
service yang dianggap kurang Hasil uji validitas menunjukan penting oleh nasabah tetapi telah
bahwa semua item pertanyaan yang di jalankan dengan sangat baik
digunakan pada kuisioner adalah oleh perusahaan.
valid. Tabel pengujian validitas di Adapun posisi kepentingan
atas dapat diketahui dengan koefisien dan
korelasi dan membandingkan harga digambarkan dalam 4 kuadran
kinerja
sebagaimana
t hitung dengan t tabel dimana t hitung harus tersebut dijadikan diagnose dalam
lebih besar dari 0,197 sebagai syarat mempertahankan
valid, sehingga dapat disimpulkan pelanggan. Bilamana kinerja dapat
loyalitas
instrument pembentuk memenuhi
bahwa
kepentingan
variabel Service Performance (X) variabel Service Performance (X)
fisik berupa gedung dan fasilitas yang menunjukan bahwa semua item
uji validitas
tersebut
mampu menunjukkan pertanyaan yang digunakan pada
memadai
pelayanan kepada nasabah dengan kuisioner adalah valid. Tabel
baik.
pengujian validitas di atas dapat
diketahui dengan koefisien korelasi Service Performance Pada PT. dan membandingkan harga t hitung Prudential Life Assurance Agency
dengan t tabel dimana t hitung harus lebih
Tasikmalaya
besar dari 0,197 sebagai syarat valid, Tanggapan responden terhadap sehingga dapat disimpulkan bahwa
service performance dapat diketahui instrument
melalui penyebaran kuesioner yang di Loyalitas Nasabah (Y) adalah valid
pembentuk
variabel
sebar kepada 98 responden, kuesioner untuk digunakan.
yang di sebar meliputi pernyataan yang berkaitan dengan indikator
Uji Reliabilitas
service performance . Berdasarkan
adalah tanggapan reliabilitas kuesioner yang dilakukan
pengujian
Hasilnya
nasabah terhadap variabel service dalam penelitian ini menunjukan
performance yaitu bukti fisik yang reliabel sebagai alat pengumpulan
dilakukan di PT. Prudential Life yang baik. Nilai cronbach alpa untuk
Assurance Agency Tasikmalaya variabel service performance sebesar
dengan jumlah skor 403 berada pada 0,799 > 0,60 maka data tersebut
baik, hal tersebut dinyatakan reliabel,. Selanjutnya hasil
klasifikasi
menunjukkan bahwa penampilan uji reliabilitas kuisioner variabel
karyawan maupun bukti fisik berupa Loyalitas Nasabah (Y) dapat dilihat
gedung dan fasilitas yang memadai. dari tabel berikut ini :
tanggapan nasabah terhadap variabel service performance yaitu
Uji Reliabilitas Indikator Variabel
kesopanan yang dilakukan di PT.
Loyalitas Nasabah (Y)
Prudential Life Assurance Agency Nilai cronbach alpa untuk
Tasikmalaya dengan jumlah skor 410 variabel loyalitas nasabah sebesar
berada pada klasifikasi baik ,hal 0,753 > 0,60 maka data tersebut
tersebut menunjukkan bahwa dalam dinyatakan reliabel, sehingga dapat
setiap transaksi nasabah karyawan disimpulkan
melayani dengan transparan yang pembentuk reliable
bahwa
instrument
disertakan dengan bukti pembayaran tanggapan nasabah terhadap
sehingga menunjukkan sikap aman variabel service performance yaitu
artinya tidak ada keraguan terhadap bukti fisik yang dilakukan di PT.
segala resiko dan bahaya, hal tersebut Prudential Life Assurance Agency
menunjukkan pelayanan yang baik Tasikmalaya dengan jumlah skor 403
terhadap nasabah. berada pada klasifikasi baik, hal
tanggapan nasabah terhadap tersebut
menunjukkan
bahwa
variabel service performance yaitu variabel service performance yaitu
keseluruhan jawaban responden Tasikmalaya dengan jumlah skor 404
untuk setiap indikator service berada pada klasifikasi baik, hal
performance disimpulkan baik. tersebut
menunjukkan
bahwa
karyawan dalam
pelayanannya
Loyalitas Nasabah Pada PT.
mudah dihubungi oleh para nasabah
Prudential Life Assurance Agency
serta posisi gedung pun strategis dan
Tasikmalaya
mudah dijangkau, hal tersebut Tanggapan nasabah terhadap menunjukkan pelayanan yang baik
variabel loyalitas nasabah yaitu terhadap nasabah.
perilaku menjadi nasabah tetap yang tanggapan nasabah terhadap
dilakukan di PT. Prudential Life variabel service performance yaitu
Assurance Agency Tasikmalaya komunikasi yang dilakukan di PT.
dengan skor 405 berada pada Prudential Life Assurance Agency
klasifikasi baik , hal tersebut Tasikmalaya dengan jumlah skor 411
menunjukkan sikap nasabah loyal berada pada klasifikasi baik, hal
Prudential Life tersebut
terhadap
PT.
Assurance Agency Tasikmalaya. karyawan
menunjukkan
bahwa
Tanggapan nasabah terhadap memberikan penjelasan mengenai
dalam
pelayanannya
variabel loyalitas nasabah yaitu jasa yang di tawarkan, biaya jasa
tanggapan terhadap komitmen untuk serta proses mengenai penanganan
melakukan transaksi ulang yang masalah potensial yang mungkin
dilakukan di PT. Prudential Life timbul,
Assurance Agency Tasikmalaya karyawan dengan nasabah terjalin
sehingga
komunikasi
dengan skor 390 berada pada dengan
klasifikasi baik , hal tersebut menunjukkan pelayanan yang baik
menunjukkan sikap nasabah loyal terhadap nasabah.
Prudential Life Total angka service performance,
terhadap
PT.
Assurance Agency Tasikmalaya. didapat 2.423 yang berarti terletak
Tanggapan nasabah terhadap antara 1960 – 2.450 yang berarti baik,
variabel loyalitas nasabah yaitu maka dapat disimpulkan bahwa
terhadap perilaku tanggapan nasabah terhadap service
tanggapan
ketahanan atas perubahan dan performance yang di berikan PT.
kebijakan asuransi di PT. Prudential Prudential Life Assurance Agency
Agency Tasikmalaya dengan skor Tasikmalaya menurut pandangan
407 berada pada klasifikasi baik, hal nasabah yang menjadi responden
tersebut menunjukkan bahwa mereka adalah baik. Dengan nilai tertinggi
memiliki kekuatan dan sikap positif mengenai
service performance atas perusahaan, berarti sikap nasabah pernyataan tentang komunikasi yang
loyal terhadap PT. Prudential Life diberikan perusahaan dengan skor
Assurance Agency Tasikmalay 411, dan nilai terendah mengenai
Tanggapan nasabah terhadap service performance pada pernyataan
variabel loyalitas nasabah yaitu variabel loyalitas nasabah yaitu
Assurance Agency Tasikmalaya yang dilakukan di PT. Prudential Life
menurut pandangan nasabah yang Assurance Agency Tasikmalaya
menjadi responden adalah baik. dengan skor 420 berada pada
keseluruhan jawaban klasifikasi sangat baik, hal tersebut
Secara
responden untuk setiap indikator menunjukkan
loyalitas nasabah disimpulkan baik. memiliki kekuatan dan sikap positif
bahwa
mereka
Hal ini diukur dari pembelian atas perusahaan, hal tersebut
berulang jasa yang ditawarkan, menunjukkan sikap nasabah loyal
perilaku positif dan ketahanan terhadap
nasabah terhadap pengaruh negative Assurance Agency Tasikmalaya.
PT. Prudential
Life
perusahaan serta kesediaan nasabah Tanggapan nasabah terhadap
mereferensikan perusahaan secara variabel loyalitas nasabah yaitu
total
tanggapan terhadap
perilaku
merekomendasikan PT. Prudential
Uji Normalitas Data
Life Assurance Agency Tasikmalaya dengan skor 390 berada pada klasifikasi
baik, hal
tersebut
menunjukkan bahwa mereka bersedia mereferensiasikan
secara
total
esistensi tentang perusahaan, hal tersebut menunjukkan sikap nasabah loyal terhadap PT. Prudential Life Assurance Agency Tasikmalaya.
Tanggapan nasabah terhadap variabel loyalitas nasabah yaitu tanggapan
terhadap perilaku
menceritakan pengalaman positif PT. Berdasarkan gambar tersebut Prudential Life Assurance Agency dapat disimpulkan bahwa titik-titik Tasikmalaya dengan skor 407 berada menyebar secara teratur disekitar pada klasifikasi baik, hal tersebut sumbu Y, juga titik-titik data tidak menunjukkan bahwa mereka bersedia mengumpul hanya di bawah atau di menceritakan pengalaman positif atas saja tetapi menyebar teratur , perusahaan kepada orang lain, hal sehingga dapat dinyatakan data yang tersebut menunjukkan sikap nasabah
memprediksi loyal terhadap PT. Prudential Life
digunakan
untuk
nasabah berdasarkan Assurance Agency Tasikmalaya.
loyalitas
variabel service performance adalah Loyalitas nasabah 2.419 yang
berarti terletak antara 1960 – 2.450
normal.
yang berarti baik, maka dapat
disimpulkan bahwa
tanggapan
nasabah terhadap loyalitas nasabah
Pengaruh Service Performance
(1,6606). Artinya bahwa variabel
Terhadap Loyalitas Nasabah PT.
service performance berpengaruh
Prudential Life Assurance Agency
terhadap loyalitas nasabah di PT
Tasikmalaya
Prudential Life Assurance Agency Berdasarkan hasil perhitungan,
Tasikmalaya.
dapat diketahui nilai koefisien
service performance korelasi (R) sebesar 0,367, artinya
Jika
ditingkatkan maka loyalitas nasabah hubungan
akan semakin meningkat hal ini Performance (X) dengan Loyalitas
antara
Service
disebabkan karena kinerja dari Nasabah (Y) adalah kuat sebesar 36,7
pelayanan yang diterima oleh persen. Angka R square atau
nasabah itu sendiri dan menilai koefisien determinasi adalah 0,134
kualitas yang benar-benar mereka hal ini berarti 13,4% variasi dari
rasakan dapat berpengaruh secara loyalitas nasabah bisa dijelaskan oleh
langsung maupun tidak langsung. service performance . Sedangakan
Kesetiaan nasabah setelah mengalami sisanya 86,6% dipengaruhi oleh
pelayanan yang dinyatakan dalam faktor lain yang tidak diteliti dalam
perilaku untuk menggunakan jasa penelitian ini.
Prudential Life Konstanta
asuransi
PT
Assurance Agency Tasikmalaya dan menunjukan bahwa tanpa adanya
(a)
mencerminkan adanya ikatan jangka variabel service performance maka
panjang antara perusahaan dengan besarnya nilai loyalitas nasabah pada
nasabah. Jika pelayanan kepada PT. Prudential Life Assurance
membentuk service Agency Tasikmalaya sebesar 15,018
nasabah
performance yang positif PT nilai koefisien regresi service
Prudential Life Assurance Agency performance (X) sebesar 0,306,
Tasikmalaya, tentu nasabah tidak tingkat signifikan uji t (sig.t) sebesar
akan ragu untuk mempercayakan 0,000 lebih kecil dari α=0,05
transaksi asuransi tersebut di masa (sig.0,000<α 0,05). Hasil ini memberi
yang akan datang. bukti bahwa loyalitas nasabah PT.
langsung yang Prudential Life Assurance Agency
Pengaruh
ditimbulkan oleh service performance Tasikmalaya secara langsung akan
loyalitas nasabah meningkat sebesar 0,306 jika variabel
terhadap
berdasarkan koefisien determinasi service performance ditingkatkan
parsial (R) adalah sebesar 36,7 % sebesar 1%.
dilihat dari besarnya, artinya sumbangan service performance
Uji Hipotesis
nasabah terhadap loyalitas adalah Data tabel Coefficients angka
sebesar 36,7 %.
untuk variabel service performance sebesar 3,861 dengan nilai sig 0,000
Simpulan
< 0,05 Nilai t table untuk responden 98 Berdasarkan hasil penelitian dan adalah 1,6606. Dengan demikian H a pembahasan, maka dapat disimpulkan diterima karena : t hitung (3,861) > t tabel sebagai berikut:
1. Service Performance di PT. meningkatkan pelayanan dengan Prudential Life Assurance Agency
memberikan fasilitas-fasilitas di Tasikmalaya baik. Hal tersebut
gedung seperti dibuktikan dengan jumlah skor
dalam
menyediakan ruang tunggu 2.423 berada pada klasifikasi baik,
beserta kursinya untuk para yang diukur dari kepuasan
nasabah yang akan bertransaks pelanggan,
sehingga dapat memudahkan melayani dan fasilitas yang
kecepatan
dalam
nasabah untuk bertransaksi dan memadai.
meningkatkan kembali jenis
produk yang ditawarkan kepada Prudential Life Assurance Agency
2. Loyalitas Nasabah
Tasikmalaya baik. Hal tersebut
2. Pihak manajemen PT. Prudential dibuktikan dengan jumlah skor
Assurance Agency 2.419 berada pada klasifikasi baik,
Life
Tasikmalaya harus mengadakan yang diukur dari pembelian
kembali strategi pemasaran yang berulang jasa yang ditawarkan,
tepat seperti terus menerus perilaku positif dan ketahanan
mengadakan promosi melalui nasabah
seminar agar loyalitas nasabah negative
kesediaan nasabah mereferensikan
3. Pihak manajemen PT. Prudential esistensi perusahaan secara total.
Life
Assurance Agency
harus lebih dapat disimpulkan bahwa terdapat
3. Berdasarkan hasil analisis maka
Tasikmalaya
meningkatkan lagi indicator pengaruh
performance yang variabel service performance menjadi standar pelayanan di PT. terhadap loyalitas nasabah pada
Life Assurance PT. Prudential Life Assurance
Prudential
Agency Tasikmalaya sehingga Agency Tasikmalaya. Dari hasil
jika service performa penelitian diperoleh persamaan regresi linier sederhana Y =
Daftar Pustaka
15,018 + 0,630X. Dengan hasil uji Abdurrahman, Maman dkk, 2011. hipotesis menunjukan bahwa
Dasar-Dasar Metode Statistika . t hitung (3,681) > t tabel (1,6606). yang
Bandung : CV Pustaka Setia artinya, bahwa variabel service
Alma, Buchori. 2014. Manajemen performance berpengaruh terhadap
Pemasaran dan Pemasaran Jasa. loyalitas nasabah di PT Prudential
Bandung : CV Alfabeta Life
Dharmayanti, Diah. 2006 : Jurnal Tasikmalaya.
Assurance
Agency
Manajemen Pemasaran . (http://puslit.petra.ac.id./~pulsit/jo
Saran
urnals/dir.php?departementID=M
1. Pihak manajemen PT. Prudential
AR)
Life Assurance
diakses pada tanggal 28 Januari Tasikmalaya
Agency
harus
lebih
Hasan, Iqbal M. 1999. Pokok-pokok Zahro,2012 : Pengumpulan Data. materi Statistika 2 . Jakarta: PT
(http:/idzahro.blogspot.co.id/2 Bumi Aksara.
012/04/pengumpulan- data.html) (http://argen26blogspot.co.id/2013/04
pada tanggal /definisi
diakses
03 februari 201 komunikasi.html) diakses pada tanggal 06 februari 2016 Kirom, Bahrul, 2015. Mengukur Kinerja
Kepuasan Konsumen . Bandung : Pustaka Cipta Reka
Kotler, Philip, 2002. Marketing Management , The Millenium Edition, Thirtteenth edition, USA :Prentice Hall, Inc.
Riduwan, Akdon, 2013. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung : ALFABETA
Sudjana, Nana, 2008. Tuntunan Penyusunan
Karya
Ilmiah .
Bandung : Sinar Baru Algesindo Sugiyono, 2013. Statistika Untuk
Penelitian . Bandung : CV
ALFABETA Tjiptono, Fandy, 2014. Pemasaran Jasa , , Yogyakarta, C.V ANDI Trianto, Mulyandaru, 2015 : Metode Penelitian Menurut Sugiyono . (http:/rayendar.blogspot.co.id/ 2015/06/metode-penelitian- menurut-sugiyono-
html)
diakses pada 01 februari 2016 Wiratna,
Yogyakarta : Pustaka Baru Press Widhy, Willyz, 2010 : Objek dan Metode Penelitian. ( https://willyzwidhytabatabai. wordpress.com/2010/03/26/ ) diakses pada
tanggal
februari 2016
HUBUNGAN KINERJA DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Survey Pada Mahasiswa Politeknik Triguna Tasikmalaya
Tahun Akademik 2012/2013)
Kusuma Agdhi Rahwana Fakultas Ekonomi Universitas Perjuangan
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja dan kompetensi dosen, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa Politeknik Triguna Tasikmalaya. Jumlah sampel sebanyak 61 orang yang dipilih secara acak yang terdiri atas unsur mahasiswa reguler.
Data dikumpulkan melalui kuesioner model skala Likert dan dokumentasi. Instrumen penelitian tentang kompetensi professional dan kinerja dosen yang diperoleh dengan kuesioner terlebih dahulu diujicobakan untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel, sedangkan indeks prestasi kumulatif mahasiswa diperoleh melalui dokumentasi. Analisis data menggunakan korelasi dan regresi sederhana, korelasi dan regresi ganda, korelasi partial, dan sumbangan efektif. Sebelum dianalisis dilakukan uji asumsi, seperti : Uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas, dan keberartian arah regresi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja dan kompetensi dosen baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa Politeknik Triguna Tasikmalaya.
Kata Kunci : Kinerja dosen, kompetensi dosen, dan indeks prestasi kumulati
Pendahulun
sifat dan karakter mahasiswa dalam Prestasi akademik mahasiswa
suatu lembaga pendidikan tinggi adalah penguasaan pengetahuan dan
tentunya pencapaian hasilnyapun keterampilan yang dikembangkan
berbeda pula, bukti seberapa tinggi melalui hasil belajar dan biasanya
keberhasilan mahasiswa dapat dilihat ditunjukan dengan perolehan Indek
dari perolehan Indek Prestasi Prestasi Komulatif (IPK) setelah
Kumulatif pada beberapa matakuliah proses serangkaian test/ujian yang
yang diikutinya. Namun pencapaian dilakukan secara sengaja baik berupa
IPK masing-masing mahasiswa test akademik, maupun test non
dibandingkan dengan standar IPK akademik. Dengan keaneka ragaman
lembaga, seyogianya berbanding lembaga, seyogianya berbanding
berikut yang ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa
Faktor
mempengaruhi prestasi akademik pada fakultas tersebut telah meraih
kompetensi dosen. prestasi akademik baik, sedang atau
adalah
kompetensi dosen dapat diartikan bahkan masih dibawah standar.
sebagai kemampuan yang piawai Kenyataan menunjukan, bahwa
dalam melaksanakan profesinya prestasi akademik mahasiswa belum
sebagai dosen yang kompeten. menunjukan hasil yang optimal, hal
Dalam Undang-Undang Republik ini dapat dilihat dari raihan prestasi
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 melalui pencapaian IPK. Diprediksi
Tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa lemahnya perolehan IPK
“Kompetensi adalah mahasiswa disebabkan oleh beberapa
bahwa
pengetahuan, faktor, salah satunya adalah faktor
seperangkat
keterampilan, dan perilaku yang kinerja dosen.
harus dimiliki, dihayati, dan Dosen menurut Undang –
dikuasai oleh guru dan dosen dalam Undang Guru dan Dosen nomor 14
tugas tahun 2005, dosen adalah pendidik
melaksanakan
keprofesionalan”. prestasi akademik profesional dari ilmuwan dengan
mahasiswa dapat dipengaruhi oleh tugas utama metransformasikan,
beberapa faktor, yang diantaranya mengembangkan dan menyebar
adalah kinerja dan kompetensi luaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dosen. Faktor tersebut dianggap dan seni melalui pendidikan,
karena prestasi penelitian,
berpengaruh,
akademik mahasiswa merupakan masyarakat.
dan
pengabdian
suatu indikator keberhasilan usaha Kinerja dosen dapat diukur
belajar mahasiswa dengan adanya berdasarkan beban kerja dosen
kinerja dan kompetensi yang dimiliki mencakup kegiatan pokok yaitu
dosen sehingga dapat di capai oleh merencanakan
individu yang belajar. melaksanakan proses
pembelajaran,
Adapun manfaat yang ingin mengajar dan mengevaluasi hasil
belajar
dicapai dalam penelitian ini adalah : belajar merupakan suatu proses yang
(1) diharapkan hasil penelitian ini mengandung serangkaian perbuatan
pengetahuan baru pendidik dan peserta didik atas
menemukan
dibidang ilmu pendidikan, terutama hubungan timbal balik yang
bahan acuan bagi berlangsung dalam situasi edukatif
sebagai
pengembangan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Namun
Politeknik Triguna demikian tidaklah berlebihan apabila
pada
T a si k m a l a ya , (2) hasil penulis berasumsi bahwa kinerja
penelitian ini bagi dosen-dosen dosen saat ini menunjukan kurang
di Politeknik Triguna dapat dijadikan enerjik, dan sebagian dosen belum
bahan masukan, sebagai pedoman, memiliki kualipikasi yang layak
dan dijadikan bahan pertimbangan sebagai dosen atau mengajar tidak
untuk dijadikan titik tolak dalam sesuai dengan bidang keahliannya.
pengembangan proses pembelajaran pengembangan proses pembelajaran
Kinerja dosen adalah kemampuan mahasiswa, penelitian ini dapat
bagi
untuk melaksanakan pekerjaan atau dijadikan sebagai introspeksi, bahwa
tugas yang dimiliki dosen dalam kompetensi profesional dan kinerja
menyelesaikan suatu pekerjaannya. dosen, merupakan salah satu
Kinerja dosen tidak terlepas dari indikator yang dapat dijadikan acuan
pembahasan kualitas dosen itu dalam hubungannya dengan indeks
sendiri. Kualitas merupakan istilah prestasi kumulatif yang diperoleh
yang berkaitan dengan sudut mahasiswa.
pandang dan sudut kepentingan pengguna istilah. (LAN, 2004 : 3).
