bahwa  sikap  itu  merupakan  kesiapan  atau  kesediaan  untuk  bertindak  dan  juga merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Menurut Notoatmodjo 2003, sikap mempunyai beberapa tingkatan yaitu: 1.
Menerima  receiving  diartikan  bahwa  orang  atau  subjek  mau  dan  memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Merespon responding diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan  menyelesaikan  tugas  yang  diberikan  adalah  suatu  indikasi  dari  suatu  sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang yang menerima ide tersebut.
3. Bertanggung  jawab  responsible,  bertanggung  jawab  atas  sesuatu  yang  telah
dipilhnya dengan segala resiko atau merupakan sikap yang paling tinggi. 4.
Menghargai  valuing,  mengajak  orang  lain untuk  mengerjakan  atau  mendiskusikan suatu masalah.
Pengukuran  sikap  dapat  dilakukan  secara  langsung  atau  tidak  langsung. Secara langsung dapat dinyatakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu
objek,  secara  tidak  langsung  dapat  dilakukan  dengan  pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden.
2.4 Penghasilan
Menurut  Notoadmodjo  1997  menyatakan  bahwa  penghasilan  memiliki pengaruh  terhadap  keikutsertaan  seseorang  dalam  memanfaatkan  pelayanan
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan  seseorang  tidak  dapat  diukur  sepenuhnya  dari  pekerjaan.  Bila dihubungkan  dengan  faktor-faktor  penggunaan  narkoba,  orang  dengan  tingkat
penghasilan tinggi akan lebih mudah membeli dan mendapatkan narkoba. Sebaliknya orang dengan penghasilan rendah akan sangat sulit untuk mendapatkan narkoba.
2.5 Perilaku
Menurut  Notoatmodjo  2003,  perilaku  adalah  suatu  kegiatan  atau  aktivitas organisme  makhluk  hidup  baik  yang  dapat  diamati  langsung  maupun  yang  tidak
dapat  diamati  oleh  pihak  luar.  Skiner  1938  seorang  ahli  psikologi  merumuskan bahwa  perilaku  merupakan  respons  atau  reaksi  seseorang  terhadap  stimulus
rangsangan  dari  luar.  Namun  dalam  memberikan  respons  sangat  tergantung  pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.  Faktor-faktor yang
membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Determinan  atau  faktor  internal,  yakni  karakteristik  orang  yang  bersangkutan
yang  bersifat  given  atau  bawaan,  misalnya  tingkat  kecerdasan,  tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan  atau  faktor  eksternal,  yakni  lingkungan,  baik  lingkungan  fisik,
sosial, budaya,  ekonomi, ekonomi,  politik,  dan  sebagainya.  Faktor  lingkungan ini  merupakan  faktor  dominan  yang  mewarnai  perilaku  seseorang
Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Pengertian Narkoba
Narkoba  merupakan  zat  psikoaktif  narkotika,  psikotropika,  dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Selain itu juga dapat diartikan sebagai bahan atau zat-zat kimiawi
yang jika masuk kedalam tubuh secara oral dimakan, diminum, atau ditelan dihisap, dihirup, atau disuntikkan dapat mengubah suasana hati perasaan, perilaku seseorang.
Hal ini dapat menimbulkaan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif,  waktu  pemakaian  yang  panjang  dan  pemakaian  dosis  yang  berlebihan
Kusmiran, 2011. Narkotika  menurut  Undang-Undang  No.  9  Tahun  1976  adalah  bahan-bahan
seperti tanaman papaver, opium mentah, opium masak candu, jicingko, opium obat, morfin,  tanaman  koka,  daun  koka,  kokaina  mentah,  ekgonina,  tanaman  ganja,
dammar  ganja.  Bahan  lain  baik  yang  alamiah,  semi  sintesis,  sintesis  yang  dapat dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain; ditetapkan Menteri Kesehatan sebagai
narkotika  jika  penyalahgunaannya  dapat  menimbulkan  akibat  ketergantungan  yang merugikan, seperti morfin dan kokain Kusmiran, 2011.
Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan: 1.