Landasan teori
Kinerja merupakan hasil atau
Kinerja
keluaran dari suatu proses. Menurut Kinerja merupakan suatu bentuk
E. (2005:136:138), hasil kerja atau hasil usaha berupa
mulyasa,
memahami tetang kinerja dosen ada tampilan fisik, maupun gagasan.
beberapa model operasional sebagai Kinerja juga sering dihubungkan
berikut :
dengan kompetensi pada diri pelaku, Pertama Model Vroom. Model lebih jelasnya kinerja adalah hasil
dikemukakan Vrom yaitu: “ atau tingkat keberhasilan seseorang
Perpormance = f (Ability X secara keseluruhan selama periode
Motivation )”. Model ini memberikan tertentu didalam melaksanakan tugas
informasi pada kinerja seseorang dibandingkan
merupakan fungsi perkalian antara kemungkinan, seperti standar hasil
dengan
berbagai
kemampuan (ability) dan motiovasi. kerja, target atau sasaran atau kriteria
Kedua Model Lawler dan yang telah ditentukan terlebih dahulu
Poster. Model yang dikemukakan dan telah disepakati bersama. Jika di
Lawler dan Poster (1976) yaitu : “ lihat dari asal katanya, kata kinerja
Performance + EffortI x Ability x adalah
Role Perception “ Effort adalah performence ,
banyaknya energi yang dikeluarkan Mangkunegara, Anwar Prabu. A.a
yang
menurut
seseorang dalam situasi tertentu, (2000:67). Berasal dari akar kata “to
abilities adalah karakteristik individu perform ” yaitu: (1) melakukan,
seperti intelegensi , keterampilan, menjalan-kan, melaksanakan; (2)
sipat sebagai kekuatan potensial memenuhi
untuk berbuat dan melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar; (3)
atau
melaksanakan
sesuatu. Sedangkan role perception melaksanakan
adalah kesesuaian antara usaha yang menyempurnakan
atau
seseorang dengan tanggung jawab; dan (4) melakukan
kewajiban
dilakukan
pandangan atasan langsung tentang sesuatu yang diharapkan oleh
tugas yang seharusnya dikerjakan. sesorang atau mesin. Kinerja berasal
Hal yang baru dalam model ini dari kata “ Performence” dan sering
adalah “role perceptions”. Sebagai diartikan dengan unjuk kerja atau
jenis perilaku yang paling cocok perilaku kerja dan hasil kerja.
dilakukan individu untuk mencapai dilakukan individu untuk mencapai
rintangan yang (1982:149)
tiadanya
kinerja dosen kinerja sebagai berikut. “Future
mengajukan model
mengendalikan
tersebut.
Perpormance = Past Perpormance + (Motivation x Ability )”. Jika semua
Faktor –faktor yang membentuk
teori tentang kinerja dikaji, maka
kinerja
didalamnya melibatkan
Secara umum terbentuknya komponen utama yakni “ ability”
dua
kinerja disebabkan oleh tiga faktor, dan “motivasi”. Perkalian antara
yaitu: (1) faktor kemampuan ; (2) ability dan motivasi menjadi sangat
Faktor upaya; dan (3) faktor peluang populer, sehingga banyak sekali
/ kesempatan. Dengan katan lain dikutip oleh para ahli dalam
kinerja adalah pungsi dari ketiga membicarakan kinerja.
faktor-faktor tersebut, dinotasikan Formula terakhir menunjukan
dalam bentuk formula sebagai bahwa kinerja merupakan hasil
berikut :
interaksi antara motivasi dengan Kinerja = f (kemampuan, upaya, ability, orang yang tinggi ability- nya
kesempatan) tetapi rendah motivasinya , akan
Kinerja = S x U x K menghasilkan kinerja yang rendah ,
Keterangan :
demikian halnya orang yang S = Kemampuan (ability) bermotivasi tinggi tetapi ability-nya
U = Upaya (effort) rendah.
K = Kesempatan (opportunity) Kinerja sebagai fungsi interaksi
Persamaan tersebut menyoroti antara kemampuan atau ability (A),
faktor-faktor dasar yang berperan motivasi atau Motivation (M) dan
penting dalam pembentukan kinerja. kesempatan atau Opportunity (O),
Sementara itu terbentuknya yaitu kinerja = F (A x M x O).
menurut pendapat Artinya: kinerja merupakan fungsi
kinerja
Sutermeister (1976:11) merupakan dari kemampuan, motivasi dan
hasil interaksi antara kemampuan kesempatan. Hal ini sesuai dengan
(abilitas) dengan motivasi dan bila pendapat Keith Davis (1964:484)
akan menjadi dalam Mangkunegara, Anwar Prabu,
diformulasikan
persamaan sebagai berikut : A.A., (2000:67) yang merumuskan
Performance (kinerja) = f (ability x
(1) Human perfomance = ability +
motivation)
motivation ; (2) Motivation = attitude Ability dianggap sebagai hasil + situation dan (3) Ability =
dari pengetahuan (knowledge) dan Knowledge + skill.
keterampilan (skill). Pengetahuan Dengan
oleh pendidikan, ditentukan
pengalaman, pelatihan dan minat, kemampuan,
oleh
faktor-faktor
keterampuilan kesempatan . Kesempatan kinerja
oleh sikap dan adalah tingkatan kinerja yang tinggi
dipengaruhi
kepribadian yang diperoleh melalui kepribadian yang diperoleh melalui
Kinerja atau pengetahuan. Motivasi diperoleh dari
(performance).
performansi dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan interaksi kondisi
presentasi kerja,pelaksanaan kerja, fisik di pekerjaan, kondisi sosial di
pencapaian kerja, hasil kerja atau pekerjaan dan kebutuhan individu.
unjuk kerja (LAN, 2004). Kinerja tidaklah berdiri sendiri tetapi
Untuk lebih memahami tentang dipengaruhi oleh berbagai faktor
kinerja dosen, Berkaitan dengan sehingga menjelma menjadi kinerja.
kinerja dosen,ditetapkan dalam Wood et. All (1998:91) memberikan
Menteri Negara gambaran
Keputusan
Koordinator Bidang Pengawasan mempengaruhi kinerja adalah :
bahwa
yang
Pembangunan dan Pemberdayaan
Aparatur Negara No.30/KEP/MK work effort and organisational
Individual performance factors,
WASPAN/8/1999, tentang Jabatan support dan diformulasikan akan
Fungsional Dosen dan Angka menjadi :
Kreditnya. Dalam Kepmen tersebut Individual work organisational
dinyatakan bahwa tugas pokok dosen
Job Performance = atributes x
adalah melaksanakan pendidikan dan
effort x support
pengajaran pada perguruan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada
Individual atributes mencakup masyarakat. Selanjutnya unsur utama aspek-aspek:
kinerja dosen dinyatakan dalam Bab demografik;
karakteristik
II pasal 4 ayat (2), yaitu:“..b) kompetensi;karakteristik personality;
karakteristik
penelitian dan persepsi dan nilai yang dianut oleh
melaksanakan
pengembangan serta menghasilkan individu.
karyailmiah, karya teknologi, karya Work effort adalah motivasi
seni monumental/seni, pertunjukkan untuk bekerja yang melukiskan
dan karya sastra, meliputi: tingkat usaha individu dalam
a. Menghasilkan karya penelitian; mencapai
b. Menerjemahkan/menyadur buku organisational
karakteristik yang
c. Mengedit/menyunting karya seseorang yang harus tersedia
dibutuhkan
ilmiah;
didalam organisasi baik berupa fisik
d. Membuat rancangan dan karya materi maupun bersipat peraturan
teknologi;
atau pelayanan organisasi yang dapat
e. Membuat rancangan dan karya memenuhi kepuasan individu dosen
seni
dalam bekerja Kinerja dosen juga dapat dilihat Depdiknas (2004), menyatakan
dari unsur penunjang kegiatan kinerja dosen adalah kemampuan
pelaksanaan tugas untuk melaksanakan pekerjaan atau
pendukung
(Keputusan Menteri tugas yang dimiliki dosen dalam
pokoknya
Koordinator Bidang menyelesaikan suatu pekerjaannya.
Negara
Pengawasan Pembangunan dan
Pemberdayaan Aparatur Negara Guru dan Dosen, dalam Pasal 3, ayat No.30/KEP/MK-WASPAN/8/1999,
1 dikemukakan mempunyai pasal 4 ayat 3, yaitu:
kedudukan
sebagai tenaga
1. Menjadi anggota dalam suatu professional pada jenjang pendidikan panitia/badan PT
tinggi yang diangkat sesuai dengan
2. Menjadi anggota panitia/badan
perundang-undangan. pada lembaga pemerintah
peraturan
Lebih jauh dikemukakan bahwa
3. Menjadi anggota organisasi dosen adalah pendidik profesional profesi
dan ilmuwan dengan tugas utama
4. Mewakili
menstransformasikan, pemerintah duduk dalam panitia
PT/lembaga
mengembangkan, dan antar lembaga
menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
5. Menjadi anggota
dan seni melalui nasional
delegasi
teknologi,
penelitian, dan internasional
kepada masyarakat
6. Berperan serta aktif dalam Tugas utama dosen adalah sebagai pertemuan ilmiah
pendidikan. Sebagai pendidik, dosen
7. Mendapat
mengemban tugas dan tanggung jasa/penghargaan
tanda
jawab untuk mendidik mahasiswa
8. Menulis buku pelajaran sebagai menjadi individu yang memiliki pegangan dalam pembelajaran
kemampuan dan kecakapan yang
9. Mempunyai prestasi di bidang berguna bagi kehidupannya dan olah raga, kesenian/social
diperlukan untuk memasuki dunia Tolok ukur lainnya dapat dilihat
melalui kemampuannya dari unjuk kerja dosen dalam wujud
kerja,
mengajar berbagai ilmu pengetahuan pelayanan, baik yang bersifat
dan keterampilan, di samping kuantitatif maupun kualitatif dalam
tanggung jawab dalam bentuk sikap satuan waktu tertentu. Untuk melihat
dan perilaku yang benar dan tidak sejauh mana mutu kinerja dosen
benar dalam bertindak melalui sifat diperlukan
ketauladannya sebagai manusia yang dimensi, indicator, unsur dan criteria
yang menyatakan kinerja dosen. Tugas dan tanggung jawab Dimensi
dosen tidak hanya sebagai pendidik masukan proses dan keluaran atau
kinerja
menyangkut
dan peneliti tetapi juga berperan produk. Input merujuk kepada
sebagai penyebar informasi dan agen pelaku, yakni dosen, proses merujuk
pembaharuan,yang mana sejalan kepada cara pencapaian tujuan dan
dengan fungsi perguruan tinggi produk berkaitan dengan hasil yang
sebagai lembaga pendidikan. Tugas dicapai.
dan tanggung jawab dosen yang diamanatkan dalam Tri Dharma Tugas dan tanggung jawab dosen Perguruan
Tinggi mencakup: Dalam Undang-undang Guru
dan pengajaran, dan Dosen No.4 Tahun 2005 tentang
pendidikan
penelitian dan kegiatan pengabdian penelitian dan kegiatan pengabdian
i. Merancang kebijaksanaan dan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999
(Peraturan
keseluruhan rencana induk tentang Perguruan Tinggi), sebagai
akademis
berikut: j. Merancang kebijaksanaan dalam keseluruhan rencana
1. Pendidikan dan pengajaran
induk (akademik dan fisik) meliputi :
k. Pemegang otoritas dalam
a. Melaksanakan program kerja bidang spesialisasi sesuai rencana
l. Merencanakan dan
b. Mempersiapkan bahan-bahan melaksanakan program perkuliahan
pembentukan/pembinaan
c. Memberi
perkuliahan,
kader.
respons, tugas, ujian, evaluasi, m. Membantu masyarakat penilaian
dengan
memberikan
d. Menjadi pembimbing, sponsor penyuluhan dan pelaksanaan dalam penyusunan skripsi,
hasil penelitian. tesis dan disertasi
e. Menjadi penguji dalam sidang
3. Melaksanakan pengabdian
f. Membimbing dan membantu
kepada masyarakat, meliputi:
pelaksanaan praktikum
a. Menduduki jabatan pimpinan
g. Membuat laporan kegiatan
dalam
lembaga
h. Menyampaikan orasi ilmiah pemerintah/pejabat Negara
b. Sehingga harus dibebaskan
2. Penelitian dan penulisan karya
dari jabatan organiknya;
ilmiah
c. Melaksanakan pengembangan
a. Melakukan penelitian ilmiah
hasil
pendidikan dan
b. Menghasilkan penelitian dan penelitian yang dapat di karya ilmiah
Manfatkan oleh masyarakat;
c. Penulisan buku ajar
d. Memberi
latihan/penyuluhan/penataran persiapan penulisan skripsi,
d. Membimbing
penelitian
pada masyarakat tesis dan disertasi
e. Memberi pelayanan kepada
e. Memimpin/berpartisipasi aktif masyarakat atau kegiatan lain dalam seminar, pertemuan
yang menunjang pelaksanaan ilmiah
tugas umum pemerintahan
f. Membimbing penelitian untuk dan pembangunan menjurus ke arah spesialisasi
f. Membuat/menulis karya dan membimbing pembuatan
pengabdi-an pada masyarakat. laporan ilmiah.
g. Asisten penelitian dalam
Kemampuan yang perlu dimiliki
persiapan skripsi
dosen
h. Pembinaan institusional dan Secara paktual, kemampuan kader ilmiah
yang harus dimiliki dosen terdiri dari yang harus dimiliki dosen terdiri dari
tugas sebagai keahlian. Dengan kata lain seseorang
menjalankan
pengajar.
yang memiliki tingkat kecerdasan
3. Kemampuan personal meliputi yang baik dan terampil dalam
penampilan sikap positif atas mengerjakan
situasi kerja sebagai pengajar dan diberikan dipandang akan mampu
tugas-tugas
yang
situasi pendidikan, pemahaman menghasilkan
atas nilai-nilai yang seharusnya diharapkan. Faktor pengetahuan
kinerja
yang
dianut oleh seorang pengajar dan seseorang dapat diperoleh melalui
upaya untuk latar belakang yang dimiliki, diklat-
penampilan
dirinya sebagai diklat yang diikuti, bidang minat
menjadikan
panutan dan teladan anak yang dikaji serta pengalaman kerja.
didiknya.
Sementara factor keahlian seseorang Dewasa ini jabatan dosen telah dapat
diakui sebagai suatu suatu profesi, keterampilan – keterampilan kerja
diperoleh
melalui
hal ini sebagaimana ditetapkan yang dimiliki serta kepribadian atau
Dalam UU Guru dan Dosen. Sebagai sikap mental yang baik. Kemampuan
suatu profesi, tuntutan kompetensi yang perlu dimiliki seorang pegawai
yang harus dimiliki dosen, tidak jauh ditentukan oleh tugas dan tanggung
berbeda dengan kompetensi guru, jawab yang dihadapi oleh pegawai
seperti dijelaskan dalam pasal 10, tersebut. Demikian pula halnya
Kompetensi guru dengan kemampuan yang perlu
bahwa
sebagaimana dimaksud; meliputi dimiliki dosen ditentukan dengan
kompetensi pedagogik, kompetensi tugas yang diemban, yang meliputi
kepribadian, kompetensi sosial, dan tugas melaksanakan pendidikan dan
profesional yang pengajaran,
kompetensi
melalui pendidikan pengabdian
Berkenaan dengan kemampuan yang Profesi guru dan profesi dosen perlu dimiliki dosen Sanusi dan
merupakan bidang pekerjaan khusus Natawidjaja (1991:38) menyatakan
yang dilaksanakan berdasarkan secara konseptual kemampuan yang
prinsip sebagai berikut: perlu dimiliki dosen, antara lain:
1) memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme; meliputi penguasaan materi bahan
1. Kemampuan
professional
komitmen untuk ajar, konsep-konsep keilmuan
2) memiliki
meningkatkan mutu pendidikan, bahan ajar tersebut, landasan
keimanan, Ketakwaan dan ahlak kependidikan,
proses-proses
mulia;
3) memiliki kualifikasi akademik peserta didik.
pendidikan dan pembelajaran
dan latar belakang pendidikan
2. Kemampuan social meliputi sesuai dengan Bidang tugas; kemampuan untuk menyesuaikan
kompetensi yang diri kepada tujuan kerja dan
4) memiliki
diperlukan sesuai dengan bidang lingkungan
sekitar
sewaktu
tugas;
5) memiliki tanggung jawab atas mengadakan perbandingan antara pelaksanaan
apa yang telah dilakukan dengan keprofesionalan;
tugas
yang diharapkan, kaitannya dengan
6) memperoleh penghasilan yang pekerjaan atau jabatan yang telah ditentukan sesuai dengan prestasi
dipercayakan kepada seseorang. kerja;
Standar dapat pula dijadikan ukuran
7) memiliki kesempatan
dalam mengadakan pertanggung mengembangkan keprofesionalan
untuk
jawaban terhadap sesuatu yang telah secara berkelanjutan dengan
dilakukan. Sejalan dengan itu. belajar sepanjang masa;
Mitchell (1978:343) menyatakan
8) memiliki jaminan perlindungan bahwa kinerja meliputi beberapa hukum dalam melaksanakan tugas
aspek, yaitu: “Quality of work, Kepropesionalan; dan
promptness, initiative, capability,
communication ” (mutu mempunyai
9) memiliki organisasi profesi yang
and
ketepatan waktu, mengatur hal-hal yang berkaitan
kewenangan
pekerjaan,
kemampuan, dan dengan tugas keprofesionalan
prakarsa,
komunikasi). Kelima aspek tersebut dosen.
dapat dijadikan ukuran dalam mengkaji kinerja dosen. Di samping Penilaian Kinerja itu, untuk mengadakan pengukuran
kinerja diperlukan kegiatan penting dalam kehidupan
Penilaian kinerja merupakan
terhadap
khusus tentang organisasi.
pengkajian
kemampuan dan komunikasi. pimpinan
Dengan
penilaian
Dari pandangan ini jelas bahwa mengetahui kinerja pegawainya
organisasi
dapat
kinerja itu hanya dapat diketahui menurut Marwansyah dan Mukaram
dengan baik berdasarkan satu (2000:106) mengemukakan bahwa:
penilaian jika semua tugas yang akan Tujuan umum sistem penilaian
dilaksanakan oleh seseorang benar- unjuk kerja adalah:
benar dapat dijabarkan dengan baik,
1. untuk meningkatkan unjuk kerja dan dapat menggambarkan suatu karyawan dengan cara membantu
keseluruhan tugas organisasi yang mereka agar dapat menyadari dan
bersangkutan. Dengan kata lain, menggunakan seluruh potensi
kinerja bukan saja mereka dalam mewujudkan
bahwa
menggambarkan satu bagian saja tujuan-tujuan organisasi, dan
dari organisasi, tetapi secara
2. untuk memberikan informasi keseluruhan .Kedudukan seorang kepada karyawan dan manajer
sangat penting dalam sebagai dasar untuk mengambil
dosen
pelaksanaan keputusan yang berkaitan dengan
mempengaruhi
pembelajaran mahasiswanya, tidak pekerjaan.
mengherankan apabila semua pihak baik dari pemerintah, orang tua
Standar kinerja menunjukkan mahasiswa serta yang lainnya sangat sebagai
terhadap mutu terhadap mutu
seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang Pengertian Kompetensi disyaratkan oleh pekerjaan dalam
Pengertian kompetensi pada suatu organisasi sehingga organisasi awalnya hanya ada 2 jenis definisi
tersebut mampu mencapai hasil yang kompetensi yang berkembang, yaitu
diharapkan”. Sedangkan Woodruffe sebagai gambaran tentang apa yang
membedakan antara harus diketahui atau dilakukan
copetence dan seseorang agar dapat melaksanakan
pengertian
competency , yang mana competence pekerjaannya dengan baik (Miller,
diartikan sebagai konsep yang Rankin dalam Nuriana 2008:3)
berhubungan dengan pekerjaan, Pengertian kompetensi ini dikenal
yaitu menunjukan “ wilayah kerja dengan nama kompetensi teknis atau
dimana orang dapat menjadi fungsional
(Tecnical/functional kompeten atau unggul”. Sedangka competencie s) atau dapat juga
competency merupakan konsep dasar disebut dengan istilah hard skillsl
yang berhubungan dengan orang, hard copetency (kompetensi keras)
yaitu menunjukan” dimensi perilaku kompetensi ini pada awalnya yaitu
yang melandassi prestasi unggul untuk menggambarkan tanggung
(competent)
jawab, tantangan, dan sasaran kerja
umum, kompetensi yang harus dilakukan atau dicapai
Secara
perilaku lebih menekankan pada oleh si pemangku jabatan agar si
perilaku produktif yang harus pemangku jabatan dapat berprestasi
dimiliki serta diperagakan oleh dengan baik.
seseorang agar dapat berprestasi luar Kedua adalah kompetensi yang
biasa. Perilaku produktif ini dibuat menggambarkan
atas dasar hasi penilaian terhadap seseorang diharapkan berperilaku
bagaimana
karakter produktif para pemangku agar
jabatan yang memiliki kinerja. pekerjaannya
dapat
melaksanakan
Menurut hasil penelitian yang lebih kompetensi ini dikenal dengan nama
dengan
baik,
istimewa atau luar biasa. Menururut kompetensi perilaku (behavioural
hasil penelitian Mc.Clelland, apabila competencies)) atau dapat juga
pada saat melaksanakan pekerjaan disebut dengan istilah kompetensi
seseorang dapat memiliki dan lunak (sotf skills solf competency).
karakter kerja Perlu diketahui bahwa perilaku
memeragakan
produktif yang sama dengan karakter merupakan suatu tindakan (action)
kerja produktif pemangku jabatan sehingga kompetensi perilaku akan
sebelumnya yang memiliki prestasi teridentifikasi apabila seseorang
yang luar biasa, orang tersebut akan memeragakannya dalam melakukan
berprestasi lebih unggul dari pada pekerjaan. Sedangkan
orang lain yang tidak memiliki (Boyatzis dalam Nuriman 2008:4)
menurut
karakter kerja produktif tersebut. mengatakan bahwa kompetensi
Dari
waktu ke waktu, waktu ke waktu,
prestasi yang luar biasa. Ini berarti Yang semula menitik beratkan pada
SDM yang memiliki kompetensi peningkatan
adalah SDM yang memiliki prestasi keterampilan serta pengembangan
pengetahuan
dan
lebih baik dari pada rekan-rekan karakter untuk mencapai efektivitas
kerjanya, mampu berinteraksi dan kerja, penggunaannya berkembang
menyesuaikan dengan lingkungan untuk tujuan lain, seperti untuk
kerja atau lingkungan bisnisnya, pengembangan pendidikan sebagai
mampu menghadapi tantangan kerja mana halnya yang diterapkan
dan memiliki konsistensi dalam sekarang ini. Sehubungan dengan itu
berprestasi.
muncul satu jenis kompetensi lagi
hubungan antara dengan definisi yang lebih umum
Adanya
dan kemampuan yaitu: Kompetensi yang diartikan
kompetensi
seseorang dalam mengendalikan sebagai
intelegensi dan keterampilan individu”. Penekanan
emosional sangat bermanfaat untuk pengertian kompetensi jenis ini
mengembangkan kompetensi adalah kepemilikan pengetahuan dan
seseorang. Apabila seseorang ingin keterampil-an.
merubah kompetensinya, dia harus banyak dipergunakan baik oleh
Kompetensi
ini
mampu merubah cara berpikirnya individu maupun perusahaan dan
dalam menggunakan lembaga-lembaga pemerintah di
terutama
intelegensi serta indonesia. Bahkan istilah kompetensi
kemampuan
emosinya. sudah banyak digunakan dalam
mengendalikan
Pengembangan kompetensi teknis percakapan sehari-hari, dikalangan
biasanya lebih mudah dilakukan dari pejabat
pada pengembangan kompetensi perusahaan swasta, dan individu-
pemerintah
manajer
perilaku karena kompetensi teknis individu. Kompetensi ini banyak
lebih fokus kepada pengetahuan dan dipakai
keterampilan yang dapat diperoleh pengembangan
untuk
keperluan
dan dikembangkan dengan hanya manusia. Di instansi pemerintah,
sumber
daya
mendengar atau seperti di Departemen Pendidikan
membaca,
mengikuti pelatihan. Sedangkan Nasional,
perilaku lebih kurikulum yang berbais kompetensi
menekankan kepada pencapaian pada hampir semua mata pelajaran di
hasil yang menuntut keinginan yang semua jenjang pendidikan.
kuat untuk bekerja dengan baik atau Dari dua konsep diatas pada
berkompetisi untuk mencapai hasil dasrnya, baik kompetensi teknis
dengan standar terbaik, keinginan (technical competency ) maupun
harus tercermin dalam perilakunya kompetensi perilaku (behavioural
pada saat melaksanakan pekerjaan, competency ) memiliki tujuan yang
perilaku ini akan sering muncul dari sama, yaitu untuk membentuk
yang memiliki sumberdaya manusia yang mampu
orang-orang
kompetensi yang”berorientasi pada kompetensi yang”berorientasi pada
pendidikan dapat ditempuh dengan keinginan kuat mereka untuk
melalui berbagai cara, antara lain mencapai hasil yang terbaik pada
peningkatan bekal awal siswa baru, saat bekerja, tentunya mereka harus
peningkatan kompetensi guru dan sudah memiliki kompetensi dasar
dosen, peningkatan isi kurikulum, yang lain, yaitu pengetahuan dan
peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan untuk
dan penilaian hasil belajar siswa, pekerjaan teknisnya. Jika tidak
melakukan
penyedia bahan ajar yang memadai, bagaimana mereka bisa menunjukan
dan penyedia sarana belajar. Dari sikap, apabila mereka belum mampu
semua cara tersebut peningkatan mengerjakan pekerjaan mereka
pembelajaran melalui secara teknis. Jadi kompetensi
kualitas
peningkatan kualitas pendidikan pengetahuan dan keterampilan yang
menduduki posisi yang sangat dimiliki seseorang akan lebih
strategis dan akan berdampak positif. sempurna jika didukung oleh
Dampak positif tersebut berupa: (1) kompetensi
peningkatan kemampuan dalam sipatnya umum namun memiliki
kepribadian,
yang
menyelesaikan masalah pendidikan nilai kejujuran, dan kesetiaan.
dan masalah pembelajaran yang Karena perilaku jujur dan setia tidak
secara nyata, (2) selalu dimiliki oleh orang yang
dihadapi
kualitas manusia, produktif dan tidak ada kaitannya
peningkatan
proses, dan hasil belajar. (3) dengan
kepropesionalan adakalanya orang yang berprestasi
pendidik, dan (4) penerapan prisip dalam bekerja tetapi tidak bersipat
pembelajaran berbasis penelitian. jujur dan setia, demikian sebaliknya
Dalam peningkatan sumberdaya orang yang memiliki perilaku yang
manusia ini tentunya lembaga jujur dan setia namun orang tersebut
pormal merupakan terkadang kurang berprestasi.
pendidikan
tempat yang memiliki peran yang Berangkat dari akar dasar
sangat tepat untuk dijadikan wahana permasalahan yang mengangkut
belajar dari mulai jenjang pendidikan kompetensi ini, selanjutnya banyak
dasar, menengah sampai jenjang pihak yang memaanfaatkan baik
pendidikan tinggi. Peran serta organisasi, perusahaan maupun
pendidik dalam hal ini guru dan pemerintah yang akhir-akhir ini
dosen sangat dominan, ketika sedang
tuntuan tentang prestasi banyak pentingnya peningkatan kualitas
mengalakan
tentang
dilotarkan oleh berbagai pihak, sumberdaya manusia yang berbasis
biasanya yang jadi sasaran adalah kompetensi, dan tentunya sudah
tenaga pendidik. Menyadari hal menjadi
tersebut kiranya sudah menjadi Menurut Direktorat Pendidikan
kebutuhan
bersama.
bersama khususnya Tenaga
kewajiban
dalam hal ini Ketenagaan
Kementerian pendidikan untuk terus Kementerian pendidikan untuk terus
terhadap tugas, dosen yang berkompeten.
penguasaan
keterampilan, sikap, dan apresiasi Kompetensi merupakan istilah
yang diperlukan untuk menunjang yang akhir-akhir ini sangat populer
keberhasilan(Finch dan Crunkilton dikalangan dunia pendidikan, banyak
dalam Mulyasa, 2003) para ahli yang mendefinisikan arti
Seseorang dianggap kompeten dari
kata kompetensi.Menurut apabila telah memenuhi persyaratan: keputusa
kemampuan Nasional Nomor 045/U/2002.”
pengembangan kepribadian; (2) kompetensi
kemampuan penguasaan ilmu; (3) perangkat tindakan cerdas dan penuh
diartikan
sebagai
berkarya;(4) tanggung jawab yang dinmiliki
kemampuan
menyikapi dan seseorang sebagai syarat untuk
kemampuan
berperilaku dalam berkarya sehingga dianggap mampu oleh masyarakat
mandiri, menilai dan dalam melaksanakan tugas-tugas
dapat
keputusan secara sesuai dengan pekerjaan tertentu”.
mengambil
tanggung jawab; (5) dapat hidup Kompetensi menurut Usman
bermasyarakat dengan bekerjasama, (2002:145) adalah suatu hal yang
saling menghormati dan menghargai menggambarkan kualifikasi atau
pluralisme serta kemampuan
nilai-nilai
kedamaian (Pusposutarjo, 2002:12) kualitatif
seseorang,
baik
Undang-Undang Pengertian ini mengandung makna
Republik Indonesia Nomor14 tahun bahwa kompetensi
2005 tentang Guru dan Dosen, digunakan dalam dua konteks, yaitu
itu dapat
bahwa “kompetensi pertama,
dijelaskan
adalah seperangkat pengetahuan, kemampuan
sebagai
indikator
keterampilan, dan perilaku yang kepada perbuatan yang diamati ;
yang
menunjukan
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai kedua, sebagai konsep yang
oleh guru dan dosen dalam mencakup aspek-aspek kognitif,
tugas afektif, dan psikomotor serta tahap-
melaksanakan
keprofesionalan”. tahap pelaksanaannya secara utuh.
Menurut Muhaemin dalam Kompetensi diaqrtrikan Houston
(2006:5) beliau sebagai suatu tugas memadai atau
Majid
pengertian pemilikan
mengemukakan
kompetensi sebagai berikut: keterampilan, dan kemampuan yang
pengetahuan,
adalah seperangkat dituntut oleh jabatan tertentu
Kompetensi
intelegen penuh (Rustiah, 1989). Sementara itu Piet
tindakan
tanggungjawab yang harus dimiliki dan Suhertian mengatakan bahwa
seseorang sebagai syarat untuk kompetensi
adalah”Kemampuan dianggap mampu melaksanakan melaksanakan suat yang diperoleh
tugas-tugas dalam bidang pekerjaan melalui pendidikan dan pelatihan
tertentu, Sifat intelegen harus yang bersifat kognitif, afektif dan
ditujukan
sebagai sebagai
fungsi personil dan pengembangan keberhasilan
dan
sumberdaya manusia adalah untuk tanggungjawab harus ditunjukan
bertindak.
Sipat
menarik dan mengembangkan serta sebagai kebenaran bertindak, baik
memotivasi dalam rangka mencapai dipandang
lembaga pendidikan, pengetahuan, teknologi maupun etika.
membantu anggota untuk mencapai Dalam arti tindakan itu benar ditinjau
posisi dan standar penampilan, dari sudut ilmu pengetahuan,
pengembangan efisiensi, efektif dan memiliki daya
memaksimalkan
karier dan menyatukan tujuan tarik dilihat dari sudut teknologi, dan
individu dan institusi. Berbagai baik ditinjau dari sudut etika.
upaya yang bisa dilakukan dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 14
rangka meningkatkan kemampuan Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
profesional dosen antara lain : menyatakan bahwa “guru wajib
pengelolaan kinerja, memiliki kualifikasi akademik,
pelatihan,
karier dan kompetensi, sertifikasi pendidikan,
pengembangan
peningkatan kesejahteraan seperti sehat jasmani dan rohani, serta
kenaikan gaji dan kenaikan pangkat. memiliki
mewujudkan tujuan pendidikan Harus disadari juga, pelatihan nasional.
sebagian saja dari Yang dimaksud kompetensi
barulah
pengembangan, atau dapat dikatakan dalam pasal 8 Undang-Undang No.
bahwa maksud pelatihan adalah
14 Tahun 2005 tersebut dijalaskan berbeda dengan pengembangan. dalam pasal 10 sebagai berikut,
Karena pelatihan adalah suatu proses “kompetensi guru/dosen sebagai
rangka mempersiapkan mana dimaksud dalam pasal 8
dalam
seseorang untuk melakukan suatu meliputi kompetensi pedagogik,
pekerjaan, jadi sifatnya adalah dalam kompetensi kepribadian, kompetensi
pendek, sedangkan sosial, dan kompetensi profesional
jangka
adalah proses yang diperoleh melalui pendidikan
pengembangan
mempersiapkan seseorang untuk fropesi.
menjadi kompeten. Sebagai contoh,
1. Kompetensi Profesional apabila seorang dosen belum
2. Kompetensi Pedagogik menguasai suatu materi yang
3. Kompetensi Kepribadian terdapat dalam program yang baru,
4. Kompetensi Sosial maka dapat dicari solusinya dengan cara pelatihan yang sipatnya hanya
Peningkatan
Kemampuan
upaya untuk dapat menguasai materi
Profesional Dosen
tersebut, sedangkan dalam rangka Pengembangan
pengembangan diupayakan agar manusia sangatlah penting artinya
sumberdaya
menjadi tenaga yang berkompeten. bagi sebuah organisasi, demikian
Pelatihan dapat dilaksanakan juga pada sebuah organisasi
sesuai dengan kebutuhan dalam arti pendidikan seperti sekolah. Tujuan
pelatihan yang dilaksanakan harus pelatihan yang dilaksanakan harus
dalam pekerjaan (on the job training) pelatihan, maka dapat dikelompokan
pelatihan diluar sebagai berikut :
maupun
pekerjaan.(off the job training)
a. Pelatihan dikakukan karena Pelatihan dan peningkatan adanya personil baru lulus dari
dimaksud kan upaya seorang jenjang pendidikan tetentu atau
pendidik selalu dapat mengikuti beluim mempunyai pengalaman.
perkembangan ilmu penetahuan Untuk alasan seperti ini, maqka
maupun teknologi yang baru perlu
sehingga seorang dosen selalu up to pengenalan/orientasi lingkungan
dilakukan
pengetahuannya atau kerja dan pelatihan untuk
date
keterampilannya. Pelatihan di luar melakukan tugas-tugas spesifik
pekerjaan (off the job training) pada bidang kerja yang akan
adalah pelatihan yang lebih banyak segera dilakukan.
menekankan dalam mengerjakan
b. dipromosikan
teknik-teknik yang paling baik, perubahan pekerjaan-pekerjaan
juga
adanya
sehingga menjadi terbiasa dalam Pelatihan
pekerjaan yang rutin. Sedangkan seorang personil dimutasikan
dilakukan
karena
pelatihan dalam pekerjaan (in the job atau
training) adalah pelatihan yang keterampilan dan pengetahuan
sehingga
diperlukan
ditunjukan dalam mhal penguasaan baru.
suatu pekerjaan yang spesifik dalam Jadi pelatihan merupakan usaha
kerjanya. Dalam yang sistematis supaya seseorang
mlingkup
melakukan pelatihan ia dibimbing menjadi tahu atau menguasai
seorang tenaga yang pekerjaannya, seperti dikemukakan
oleh
berpengalaman, seorang instruktur David Maggison (1995:3) bahwa
ahli atau supervisornya. pelatihan adalah “usaha sistematis
2. Pengelolaan Kinerja
untuk mengalihkan pengetahuan atau
lain dalam keahliuan dari seseorang yang tahu
Metode
pengembangan sumberdaya manusia atau dapat melakukan sesuatu,
adalah melalui pengolahan kinerja kepada orang yang tidak tahu atau
seperti rorasi jabatan dan sistem tidak bisa melakukannya”.
penilaian atau evaluasi. Rotasi Jenis-jenis pelatihan yang dapat
jabatan sebenarnya adalah suatu diberikan kepada seorang dosen
bentuk mutasi pengeseran suatu tergantung kepada keterampilan-
jabatan ke jabatan lain yang keterampilan yang dibutuhan dalam
setingkat, sedangkan evaluasi bagi pekerjaan, kualifikasi dari para dosen
seorang pendidik atau dosen bisa dan permasalahan nyata yang sedang
bersipat ekternal yang penilaianya dan akan dihadapi oleh institusi
diambil dari pihak luar seperti; tersebut.
teman sejawat, atasan/kaprodi, atau diselenggarakan pelatihan-pelatihan
bisa juga mahasiswa, Sedangkan berupa
pelatihan
peningkatan,
yang besipat internal atau sering juga yang besipat internal atau sering juga
kemampuan evaluation).
pengembangan
yaitu dengan kejujuran dari orang yang dievaluasi
memberikan kesejahteraan yang tersebut. Dengan cara ini seseorang
karena dengan diminta mengukur kemampuannya
lebih
baik,
memberikan kesejahteraan berupa dalam hal tertentu dan kemudian
kompensasi sebagai balas jasa atas menuliskannya
kinerjanya, maka prestasi dan evaluasiyang
dalam
pormat
kerjanya juga akan berupa jawaban tentang kemampuan
tersedia,biasanya
motivasi
meningkat. Hal ini sejalan dengan yang dimilikinya. Namun untuk
pendapat Handoko (1996:155), lebih dipercaya hasilnya, maka hasil
cara departemen evaluasi diri ini kemudian perlu
bahwa:”suatu
personalia meningkatkan prestasi dikompermasikan kepada atasannya
kerja, motivasi dan kepuasan atau kepada orng-orang yang
adalah melalui mengetahui kegiatan sehari-harinya.
karyawan
kompensasi”. Fungsi lain dari
3. Pengembangan Karier
kompensasi adalah Pengembangan karier seorang
pemberian
memelihara atau mempertahankan dosen dapat menjadi salah satu
pegawai yang ada sekarang supaya upaya
dalam mengembangkan tidak pindah kelembaga lain serta kemampuannya
masih banyak lagi fungsi lainnya Pengembangan karier diperoleh
tersebut.
tetapi disini akan difokuskan pada melalui suatu perpindahan ke jabatan
fungsi meningkatkan kompetensi. yang lebih tinggi, yang lebih banyak
Sesuai dengan maksud istilah menuntut tanggung jawab dan
kompetensi yang telah dikemukakan kemampuan.
sebelumnya, maka pemberian gaji,
a. Tanggung jawab-tanggung jawab upah, uang insentif , honor yang lebih besar.
lembur,penyertaan asuransi
b. Status atau prestise yang lebih kesehatan, pemberian cuti serta tinggi.
fasilitas lainnya, merupakan bentuk-
c. Keterampilan yang lebih besar. bentuk kompensasi yang dapat
d. Gaji atau penghasilan yang lebih diberikan lembaga dalam rangka besar.
memotivasi serta meningkatkan Hal ini memang menimbulkan
prestasi kerjanya. Sistem kompensasi pertanyaan, apakah seorang pendidik
biasanya juga atau dosen telah mengabdikan itu
yang
adil,
hasil evaluasi lebih
memperhatikan
pekerjaan dari pegawai yang “qualified” dalam pekerjaannya,
bersangkutan. Jadi hal ini sesuai maka apakah yang lainnya didorong
dengan yang telah diuraikan untuk memperbaiki kinerjanya.
sebelumnya bahwa evaluasi pegawai mempunyai dua sisi manfaat,yaitu
4. Peningkatan Kesejahteraan
dalam rangka mengetahui kebutuhan Yang tidak kalah pentingnya
pengembangan kemampuan serta dalam
upaya
peningkatan
untuk menentukan berapa upah, untuk menentukan berapa upah,
yang mempunyai tujuan, sudah dalam hal ini dosen.
sewajarnya, apabila secara implisit telah mengandung masalah penilaian Prestasi Akademik prestasi
dari usaha tersebut. Prestasi akademik menurut arti
Penilaian untuk prestasi akademik katanya dalam kamus umum bahasa
dapat berwujud indeks prestasi Indonesia prestasi dapat diartikan
yang merupakan sebagai hasil yang telah dicapai.
kumulatif
akumulasi dari serangkaian hasil tes. Prestasi akademik adalah hasil yang
Penilaian tersebut dapat diketahui diperoleh dari suatu proses psikis
dengan melihat hasil tes atas yang berlangsung dalam interaktif
penguasaan anak didik terhadap (Subyek) siswa dengan lingkungan
materi pelajaran yang telah diajarkan dan menghasilkan perubahan dalam
kepadanya dalam kurun waktu pengetahuan,
tertentu dan dalam suatu program ketrampilan dan nilai sikap yang
pemahaman,
pelajaran.
bersifat konstan/menetap. Salah satu konsep yang pernah (Winkel.W.S.2004: 187). Proses
oleh para ahli belajar mengajar pada dasarnya
dirumuskan
mengatakan bahwa hasil belajar terdiri dari tiga tahap yaitu (1)
dapat meningkat atau menurun perencanaan, (2) pelaksaan, dan (3)
dipengaruhi oleh banyak faktor yang Evaluasi.
bersumber dari dalam (internal) merupakan tahap dimana hasil
Evaluasi
belajar
maupun dari luar (eksternal) diri belajar dapat ditentukan secara logis.
individu. (Azwar, S. 2002 : 82). Menurut Ziauddin sardar belajar
Faktor internal meliputi kondisi fisik merupakan usaha individu dalam
berupa panca indera dan kondisi fisik memperoleh pengetahuan, dengan
umum serta kondisi psikologis kata lain individu bersungguh-
berupa kemampuan non kognitif dan sungguh dalam proses pencariannya,
kognitif. Faktor artinya individu belajar dengan
kemampuan
eksternal meliputi kondisi fisik tujuan yang telah ditetapkan sebelum
berupa kondisi tempat, sarana, dia melangkah karena belajar
materi pelajaran, kondisi sosial dan menjadi kebutuhan yang amat
emosi, serta pengaruh budaya. mendesak dan untuk memulai upaya
Interaksi antar berbagai faktor ini
menentukan hasil belajar yang mengkonsentrasikan
individu
harus
dialami individu. Peranan masing- problem yang akan dihadapinya
diri
pada
masing faktor tidak selalu sama dan sehingga ia akan mampu mencapai
tetap. Besarnya kontribusi suatu pengetahuan dalam lingkup yang
ditentukan oleh luas. (Sardar,Z. 2008: 22).
faktor
akan
kehadiran faktor lain dan bersifat Pendidikan sebagai suatu usaha
sangat situasional. dari manusia untuk mendidik anak
Prestasi akademik merupakan didik menjadi manusia yang
pencapaian hasil yang ditunjukan pencapaian hasil yang ditunjukan
dihasilkan.
melalui proses kerja keras untuk
c. Mutu outcome/dampak yakni: meraih target tersebut. Pencapaian
Adapun hasil akhir dari kegiatan prestasi akademik sangat erat
penyelenggaraan pendidikan kaitanya dengan tujuan peningkatan
yang berupa perubahan derajat mutu. Donabedian (Siagian :
kemempuan atau kepuasannya 1992:75) mengemukakan, bahwa
baik positif maupun sebalikya. :”Mutu adalah produk akhir dari
Mutu outcome yang baik ketergantungan yang rumit antara
tergantung dari mutu struktur dan komponen (mutu input- mutu proses-
mutu proses yang baik pula. mutu outcome) dan asfek lembaga
Dalam konsep yang lebih luas, pendidikan sebagai suatu sistem,
mutu pendidikan mempunyai dimana:
makna sebagai suatu kadar
a. Mutu input/struktur ditentukan proses dan hasil pendidikan oleh:
keseluruhan. Mutu Terpenuhinya semua hal yang
secara
pendidikan yang menyangkut diperlukan
proses atau hasil ditetapkan terselenggaranya
untuk
sesuai dengan pendekatan dan pelayanan, unsur ini antara lain
suatu
kriteria tertentu. yang terpenting adalah tenaga, sarana
Menurut Davis dan Newstrom peralatan,
fisik,
perlengkapan,
(1995): ”Kualitas atau mutu manajemen, keuangan, sumber
organisasi
dan
merupakan suatu kondisi dinamis daya lainnya yang berkaitan
yang berhubungan dengan produk, dengan
jasa, manusia, proses dan lingkungan pendidikan.
penyelenggaraan
yang memenuhi atau melebihi
b. Mutu proses, yakni: harapan”. Sementara itu dalam buku Semua tindakan yang dilakukan
yang sama disebutkan : ”Kualitas pada proses penyelengaraan
atau mutu adalah sebagai tingkat pendidikan yang telah ditentukan
keunggulan yang diharapkan dan oleh seberapa besar dipenuhinya
atas tingkat S,O,P dapat dikatakan bila tidak
pengendalian
keunggulan tersebut memenuhi sesuai dengan standar yang
pelanggan”.
ditentukan maka mutu yang Proses pendidikan merupakan dihasilkan
keseluruhan aktivitas sebaliknya bila bila sudah
pendidikan dalam memenuhi
pelaksanaan
berbagai dimensi baik internal ditentukan maka mutu yang
standar
yang
maupun eksternal, baik pada tingkat dihasilkan dapat dikatakan baik.