Opioda Opioda  adalah  nama  segolongan  zat,  baik  alamiah,  semisintesis,  atau  sintesis
yang diambil dari bagian pohon poppy. Opioda selain dapat digunakan sebagai obat, juga dapat digunakan sebagai alat untuk menimbulkan perasaan senang.
2. Kokain
Kokain  adalah  merupakan  zat  perangsang  yang  sangat  kuat  berupa  bubuk Kristal  putih  yang  disuling  dari  daun  coca  Erythroxylin  coca.  Kokain  dapat
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan  rasa  germbira,  terangsang,  bertambahnya  tenaga,  meningkatkan rasa  percaya  diri  serta  mencapai  perasaan  sukses.  Jika  diisap,  efek  kokain
mencapai  puncak  dalam  1-4  menit  dan  hilang  setelah  20  menit.  Efek menyenangkan  yang  hebat  secara  cepat  diikuti  oleh  efek  yang  tidak
menyenangkan  meliputi  depresi  kelelahan,  serta  mendorong  penggunaan kokain secara terus menerus.
Penggunaan  yang  secara  berulang-ulang  mengakibatkan  kegelisahan,  terlalu gembira,  tegang,  paranoid,  dan  psikosis,.  Efek  fisiologis  daapat  menyebabkan
percepatan  detak  jantung,  darah  tinggi,  suhu  meningkat,  bola  mata  mengecil, terbius  sesaat,  nafsu  makan  hilang,  serta  susah  tidur.  Penggunaan  yang  lama
akan menimbulkan kelelahan, masalah pencernaan, detak jantung tidak teratur, dan penurunan gairah seksual.
3. Kanabismariyuanaganja
Kanabis  berasal  dari  tanaman  Cannabis  satifa  dan  Cannabis  indica  yang merupakan  sejenis  tanaman  perdu  yang  bisa  digunakan  sebagai  obat  relaksan
dan  untuk  mengatasi  intoksikasi  ringan.  Bahan  yang  digunakan  dapat  berupa daun, biji, dan bunga dari tanaman tersebut.
Kanabis  memberikan  rasa  gembira,  meningkatkan  rasa  percaya  diri,  perasaan santai  serta  sangat  peka  terhadap  warna  dana  suara.  Efek  kanabis  yang  lain
yaitu  mengurangi  kemampuan  konsentrasi  dan  daya  tangkap  saraf  otak, penglihatan kabur, dan berkurangnya sirkulasi darah ke jantung. Jika pengguna
merasa  tegang  atau  tertekan  saat  menggunakannnya,  maka  perasaan menyenangkan  ini  hanya  terjadi  lebih  ringan dan  tidak  hilang.  Perasaan panik
Universitas Sumatera Utara
dan  paranoid  dapat  terjadi  jika  digunakan  dalam  dosis  tinggi  dan  jangka panjang.  Penggunaan  kanabis  mempunyai  akibat  bervariasi  tergantung  dari
jumlahnya. Kanabis merupakan obat penenang yang banyak disalahgunakan. 4.
Alkohol Alkohol merupakan zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman keras.
Alkohol  merupakan  zat  yang  mengandung  etanol  berfungsi  menekan  susunan saraf  pusat.  Meskipun  demikian  jika  digunakan  dalam  dosis  rendah  alkohol
justru membuat tubuh merasa segar bersifat merangsang. Efek  penggunaannya  tergantung  dari  jumlah  yang  dikonsumsi  ukuran  fisik
pemakai,  serta  kepribadian  pemakai.  Pada  dasarnya,  alkohol    dapat memengaruhi  koordinasi  anggota  tubuh,  akal  sehat,  tingkat  energi,  dorongan
seksual,  dan nafsu  makan. Dilihat dari  kandungan alkoholnya,  minuman keras terbagi dalam tiga golongan yakni:
a. Golongan A, minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 1-5.
Contohnya; bir b.
Golongan  B,  minuman  keras  yang  mengandung  kadar  alkohol  antara  5- 20.
Contohnya; anggurwine. c.
Golongan  C,  minuman  keras  yang  mengandung  kadar  alkohol  antara  20- 50.
Contohnya; wiski, vodka, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput. 5.