(nasional), regional, Asumsi di sini adalah semakin
makro
institusional, maupun instrusional penuh tenaga profesi pada
dan individu, baik pendidikan dalam standar yang telah ditentukan
jalur sekolah. Maupun luar sekolah, jalur sekolah. Maupun luar sekolah,
hasil pendidikan mencakup tiga proses pendidikan dalam jalur
jenjang yaitu produk, efek, dan persekolahan. Proses pendidikan
dampak. Hasil pendidikan yang yang bermutu ditentukan oleh
berupa produk adalah wujud hasil berbagai unsur dinamis yang ada
yang dicapai pada akhir suatu proses didalam
pendidikan, misalnya akhir suatu lingkungannya
proses instrksional, akhir semester, kesatuan sistem. Menurut Towsend
sebagai
suatu
akhir tahun ajaran aakhir jenjang dan Butterworth dalam (Surya, 2002)
penidikan. Wujudnya dinyatakan ada sepuluh faktor penentu bagi
dalam satu satuan ukuran tertentu terwujudnya mutu proses pendidikan
sepeti angka, grade, peringkat, efektif dan bermutu, yaitu : (1)
indeks prestasi, yudicium, sebagai Keefektifan kepemimpinan, (2)
gambaran mutu hasil pendidikan Partisipasi dan rasa tanggung jawab
dalam periode tertentu. Hasil dosen dan staf, (3) Proses belajar
pendidikan berupa efek adalah mengajar
perubahan lebih lanjut terhadap Pengembangan staf yang terprogram,
keseluruhan kepribadian mahasiswa (5) kurikulum yang relevan, (6)
sebagai akibat perolehan produk dari Memiliki visi dan misi yang jelas,
proses pendidikan dari satu periode (7) Iklim yang kondusif, (8)
Perolehan produk Penilaian diri terhadap kekuatan dan
tertentu.
pendidikan yang dinyatakan dalam kelemahan (9) Komunikasi efektif
bentuk hasil belajar seperti angka, baik internal maupun eksternal, dan
Indeks Prestasi (IP), seyogianya (10) Keterlibatan orangtua dan
pengaruh (efek) masyarakat secara instrinsik.
memberikan
terhadap perubahan keseluruhan Di atas telah dikemukakan
perilaku/kepribadian mahasiswa bahwa disamping berkaitan dengan
seperti dalam pemahaman diri, cara aspek proses, mutu pendidikan
berfikir, sikap, nilai dan kualitas berkaitan pula dengan aspek hasil
kepribadian lainnya. Selanjunya pendidikan. Dari aspek hasil, mutu
hasil pendidikan yang berupa pendidikan dilihat dari kualitas atau
dampak, adalah berupa pengaruh kadar perubahan yang terjadi dalam
lebih lanjut hasil pendidikan diri keseluruhan mahasiswa. Saat ini
terhadap kondisi dan lingkungannya pendidikan lebih dipersempit dengan
baik dalam keluarga, ataupun dengan keseimbangan kampus, dan
masyarakat secara keseluruhan. kelembagaan kampus dipersempit
Pada umumnya hasil yang dengan proses belajar mengajar yang
berupa produk inilah yang sering lebih dipersempit lagi dengan proses
digunakan sebagai indikator mutu belajar mengajar lebih dipersempit
pendidikan yang sudah tentu dengan lagi dengan proses pencapaian
asumsi dapat memberikan gambaran pengetahuan yang lebih berat secara
hasil pendidikan. Hasil pendidikan kognitif.
yang berupa efek dan dampak masih yang berupa efek dan dampak masih
sehubungan dengan
Mahasiswa secara status bila membuat indikator secara objektif.
sulitnya
dilihat dari segi usia, umumnya Namun demikian hendaknya menjadi
dimulai pada umur 18 tahun. Awal perhatian berbagai pihak bahwa
demikian disebut awal melihat mutu pendidikan hanya dari
usia
kedewasaan yang segi
tumbuhnya
telah menyelesaikan memberikan
produk belum
dapat
dianggap
pertumbuhannya pada masa remaja menyeluruh
gambaran
secara
dan siap menerima kedudukan dalam pendidikan. Dalam konteks pandang
mengenai
mutu
masyarakat bersama dengan orang filosofis kita harus memandang
dewasa lainnya.Mahasiswa sebagai bahwa semua mahasiswa berhak
kelompok masyarakat yang memiliki dinilai mutu pendidikannya dari
kepribadian yang sehat dengan ciri- sudut pandang holistik, yaitu kualitas
ciri positif antara lain: akan mampu kepribadian
diri dengan kepada lingkungan.
lingkungan, mempunyai inisiatif, spontan
dan kreatif. Mereka
Prestasi Akademik
Pada
diharapkan pula dapat bertindak
Mahasiswa
secara efektif dengan belajar untuk Penilaian terhadap prestasi
mengenali, menginterpretasi dan akademik mahasiswa dalam proses
permasalahan di belajar mengajar dapat diketahui
merespon
sekelilingnya.
dengan melihat hasil tes atas Prestasi akademik mahasiswa penguasaan mahasiswa terhadap
dapat dilihat pada hasil akhir belajar materi pelajaran yang telah diajarkan
mahasiswa dalam tiap semester yang kepadanya dalam kurun waktu
dinyatakan dengan bentuk nilai. tertentu dan dalam suatu program
Nilai akhir tiap mahasiswa terbagai pelajaran. Penilaian atas prestasi
dalam 5 katagori dan untuk memegang peran penting bagi proses
memudahkan perhitungan maka, belajar-mengajar, tidak terkecuali
peneliti membagi menjadi dalam 3 pada mahasiswa.
katagori sebagaiberikut: Masa ini oleh Hurlock sebagai
1. Nilai 78 keatas (IP 3,50-4,00 masa dewasa awal yang diharapkan
termasuk katagori tinggi) mereka dapat memainkan peran baru
2. Nilai 64-77 (IP 2,75-3,49 dengan mengadakan pilihan-pilihan
termasuk katagori sedang) hidup secara bertanggung jawab di
3. Nilai 63 kebawah (IP 0,00-2,74 tengah-tengah orang lain dan sebagai
termasuk katagori rendah) babak baru dalam penemuan identitas diri. Mereka secara lambat-
Nilai akhir tersebut adalah hasil laun
nilai ujian UTS dan UAS. menempatkan dirinya di tengah-
mulai realistik
dalam
Disamping kedua ujian tersebut ada tengah
ketentuan lain yanag menjadi ketentuan lain yanag menjadi
mata kuliah yang
1. Faktor internal (factor dari dalam mempengaruhi
mampu
mahasiswa), yakni keadaan/ mahasiswa. (Pedoman akademik
nilai
akhir
kondisi jasmani dan rohani Politeknik Triguna Tasikmalaya.
faktor jasmani 2007)
mahasiswa.
mahasiswa secara umum yang Muhibin menyatakan, yang
menandai tingkat kebugaran dan terpenting dalam pendidikan orang
tubuh dapat dewasa adalah apa yang dipelajari
kesehatan
mempengaruhi semangat dan pelajar, bukan apa yang dilakukan
mahasiswa dalam pengajar
intensitas
proses belajar, faktor rohani penceramah dalam pertemuan itu.
yang dapat Sejalan dengan itu, diasumsikan
mahasiswa
mempengaruhi kuantitas dan bahwa setiap individu menjadi
kualitas mahasiswa dalam proses matang, maka penilaian atas
diantaranya tingkat kesiapan belajar bukan hanya
belajar
/ intelegensi ditentukan oleh jalur akademik dan
kecerdasan
mahasiswa, sikap mahasiswa, perkembangan biologisnya tetapi
bakat dan kinat mahasiswa, dan lebih ditentukan oleh tuntutan-
motivasi mahasiswa. tuntutan tugas perkembangan untuk
2. Faktor eksternal (factor dari luar melakukan
yakni kondisi dengan lingkungannya
lingkungan diluar mahasiswa. sistem hidupnya. (Syah, muhibin
sebagai
sepertihalnya pengajar, teman 2002: 129). Dengan kata lain, orang
mahasiswa dapat mempengaruhi dewasa belajar sesuatu karena
semangat belajar dari mahasiswa. membutuhkan
kondisi non social lainnya seperti perkembangan mereka yang harus
tingkatan
sarana dan prasarana bisa menghadapi peranannya apakah
memepengaruhi proseses belajar. sebagai pekerja, orang tua, pimpinan
pendekatan belajar suatu organisasi dan lain-lain. Oleh
3. Faktor
(approach to learnning), yakni karena itu penilaian atas prestasi
jenis upaya belajar mahasiswa belajar mahasiswa bukan semata-
yang meliputu strategi dan mata karena jalur akademik tetapi
yang digunakan karena kebutuhan hidup untuk
metode
mahasiswa untuk melakukan melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Segala hidupnya.
peran
sistem
cara atau strategi yang digunakan mahasiswa dalam menunjang
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi proses
Prestasi Akademik
materi yang Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran
diajarkan. Strategi dalam hal ini prestasi akademik pada mahasiswa
perangkat langkah dapat dibedakan menjadi tiga
seperti
operasional yang direkayasa macam, yaitu: (Syah muhibbin.2002
sedemikian
rupa untuk rupa untuk
bahwa variabel ini dapat diukur mencapai tujuan belajar tertentu.
masalah
atau
dengan menggunakan dimensi yaitu Menurut pendapat Muhibin
standar input, diatas
pemenuhan
standar proses mempengaruhi prestasi akademik
pemenuhan standar outcome, yang pada mahasiswa terdiri dari tiga
dapat tercermin dari perolehan hasil factor yaitu: faktor internal, factor
(Indek Prestasi eksternal, dan factor pendekatan
Sudianto (2007). muhibbin.2002 : 132), artinya
belajar (approach to learnning). (Syah
Asep
Hubungan Antara Kompotensi Sosial kompetensi berpengaruh terhadap
dengan Prestasi Akademik pada prestasi akademik sepertihalnya
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN dalam factor internal yaitu factor
Malang. Dari hasil penelitian kondisi dan jasmani mahasiswa yang
ditemukan bahwa tingkat kompetensi menyangkut sikap mahasiswa dan
sosial yang dimiliki oleh mahasiswa motivasi mahasiswa itu sendiri untuk
psikologi UIN Malang berada pada bisa menyesuaikan diri dengan
tingkat sedang dengan porsentase keadaan yang ada disekitarnya seperti
65%, demikian pula dengan tingkat pengetahuan tentang dirinya sendiri.
prestasi akademiknya yaitu dengan Dan
dari pendekatan belajar porsentase 61,5% (sedang). Dengan mengungkapkan bahwa strategi dan
rumus korelasi metode yang digunakan dalam
menggunakan
Product Moment dari Pearson, kegiatan
didapatkan hasil xy r = 0,721 dengan menunjang efektivitas dan efesiensi
pembelajaran
dalam
taraf signifikansi 0,00 < 0,05 yang dalam pembelajaran seperti halnya
berarti bahwa hipotesis dalam bagaimana seorang anak didik
penelitan ini terbukti bahwa terdapat (mahasiswa) mampu menempatkan
hubungan yang positif antara diri dalam berbagai situasi baik dalam
kompetensi sosial dengan prestasi proses akademik dan sosialnya
akademik pada Mahasiswa UIN termasuk membina hubungan dengan
Malang. Yang artinya bahwa teman dan pendidik sehingga dapat
semakin tinggi tingkat kompetensi menghasilkan prestasi akademik yang
sosial maka semakin tinggi pula baik.dari pendapat di atas sangat jelas
tingkat prestasi akademiknya. bahwa
Selanjutnya penelitian Endang mempengaruhi prestasi akademik
kompetensi
sosial
Silihin (2008) “Pengaruh Kehadiran pada anak didik.
Dosen dan Proses Pembelajaran Dari uraian tersebut di atas dapat
Prestasi Akademik disimpulkan
terhadap
Mahasiswa (studi pada Mahasiswa akademik mahasiswa merupakan
bahwa
prestasi
STMIK Kediri). Hasil penelitian mutu pendidikan yang dicapai oleh
bahwa kehadiran mahasiswa pada suatu perguruan
menunjukkan
dosen tidak mempunyai pengaruh tinggi, pada suatu periode tertentu.
yang signifikan terhadap prestasi Penulis menyimpulkan kembali
akademik mahasiswa, sedangkan akademik mahasiswa, sedangkan
gejala yang diamati mempunyai pengaruh signifikan
yang
karena
melibatkan hubungan satu atau lebih terhadap
variabel. Menurut Purwanto (2008 : mahasiswa adalah kesesuaian materi
prestasi
akademik
177) studi korelasional pada yang disampaikan dosen dalam
dasarnya merupakan hubungan antar perkuliahan dengan materi ujian ,
variabel dalam satu kelompok yang suasana
berbentuk bivariat, perkuliahan dan referensi yang
multivariat, dan kanonik. Hanya diberikan dosen kepada mahasiswa
saja dalam kajian ini, hubungan berupa buku, diktat dan hand out.
yang terjadi berbentuk bivariat dan Fitri
multivariat, yaitu hubungan antara “Hubungan Motivasi Dan Kinerja
Yuniarti.
dua variabel bebas (kinerja dosen Dosen Dengan Prestasi Belajar
adalah X1, dan kompetensi dosen Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan
adalah X2) baik secara sendiri- STIKES Bhakti Mulia Pare Kediri.
maupun bersama-sama Hasil penelitian menunjukkan ada
sendiri
terhadap variabel terikat (indeks pengaruh motivasi kerja dosen
prestasi kumulatif adalah Y). dengan prestasi belajar mahasiswa (p
Populasi dalam penelitian ini < 0,000), ada pengaruh kinerja dosen
berjumlah 156 orang mahasiswa. dengan prestasi belajar mahasiswa (p
Untuk itu dalam pengambilan = 0,017) dan tidak ada pengaruh
sampelnya menggunakan teknik motivasi dan kinerja dosen dengan
proporsional random sampling, prestasi belajar mahasiswa Prodi D-
dengan alasan : (1) populasi setiap
III Kebidanan STIKES Bhakti Mulia kelas tidak sama, (2) agar Pare Kediri Tahun 2011 (p > 0,539).
populasi terwakili Hasil analisis menunjukkan ada
karakteristik
secara seimbang, dan (3) kecil hubungan secara bivariate artinya
kemungkinan kekeliruan dalam satu penyebab akan signifikan
menggeneralisasi simpulan dengan satu akibat atau masing-
penelitian. Dalam penentuan jumlah masing faktor akan berpengaruh
sampel menggunakan tabel Isaac dan secara dominat terhadap pretasi
Michael dalam Sugiyono ( 2011 : belajar mahasiswa. Faktor penyebab
131), sehingga diperoleh sampel tidak adanya pengaruh yang
sebesar 61 orang mahasiswa. siginifikan antara motivasi dan
Untuk memperoleh data variabel kinerja dosen dengan prestasi belajar
yang diteliti digunakan kuesioner mahasiswa
dokumentasi. Kuesioner resoponden yang kurang homogen.
digunakan untuk memperoleh data tentang
kinerja dosen dan
Metode Penelitian
kompetensi dosen yang diukur Penelitian ini termasuk dalam
kecenderungan kategori
berdasarkan
mahasiswa dengan menggunakan kuantitatif dengan menggunakan
metode
penelitian
model tipe skala Likert yang jenis pendekatan studi korelasional,
berbentuk
politomi dengan politomi dengan
hubungan dengan prestasi akademik berjenjang dengan skor 1 sampai
yang
mahasiswa artinya bahwa semakin dengan lima, baik positif maupun
baik kinerja dan kompetensi dosen negatif. Sedangkan dokumentasi
maka prestasi akademik mahasiswa digunakan untuk memperoleh data
akan meningkat. Hal ini dibuktikan tentang indeks prestasi kumulatif
dengan kinerja dan kompetensi yang diperoleh mahasiswa tingkat 1
dosen dengan prestasi akademik sampai dengan 3 yang terdaftar tahun
dosen (r) sebesar 0.882 dengan akademik 2012/2013.
demikian ada hubungan positif relatif kuat antar variabel artinya bila
Hasil Dan Pembahasan
variabel kinerja dan kompetensi Berdasarkan hasil penelitian
dosen naik maka prestasi akademik tentang hubungan kinerja dan
mahasiswa akan meningkat atau kompetensi dosen dengan prestasi
sebaliknya.
akademik Mahasiswa dapat penulis Untuk itu para dosen harus simpulkan sebagai berikut: 1)
kompetensi Kinerja dosen memiliki hubungan
meningkatkan
dosen melalui dengan prestasi akademik mahasiswa
profesional
pendidikan formal maupun non artinya bahwa semakin baik kinerja
formal sesuai dengan tuntutan dosen maka akan meningkatkan
No. 14/2005. prestasi akademik mahasiswa. Hal
Undang-undang
Temuan penelitian ini didukung pula ini dibuktikan dengan hasil korelasi
oleh pendapat Makmun, A. S dalam (r) sebesar 0.720 dengan demikian
Riduwan (2007 : 233) bahwa ada hubungan positif relatif antar
seorang dosen yang memiliki variabel artinya bila variabel kinerja
kompetensi professional berkarakter dosen meningkat atau ditingkatkan
harus mampu melakukan pekerjaan maka akan diikuti penguatan
tertentu secara rasional, dalam arti variabel
harus memiliki visi dan misi yang mahasiswa. 2) Kompetensi dosen
prestasi
akademik
jelas mengapa ia melakukan apa memiliki hubungan dengan prestasi
yang dilakukannya berdasarkan akademik mahasiswa artinya bahwa
analisis kritis dan pertimbangan logis semakin baik kompetensi dosen
membuat pilihan dan maka akan meningkatkan prestasi
dalam
mengambil keputusan tentang apa akademik mahasiswa. Hal ini
yang dikerjakannya. Selain itu agar dibuktikan dengan hasil korelasi (r)
dosen mampu sebesar 0.753 dengan demikian ada
guru
dan
menyesuaikan dengan perubahan- hubungan positif relatif kuat antar
perubahan, baik basis keilmuannya variabel artinya bila variabel
praktik-praktik kompetensi dosen
maupun
pembelajaran, maka salah satu ditingkatkan maka akan diikuti
naik atau
tuntutan yang dilakukan adalah penguatan
profesional akademik atau sebaliknya. 3) Kinerja
berkelanjutan. Menurut Day (2008 : dan kompetensi dosen memiliki
pengembangan profesional pengembangan profesional
(Y) memiliki inisiatif
mahasiswa
kontribusi yang positif dan mengembangkan diri, kompetensi
dosen
untuk
terhadap tinggi keilmuannya, melakukan penelitian,
signifikan
rendahnya pencapaian indeks memasukkan dan membaca jurnal-
prestasi kumulatif mahasiswa. jurnal ilmiah, memperluas jaringan
Dengan kontribusi sebesar 72%. kerja,
2. Kompetensi dosen (X2) yang perpustakaan,
meningkatkan
koleksi
diukur oleh indeks prstasi Sedangkan
dan
lain-lain.
(Y) memiliki adalah atas
yang positif pimpinan untuk bekerjasama antar
signifikan terhadap tinggi institusi, sehingga dapat berbagi
rendahnya pencapaian indeks pengalaman, permasalahan yang
prestasi kumulatif mahasiswa. dihadapi, solusi yang sudah
Dengan kontribusi kinerja dosen dilakukan dan dampaknya terhadap
yang secara langsung yang peningkatan mutu. Sehingga dengan
berkontribusi terhadap indeks demikian, maka dalam rangka
prestasi kumulatif mahasiswa mendukung
adalah 75,3%. Berdasarkan profesional berkelanjutan dimana
pengembangan
temuan penelitian ini dapat pimpinan (fakultas maupun
disimpulkan bahwa hipotesis universitas) hendaknya membuat
penelitian yang menyatakan program tahunan, melalui dukungan
“Kompetensi dosen sarana dan prasarana, serta dukungan
berkontribusi secara signifikan dana yang memadai.
indeks prestasi Temuan penelitian ini juga
terhadap
kum ulatif” dapat diterima, didukung oleh Robert (dalam
simultan antara Wuviani, 2005 : 212) bahwa kinerja
3. Secara
Kompetensi professional (X1), dosen sangat ditentukan oleh (1)
kinerja dosen (X2) emploiyee
dan
berkontribusi secara signifikan perwujudan
job
performance,
indeks prestasi kepemimpinan, (2) skill, yang
kumulatif (Y) sebesar 88,2%. menentukan
Sedangkan sisanya sebanyak melaksanakan aktivitasnya, dan (3)
seseorang
dalam
11,8% merupakan pengaruh dari ability, budaya organisasi dan
faktor-faktor lainnya. manajemen mutu yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan
Saran
kinerja. Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut :
Simpulan
meningkatkan Berdasarkan hasil penelitian
1. Untuk
kompetensi profesionalnya baik dapat simpulankan sebagai berikut :
secara
kuantitatif maupun
1. Kinerja dosen (X1) yang diukur kualitatif, dosen hendaknya 1. Kinerja dosen (X1) yang diukur kualitatif, dosen hendaknya
buku
ajar,
Daftar Pustaka
melakukan penelitian yang Danim, Sudarwan. 2009. Menjadi lebih luas, mengajar di lembaga
Komunitas Pembelajar, pendidikan tinggi lain dan lain-
Kepemimpinan lain, agar ke depan peningkatan
Tranformasional dan kompetensi professional dari
Komunitas Organisasi dosen menjadi lebih baik dalam
Pembelajaran. Bumi Aksara. menjalankan tugasnya,
Jakarta
2. Pimpinan (baik prodi maupun
Payong. 2012. ketua) hendaknya memberikan
Marselus,
R.
Sertifikasi Profesi Guru, insentif
Dasar, (reward) kepada dosen yang
Problematika,dan berprestasi
Implementasinya. Jakarta meningkatkan
agar
dapat
E. 2009. Standar profesionalnya dan memberikan
kompetensi
Mulyasa,
Kompetensi dan Sertifikasi hukuman (punishment) bagi
Guru.: Cetakan Pertama, dosen
Remaja Rosdakarya. Bandung kesalahan,
yang
melakukan
Mitchel, T. R. dan Larson. 1987. evaluasi dan pembinaan secara
mengadakan
People and Organization an rutin kepada dosen berkenaan
Intrucduction to dengan tugasnya
Organizational Behavior.
3. Bagi pimpinan fakultas Singapore : Mc Graw Hill Inc. maupun
Peraturan Pemerintah No. 19/2005 hendaknya
universitas
tentang Standar Nasional menerapkan
konsisten
Pendidikan. Citra Umbara. management untuk menciptakan
budaya mutu, melalui iklim
2008. Metodologi yang kondusif, suasana
Purwanto.
Penelitian Kuantitatif untuk harmonis, komunikatif, terbuka,
Pendidikan dan Psikologi. baik antara staf, sesama dosen,
Pustaka Pelajar. Yogyakarta dan mahasiswa sehingga tujuan
Riduwan, Engkos Achmad Kuncoro. yang
2007. Cara Menggunakan dan peningkatan kualitas dapat
diharapkan
untuk
Memaknai Analisis Jalur. tercapai
Alfabeta. Bandung
4. Kepada para peneliti untuk Suyanto, H. D. Djihad. 2007. melakukan penelitian lanjutan
Refleksi dan Reforrmasi dengan mengkaji faktor-faktor
Pendidikan di Indonesia lain
Memasuki Milenium III. indeks prestasi mahasiswa,
yang
mempengaruhi
AdiCita. Yogyakarta sehingga menambah wawasan
Sumartiningsih, Fr. M. S. 2004. cakrawala berpikir yang lebih
Pengaruh
Kompetensi
Organisasi terhadap kinerja Dosen (Studi Kasus pada Akademi Keperawatan Budi Luhur dan Achmad Yani Cimahi).
Tesis. Program Pasca sarjana – UPI. Tida diterbitkan.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan Pertama, Alfabeta. Bandung
Undang – Undang
Republik
Indonesia No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Citra Umbara. Bandung
Wuviani, V. 2005. Faktor- factor yang mempengaruhi Kinerja Guru (Studi tentang Pengaruh Kualifikasi, Motivasi Kerja, dan kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMAN di Kota Bandung). Tesis. Program Pasca Sarjana. UPI. Tidak ditertibkan.
ANALISIS PENGELOLAAN DANA DI BAITUL MAAL WA TAMWIL AN NAHL TASIKMALAYA
Endang Syarif
STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya Tasikmalaya [email protected]
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana pengelolaan dana Baetul Maal Wa Tamwil (BMT) An Nahl, proses penerimaan dan penyaluran dana, pola hubungan antara BMT dan Nasabah serta sejauhmana penerapan prinsip- prinsip syari’ahnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu menemukan pengetahuan tentang seluas-luasnya objek penelitian pada suatu masa atau saat tertentu. Sekaligus membahas beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya langsung pada objek penyelidikan dalam situasi sebenarnya.
Hasil penelitian menunjukan masih lemahnya pemahaman para pengelola BMT An Nahl dalam menghimpun dan menyalurkan pembiayaan yang mengakibatkan pada regulasi keuangan yang kurang maksimal hal ini di akibatkankan kurangnya sosialisasi sehingga anggota dan nasabah kurang mendapatkan informasi yang lengkap mengenai BMT An Nahl.
Kata kunci : Pengelolaan Dana, Baetul Maal Wa Tamwil
Pendahuluan
maupun hubungan dengan sesama Agama Islam yang disampaikan
manusia (muamalah). Islam yang oleh rasul terakhir yaitu Muhammad
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan Al- Qur’an dan Sunnah
berbeda dengan yang sebelumnya, yang menjadi sumber ajarannya,
yaitu bukan untuk satu umat, pada memiliki keistimewaan tersendiri
suatu tempat dan waktu tertentu,
melainkan bagi seluruh umat universal (semua orang atau untuk
yaitu komprehensif (luas) dan
manusia pada semua tempat dan seluruh dunia). Keistimewaan ini
masa hingga akhir zaman. merupakan
Menurut Muhammad, Islam menggambarkan
bukanlah agama yang asketis (dalam memiliki aturan atau hukum-hukum
bahwa
Islam
islam dikenal dengan zuhud yaitu yang lengkap dalam mengatur semua
yang beresifat aspek kehidupan manusia, baik
suatu
agama
pertapaan dengan meninggal- kan hubungan dengan Tuhan (ibadah)
hal-hal yang bersifat duniawi. Dalam
Al- qur’an disebutkan
dalam muamalah Islam tidak rahbaniyyah (tidak beristri atau
bahwa
mengenal apakah dia seorang bersuami dengan mengurung diri
muslim atau bukan, dari golongan dalam biara) yang mereka ada-
atas atau bukan, karena dalam urusan adakan adalah perbuatan yang tidak
muamalah kewajiban mereka adalah sama sekali diwajibkan atas mereka.)
kewajiban kita dan demikian pula dan bukan pula bertujuan untuk
hak mereka adalah hak kita juga, melarang umatnya dalam mencari
selama urusan tersebut tidak dan mendapatkan berbagai hal yang
berkaitan dengan masalah-masalah baik yang telah Allah anugerahkan
yang di haramkan Al Qur’an dan kepada mereka (Q.S. Al A’Raf ayat
sunnah.
32). Islam mengajarkan kepada Islam mempunyai pandangan
seluruh umatnya untuk selalu yang positif tentang hidup yang
bekerja, optimis, kreatif,dinamis dan mempertimbangkan manusia bukan
inovatif (Muhammad 20002:64). Hal sebagai seorang yang dilahirkan
ini dimaksudkan agar umat Islam dalam keadaan berdosa (dosa
selalu dapat menyesuaikan diri keturunan) tetapi sebagai khalifah
dengan perkembangan yang terjadi (pengganti/penerus yang mengelola
masyarakat, serta dapat alam, dan umat terbaik yang
di
memberikan pengaruh positif bagi menerima tata aturan hidup yang
kehidupan manusia dan umat Islam sempurna yaitu Islam.) Allah dimuka
untuk mampu bumi (Q.s Al-Imron :30), dimana
pun
dituntut
menciptakan tatanan kehidupan yang telah diciptakan baginya segala
sesuai dengan Al- Qur’an dan sesuatu yang ada di bumi (Q.S. Al
sunnah. Bertolak dari konsep Islam, Imron :29). Oleh karena itu, hal yang
dalam berbagai segi kehidupan baik bukanlah menjauhkan diri dari
manusia yang telah dijelaskan diatas, semua karunia dan rahmat Allah
sedikit terjadinya SWT, tetapi menikmatinya dalam
tidak
penyimpangan, salah satunya dalam kerangka nilai-nilai Islam untuk
bidang ekonomi. Ini diakibatkan oleh kehidupan yang baik, dalam
beberapa faktor di antaranya sistem kerangka mewujudkan kesejahteraan
ekonomi kurang mendukung bagi manusia baik lahir maupun bathin,
perkembangan ekonomi masyarakat dan seluruh upaya yang dilakukan
kecil dan menengah, dimana oleh
perputaran keuangan selalu di kuasai menjawab kebutuhan masyarakat
manusia harus
mampu
golongan pengusaha/ pihak-pihak atau berorientasi sosial secara umum
yang mempunyai modal besar, atau (Muhammad
dalam istilah lain pemihakan, kehidupan Islam tampak sangat jelas
Dalam
Muhammad pada aspek hubungan manusia
sebagaimana
menyatakan “Ekonomi Islam dapat dengan manusia (Habluminannas),
diumpamakan alat ukur atau terutama semangat untuk menegakan
timbangan. Sebuah alat ukur atau keadilan pada sesama manusia,
timbangan, selayaknya bersifat timbangan, selayaknya bersifat
masyarakat kecil dan menengah, terhindar dari kondisi bias, atau ada
dalam kondisi ekonomi bangsa yang kecenderungan berat sebelah kepada
kurang menguntungkan bagi dunia pihak
usaha kecil dan menengah, karena 2002:48)
tertentu”
(Muhammad
dengan dua jenis kegiatan dalam satu Dari pemihakan diatas maka hal
wadah yang tertorgainisir dalam tersebut sangat tidak mendukung
aturan- aturan syari’ah, dan kita terhadap
sebagai umat Islam yakin bahwa masyarakat kecil dan menengah.
kegiatan
ekonomi
Islam adalah agama yang sesuai Oleh karena itu sangat diharapkan
dengan hati nurani manusia di segala adanya lembaga pendukung kegiatan
bidang kehidupan. ekonomi masyarakat khususnya yang
Dalam pandangan Islam, segala berlandaskan hukum syari’ah, maka
sesuatu harus dilakukan secara rapi, dari itu Baitul Maal wa Tamwil
benar, tertib, teratur dan tepat sangat
sasaran. Proses-prosesnya harus keseimbangan perekonomian karena
mendukung
bagi
diikuti dengan baik, segala sesuatu Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
tindakan tidak boleh dilakukan berfungsi mengembangkan usaha-
secara asal-asalan, begitupun dalam usaha masyarakat kecil, hal ini
pengelolaan Baitul Maal wa Tamwil sebagaimana buku yang ditulis oleh
(BMT), karena arah pekerjaan yang Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
jelas yang jelas, landasan yang kuat, (PINBUK) menyatakan sebagai
dan cara-cara mendapatkannya yang berikut
merupakan amal “BMT merupakan balai usaha
transparan
perbuatan yang diwajibkan dan mandiri terpadu
dicintai Allah SWT. berintikan Baitul Maal Wa Tamwil.
yang isinya
Sabda Rasulullah Saw, bersabda Kegiatan BMT mengembangkan
sebuah hadist yang usaha-usaha produktif dan investasi
dalam
diriwayatkan Imam Thabrani; dalam
Artinya : “ Sesungguhnya Allah kegiatan ekonomi pengusaha kecil
meningkatkan
kualitas
sangat mencintai orang yang jika bawah dan menengah dengan kata
sesuatu pekerjaan lain mendorong kegiatan menabung
melakukan
dilakukan secara Itqa ( proses dan menunjang pembiayaan kegiatan
pekerjan yang dilakukan harus tepat ekonominya, sedangkan kegiatan
terarah jelas dan tuntas tidak Baitul Maal menerima titipan bazis
setengah-setengah). (H.R.Imam dari dana zakat, infak, dan sodaqoh
Thabrani).
dan menjalankannya sesuai dengan
hadist tersebut peraturan
Maksud
dan
amanahnya”(PINBUK). Oleh karena memberikan gambaran bahwa dalam
segala sesuatu, itu Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
pengelolaan
begitupun dalam pengelolaan Baitul merupakan
pola
pengelolaan
Maal wa Tamwil (BMT), harus keuangan yang potensial untuk terencana dengan baik dan benar.
Pengelolaan pada dasarnya Berdasarkan pemaparan di atas adalah perencanaan segala sesuatu
maka judul penelitian ini adalah secara mantap untuk melahirkan
Pengelolaan Dana di Baitul Maal wa keyakinan yang berdampak pada
Tamwil (Studi Analisis di Baitul sesuatu perbuatan atau tindakan yang
Maal Wa Tamwil An Nahl). sesuai
keberadaan Baitul Maal wa Tamwil
Landasan Teori
(BMT) dapat memberikan manfaat
Baetul Maal Wa Tamwil
bagi semua masyarakat, karena tidak Baitul Maal Wa Tamwil sedikit Baitul Maal wa Tamwil
lembaga keuangan (BMT) yang baru berdiri akhirnya
merupakan
syari’ah yang terdiri dari dua jenis harus tutup dan tidak beroperasi lagi,
kegiatan berbeda dalam satu wadah, dimana inti permasalahan yang
yaitu Baetul Maal (BM) dan Baetul dihadapi oleh Baitul Maal wa
Tamwil (BT).
Tamwil (BMT) itu terdapat dalam Dalam Ensiklopedi Islam, Baitul proses pengelolaan dana, walaupun
Maal (BM) adalah suatu lembaga banyak
yang diadakan dalam pemerintahan pelatihan-pelatihan tetapi program
buku-buku
panduan,
Islam untuk mengurus keuangan tersebut belum mampu memecahkan
negara (1994).
permasalahan tersebut. Jaman Nabi Muhammad sudah Kenyataan
dimulai kegiatan Baetul Maal hanya isyaratkan ada yang tidak sehat
tersebut
meng-
belum terbentuk suatu lembaga yang dalam pengelolaan BMT, dimana
berdiri sendiri. Pada masa Nabi kesehatan BMT merupakan ukuran
Muhammad SAW semua orang dan kinerja dan kualitas BMT dilihat dari
kekayaan lain yang terkumpul dari faktor-faktor yang mempengaruhi
berbagai sumber langsung dibagi- kelancaran,
bagikan oleh nabi sendiri kepada keberlangsungan usaha BMT baik
keberhasilan
dan
pos-pos yang telah di tetapkannya. untuk jangka pendek maupun untuk
Baetul Maal benar-benar baru jangka panjang (Pinbuk Press
berdiri sebagai lembaga pada jaman 2005:7)
khalifah Umar Bin khatab, yaitu Ketidaksehatan
ketika telah muncul kebutuhan- pengelolaan BMT bisa dilihat dari
dalam
yang besar dari berbagai aspek, di antaranya kinerja
kebutuhan
masyarakat Islam yang telah pengelola, aspek kinerja keuangan,
menguasai daerah-daerah baru. Atas manajemen, kelembagaan, tetapi
usulan yang diajukan oleh Walid bin juga dari aspek syari’ah. maupun
Hisyam (Walid bin Hisyam wafat pihak nasabah sendiri, karena untuk
pada tahun 25 H/646M) (ahli Fiqih). mewujudkan kesehatan BMT perlu
Umar mengangkat Abdullah bin adanya kesamaan visi dari seluruh
Arqam sebagai pejabat tinggi Baetul aspek, apabila salah satu aspek tidak
Maal, selain itu juga Umar maksimal maka hal tersebut menjadi
Abdurahman bin sebuah penilaian BMT tidak sehat.
mengangkat
Ubaydi Al Qari dan Mu’ayqab Ubaydi Al Qari dan Mu’ayqab
lebih menjamin terciptanya keadilan usaha kecil menengah Propinsi Jawa
sebagai sumber utama ketentraman Barat. Baetul Maal adalah bagian
dan kesejahteraan sosial (Ali Yafie dari kegiatan BMT yang berupaya
dkk)
menghimpun dana Zakat Infak Dimana penghimpunan dana Sodakah (ZIS) dari masyarakat dan
oleh BMT diperoleh melalui disalurkan kembali kepada yang
yaitu dana yang berhak
simpanan,
dipercayakan oleh nasabah kepada (2007:104).
menerima
(mustahik)
BMT untuk disalurkan kepada sektor Dari pengertian Baetul Maal
produktif ( hal-hal yang dapat diatas memberikan pengertian bahwa
dalam bentuk kegiatan baetul maal adalah
menguntungkan)
pembiayaan (Hertanto Widodo, Ak membawa visi sosial (tidak untuk
dkk 2000:83). Simpanan ini dapat mencari keuntungan ). Yang proses
tabungan wadi’ah, penyalurannya ditentukan
berbentuk
mudharabah jangka pengurus BMT dengan melihat layak
oleh
simpanan
pendek dan jangka panjang. tidaknya mendapatkan
Dalam Pembiayaan tersebut ada tersebut.
bantuan
kesepakatan dari yang punya modal Sedangkan
dengan pengelola dalam hal menurut dinas KUKM Jawa Barat
Baitul
Tamwil
keuntungan dan kerugian, dalam adalah ;
mewujudkan kepercayaan diantara Bagian kegiatan BMT yang
kedua belah pihak begitupun antara menghimpun dana masyarakat,
pihak pengelola dengan peminjam berupa simpanan dan modal, hutang,
harus terjalin kepercayaan, kejujuran dan
dalam menjaga kepercayaan dari angggota
menyalurkannya
kepada
pihak yang punya modal. (Financing) dan anggota wajib mengembalikan pembiayaan tersebut
berupa
pembiayaan
Ciri-ciri Baetul Maal wa Tamwil
karena dana yang digunakan adalah Baetul Maal wa Tamwil dalam milik masyarakat penyimpan. Baetul
operasionalnya, memiliki ciri-ciri Tamwil merupakan kegiatan yang
utama sebagai berikut ; mencari keuntungan semata ( Profit
a. Berorientasi bisnis, mencari laba Motive ).
meningkatkan Dana yang dihimpun dari
bersama,
pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat
anggota dan lingkungannya. perputaran dana secara terbuka dari
merupakan
poses
b. Bukan lembaga sosial tetapi anggota atau masyarakat kemudian
dimanfaatkan untuk dikelola oleh anggota dan kembali
dapat
mengefektifkan penggunaan kepada anggota dan masyarakat.
zakat, infak dan sadaqah bagu Dengan demikian BMT akan
kesejahteraan orang banyak. menjadi sokoguru penggerak roda perekonomian yang dilaksanakan kesejahteraan orang banyak. menjadi sokoguru penggerak roda perekonomian yang dilaksanakan
bisnis dan transaksi Baetul Maal berlandaskan
dari
bawah
Wa Tamil dapat dilakukan juga masyarakat di sekitarnya.
peran
serta
di luar jam kantor.
d. Milik bersama masyarakat kecil 3). Baetul Maal Wa Tamwil bawah dan kecil dari lingkungan
mengadakan pengajian rutin baetul Maal wa Tamwil itu
secara berkala yang waktu dan sendiri, bukan milik orang
tempatnya (di madrasah, Mesjid seorang atau orang lain dari luar
atau Mushola) ditentukan sesuai masyarakat itu (PINBUK).
dengan kegiatan nasabah dan Baetul Maal wa Tamwil adalah
anggota Baetul Maal wa Tamwil. lembaga milik dan berada dibawah
Setelah pengajian ilmu-ilmu kendali
agama biasanya dilanjutkan sehingga
masyarakat
setempat
dengan pembicaraan bisnis dari diperolehnya akan menjadi milik dan
keuntungan
yang
para nasabah Baetul Maal wa hak masyarakat setempat, di samping
tamwil.
itu maju mundurnya baetul maal wa 4). Manajemen Baetul Maal wa tamwil ini sangat ditentukan oleh
Tamwil adalah profesional dan masyarakat setempat itu sendiri.
Islami,
Secara kelembagaan Baetul Maal wa Tamwil memiliki ciri yang khas
Dalam manajemen BMT yang diantaranya ;
profesional seluruh aktifitasnya 1). Staf dan karyawan baetul maal
dengan baik, bertindak
berpandangan yang proaktif, a). Administrasi pembukuan dan tidak menunggu, menjemput
prosedur ditata dengan sistem pelanggan/anggota/nasabah, baik
manajemen keuangan yang rapi pihak-pihak untuk mendapatkan
dan ilmiyah.
dana simpanan maupun nasabah
menjemput nasabah, pembiayaan
b). Aktif,
beranjangsana. populernya adalah : “menjemput
usaha.
Istilah
c). Berprilaku “ahsanu Amala” bola”, tidak menunggu.
pelayanan maksimal (PINBUK). 2). Kantor dibuka dalam waktu
Baetul Maal wa Tamwil tertentu dan ditunggui oleh
merupakan lembaga ekonomi bukan jumlah staf yang terbatas, karena
bank yang mampu menjangkau sebagian besar staf harus
masyarakat kecil bawah (mikro), bergerak di lapangan untuk
beroperasi syari’ah, dan potensi mendapatkan
dari dalam/sekitar mendapatkan
simpanan,
jaminan
Kegiatannya pembiayaan, dan memonitor
nasabah
lingkungannya.
mengumpulkan dana anggota dan usaha nasabah baik nasabah
menyalurkannya kembali kepada calon
anggota untuk usaha produktif dan nasabah pembiayaan. Namun
penyimpan
maupun
menerima titipan ZIS anggota dan dalam pembicaraan mengenai
menyalurkannya kepada yang berhak menyalurkannya kepada yang berhak
1. Modal BMT pembiayaan itu untuk melunasi
a. Modal awal dalam pendirian pokok pembiayaan yang diterima BMT
kepada pihak koperasi sesuai BMT
akad disertai dengan pembayaran dengan
dapat
didirikan
sejumlah bagi hasil dari 10.000.000,-
pendapatan atau laba dari Rupiah ) atau lebih, namun jika
(sepuluh
juta
kegiatan yang dibiayai. terdapat
Pembiayaan usaha BMT mengumpulkan dana awal, dapat
kesulitan
dalam
dikelompokan kedalam dua dimulai dengan modal Rp.
usaha, diantaranaya 5.000.000,- (lima juta Rupiah).
a. Usaha kecil (Mikro) Menurut Dinas Koperasi dan
Untuk usaha mikro (kecil) usaha kecil menengah Jawa
pinjaman atau Barat, untuk bisa berlangsung
dengan
pembiayaan usaha kecil misalnya dengan baik, maka modal awal di
sebesar Rp. 50.000,- sampai upayakan minimal Rp. 20 juta,
Rp.250.000,- dengan asumsi pengelola sudah
dengan
menggunakan analisa kelayakan memahami
usaha oleh pengelola BMT dan pengelolaan BMT, bukan terjun
benar
teknis
jaminan tokoh/pemuka setempat. bebas tanpa pengetahuan dengan
b. Usaha lebih besar (Makro) dalih bisa belajar sambil bekerja
Untuk usaha lebih besar (learning by doing).
dengan pinjaman lebih dari
b. Sumber-sumber Modal awal Rp.250.000,- syari’ah BMT
membenarkan mem- BMT dapat dijalankan
jaminan bagi dengan modal awal minimal Rp
persyaratkan
sipeminjam/nasabah, sesuai 5.000.000,-, dimana modal awal
dengan Ayat Al Qur’an Surat Al tersebut berasal dari satu atau
Baqarah ayat 283. Artinya : “… beberapa
jika sebagian kamu mempercayai yayasan atau BAZIS setempat.
tokoh
setempat,
sebagian yang lain, hendaklah Namun sejak awal anggota
yang dipercaya itu menunaikan pendiri BMT harus terdiri paling
amanahnya (utangnya) dan sedikit 7 orang yang sebaiknya
hendaklah ia bertaqwa kepada 20-44 orang.
Allah..”
2. Pembiayaan BMT Pembiayaan
Dalam Baetul Maal wa Tamwil kegiatan penyediaan dana untuk
adalah
beberapa bentuk investasi
terdapat
pembiayaan usaha mikro (kecil) permodalan koperasi dengan
anggota, calon anggota, koperasi 1). Pembiayaan Mudharabah (bagi lain dan atau anggotanya (Dinas
hasil )
KUKM JABAR 2007:108).