Amfetamin
Universitas Sumatera Utara
Merupakan  zat  perangsang  sintesis  yang  dapat  berbentuk  tablet,  kapsul  serta bentuk  lainnya  yang  digunakan  untuk  pengobatan  medis.  Amfetamin  tersedia
dalam  bentuk  dexamphetamin  Dexadrine  pemoline  Volisal.  Obat-obat  lain yang  mengandung  zat  yang  mirip  amfetamin  seperti  prolintane  Villescon,
dicthylpropion  Tanvate,  Dospan,  dan  Apisate,  fentheramine  Fondarex, dexfenfluramine  Adifax,  dan  mazindol  Teronac,  yang  dapat  digunakan
sebagai penahan lapar. Amfetamin  memberikan  efek  stimulan  yang  ampuh.  Amfetamin  sering
digunakan  oleh  orang  untuk  meningkatkan  kewaspadaan,  rasa  percaya  diri, konsentrasi,  mengurangi  rasa  kantuk,  serta  mengurangi  rasa  lelah,  bosan,  dan
menurunkan berat badan. 6.
Sedatif Sedatif merupakan zat yang dapat mengurangi kerja sistem saraf pusat. Sedatif
dapat menimbulkan rasa santai dan dapat menyebabkan kantuk. Biasanya orang menggunakan  sedatif    karena  mengalami  kecemasan  yang  tinggi,  stres  berat,
atau    kesulitan  tidur.  Penggunaan  sedatif  menyebabkan  ketergantungan psikologis.
Zat  ini  dapat  menyebabkan  koma,  bahkan  kematian,  apabila  dipergunakan melebihi  dosis  yang  sarankan  oleh  dokter.  Efek  lain  adalah  terganggunya
ingatan,  memori,  dan  kemampuan  berbicara  si  pemakai,  serta  dapat  terjadi kecacatan.  Gejala putus  obat bagi pemakai  sedatif  berat dapat  melebihi  gejala
putus obat dari heroin. 7.
Ekstasi
Universitas Sumatera Utara
Dikenal dengan nama methidioxy methamfhetamine  MDMA  merupakan obat sintesis.  Ekstasi beredar  dalam  bentuk  tablet dan kapsul  terdiri berbagai  jenis,
misalnya:  flash,  Dollar,  Flipper,  Hammer,  Bon  Jovi,  Mike  Tyson,  Playboy, Apple, Angel, White Dove, Pink polos, dan Pink gendut.
Efek ekstasi adalah meningkatkan kegembiraan,  kepercayaan diri,  serta  energi dan  stamina  menjadi  aktif.  Efektifnya  timbul  30-60  menit  setelah  ditelan
mencapai puncak dalam 2-4 jam dan berlangsung antara 4-12 jam. Setelah efek menghilang  pemakai  akan  mengalami  depresi  dan  kelesuan  yang  apabila
dirangsang  terus  dapat  terjadi  kerusakan  otak.  Ekstasi  dapat  digolongkan sebagai  zat  halusinogen  amfetamin  amfetamin  yang  dapat  menimbulkan  efek
halusinasi. 8.
Shabu Shabu  merupakan  komoditas  baru  yang  sedang  naik  daun.  Zat  yang  memiliki
nama  kimia  methamfhetamine  yang  memiliki  kesamaan  sifat  dengan  ekstasi, yaitu  termasuk  golongan  psikotropika  yang  menstimulasi  otak  dan  dapat
menyebabkan ketergantungan. Efek  umum  penggunaannya  hampir  sama  dengan  ekstasi,  yaitu  menyebabkan
badan  lebih  segar  dan  tidak  lelah,  kepercayaan  diri  meningkat,  perasaan gembira,  serta  nafsu  makan  berkurang.  Efek  shabu  bermacam-macam
tergantung  kondisi  kejiwaan  sebelum  mengkonsumsi  atau  berupa  gangguan delusi formikasi yang akan terasa seolah-olah ada serangga disekujur tubuh.
9. Kafein
Universitas Sumatera Utara
Kafein  merupakan  zat  perangsang  yang  ditemukan  dalam  bentuk  minuman seperti teh,  kopi, dan soda.  Dalam  bentuk  obat,  kafein digunakan dengan  cara
ditelan. Dalam  dosis  rendah,  kafein  tidak  berbahaya  bagi  tubuh  dan  dapat  membuat
badan  menjadi  segar.  Penggunaan  dalam  dosis  tinggi  dapat  menyebabkan kegugupan, tidak dapat tidur, gemetar, serta keracunan. Konsumsi kafein yang
cukup tinggi berisiko pada penyakit jantung dan berbagai jenis kanker.