Mudharabah berasal dari dengan penyaluran yang kata dharb, berarti memukul atau
khusus dengan syarat- berjalan, tepatnya adalah proses
syarat yang telah seseorang memukulkan kakinya
ditentukan oleh Shahibul dalam menjalankan usaha (Dinas
Maal
Koperasi Jawa Barat). 2). Pembiayaan Musyarakah (bagi Menurut Dinas Koperasi
hasil bersyarikah ) dan Usaha Kecil Menengah
Pembiayaan Musyarakah pembiayaan Mudharabah adalah
akad kerjasama akad kerjasama permodalan
adalah
usaha antara usaha dimana koperasi sebagai
permodalan
koperasi atau BMT dengan satu pemilik modal (Shahibul Maal)
pihak atau beberapa pihak menyetorkan modalnya kepada
sebagai pemilik modal pada anggota, calon anggota, koperasi-
tertentu, untuk koperasi lain dan atau anggota
usaha
menggabungkan modal dan sebagai pengusaha (mudharib)
melakukan usaha bersama dalam untuk melakukan kegiatan usaha
suatu kemitraan, dengan nisbah sesuai akad dengan pembagian
hasil sesuai keuntungan dibagi bersama
pembagian
kesepakatan kedua pihak, sedang sesuai
kerugian ditanggung secara (nisbah), apalagi rugi ditanggung
dengan
kesepakatan
sesuai dengan oleh pemilik modal sepanjang
proposional
kontribusi modal. bukan
Murabahah penerima
merupakan kelaiaian
3). Pembiayaan
(Pemilikan barang jatuh tempo) pengelola.
pembiayaan
atau
Pembiayaan murabahah Penerapan Mudharabah di
adalah akad jual beli antara pihak BMT
Shahibul Maal dengan Mudharib
1. Pada Produk Penghimpun- dimana BMT membeli barang an dana BMT :
yang diperlukan nasabah dan 1). Simpanan berjangka dan
menjualnya kepada nasabah yang simpanan
bersangkutan sebesar harga memiliki jangka waktu
lain
yang
perolehan ditambah dengan tertentu
keuntungan yang disepakati. pengambilannya seperti :
dalam
4). Pembiayaan Bai ’u Bithaman Ajil Simpanan Idul
(Pemilikan barang cicilan) Simpanan haji, Simpanan
Fitri,
Bai’u Bithaman Ajil adalah Qurban.
jual beli barang pada harga asal 2). Simpanan Modal
dengan tambahan keuntungan
2. Pada Produk Pembiayaan yang disepakati oleh kedua dana BMT:
belah pihak dengan pembayaran 1). Pembiayaan Modal kerja.
secara diangsur. 2). Investasi khusus, dimana
5). Al Qardul Hasan sumber dana khusus
Qardh adalah kegiatan Pengelola BMT adalah transaksi dengan akad pinjaman
mereka yang bekerja penuh dana non komersial dimana
(Sepenuh waktu dan hati) sipeminjam
Menurut M. Amin Aziz kewajiban untuk membayar
mempunyai
(Pinbuk 2005:53) pengelola adalah pokok dana yang dipinjam
pelaksana usaha BMT yang kepada koperasi atau BMT yang
ditunjuk untuk mengelola dan meminjamkan tanpa imbalan
mengembangkan aset-aset BMT. (Pinbuk, 2005).
Pengelola BMT mempunyai Dalam rangka tanggung
syarat-syarat diantaranya: jawab sosial, BMT dapat
1). Memiliki landasan Iman memberikan
dan Keikhlasan dalam disebut Al Qardul hasan, artinya
fasilitas
yang
beribadah. penyediaan pinjaman dana bagi
2). Memiliki komitmen yang yang layak mendapatkannya.
membela kaum Secara syari’ah peminjam hanya
kuat
dhu’afa, orang yang lemah. berkewajiban membayar pokok
3). Amanah, Jujur dan penjamannya,
berpotensi bekerja secara diperbolehkan sipeminjam untuk
walaupun
profesional memberikan imbalan sesuai
4). Berpendidikan minimal D3 dengan keikhlasannya.
namun lebih baik S1. 5). Berasal dari daerah sekitar
Rukun Al Qardul Hasan
BMT dan bersedia untuk
a. Ada Peminjam ( Muqtarid) bertempat tinggal disekitar
b. Ada pemberi Pinjaman (Muqrid) BMT (Pinbuk 2005:10).
c. Ada Dana (Qard)
d. Ada serah terima (ijab Qabul) Pengelola BMT harus menyelesaikan pelatihan dasar
Tata cara Penyelenggaraan Al
BMT yang dilaksanakan PINBUK
Qardul Hasan
paling sedikit untuk 12 hari Untuk memenuhi kebutuhan
pelatihan.
yang bersifat sosial. Sumber dana Pada tahap awal diperlukan diperoleh dari dana eksternal (luar)
paling sedikit tiga orang pengelola dan bukan dari dana BMT (Pinbuk
yang masing-masing 2005:101). Dana ini didapat antara
BMT
bertanggung jawab untuk: lain dari: Zakat, Infaq dan sodaqah.
a). Mengerahkan dana simpanan Pinjaman ini tidak dilakukan dalam
para jamaah dan masyarakat neraca BMT, tapi tersendiri dalam
sekelilingnya. laporan sumber dan penggunaan dana
b). Pembiayaan kegiatan usaha Al Qardul Hasan.
nasabah-nasabah. c). Pembukuan
(Pinbuk
Pengelolaan BMT
a. Pengelola BMT
Salah seorang dari ketiga ada diantaranya; pengajian- yang bertindak sebagai pemimpin
pengajian, dzikir bersama atau yang dijadikan pemimpin.
(Pinbuk 2005:53). semuanya bertanggung jawab pada keberhasilan pemasaran. Baik dalam menggerakan simpanan maupun
untuk
pembiayaan
Hak Pengelola BMT
kegiatan-kegiatan usaha nasabah. Pengelola BMT merupakan Kerjasama dan bantu membantu
pelaksana secara langsung BMT, dari semua pimpinan sangat
oleh karena itu pengelola harus diperlukan, namun batas-batas
mendapatkan bagian yang tanggung jawab masing-masing
menjadi haknya, diantaranya; perlu dipahami secara jelas
a). Mendapat gaji bulanan yang
b. Hak dan kewajiban pengelola besarnya ditetapkan BMT.
berdasarkan perkembangan Dalam tugasnya pengelola
usaha BMT, kesepakatan melaksanakan tanggung jawabnya
dan pertimbanagan serta dengan baik, dan Pengelola pun
penetapan pengurus BMT berhak mendapatkan yang menjadi
b). Mendapat bonus dari Sisa haknya.
Hasil Usaha (SHU jumlah bersih
dari keuntungan
Kewajiban pengelola BMT
yaitu seluruh 1). Pengelola BMT bertanggung
BMT,
penerimaan usaha dikurangi jawab pada pengurus BMT
dengan seluruh biaya bagi 2). Pengelola
hasil, biaya operasional, menyampaikan
BMT
wajib
penyusutan, zakat dan pajak) kegiatan dan laporan kegiatan
laporan
BMT setiap bulan (Pinbuk dan laporan keuangan yang
2005:53). terdiri dari Neraca, laba/Rugi, Kualitas aktiva produktif, serta
Hubungan BMT dengan Nasabah
analisa kesehatan BMT kepada
BMT dengan pengurus setiap bulan dalam
Hubungan
berbentuk minggu
anggota/nasabah
dalam penentuan berikutnya.
presentasi perolehan tergantung pada 3). Menundang rapat pengurus
presentasi komponen penyertaan lengkap
yang digabungkan dengan bobot pengelola untuk membicarakan
bersama
dengan
resikonya berdasarkan prinsip bagi kinerja bulan berjalan bulan
hasil dan bagi resiko. berjalan dalam minggu kedua
1. Posisi nasabah di BMT bulan berikutnya.
Nasabah sebagai mitra 4). Pengelola bersama pengurus
diposisikan sebagai BMT melaksanakan kegiatan-
BMT
anggota, yang mempunyai hak kegiatan
peribadahan,
dan tanggung jawab dalam dan tanggung jawab dalam
c. Membimbing anggota dalam lembaga keuangan syari’ah yang
perencanaan dan benar-benar sehat, dari aspek
pengembangan usaha. jasadiyah dan aspek Ruhiyah,
d. Membimbing anggota dalam dengan
pemanfaatan pembiayaan. keterlambatan
mengurangi
e. Menyediakan sarana pembiayaan serta melaporkan
angsuran
produksi. kegiatan usahanya dengan jujur
f. Memberikann latihan dan benar, pada waktu untung
manajemen usaha maupun maupun rugi, sehingga dalam
teknis usaha. bagi hasil maupun bagi resiko
g. Memberikan pembinaan sesuai
dan pengkajian dilapangan.
keislaman bagi anggota.
3. Prinsip pengelolaan BMT Prinsip
Syari’ah
Dalam
a. Dikelola secara propesional
Pengelolaan BMT
b. Manajer
BMT adalah
1. Prinsip Usaha BMT minimal lulusan D-3 yang Dalam kegiatan usahanya BMT
telah mengikuti pelatihan memiliki ciri-ciri sebagai
dasar ke-BMT-an secara berikut:
intensif ((Dinas UKM Jabar
2007:108). anggota dengan prinsip bagi hasil
a. Menerima
simpanan
Metode Penelitian
b. Memberikan pembiayaan Metode penelitian menurut untuk usaha produktif
Iqbal Hasan (2004:4) adalah sebagai anggota
berikut : “Penyaluran rasa ingin tahu
c. Menerima titipan dan manusia terhadap sesuatu masalah mengelola pemanfaatan
dengan perlakuan tertentu (seperti Zakat, Infaq dan Sodaqah
memeriksa, mengusut, menelaah, dan (ZIS) (Dinas UKM Jabar
mempelajari secara cermat dan 2007:107)
sungguh-sungguh) sehingga
2. Kegiatan Usaha BMT
diperoleh sesuatu (seperti mencapai Dalam
kebenaran memperoleh jawaban atas aktifitasnya
menjalankan
pengembangan ilmu kegiatan usaha sebagai berikut ;
BMT memiliki
masalah,
pengetahuan, dan sebagainya).”
a. Mendidik anggota untuk Penelitian ini menggunakan menabung
metode deskriptif yaitu menemukan menyediakan
dengan
pengetahuan tentang seluas-luasnya simpanan
pelayanan
objek penelitian pada suatu masa
b. memberika
atau saat tertentu. Sekaligus untuk pengembangan usaha
pembiayaan
membahas beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan membahas beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan
Menurut Hertanto widodo dkk, mengklasifikasikannya
dan
BMT memiliki modal awal sendiri pada objek penyelidikan dalam
langsung
yang berasal dari: situasi sebenarnya (Surakhmad
1. Simpanan Pokok Winarno,1990:147).
Menurut Pinbuk Simpanan pokok adalah simpanan yang
Pembahasan
dibayar oleh seseorang calon Baetul Maal wa Tamwil An
anggota sebagai syarat untuk Nahl merupakan salah satu lembaga
anggota BMT, keuangan s yari’ah di Tasikmalaya.
menjadi
pembayarannya dapat dibayar Yang mampu bertahan dalam kondisi
sekaligus, dapat pula di ansur ekonomi yang tidak stabil. Namun
maksimum dalam tiga kali bukan hanya bertahan, BMT An Nahl
angsuran atau paling lama tiga pun
bulan, serta tidak dapat diambil membangun ekonomi masyarakat
dapat berperan
dalam
selama yang bersangkutan masih kecil yang ada di sekitar kampus
menjadi anggota BMT (Pinbuk, UNSIL, pedagang di pasar pancasila,
pasar cikurubuk
2. Simpanan wajib sindangkasih (ciamis), melalui usaha
dan
pasar
Simpanan wajib adalah baetul tamwilnya BMT dapat
simpanan yang dibayar secara memberikan
berkala dan besarannya sesuai modal/pembiayaan sistem bagi hasil
fasilitas
dengan kesepakatan bersama. Dan kepada para pedagang maupun
dapat diambil kembali dengan cara pengusaha rumahan (home industri)
dan waktu yang telah ditentukan. Menurut
3. Modal Penyertaan Ramdhani, Manajer Operasional
Bapak
Dani
Modal penyertaan adalah BMT An Nahl, dalam kurun 5 tahun,
sejumlah uang atau barang BMT
pemegang saham yang dapat membangkitkan dan mengembangkan
An Nahl
mampu
dinilai dengan uang yang ekonomi masyarakat kecil serta
ditanamkan oleh pemodal untuk terjalinnya hubungan silaturahmi
memperkuat struktur permodalan dengan berbagai elemen masyarakat
meningkatkan usaha dan lembaga keuangan syari’ah yang
dalam
koperasi.
ada di Tasikmalaya.
4. Modal Donasi
Koperasi BMT An Nahl Adalah modal yang berasal memiliki modal perusahaan tidak
dari sumbangan pihak luar, baik tetap yang diperoleh dari simpanan
dalam bentuk kas maupun selain pokok, simpanan wajib, simpanan
kas. Tidak ada keterikatan sukarela yang merupakan deposito,
antara pihak uang pinjaman dan penerimaan lain
terntentu
penyumbang dengan BMT yang syah.
5. Cadangan BMT Menurut Hertanto Widodo dkk, cadangan BMT adalah dana 5. Cadangan BMT Menurut Hertanto Widodo dkk, cadangan BMT adalah dana
yang besarnya 2000 hasil Musyawarah Anggota ditetapkan menurut anggaran
Tahunan (MAT) simpanan pokok dasar. Tujuannya antara lain
anggota menjadi Rp.100.000,. menutup kerugian atau untuk
Untuk simpanan wajib BMT pengembangan usaha, sebagai
An Nahl membebankan biaya pada bagian dari modal, cadangan juga
sebesar Rp.10.000 mencerminkan nilai kepemilikan
anggotanya,
(sepuluh ribu rupiah), sehubungan anggota dalam BMT. Cadangan
dengan perubagan nilai pada BMT juga berasal dari penyisihan
simpanan pokok, maka simpanan dana yang dilakukan sehubungan
wajib BMT An Nahl berubah menadi dengan program tertentu.
Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu
6. Sisa Hasil Usaha
rupiah )
Sisa hasil usaha yaitu Selain simpanan pokok dan pendapatan perusahaan koperasi
simpanan wajib BMT An Nahl, yang diperoleh dalam suatu tahun
mendapatkan bantuan dari Bupati buku dipotong dengan penyusutan
Tasikmalaya sebesar Rp. 500.000 nilai barang dan segala biaya yang
(lima ratus ribu rupiah), dan dari dikeluarkan dalam tahun buku itu,
jawa barat sebesar yang terdiri diperoleh dari usaha
gubernur
Rp.1.000.000 (satu juta rupiah), yang
bantuan tersebut merupakan modal anggota koperasi dan sisa hasil
diselenggarakan
untuk
penyertaan BMT An Nahl. Pada usaha yang diperoleh dari usaha
tahun 2000, modal penyertaan BMT yang diselenggarakan untuk bukan
An Nahl Rp. 5.768.950 ( lima juta anggota. Menurut M amin aziz
tujuh ratus enam puluh delapan ribu (Pinbuk,2005:39), Sumpanan hasil
sembilan ratus lima puluh rupiah ). Usaha (SHU) adalah jumlah dari
Modal penyertaannya berasal dari keuntungan BMT, yaitu seluruh
DKM Al Muhajirin Rp. 4.022.800, H. penerimaan
Kamal abdul Manaf Rp. 767.500, dengan seluruh biaya bagi hasil,
usaha
dikurangi
Drs. Nana Setialaksana Rp. 672.550, biaya operasional, penyusutan,
Dede zanul Zachra, Se. M.Pd, Rp. zakat dan pajak.
153.050 dan dari Ade kamaludin, SE, Sisa Hasil Usaha yang belum
M.Sc Rp. Rp. 153.050. dibagi maksudnya adalah dana
Modal penyertaan BMT An yang berasal dari sisa hasil usaha
Nahl terus mengalami peningkatan tahun
yang sangat besar, dimana sampe sebelumnya
tahun 2006, modal penyertaan BMT dibagikan.
yang
belum
An Nahl sebesar Rp. 88.057.600, ditentukan melalui musyawarah
Pembagiannya
serta penambahan modal donasi dari anggota tahunan
Bupati Tasikmalaya Rp. 3.500.000 Pada awal berdirinya BMT An
Selain modal yang berasal dari Nahl menarik dana simpanan pokok
luar, BMT An Nahl memiliki modal sebesar Rp. 25.000 (dua puluh lima
yang berasal dari Sisa Hasil Usaha
(SHU), dimana SHU ini akan di
Pembiayaan BMT An Nahl
kembalikan lagi kepada anggota Pembiayaan merupakan salah dengan presentrasi bagi hasil yang
satu produk dari BMT An Nahl, telah ditentukan menurut kesepakatan
menurut Dani Ramdani saat ini Musyawarah anggota tahunan.
BMT An Nahl memberikan produk Dalam Pembagian sisa hasil
diantaranya usaha BMT An Nahl Tasikmalaya
pembiayaan
Mudharabah, dibagi sebagai berikut :
pembiayaan
pembiayaan Musyarokah, dan
a. Sisa hasil
pembiayaan Al Qard (Pembiayaan diselenggarakan untuk anggota
Usaha
yang
mudharabah pada tahun 2006 dibagi sebagai berikut:
mencapai Rp.5.000.000, untuk
1) 25 % untuk dana cadangan pembiayaan Musyarokah pada (kekayaan koperasi yang
tahun 2007 tidak ada pembiayaan disediakan untuk menutup
sedangkan pinjaman Al qard pada kerugian sehingga tidak
tahun 2007, senilai Rp.38.482.700 boleh dibagikan kepada
meningkat dari tahun 2005 yang anggota)
berjumlah Rp. 28.214.000). Serta
2) 45 % untuk anggota menurut produk simpanan diantaranya; perbandingan jasanya dalam
Simpanan mudharabah, simpanan usaha
berjangka, Simpanan mendapat-kan
Qurban, Simpanan Hari Raya, pendapatan perusahaan.
sisa
Simpanan pembiayaan (Pembiayaan
3) 10 % Untuk dana pengurus. mudharabah pada tahun 2006
4) 5 % untuk dana pendidikan mencapai Rp.5.000.000, untuk koperasi
pembiayaan Musyarokah pada
5) 2,5 % untuk dana pem- tahun 2007 tidak ada pembiayaan bangunan daerah kerja
sedangkan pinjaman Al qard pada
6) 2,5 % untuk dana sosial tahun 2007, senilai Rp38.482.700
b. Sisa hasil usaha BMT An Nahl meningkat dari tahun 2005 yang yang diperoleh dari usaha yang
berjumlah Rp. 28.214.000). Untuk diselenggara-kan untuk pihak
perbandingan produk simpanan bukan anggota (anggota luar
Nahl mengalami biasa) dibagi sebagai berikut :
BMT
An
peningkatan yang sangat besar
1) 75 % untuk dana cadangan dibandingkan dengan produk
2) 5 % untuk dana pengurus pembiayaan (perbandingan neraca
2005-2006 BMT An Nahl). kesejahteraan
mendapatkan pegawai/karyawan
Untuk
pembiayaan dari BMT An Nahl,
4) 10 % untuk dana pendidikan maka para pemohon menyiapkan koperasi
persyaratan-persyaratannya
5) 2,5 % untuk dana sosial diantaranya Identitas pemohon secara
lengkap (KTP, SIM) serta jenis pembangunan daerah kerja
usaha yang akan usaha yang akan
pembiayaan akan dipertimbakan disediakan BMT, pihak BMT akan
untuk diterima. menindaklanjuti
5) Pemohon mencairkan bantuan pemohon dengan melakukan survai
permohonan
kredit dan pembiayaan diatas surat pada individu dan kelayakan usaha
perjanjian.
pemohon.
6) Pemohon melunasi bantuan kredit Untuk mengajukan bantuan
pembiayaan sesuai kredit dan pembiayaan pada BMT An
dan
kemampuan dengan cara lunas Nahl harus memenuhi persyaratan,
atau cicilan sesuai waktu yang diantaranya:
telah disepakati bersama.
1) Pemohon mengajukan proposal Dalam jangka waktu dua bantuan pinjaman kredit atau
minggu pihak BMT An Nahl akan pembiayaan secara lengkap kepada
jawaban apakah BMT dalam bentuk rencana bisnis
memberikan
diterima, dengan alasan prilaku (business plan) yang mencakup:
pemohon memperlihatkan akhlak
a) Identitas lengkap pemohon yang baik, usaha yang akan
b) Jenis kegiatan usaha dijalankan halal, keuangan BMT
c) Deskripsi kegiatan usaha
mencukupi
untuk memberikan
d) Peluang dan hambatan usaha bantuan yang diajukan oleh pemohon,
e) Kelayakan modal usaha serta usahanya memiliki prospek
f) Rasio untung dan rugi yang cerah kedepannya, dengan tetap
g) Estimasi pengembalian modal menerapkan prinsip- prinsip syari’ah,
h) Melampirkan dokumen yang yaitu akadnya jelas, usaha yang dilampirkan
dijalankanya halal. Permohonan
2) Proposal tersebut diajukan oleh ditolak apabila akhlak pemohon tidak pemohon kepasda BMT di bagian
sesuai dengan kriteria BMT, usaha divisi kredit dan pembiayaan.
yang akan dijalankan tidak memiliki
3) Proposal tersebut akan dikaji prospek yang baik, serta keuangan secara seksama oleh pihak BMT,
BMT tidak mencukupi untuk mencakup :
permohonan tersebut, Ditangguhkan
a) Jenis proposal pengajuan apabila usaha yang akan dijalankan
oleh pemohon layak mendapatkan pembiayaan yang diajukan
b) Jumlah
kredit
dan
pembiayaan dari BMT tetapi
c) Kelayakan usaha (Business keuangan BMT tidak memenuhi Accountability )
untuk usahanya.
d) Rasio keuntungan
Setelah survai yang dilakukan kerugian (Profitability)
dan
oleh pihak pihak BMT An Nahl
e) Kemampuan melunasi kredit positif, maka pihak BMT akan dan pembiayaan
menentukan jumlah kredit atau
4) Pihak BMT akan melakukan
sesuai dengan: survai
pembiayaan
Kelayakan proposal pemohon dan sipemohon, jika hasil survai
lapangan
kepada
hasil survai BMT An Nahl dan
Pencairan dana dilakukan dalam
sesuai kesepakatan bentuk transaksi bagi hasil menurut
pembiayaan
dengan pihak BMT An Nahl prinsip syari’ah.