10. Tembakau
Merupakan  daun-daunan  pohon  tembakau  yang  dikeringkan  dan  pada umumnya  diproduksi  dalam  bentuk  rokok.  Zat  aktif  dalam  tembakau  adalah
sebagai berikut. a.
Nikotin Meningkatkan  tingkat  metabolisme  dan  detak  jantung,  serta  menurunkan
nafsu  makan.  Dalam  dosis  besar  nikotin  memberikan  efek  penenang  dan perasaan  rileks.  Gejala-gejala  penghentian  akan  menyebabkan  perasaan
kesal,  tertekan,  tegang,  gelisah,  sulit  berkonsentrasi,  lapar,  pusing,  serta dapat menyebabkan kecanduan.
b. Karbon monoksida
Memiliki daya tarik yang lebih besar pada komponen sel darah merah yang menyebabkan kurangnya sirkulasi oksigen ke tubuh.
c. Tar
Universitas Sumatera Utara
Terdiri  lebih  dari  4.000  zat  kimia  yang  beracun,  memedihkan  mata  serta menyebabkan  kanker.  Disamping  itu  juga  merusak  lubang  udara  diantara
mata dan saluran pernapasan. Efek  dari nikotin dalam tubuh dapat  meningkatkan  kerja jantung,  tekanan
darah,  serta  pengaeluaran  air  liur.  Perokok  dapat  terkena  risiko  penyakit paru-paru,  kanker  mulut,  dan  tenggorokan,  stroke,  jantung  koroner,  dan
emfisema berkurangnya
kapasitas paru-paru
untuk menghirup
udaraoksigen karena alveoli rusak akibat dari merokok sehingga napas jadi lebih pendek.
11. Lysergic Acid Diethylamide LSD.
LSD  berasal  dari  jamur  yang  tumbuh  pada  kotoran  sapi  yang  kemudian dikembangkan  dalam  bentuk  bubuk  putih  buatan  yang  dapat  larut  dalam  air.
LSD  tersedia  dalam  bentuk  kapsul  gula  balok,  butiran  kecil,  serta  kertas pengisap  dengan  bentuk  khas  seperti  star  wars,  white  dove,  dan  lain-lain.
Penggunaan  jangka  pendek  LSD  adalah  perasaan  seperti  terbang  yang  timbul kira-kira  setengah  sampai  satu  jam  setelah  penggunaan  dan  akan  mencapai
puncaknya  2-6  jam  kemudian.  Perasaan  tersebut  akan  menghilang  setelah kurang lebih 12 jam tergantung dosis yang dipergunakan.
LSD  menimbulkan  efek  halusinasi,  dapat  membuat  pemakai  merasa  melihat segala  sesuatu  yang  tidak  dilihat  dari  orang  lain.  Halusinasi  dapat  berbahaya
jika  mendorong  pemakai  bertingkah  laku  sesuai  dengan  dalam  khayalannya. Jika  pemakaian  berlangsung  dalam  waktu  lama  dapat  menyebabkan  pemakai
tidak memiliki identitas diri disorientasi tempat, waktu, dan diri sendiri .
Universitas Sumatera Utara
12. Bahan pelarut
Bahan pelarut merupakan zat senyawa organik yang berbentuk gas yang mudah menguap,istilah yang paling umum adalah “glue sniffing” atau “ngelem”.
Bahan  pelarut  yang  sering  disalahgunakan  misalnya  seperti  lem,  aerosol, thinner,  solven,  inhalasi,  serta  cairan  penghapus.  Bahan  pelarut  dapat
menyebabkan tingkah laku yang tidak terkendali dan berbahaya. Pemakai tidak merasa sakit yang timbul setelah mabuk pada tingkat ringan sakit kepala, sulit
berkonsentrasi,  dan  sebagainya.  Bahan  pelarut  tersebut  dapat  menyebabkan rasa  ketagihan  secara  psikologis.  Sebagian  kasus  kematian  disebabkan  karena
tercekik  saat  pemakai  kehilangan  kesadaran.  Setelah  beberapa  tahun penggunaan  berat  dapat  mengalami  kerusakan  hebat  pada  obat  yang
memengaruhi kontrol motorik. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
13. Steroid
Steroid merupakan istilah bahan anabolik yang dapat meningkatkan ukuran otot dan  kekuatan.  Termasuk  golongan  steroid  adalah  anabolik  steroid  hormone
pertumbuhan  HCG,  beta-2-agonis  seperti  clenbuterol,  dan  lain-lain. Penggunaan steroid dapat meningkatkan kumpulan otot yang berlemak. Apabila
dikombinasikan  dengan  protein  dan  makanan  berkalori  tinggi  serta  olah  raga berat  seperti  angakt  besi,  obat  ini  dapat  meningkatkan  kekuatan  otot  yang
melewati  batas  maksimum  dibandingkan  dengan  cara  alami.  Karena  memiliki efek  yang  bersifat  “kejantanan”  steroid  meningkatkan  efek  kompetisi
keagresifan yang mendorong seorang berlatih lebih keras.
Universitas Sumatera Utara
Efek  secara  psikologis  meliputi  gejala  mania,  depresi,  paranoid,  dan  sifat agresif  berlebihan  yang  dikenal  dengan  “roid  rage”.  Sebagian  pemakai
mengalami  ketergantungan  psikologis  yang  disebabkan  oleh  perasaan  perkasa dan  agresif  yang  ditimbulkan  oleh  steroid  dan  hal  lain  ini  dapat  datang
bersamaan  dengan  peningkatan  prestasi  dan  fisik  sehingga  penghentian penggunaan obat semakin sulit Kusmiran, 2011.
14. Chatinone
Chatinone berasal dari tanaman Catha Edulis atau Khat. Tanaman ini tumbuh di Afrika dan sebagian wilayah Arab. Di daerah asalnya, tanaman ini dikonsumsi
langsung dengan cara dikunyah dan bukan diekstrak kandungan aktifnya yakni chatinone.  Dilihat  dari  strukturnya,  chatinone  tidak  jauh  berbeda  dibanding
narkoba  yang  lebih  populer  di  Indonesia  yakni  amphetamine.  Meski  tidak termasuk  golongan  amphetamine,  chatinone  memiliki  efek  yang  kurang  lebih
sama  yakni  mampu  membangkitkan  stamina.  Dalam  UU  352009  tentang Narkotika,  chatinone  sudah  dimasukkan  sebagai  daftar  narkotika  golongan  I.
Dalam lampiran I UU Narkotika, chatinone masuk dalam urutan ke-35. Namun, dalam  lampiran  itu  ditulis  sebagai    katinona,dengan  penjelasan  --S-2-
ainopropiofenon  Pramudiarja,  2013.        Efek  samping  zat  chatinone  dapat menimbulkan rasa senang dan kehilangan nafsu
makan bagi penggunanya Kus
Anna, 2013. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik  sintetis  maupun  semi  sintetis  yang  dapat  menyebabkan  penurunan  atau
Universitas Sumatera Utara
perubahan  kesadaran,  hilangnya  rasa  nyeri  dan  dapat  menimbulkan  ketergantungan Undang-Undang No. 35 tahun 2009 Tanjung, 2012.
Narkoba  atau  NAPZA  merupakan bahanzat  yang  bila  masuk  ke dalam  tubuh terutama  susunan  syaraf  pusatotak  sehingga  bilamana  disalahgunakan  akan
menyebabkan gangguan fisik, psikisjiwa dan fungsi sosial Lidya Harlina, 2008. Faktor-faktor penyalahgunaan narkoba:
a. Kurang pecaya diri
Karena kurang mengenal diri sendiri, seseorang tidak menyadari potensi dirinya dan  sering  menganggap  dirinya  banyak  kekurangan.  Akibat  terobsesi  untuk
mengangkat  dirinya  setara  dengan  orang  lain,  ia  mudah  terpengaruh  memilih jalan  keluar  yang  menjanjikan hasil  seketika  walaupun  tindakan  tersebut  bukan
pilihan yang terbaik atau benar. b.