Dari proses
mendapatkan
Penyaluran Dana BMT An Nahl
pembiayaan pada BMT An Nahl Penyaluran dana BMT An Nahl
tidak sesulit yang diperkirakan, hal
peran dalam ini menolak anggapan bahwa proses
mempunyai
dan membangun pengajuan kredit dan pembiayaan di lembaga keuangan keuangan syari’ah sistem perekonomian umat serta
meningkatkan
menjadi lembaga bisnis, dimana khususnya BMT An Nahl lebih rumit
kumpulan dana dari nasabah yang ketimbang lembaga keuangan non
syari’ah. tengah dikelola BMT An Nahl selanjutnya disalurkan dalam bentuk
kepada masyarakat pemberian kredit atau pembiayaan,
pinjaman
(Nasabah)
mempunyai tujuan dan harapan Dalam penyaluran dana BMT
bahwa pola ekonomi Islam dapat An Nahl memiliki penilaian terhadap
diwujudkan melalui
pelayanan
terhadap nasabah, apakah layak atau produk dan jasa secara cepat, mudah, tidak nasabah diberikan pembiayaan praktis, efektif dan efisisen. Hal ini dalam usahanya, oleh karena itu penting agar BMT an Nahl mampu
pembiayaan nasabah menjadi lembaga sentral keuangan
pengajuan
kepada BMT An Nahl syari’ah di Tasikmalaya dalam akan dikelompokan kepada; Pembiayaan
pemberdayaaan ekonomi usaha kecil konsumtif, yakni bantuan kredit yang
dan menengah.
semata-mata
digunakan bagi
kepentingan pemenuhan kebutuhan
Pola Hubungan BMT AN Nahl
yang sifatnya pokok dan digunakan
dengan Nasabah
bagi hidup kesehariannya. Dan Setelah ada kesepakatan antara pembiayaan Produktif, yakni bantuan pihak BMT An Nahl selaku pemberi kredit yang semata-mata digunakan pembiayaan dan nasabah atau bagi kepentingan modal usaha pemohon, maka hubungannya adalah nasabah, baik untuk penambahan sebagai
mitra usaha,
dimana
modal usaha maupun bagi sipemohon keduanya mempunyai kewajiban yang tidak memiliki modal sama yang harus dijalankan, diantara pihak
sekali.
BMT harus memberikan pelayanan Setelah jelas pembiayaan yang
secara maksimal kepada nasabah, diajukan oleh nasabah, maka BMT
serta melakukan pembinaan dan An Nahl akan melakukan penilaian pengawasan terhadap nasabah yang terhadap para calon peminjam dan
bertujuan pengembangan
usaha
keuntungan bagi nasabah. Dan Pihak nasabah berhak
mengukur
pengembalian nasabah, menganalisa memperoleh pelayanan dari BMT An
usaha calon peminjam serta adanya Nahl, serta membayar kredit atau
jaminan yang diberikan oleh calon peminjam. Menurut Deni K Yusup jaminan yang diberikan oleh calon peminjam. Menurut Deni K Yusup
prinsip syari’ah.
1. Character, yaitu
An Nahl akan selektif terhadap para calon
penilaian
BMT
menentukan waktu pengembalian debitur
yang ditetapkan keuntungan bagi pengembalian
kesepakatan pihak pinjaman.
berdasarkan
pemohon dan
BMT. Dengan
2. Capacity, yaitu kemampuan pembayaran secara tunai dan pemohon (calon debitur) dalam
angsuran, tetapi jika jatuh tempo, pengelolaan
maka pihak BMT An Nahl akan prestasi, baik dari segi kegiatan
menunjukan
menawarkan kesepakatan baru bisnisnya
berupa dispensasi waktu dan atau sita usahanya.
maupun
perilaku
jaminan yang telah disepakati
3. Capital, yaitu penilaian terhadap
bersama.
modal yang dapat diberikan Setelah itu BMT An Nahl akan kepada para calon peminjam
pengawasan kepada sesuai dengan kelayakan atas
melakukan
peminjam yaitu; dengan pengawasan usaha yang akan atau sedang
preventif (sikap kehati-hatian dan dilaksanakan.
kecermatan pada tahap pembiayaan,
4. Condition, yaitu keadaan usaha
pembiayaan dan calon peminjam yang berkaitan
pelaksanaan
administrasi pembiayaan sebelum denga peluang dan prospek usaha
bantuan kredit dan pembiayaan di mereka dalam mengelola kredit
cairkan) dan pengawasan defresif yang diberikan oleh pihak BMT.
(pengawan yang dilakukan oleh pihak
5. Colateral, yaitu adanya jaminan BMT kepada debitur setelah bantuan yantg diberikan oleh calon
kredit dan pembiayaan di cairkan.). peminjam kepada pihak BMT,
Dan memberikan pembinaan kepada baik dari segi kualitas maupun
para peminjam dengan memberikan kiantitanya. Keharusan adanya
teknis, dorongan, barang jaminan ini tergantung
penyuluhan
bagi kemajuan dan dari besarnya pinjaman nasabah.
motivasi
usaha serta BMT An Nahl melakukan uji
perkembangan
meningkatkan kemampuan usaha kelayakan dalam pemberian kredit
debitur. Kemudian memupuk ikatan kepada peminjam, maka BMT AN
kemitraan usaha yang lebih erat Nahl akan menentukan berapa
antara pihak BMT An Nahl dan besarnya kredit yang dapat diberikan
debitur.
kepada peminjam, dengan melihat Pembiayaan dari BMT An Nahl kelayakan proposal pemohon, kondisi
disalurkan kepada pengusaha kecil keuangan BMT An Nahl dan hasil
menengah diantaranya, suvai dari pihak BMT An Nahl,
dan
pedagang/warungan sebanyak 131 kemudian dalam pencairan dana
dengan pembiayaan dilakukan dalam bentuk transaksi
orang
Rp.55.501.550, pengrajin sandal 6 orang
jumlah pembiayaan
Rp.5.270.000, konsumtif 6 orang
Untuk mengatasi pembiayaan Rp.5.000.000, usaha-
permasalahan dana BMT An Nahl
melakukan kerjasama dengan bank pembiayaan 3.330.000, dan pada
usaha lain 7 orang dengan
jabar syari’ah cabang Tasikmalaya usaha investasi 10 orang dengna
dengan pola eksekuting (BMT diberi pembiayaan Rp. 1.634.500,
keleluasaan untuk mengelola dana dengan pengembalian jatuh tempo selam satu tahun)
Prinsip Syari’ah
Dalam
Pengelolaan BMT An Nahl
Dalam penerapan prinsip-
Simpulan
prinsip syari’ah BMT An Nahl
1. Penerimaan dan pembiayaan mengalami
dana di BMT merupakan proses disebabkan minimnya Sumber Daya
dari kegiatan usaha, dimana Manusia (SDM) para pengelola dan
keduanya saling berkaitan dalam khususnya para nasabah, nasabah dan
berjalan atau tidaknya BMT. Masyarakat luas menganggap dengan
Sumber-sumber penerimaan dana sistem bagi hasil keuntungan yang
BMT An Nahl berasal dari diperoleh adalah kecil dan pihak
anggota berupa simpanan pokok BMT pun mengikuti apa yang
dan simpanan wajib, modal diharapakan oleh para nasabah,
penyertaannya berasal dari para akhirnya prinsip- prinsip syari’ah di
pendiri Dewan Kemakmuran BMT tidak dapat diterapkan secara
Masjid (DKM), pengelola dan maksimal.
instansi Pemerintah. Kegiatan Usaha BMT An Nahl
2. Hubungan nasabah dan BMT yaitu simpan pinjam syari’ah.
adalah mitra (fartner) dalam Dimana usaha simpan pinjam masih
menjalankan usaha bersama menjadi kegiatan utama BMT An
dengan nisbah yang di sepakati, Nahl. Nasabah BMT An Nahl berasal
setelah pihak BMT An Nahl dari masyarakat sekitar kampus
penelitian pada UNSIL, pedagang dipasar pancasila,
melakukan
proposal pengajuan pembiayaan sindangkasih (ciamis), dan pasar
dan survai lapangan dari segi cikurubuk,
kemampuan pemohon bergerak dalam bidang perdagangan
umumnya
nasabah
prinsip-prinsip berupa jongko atau kios dipasar
3. Penerapan
syari’ah (akadnya jelas) akad di sebagian wiraswasta dan pegawai.
dengan jenis Jumlah masyarakat penabung
sesuaikan
pembiayaan, dan usaha yang pada tahun 2006 sebanayak 590
akan dijalankan nasabah adalah orang
halal. Di BMT An Nahl belum berjangka ) dengan nilai simpanan
dijalankan secara sebesar Rp.278.143.355. Nasabah
mampu
maksimal, hal ini di sebabkan pembiayaan sebanyak 269 orang
pemahaman nasabah terhadap dengan nilai pembiayaan sebesar Rp.
aturan- atuiran syari’ah masih aturan- atuiran syari’ah masih
Kerjasama Fakultas Syari’ah yang di jalankan BMT An Nahl
IAIN SGD Bandung dan Bagais sama dengan system bunga.
Depag RI di Ciloto Puncak 29 November s.d Desember 2004.
Saran
Hertanto Widodo, dkk 2000. Panduan
1. Bagi BMT An Nahl untuk Praktis Operasional Baitul Maal menyelesaikan
wa Tamwil. Bandung : PT. permodalan perlu di bangunnya
masalah
Mizan.
kerjasama bagi hasil dengan Muhammad Akram Khan. 1997. berbagai
Ajaran Nabi Muhammad SAW pemerintahan Kota Tasikmalaya,
Tentang Ekonomi. Jakarta. MUI, Dinas KUKM dan instansi-
Bank Muamalat. instansi swasta syari’ah lainnya
2002. Pengantar lainnya.
Muhammad.
Akuntasi syari’ah. Jakarta :
2. Untuk meningkatkan Sumber Salemba Empat. Daya Manusianya perlu adanya
Pedoman Cara pelatihan-pelatihan secara rutin
PINBUK.
Pembentukan BMT. Jakarta bagi pengelola BMT.
Prof. DR.M. Amin Aziz. 2005.
3. Adanya pertemuan non formal Pedoman Penilaian kesehatan secara rutin antara pengelola
BMT. Jakarta : Pinbuk Press. BMT
Prof. DR.M. Amin Aziz. 2005. Nasabah,dimana
AD/ART BMT. Jakarta : tersebut
pertemuan
Pinbuk Press penerapan
membahas
strategi
Sayid Qutb.1994. Dasar-dasar Sistem syari’ah secara utuh.
prinsip-prinsip
Ekonomi Sosial dalam Kitab Tafsir Fi Zilalil Qur’an. Jakarta.
Daftar Pustaka
Litera AntarNusa. Ghufran
Winarno. 1990. M.Ag.,Fiqh
A. Mas’adi.
Surakhmad
Pengantar Penelitian Ilmiah. Konstektual. Jakarta. Raja
Muamalah
Bandung Penerbit. Tarsito. Grafindo Persada.
Taqyudin An Nabhani. 1996. Hafidhuddin Didin, Tanjung Hendri.
Membangun sistem ekonomi 2003. Manajeme n Syari’ah
perspektif Islam. Dalam Praktik. Jakarta : Gema
altenatif
Surabaya. Risalah Gusti. Insani Press.
Prof. K. H. Yafie dkk. 2003. Fiqih Hendi
Perdagangan Bebas. Bandung. Paradigma
Ekonomi yang Berwawasan Syari’ah di Indonesia, Makalah dalam “Seminar dan Lokakarya
Nasional
perkembangan
pemikiran Ekonomi Syari’ah
PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM E-KTP DI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA
Iwan Sugianto
Program Studi Manajemen STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya Tasikmalaya [email protected]
Abstract
E-ID card is the government's work program in particular RI Affairs Department as mandated by Law No. 23 of 2006 on Administrative Kependudukan.E-ID is the follow up (repair) KTP from conventional to electronic ID cards. Government Tasikmalaya District, as one of the local governments that have implemented the Population Administration System (SIAK) by imposing a number Population Identification (VIN) which is national, a turn of e-ID card in 2012 until now, has taken and implement policy measures supporting the successful implementation of e-ID card throughout the District as Tasikmalaya regency.
District of Cisayong is one subdistrict in Tasikmalaya regency average population livelihood of farmers and traders with a population of mandatory e-ID card about 38 032 inhabitants, is certainly not a small amount, it is not easy to achieve a successful implementation of the e-ID card, without good cooperation between the government as policy maker, the officers involved in the technical field and the community as a target of e-ID card program. Implementation of e-ID in the district Cisayong has reached 82.97% of the number of mandatory e-ID 38 032 people or already realized some 31 586 people.
One of the Government's efforts Tasikmalaya district in the success of e-ID program success is to do with socialization and mobilization of citizens involving sub-district and village parties. This is due to the constraints caused by human error and lack of understanding about the e-ID card can be saved by the government.
The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. The analysis tool in this research by using simple linear analysis. The survey results revealed that Influence Public Perceptions of the success of e-ID card program in the district of Tasikmalaya regency Cisayong of 0.680 or equal to 68% is influenced by other factors, namely by 32%. this means that the Public Perception will give a good impact on the success of e-ID card program implemented dikecamatan Cisayong Tasikmalaya regency.
Keywords: Perception, e-ID card program success
Pendahuluan
dan melaksanakan langkah-langkah Kartu Tanda Penduduk (KTP)
yang mendukung adalah identitas resmi penduduk
kebijakan
keberhasilan pelaksanaan e-KTP di sebagai bukti diri yang diterbitkan
seluruh Kecamatan se- Kabupaten oleh instansi pelaksana yang berlaku
Tasikmalaya.
di seluruh wilayah Negara Kesatuan Kecamatan Cisayong adalah Republik Indonesia. Kartu ini wajib
salah satu Kecamatan di Kabupaten dimiliki
yang rata-rata Indonesia (WNI) dan Warga Negara
bagi Warga
Negara
Tasikmalaya
penduduknya bermata pencaharian Asing (WNA) yang memiliki Izin
petani dan pedagang dengan jumlah Tinggal Tetap (ITAP) yang sudah
penduduk yang wajib e-KTP sekitar berumur 17 tahun atau sudah pernah
38.032 jiwa, tentu bukanlah jumlah kawin atau telah kawin. Anak dari
yang sedikit, tidak mudah untuk orang tua WNA yang memiliki ITAP
sebuah keberhasilan dan sudah berumur 17 tahun juga
mencapai
pelaksanaan program e-KTP, tanpa wajib memilki KTP. KTP bagi WNI
adanya kerjasama yang baik antara berlaku selama lima tahun dan
selaku pemangku tanggal berakhirnya disesuaikan
pemerintah
kebijakan, para petugas yang terlibat dengan tanggal dan bulan kelahiran
teknis di lapangan dan masyarakat yang bersangkutan. KTP bagi WNA
sebagai sasaran program e-KTP. berlaku sesuai dengan masa Izin
Pelaksanaan e-KTP di Kecamatan Tinggal Tetap. Khusus warga yang
Cisayong sudah mencapai 82,97 % telah berusia 60 tahun dan ke atas,
dari jumlah wajib e-KTP 38.032 mendapat KTP seumur hidup yang
orang atau sudah terealisir sejumlah tidak perlu diperpanjang setiap lima
31.586 orang.
tahun sekali. Salah satu upaya Pemerintah E-KTP adalah program kerja
Tasikmalaya dalam pemerintah
Kabupaten
mensukseskan keberhasilan program Departemen Dalam Negeri sebagai
RI
khususnya
e-KTP adalah dengan melakukan amanat UU No. 23 Tahun 2006
sosialisasi dan pengerahan warga tentang
melibatkan pihak Kecamatan dan Kependudukan.E-KTP
Administrasi
merupakan
pihak Desa.
tindak lanjut (perbaikan) KTP dari Pada pelaksanaannya banyak konvensional menjadi elektronik
ditemui kendala-kendala yang terjadi KTP.
1. Undangan untuk pelaksanaan Pemerintah Daerah yang telah
Tasikmalaya, sebagai salah satu
pembuatan e-KTP yang di melaksanakan Sistem Administrasi
distribusikan oleh pihak petugas Kependudukan
(Aparat Desa) banyak terjadi memberlakukan
(SIAK)
dengan
kesalahan, baik kesalahan identitas Kependudukan (NIK) yang bersifat
Nomor
Induk
maupun kesalahan alamat dan nasional,
pekerjaan dikarenakan pelaksanaan e-KTP pada Tahun 2012
kesalahan human error dalam hingga sekarang, telah mengambil
penulisan surat undangan.
2. Pada saat pelaksanaan pembuatan mempengaruhi tindakan manusia e-KTP masih saja terdapat warga
yang tampak atau nyata. masyarakat kurang memperhatikan
Dari penjelasan di atas dapat dan kurang mengerti bahkan
ditarik suatu kesamaan pendapat terkesan menutupi kesalahan data
bahwa persepsi merupakan suatu atau identitas karena warga takut
proses yang dimulai dari penglihatan tidak dapat bagian pembuatan e-
hingga terbentuk tanggapan yang KTP saat itu.
terjadi dalam diri individu sehingga Tujuan Penelitian dari adalah
individu sadar akan segala sesuatu sebagai berikut:
dalam lingkungannya melalui indera-
indera yang dimilikinya. masyarakat terhadap program e- KTP di Kecamatan Cisayong
a. Untuk mengetahui
persepsi
Syarat Terjadinya Persepsi
Kabupaten Tasikmalaya Menurut Sunaryo (2004:98,)
b. Untuk mengetahui keberhasilan syarat-syarat terjadinya persepsi program e-KTP di Kecamatan
adalah sebagai berikut: Cisayong
1. Adanya objek yang dipersepsi Tasikmalaya
Kabupaten
2. Adanya perhatian yang merupakan
c. Untuk mengetahui seberapa langkah pertama sebagai suatu besar
persiapan dalam mengadakan masyarakat
keberhasilan program e-KTP di
3. Adanya alat indera/reseptor yaitu Kecamatan Cisayong Kabupaten
alat untuk menerima stimulus Tasikmalaya.
4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang
Landasan Teori
kemudian sebagai alat untuk Persepsi merupakan salah satu
mengadakan respon. aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
berbagai aspek dan gejala di
Persepsi
sekitarnya. Persepsi mengandung
Miftah Toha pengertian
Menurut
faktor-faktor yang menyangkut intern dan ekstern.
yang sangat
luas,
mempengaruhi persepsi seseorang Sugihartono, dkk (2007:8),
adalah sebagai berikut: mengemuka kan bahwa: “Persepsi
1. Faktor internal: perasaan, sikap adalah kemampuan otak dalam
kepribadian individu, menerjemahkan stimulus atau proses
dan
prasangka, keinginan atau harapan, untuk menerjemahkan stimulus yang
perhatian (fokus), proses belajar, masuk ke dalam alat indera manusia”.
keadaan fisik, gangguan kejiwaan, Persepsi manusia terdapat perbedaan
nilai dan kebutuhan juga minat, sudut pandang dalam penginderaan.
dan motivasi.
Ada yang mempersepsikan sesuatu
2. Faktor eksternal: latar belakang itu baik atau persepsi yang positif
informasi yang maupun persepsi negatif yang akan
keluarga,
diperoleh,
pengetahuan dan pengetahuan dan
yang dilakukan oleh seseorang dalam pengulangan gerak, hal-hal baru
keberlawanan,
upaya mencapai suatu tujuan secara dan familiar atau ketidakasingan
maksimal dan terarah. suatu objek.
Hardjito (1997:65), menyatakan bahwa:
Dydiet
Proses Persepsi
“Keberhasilan suatu Menurut
mencapai tujuannya (2003:145), proses terbentuknya
oleh komponen- persepsi didasari pada beberapa
dipengaruhi
komponen organisasi meliputi : 1) tahapan, yaitu:
struktur; 2) tujuan; 3) manusia; 4)
1. Stimulus atau Rangsangan hukum; 5) prosedur pengoperasian Terjadinya persepsi diawali ketika
yang berlaku (SOP); 6) teknologi; 7) seseorang dihadapkan pada suatu
ligkungan; 8) kompleksitas; 9) stimulus/rangsangan yang hadir
spesialisasi; 10) kewenangan; 11) dari lingkungannya.
pembagian tugas”.
2. Registrasi Dalam proses registrasi, suatu
Menurut Siagian (1992:2), gejala yang nampak adalah
bahwa :”Keberhasilan mekanisme fisik yang berupa
menyatakan
suatu organisasi baik sebagai penginderaan dan syarat seseorang
maupun berbagai berpengaruh melalui alat indera
keseluruhan
kelompok dalam suatu organisasi yang dimilikinya. Seseorang dapat
tertentu, sangat tergantung pada mutu mendengarkan
kepemimpinan yang terdapat dalam informasi
atau
melihat
yang bersangkutan”. kepadanya, kemudian mendaftar
Suyanto (2010:179), mengemukakan semua informasi yang terkirim
“Keberhasilan suatu kepadanya tersebut.
bahwa:
organisasi dilandasi oleh perencanaan
3. Interpretasi yang tepat dan seorang pemimpin Interpretasi merupakan suatu
organisasi yang memiliki jiwa aspek kognitif dari persepsi yang
kepemimpinan”. Kedua hal tersebut sangat penting yaitu proses
merupakan modal utama untuk memberikan arti kepada stimulus
organisasi yang yang
interpretasi tersebut bergantung Glancey dalam Sony Heru pada cara pendalaman, motivasi,
Priyanto (2009:73), menyatakan dan kepribadian seseorang.
bahwa: “Keberhasilan itu dimana setiap orang bisa mendapatkan atau
Keberhasilan
meraih cita-cita yang mereka Keberhasilan adalah kemampuan
inginkan untuk masa depan m ereka”. untuk melewati dan mengatasi dari
“Keberhasilan adalah sesuatu yang satu
kita dapat dengan perjuangan dan berikutnya
kegagalan ke
kegagalan
kerja keras”, Mulyadi (2001:45). semangat.