Harga diri yang rendah Hal ini dapat diartikan bahwa seseorang merasa dirinya tidak berharga dan tidak
memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan. Seringkali yang bersangkutan merasa bahwa  dirinya  tidak  dianggap  dan  disepelekan.  Hal  tersebut  merupakan  beban
psikologis yang cukup berat. Keterbatasan keterampilan dalam mengahadapinya mengakibatkan  seseorang  tidak  mampu  melaksanakan  perbaikan  diri  serta
cenderung lari dari kenyataan. c.
Kurang terampil dalam mengambil keputusan Adanya  kebiasaan  sebelumnya  bahwa  setiap  keputusan dalam  hidup ditentukan
oleh  orang  lain,  maka  individu  yang  bersangkutan  tidak  terbiasa  dalam  proses membuat  keputusan  yang  tepat.  Seseorang  bisa  menjadi  tidak  mampu
Universitas Sumatera Utara
membedakan  antara  keinginan  dan  kebutuhan,  membuat  urutan  prioritas  serta mengantisipasi dampak dari tindakannya terhadap diri sendiri maupun orang lain.
d. Kurang terampil memecahkan masalah
Dalam  kehidupan  manusia selalu  menghadapi  bermacam-macam  masalah.  Bagi seseorang yang terbiasa selalu dibantu oleh orang lain untuk mencari jalan keluar
mengahadapi  masalah,  mangakibatkan  yang  bersangkutan  kurang  memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Biasanya ia akan menyangkal adanya
masalah atau  meremehkannya atau  mememcahkannya dengan  cara yang kurang matang.
e. Sulit mengendalikan keinginan
Dalam  hal  ini  bila  mempunyai  suatu  keinginan,  seseorang  yang  berkepribadian rentan jelas mempunyai kelemahan dalam mengendalikan keinginannya impulse
control  impairment.  Akibatnya  ia  cenderung  bertindak  impulsif,  yaitu melakukan  suatu  perbuatan  tanpa  berfikir  atau  membuat  pertimbangan  yang
rasional. f.
Sulit menerima kekecewaan Seseorang  yang  terbiasa  dengan  gaya  hidup  dimana  setiap  keinginannya
dipenuhi,  ia  akan  sulit  menghadapi  kekecewaan  dan  kemarahannya  bila  suatu keinginannya  tidak  terpenuhi.  Dapat  melakukan  perbuatan  yang  merusak  diri
sendiri  dan  orang  lain  self-defeating    destructive  behaviours  jika permintaannya tidak dituruti.
g. Kurang asertif dan terbuka
Universitas Sumatera Utara
Kerentanan  seseorang  tehadap  narkoba  berkaitan  erat  dengan  kemampuan seseorang  bersikap  asertif  dan  terbuka.  Seseorang  yang  kurang  mampu  untuk
mengungkapkan  perasaannya  negatif  seperti  kemarahan,  ketidakpuasan, kejengkelan yang ternyata lebih rentan.
h. Kondisi emosi yang labil
Kondisi emosi  yang  labil  menyebabkan  seseorang  sering  mengalami perubahan emosi  yang  mendadak  dan  tanpa  faktor  penyebab  yang  jelas    mood  swing  .
Kondisi tersebut mencetuskan rasa yang tidak nyaman dalam dirinya emotional discomfort  karena  harapan  sering  tidak  cocok  dengan  kemauannya.  Perbuatan
mengkonsumsi  narkoba  dianggap  lebih  bisa  memberikan  ketenangan  pada dirinya Tanjung, 2013.
Faktor-faktor penggunaan narkoba di lembaga pemasyarakatan : a.
narapidana yang masih belum terlepas dari narkoba b.
narapidana yang tidak mendapatkan terapi dalam lapas c.
kondisi  lapas  di  Indonesia  sebagian  besar  masih  ada  yang  memiliki  kapasitas yang berlebihan
d. karena  pengaruh  lingkungan  karena  narapidana  yang  tidak  terlibat
menggunakan  narkoba  di  satukan  dengan  narapidana  yang  menggunakan narokba Purnama, 2012.
2.7 Dampak Penyalahgunaan Narkoba