Menurut Erliah (2007:49), Menurut Erliah (2007:49),
dari:
yang sulit untuk dijabarkan, setiap
1. Tujuan
individu pasti punya definisi sendiri
2. Struktur
tentang kata
3. Sistem Penghargaan mengoreksi kesalahan diri sendiri,
berhasil.Berhasil
4. Mekanisme Tata Kerja dan berhasil memanfaatkan kelebihan
5. Tata Hubungan diri untuk hal berguna, sehingga kita
6. Kepemimpinan bisa menjadi orang besar. Besar untuk diri sendiri dan orang lain ”.
Indikator Keberhasilan Organisasi
Pada dasarnya ada dua indikator Edi Noersasongko (2005:27),
tingkat keberhasilan organisasi, yaitu: mengemukakan
1. Indikator Mikro misalnya, a) “Keberhasilan adalah harapan yang
bahwa:
anggota, b) menjadi kenyataan dan memerlukan
kepuasan
kesejahteraan anggota, c) pengorbanan yang dimulai dari saat
perkembangan jumlah anggota, ini ”. Sedangkan Ropke dalam
permodalan, dan e) Kasmawati (2003:57), menyatakan
d)
perkembangan usahanya (volume bahwa: “Konsep keberhasilan suatu
usaha, pangsa pasar, harga saham organisasi b ersifat relatif”.
dan laba/ keuntungan).
2. Indikator
Makro adalah Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan kontribusinya
terhadap Kurt
pembangunan perekonomian memaparkan tentang dasar-dasar
kunci keberhasilan, yaitu:
1. Prinsip-prinsip bisnis dasar
Metodologi Penelitian
dan sistem-sistem
penelitian yang target/kontrol.
Metode
digunakan dalam penelitian ini adalah
2. Organisasi yang metode deskriptif dengan pendekatan berorientasikan strategi.
kualitatif. Yaitu metode penelitian
3. Pemakaian potensi pegawai yang berusaha untuk mengungkapkan dengan lebih baik.
fakta sesuai dengan kenyataan yang
4. Sebuah gaya kepemimpinan ada tanpa melakukan intervensi yang efisien.
terhadap kondisi yang terjadi.
5. Sistem-sistem informasi dan Penelitian kualitatif bertujuan untuk komunikasi yang market
membuat gambaran dan hubungan intelligent antara fenomena yang diselidiki.
deskriptif tidak pelanggan
6. Mempraktikkan orientasi
Penelitian
memberikan perlakuan manipulasi atau pengubahan pada variabel-
Unsur- Unsur Yang Mempengaruhi
variabel
bebas, tetapi
Keberhasilan
menggambarkan suatu kondisi apa Menurut Thoha (2000:98),
adanya.
mengemukakan bahwa ada enam Suharsimi Arikunto (2010:3), mengemukakan bahwa ada enam Suharsimi Arikunto (2010:3),
“Teknik angket (kuesioner) deskriptif adalah metode penelitian
“Metode
merupakan suatu pengumpulan yang dimaksudkan untuk menyelidiki
data dengan memberikan atau keadaan, kondisi atau hal-hal lain
menyebarkan daftar pertanyaan yang sudah disebutkan, yang hasilnya
pernyataan kepada dipaparkan dalam bentuk laporan
atau
dengan harapan penelitian”.
responden
memberikan respon atau daftar Jenis penelitian yang digunak-
pertanyaan tersebut”. Angket an adalah studi kasus yaitu pada
ini disebarkan Masyarakat di Kecamatan Cisayong.
(kuesioner)
langsung
di lingkungan Kecamatan Cisayong. Tujuan
Teknik Pengumpulan Data
penyebaran angket ini adalah
a. Teknik Observasi untuk memperoleh data primer Merupakan
terkait tanggapan masyarakat pengumpulan
teknik
terhadap keberhasilan program e- melakukan observasi langsung ke
data
dengan
KTP di Kecamatan Cisayong. lokasi yang bersangkutan dengan
e. Studi kepustakaan (library cara melakukan pengamatan atau
research )
tinjauan langsung objek yang Menurut Husein Umar diteliti dengan tujuan untuk
(2008 : 44), bahwa: “Studi mengetahui
merupakan sebenarnya sesuai dengan tujuan
penelitian yang dilakukan untuk penelitian.
memberikan landasan-landasan
b. Teknik Wawancara teoritis dalam penelitian ini Merupakan
tujuan untuk pengumpulan
teknik
dengan
mendapatkan data sekunder melakukan
data
dengan
sebagai landasan perbandingan mendalam
wawancara
menyusun hipotesis penelitian untuk mendapatkan
data primer terkait dengan Data sekunder ini diperoleh penelitian. Teknik wawancara
membaca dan dalam penelitian ini dilakukan
dengan
cara
literatur-literatur, dengan melakukan wawancara
mempelajari
catatan-catatan kuliah dan sumber-
sumber lain yang relevan dengan informan .
terhadap informan dan key
masalah yang diteliti sehingga dapat
c. Dokumentasi menjadi landasan teori yang kuat Merupakan
serta mendukung penelitian. pengumpulan
teknik
Data yang digunakan dalam pembelajaran sumber yang dapat
data
dengan
penelitian ini berupa data primer dan dijadikan rujukan dari sumber
data sekunder:
data atau literatur-literatur.
a. Data primer adalah data yang
d. Kuesioner diperoleh secara langsung dari Menurut Husein Umar
sumbernya, yaitu data hasil (2008:49), mengatakan bahwa:
wawancara dan data hasil wawancara dan data hasil
b. Data sekunder adalah data yang
digunakan untuk didapatkan
yang
mengambil sampel adalah Taro langsung dari obyek penelitian
tidak
secara
Yamane (Riduwan, 2004: 65) (Riwidikdo, 2006:31). Data
yaitu:
sekunder dalam penelitian ini
Dimana: Kecamatan
Cisayong
n = Ukuran sampel keseluruhan Kabupaten Tasikmalaya dan P = Ukuran Populasi data lain yang didapatkan dari
e = Persen kelonggaran studi pustaka ketidaktelitian atau kesalahan
Jadi sampel yang harus
Populasi dan Sampel
diambil
a. Populasi
48.888 Populasi dalam penelitian
n=
1 + 48.888 (0.05) 2 ini adalah masyarakat Kecamatan
n = 48.888 Cisayong
(2008:116), “Sampel adalah = 396.754atau dibulatkan
bagian dari
jumlah
dan
jadi 397 karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
b. Sampel
a. Uji Validitas Kuesioner Menurut
Sugiyono
Menurut Riduwan (2010:215), “Sampel adalah (2011:348), “Validitas adalah sebagian
dari
populasi
itu”. Populasi suatu ukuran yang menunjukan
itu
misalnya
tingkat kevalidan atau keshahihan penduduk diwilayah tertentu, suatu instrument. Suatu instrument jumlah pegawai pada organisasi yang valid mempunyai validitas tertentu, jumlah guru dan murid tinggi dan sebaliknya bila tingkat di
rendah maka sebagainya.
validitasnya
Berdasarkan
instrument tersebut kurang valid. beberapa pendapat ahli tersebut Sebuah instrumen dikatakan valid dapat penulis simpulkan bahwa apabila dapat mengungkapkan data sampel adalah sebagian bagian dari variabel yang diteliti”. Suatu dari populasi yang diambil. kuesioner dikatakan valid jika r Untuk mengukur sampel penulis hitung > dari r tabel. menggunakan rumus Simple Menurut
Arikunto Random Sampling, dikatakan (2010:3018), “Bagi tes-tes yang simple (sederhana)
karena
setiap itemnya diberi skor kontinue pengambilan sampel anggota
digunakan Koefisien Populasi dilakukan secara acak Korelasi Pearson Product Moment tanpa memperhatikan strata yang
dapat
(PPM)”.
ada (Sugiyono, dalam Statistika
R xy dengan Rank Spearman kita dapat = ∑ ∑ ∑
menentukan nilai determinasi untuk
mengetahui besarnya Arikunto (2010:318)
Pengaruh Persepsi Masyarakat dimana:
Terhadap Keberhasilan Program e- r = Korelasi Product Moment
KTP di Kecamatan Cisayong
X = Skor salah satu pertanyaan Kabupaten Tasikmalaya dengan n = Jumlah responden
menggunakan rumus persamaan: Y = Total skor pernyataan
2 D=r
X 100%
b. Uji Reliabilitas Kuesioner
dimana :
D = Determinasi (2011:348),
r =Rank Spearman menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrument dapat
Alat Analisis
dipercaya untuk digunakan sebagai Alat Analisis yang digunakan alat pengumpul data karena
adalah:
instrument tersebut
1) Korelasi Spearman Rank dianggap baik. Instrument yang
sudah
Korelasi spearman rank baik tidak akan bersifat tendensius
adalah bekerja dengan data mengarahkan responden untuk
ordinal atau berjenjang atau memilih
jawaban-jawaban rangking dan bebas distribusi. tertentu. Reliable artinya dapat
Maka untuk menganalisisnya dipercaya juga dapat diandalkan,
digunakan spearman rank yang sehingga beberapa kali diulangpun
rumus nya adalah: hasilnya
(konsisten)”. rs ( ) Suatu indicator dikatakan
Sugiyono (2004:229) reliable jika memberikan nilai
rs =Rank Spearman Cronbach Alpha > 0,60. Uji
2) Regresi Linier Sederhana reliabilitas
Regresi Linier Sederhana jawaban yang lebih dari dua uji
untuk
alternatif
pada hubungan reliabilitasnya menggunakan uji
didasarkan
fungsional ataupun kausal satu Cronbach’s Alpha, dengan rumus
variabel independen dengan satu berikut:
variabel dependen . Persamaan
r 11 =
( umum Regresi Linier Sederhana
adalah:
)Husein Umar (2008:170) Y’ = a + bX
Dimana:
Dimana r 11 = reliabilitas instrument Y’= subyek dalam variabel
k = butir pertanyaan dependen yang diprediksikan S 2
a = harga X = 0 (harga konstan) ∑S 2
= deviasi standar total
b = angka arah atau koefisien butir
b = Jumlah deviasi standar
regresi, yang menunjukan Setelah mencari korelasi r
angka peningkatan ataupun angka peningkatan ataupun
keberhasilan program e-KTP dependen yang didasarkan
variabel
yang diselenggarakan oleh pada variabel independen.
Kecamatan Bila b (+) maka naik, dan
pemerintah
Kabupaten bila ( - ) maka terjadi
Cisayong
Tasikmalaya. penurunan.
4. Koefisien Determinasi
X = Subyek pada variabel Agar dapat mengetahui Pengaruh
persepsi terhadap keberhasilan mempunyai nilai tertentu.
independen yang
program
e-KTP yang dilaksanakan
di kecamatan
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Cisayong Kab. Tasikmalaya
1. Perolehan hasil dari perhitungan dapat diukur dengan koefisien terhadap tanggapan responden
determinasi. Berdasarkan hasil mengenai persepsi masyarakat
perhitungan SPSS diperoleh nilai mempunyai nilai skor 1630 hal
R Square atau r 2 = 0,680. ini berarti termasuk dalam
5. Pengujian Hipotesis kriteria nilai antara 1340 – 1680
mengetahui apakah dengan kriteria baik.
Untuk
terdapat Pengaruh atau tidak,
2. Perolehan hasil dari perhitungan persepsi Masyarakat terhadap terhadap tanggapan responden
Keberhasilan program e-KTP atas mengenai keberhasilan
diselenggarakan di program e-KTP mempunyai
yang
Kecamatan Cisayong Kabupaten nilai skor 1655 hal ini berarti
Tasikmalaya maka dilakukan termasuk dalam kriteria nilai
pengujian hipotesis dengan antara 1340 – 1680 dengan
menggunakan uji t, tingkat kriteria baik.
signifikasi yang diambil untuk
3. Hasil perhitungan diperoleh penelitian adalah 5% atau 0,05 bahwa persamaan Regresi Linier
dengan pengujian dua pihak Sederhana Y = a + bX. maka
diperoleh bahwa nilai t hitung diperoleh persamaan regresi
sebesar 14.051 nilai P value = sebagai berikut : 0,000 dengan nilai Y = 4.100 + 0.825X
sebesar 0.05 Berdasarkan persamaan tersebut
sehingga P value < α atau 0,000 < dapat diinterprestasikan bahwa :
0,05 maka Ha diterima dan Ho (a) Konstanta sebesar 4.100 artinya
ditolak artinya bahwa terdapat jika persepsi (X) nilainya
Pengaruh persepsi terhadap adalah 0 maka keberhasilan (Y)
keberhasilan program e-KTP nilainya postif, yaitu sebesar
yang dilaksanakan di kecamatan 4.100;
Kabupaten (b) Koefisien Regresi Sederhana
Cisayong
Tasikmalaya.
Persepsi (X) sebesar 0.825 memberikan
berpengaruh positif terhadap
Persepsi masyarakat
Kabupaten Tasikmalaya. adanya program e-KTP yang
dengan
Untuk mengetahui besarnya
dilaksanakan di
kecamatan
Pengaruh
Persepsi Masyarakat
Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.
Terhadap Keberhasilan Program e- Ber d asarkan hasil tanggapan
KTP di Kecamatan Cisayong responden terhadap
Tasikmalaya. dapat pertanyaan yang diajukan sesuai dilakukan dengan menggunakan dengan indikator untuk persepsi.
pertanyaan-
Kabupaten
analisis regresi linier sederhana. Maka dapat diketahui nilai skor
Dengan menggunakan pengolahan sebesar 1630 hal ini berarti termasuk
data yaitu software SPSS. dalam kriteria nilai antara 1340 – 1680 dengan kriteria baik. Sesuai
Hasil Analisis Regresi Linier
dengan Klasifikasi penilaian untuk
Sederhana
indikator persepsi. Hasil perhitungan diperoleh Hal ini dibuktikan dengan
bahwa persamaan regresi berganda mayoritas
mengikuti pelaksanaan program e- maka diperoleh persamaan regresi KTP yang dilaksanakan oleh
sebagai berikut :
pemerintah Kecamatan Cisayong Y = 4.100 + 0.825X Kabupaten Tasikmalaya.
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterprestasikan bahwa :
Keberhasilan program e-KTP
a. Konstanta sebesar 4.100 artinya
yang dilaksanakan di kecamatan
jika persepsi (X) nilainya adalah
Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.
0 maka Keberhasilan (Y) Berdasarkan hasil tanggapan
nilainya postif, yaitu sebesar responden yang diajukan sesuai
dengan indikator untuk Keberhasilan
b. Koefisien Regresi Sederhana program e-KTP. Maka dapat
persepsi masyarakat (X) sebesar diketahui nilai skor 1655 hal ini
0.825 memberikan arti bahwa berarti termasuk dalam kriteria nilai
Persepsi Masyarakat berpengaruh antara 1340 – 1680 dengan kriteria
positif secara signifikan terhadap baik. Sesuai dengan Klasifikasi
Keberhasilan Program e-KTP di penilaian untuk indikator Keberhasil
Kecamatan Cisayong Kabupaten program e-KTP. Hal ini dibuktikan
Tasikmalaya. dengan mayoritas penduduk di Kecamatan Cisayong Kabupaten
Koefisien Determinasi
Tasikmalaya dapat diketahui identitas Agar dapat mengetahui Pengaruh penduduknya secara pasti dan
Masyarakat terhadap diketahuinya dengan adanya data
Persepsi
Keberhasilan Program e-KTP di penduduk yang ganda.
Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya dapat diukur dengan
Pengaruh Persepsi Masyarakat
koefisien determinasi. Berdasarkan
Terhadap Keberhasilan Program
hasil perhitungan SPSS diperoleh e-KTP di Kecamatan Cisayong 2 nilai R Square atau r = 0,680. ini hasil perhitungan SPSS diperoleh e-KTP di Kecamatan Cisayong 2 nilai R Square atau r = 0,680. ini
terus di lakukan Keberhasilan program e-KTP di
peningkatan pelayanannya agar Kecamatan Cisayong Kabupaten
mencapai Tasikmalaya sebesar 0,680 atau
senantiasa
kesempurnaan yang lebih baik. sebesar 68% sisanya dipengaruhi oleh
2. Keberhasilan Program e-KTP faktor lain yaitu sebesar 32%. hal ini
Kecamatan Cisayong berarti bahwa Persepsi Masyarakat
Di
Kabupaten Tasikmalaya dinilai akan memberikan dampak yang baik
baik berdasarkan hasil yang terhadap Keberhasilan Program e-
dicapainya selama KTP yang dilaksanakan diKecamatan
telah
pelaksanaan program e –KTP Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.
tersebut.
3. Bahwa
Pengaruh Persepsi
Pengujian Hipotesis
Masyarakat terhadap Untuk
Keberhasilan program e-KTP di terdapat Pengaruh atau tidak, Persepsi
mengetahui
apakah
Cisayong Masyarakat terhadap Keberhasilan
Kecamatan
Kabupaten Tasikmalaya sebesar Program e-KTP yang dilaksanakan di
0,680 atau sebesar 68% sisanya Kecamatan Cisayong Kabupaten
dipengaruhi oleh faktor lain Tasikmalaya
yaitu sebesar 32%. hal ini pengujian
maka
dilakukan
bahwa Persepsi menggunakan uji t, tingkat signifikasi
Masyarakat akan memberikan yang diambil untuk penelitian adalah
dampak yang baik terhadap 5% atau 0,05 dengan pengujian dua
Keberhasilan Program e-KTP pihak diperoleh bahwa nilai t hitung
yang
dilaksanakan
diKecamatan Cisayong sebesar 14.051 nilai
P value
Kabupaten Tasikmalaya. dengan nilai sebesar 0.05 sehingga
P value < α atau 0,000 < 0,05 maka Ha
Saran
diterima dan Ho ditolak artinya Berdasarkan pada Kesimpulan bahwa terdapat Pengaruh Persepsi
maka dapat disarankan hal-hal Masyarakat terhadap Keberhasilan
sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan program diKecamatan Cisayong Kabupaten
Program e-KTP yang dilaksanakan
e-KTP harus terus ditingkatkan Tasikmalaya.
agar keberhasilan program e- KTP menjadi masikmal dan
Simpulan
tercipta kepuasan masyarakat. Berdasarkan pada hasil penelitian
2. Diperlukan adanya peningkatan dan
pengetahuan tambahan bagi disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
pembahasan maka
dapat
Petugas
mengenai e-KTP
1. Persepsi Masyarakat dengan sehingga apabila terdapat hal-hal adanya Program e-KTP Di
yang ingin diketahui masyarakat Kecamatan
apabila terjadi Kabupaten Tasikmalaya dapat
Cisayong
terutama
kekeliruan data, keterlambatan kekeliruan data, keterlambatan
Penelitian Kesehatan , sebagainya,
dan
Yogyakarta: Mitra Cendikia memberikan informasi yang jelas
Petugas
dapat
Margono (2010): Metode Penelitian sehingga
Pendidikan , Jakarta: Rineka masyarakat dapat memahami apa
yang dapat dilakukan untuk Sugiyono (2008): Metode Penelitian menindaklanjuti hal tersebut.
Bisnis , Bandung: Alfabeta
3. Dibutuhkan sosialisasi yang lebih Sugiyono (2010): Metode Penelitian diberikan kepada masyarakat
Kuantitatif Kualitatif dan mengenai kegunaan dan fungsi e-
R&D , Bandung: Alfabeta KTP secara lebih luas.
Sukmadinata
(2011): Metode Penelitian
Pendidikan ,
Daftar Pustaka
Bandung: Remaja Rosdakarya Robbins Stephen P (2008): Perilaku
Nana Sujana (2005): Penelitian Hasil Organisasi Buku 1 Edisi 12
Proses Belajar (diterjemakan oleh Diana
Belajar
Mengajar , Bandung: Remaja Angelica), Jakarta: Salemba
Rosdakarya Empat
Ph.D (1999): Sumarwan, Ujang (2004): Perilaku
Moh.
Nazin,
Metodologi Penelitian , Bogor: Konsumen:
Ghalia Indonesia Penerapan
Tiori
dan
Riduwan (2011): Dasar – dasar Pemasaran , Bogor: Ghalia
Dalam
Statistika , Bandung: Alfabeta Indonesia
(2009:317): Metode Umar Alhabsy, MT CISA CRISC
Sugiyono
Penelitian Pendekatan (2013); Harmonisasi Untuk
Kuantitatif & Kualitatif Dan Sistem Manajemen Kinerja TI,
R&D , Bandung: Alfabeta Sumber: www.IVITC.com Sugiyono (2004): Statistika Untuk Wirawan (2002): Profesi dan Standar
Penelitan . Cetakan ke 6. Evaluasi ,
Bandung. Alfabeta UHAMKA PRESS
Yayasan
dan
(2005): Metode Suharsimi
Moh.
Nazir
Penelitian , Jakarta: Ghalia Manajemen
Arikunto
(2007): Psikologi Jakarta Dahar: Rineka Cipta
Penelitian ,
Sugihartono
Pendidikan , Yogyakarta: Husain Umar (2008): Metode
UNY Press Penelitian Untuk Skripsi Dan
Bimo Walgito (2004): Pengantar Tesis Bisnis Edisi Kedua ,
Psikologi Umum , Andy Opset Jakarta: PT. Raja Grafindo
Waidi (2006): The Art Of Re- Persada
Enggineering Your Mind Of Azwar Saifudin (1997): Reabilitas
Success , Jakarta: Gramedia Dan Validitas. Yogyakarta.
Jalaludin Rahmat (2007) Psikologi Pustaka Pelajar
Komunikasi , Edisi Revisi, Riwidikdo Handoko (2006): Statistik
Bandung: Remaja Rosda Kesehatan: Belajar Mudah
Karya
Teknis Analis Data Dalam Sunaryo (2004).Syarat Terjadinya
Persepsi , Jakarta: EGC PTGrafindo Persada Mulyadi (2007) Sistem Akuntansi.
(1992): Organisasi Jakarta: Salemba Empat
Siagian
Kepemimpinan Dan Perilaku Indra Bastian (2006): Akuntansi
Organisasi , Jakarta: Rineka Perbankan . Jakarta: Salemba
Cipta
Peraturan Daerah Veithzal Rivai Et Al (2008):
Empat
Himpunan
Kabupaten Tasikmalaya, Kepemimpinan Dan Prilaku
Mengenai Organisasi Organisasi , Jakarta: Raja
Perangkat Daerah Kabupaten Grafindo Persada
Tasikmalaya 2004 , Dihimpun Dydiet Hardjito (1997): Teori
Oleh Pemerintah Kabupaten Organisasi
Tasikmalaya Tahun 2004. Pengorganisasian .
Dan
Tehnik
Jakarta: