Analisis Aspek Teknis

4.4.3. Analisis Aspek Teknis

  Hasil dari aspek pasar menunjukan gambaran masa depan yang cerah bagi usaha yang direncanakan, selanjutnya diteruskan dengan analisis aspek teknis. Aspek teknis dari pengembangan usaha yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak adalah budidaya kolam air deras dan karamba ikan mas dan bawal. Aspek teknis yang dibahas pada penelitian ini meliputi tahap-tahap dan bahan baku produksi, peralatan, fasilitas dan lokasi budidaya berdasarkan pada kondisi usaha pemancingan Tirta Salak.

  Tahap-tahap proses produksi ikan mas dan ikan bawal kolam air deras dan karamba yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak adalah tahap pertama yaitu tahap persiapan, yang terdiri atas persiapan wadah (kolam dan karamba), pengadaan bahan baku, dan penebaran benih (bahan baku). Tahap kedua adalah tahap pemeliharaan, yang terdiri atas proses pemberian pakan, pengontrolan produk, pengontrolan dan mutu air, pencegahan hama dan penyakit. Tahap ketiga adalah tahap pemanenan, yang terdiri atas sortasi produk dan pengepakan. Tahap keempat adalah tahap pasca panen yang selanjutnya wadah (kolam dan karamba) di bersihkan dari sisa-sisa Tahap-tahap proses produksi ikan mas dan ikan bawal kolam air deras dan karamba yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak adalah tahap pertama yaitu tahap persiapan, yang terdiri atas persiapan wadah (kolam dan karamba), pengadaan bahan baku, dan penebaran benih (bahan baku). Tahap kedua adalah tahap pemeliharaan, yang terdiri atas proses pemberian pakan, pengontrolan produk, pengontrolan dan mutu air, pencegahan hama dan penyakit. Tahap ketiga adalah tahap pemanenan, yang terdiri atas sortasi produk dan pengepakan. Tahap keempat adalah tahap pasca panen yang selanjutnya wadah (kolam dan karamba) di bersihkan dari sisa-sisa

a. Tahap Persiapan

  Tahap awal yang harus dilakukan oleh pihak pemancingan Tirta Salak di dalam proses produksi budidaya ikan adalah mempersiapkan kolam dan karamba sebagai tempat hidup ikan- ikan yang dibudidayakan. Persiapan wadah di dalam proses budidaya pemancingan Tirta Salak terdiri dari persiapan kolam dan persiapan karamba.

1) Persiapan kolam

  Persiapan kolam terdiri dari beberapa kegiatan yang meliputi pembuatan kolam, pengeringan kolam, pengapuran, pemupukan, penggaraman, pemberian Plankton Catalyst dan pengisian air ke kolam. Kolam air deras yang dibuat oleh pemancingan Tirta Salak adalah kolam air deras dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 3 m, serta dengan ketinggian 1 m berikut dengan saluran air. Kolam Air deras yang akan dibuat oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 3 kolam untuk ikan mas dan

  1 kolam untuk ikan bawal. Pembuatan kolam diperkirakan oleh pihak pemancingan Tirta Salak akan memakan waktu selama 3 minggu. Hal ini disebabkan kolam yang dibuat adalah kolam coran atau permanen. Setelah pembuatan kolam kolam selesai, selanjutnya kolam diisi dengan air selama 2 hari. Hal ini bertujuan agar bahan kimia dan bau dari semen hilang.

  Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pengeringan kolam. Pengeringan kolam dilakukan secara otomatis dengan cara membuka saluran pembuangan air dari dalam kolam. Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pengeringan kolam adalah selama 1 hari. Pengeringan kolam bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan kimia, bau, hama dan penyakit yang menempel pada air.

  Setelah pengeringan kolam dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pengapuran. Pengapuran dilakukan di sekitar dinding dan dasar kolam. Tujuan dari pengapuran adalah untuk memperbaiki tingkat keasaman (pH) pada kolam serta membantu memberantas hama dan penyakit. Pemancingan Tirta Salak pada menetapkan pengapuran dengan dosis

  50 gm 2 . Setelah kegiatan pengapuran selesai, kegiatan selanjutnya adalah pemupukan. Kegiatan pemupukan

  dilakukan dengan cara menebarkan pupuk secara merata ke seluruh permukaan kolam dan sudut kolam. Pupuk yang diberikan adalah pupuk TSP dan urea, serta pupuk kandang

  dengan dosis masing-masing 5 gm 2 (gabungan TSP dan urea)

  dan 75 gm 2 untuk pupuk kandang. Pemupukan bertujuan

  untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton-plankton dan munculnya zat-zat hara yang berfungsi menyuburkan perairan.

  Penumbuhan pakan alami ini juga dibantu dengan pemberian Plankton Catalyst dengan dosis 5 gm 2 . Plankton

  Catalyst diberikan sepanjang periode budidaya, selain pada tahap persiapan kolam sebagai pupuk dasar untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ikan. Fungsi lainnya adalah menetralisir air pada kolam, terutama setelah terkena hujan. Sementara itu, pemberian garam yang digunakan adalah garam jenis khusus yang disebut oleh pemancingan Tirta Salak adalah garam laut. Kegiatan pengapuran, pemupukan dan penggaraman ini hanya dilakukan satu kali per periode budidaya.

  Kegiatan berikutnya adalah kegiatan terakhir pada persiapan kolam. Kegiatan ini adalah kegiatan pengisian air ke kolam. Pengisian air ke dalam kolam yang dilakukan pemancingan Tirta Salak dengan mengisi air setinggi ± 30 cm dan dibiarkan selama 2 hari. Kemudian, air dibuang untuk diisi Kegiatan berikutnya adalah kegiatan terakhir pada persiapan kolam. Kegiatan ini adalah kegiatan pengisian air ke kolam. Pengisian air ke dalam kolam yang dilakukan pemancingan Tirta Salak dengan mengisi air setinggi ± 30 cm dan dibiarkan selama 2 hari. Kemudian, air dibuang untuk diisi

2) Persiapan Karamba

  Persiapan karamba terdiri dari kegiatan pembuatan karamba dan penancapan karamba. Kegiatan pembuatan karamba adalah kegiatan memotong kayu dan bambu sebagai bahan dasar pembuatan karamba. Awalnya kayu atau balok dirancang membentuk kerangka persegi, setelah rangka selesai dibuat maka dinding kerangka dilapisi potongan bambu yang telah dipotong panjang-panjang. Tidak hanya itu, pada proses pembuatan karamba. Karamba harus dibuat pintu sebagai sarana memasukan ikan dan pakan. Karamba yang akan dibuat oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 1 karamba untuk ikan mas dan 1 karamba untuk ikan bawal dengan ukuran panjang

  4 m, lebar 2 m, dan tinggi 1,2 m. Pembuatan karamba diperkiran oleh pemancingan Tirta Salak akan membutuhkan waktu selama 7 hari.

  Setelah pembuatan karamba selesai, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penancapan karamba di dasar sungai. Kegiatan ini adalah kegiatan terakhir dalam persiapan karamba dan juga sebagai kegiatan yang paling sulit untuk dilakukan. Kegiatan penancapan karamba dilakukan dengan cara menggali dasar sungai sedalam 30 cm. Kegiatan penancapan karamba harus dilakukan pada saat kondisi arus sungai tenang, karena bila arus sungai besar galian yang dibuat akan tertimbun kembali oleh pasir yang telah digali. Kegiatan penancapan karamba diperkirakan oleh pemancingan Tirta Salak akan membutuhkan waktu selama 1 minggu.

b. Tahap Pengadaan dan Penebaran Bahan Baku

  Bahan baku yang digunakan oleh pemancingan Tirta Salak untuk budidaya kolam air deras dan karamba adalah ikan mas dan ikan bawal. Ikan mas dan ikan bawal yang digunakan adalah ikan- ikan yang memiliki mutu yang baik, berukuran seragam, tidak cacat fisik, sehat dan gesit, bebas dari parasit penyakit dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Bahan baku yang digunakan oleh pemancingan Tirta Salak adalah berukuran 1 kg6 ekor untuk ikan mas dan 1 kg8 ekor untuk ikan bawal. Bahan baku ikan mas didapat dari pemasok yang sudah menjadi langganan pemancingan Tirta Salak, pemasok tersebut adalah pembudidaya ikan mas jaring apung di Cirata. Sedangkan untuk ikan bawal, pemancingan Tirta Salak mendapatkannya dari pembudidaya yang berada di Sukabumi.

  Dalam proses perencanaan pengembangan usahanya, pemancingan Tirta Salak menetapkan penanaman benih (bahan baku) dengan rataan padat penebaran sebanyak 500 kgkolam untuk ikan mas dan ikan bawal. Sedangkan untuk karamba, pemancingan Tirta Salak menetapkan padat penebaran sebanyak 100 kgkaramba untuk ikan mas dan ikan bawal. Dengan demikian, pemancingan Tirta Salak harus melakukan pengadaan bahan baku sebanyak enam kali dalam satu siklus produksi, dengan total bahan baku yang dibutuhkan masing-masing sebanyak 600 kg untuk ikan mas dan ikan bawal. Hal ini disebabkan pemancingan Tirta Salak mentargetkan proses pemanenan berlangsung setiap satu bulan, sehingga pemancingan Tirta Salak melakukan kegiatan pengadaan bahan baku setiap bulan sekali.

  Secara umum penebaran bahan baku dilakukan pada malam pagi atau sore hari, karena penebaran akan lebih baik jika dilakukan pada saat suhu udara rendah dan kondisi perairan tidak terlalu panas (Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2003). Namun demikian, hal ini tergantung pada waktu kedatangan bahan baku Secara umum penebaran bahan baku dilakukan pada malam pagi atau sore hari, karena penebaran akan lebih baik jika dilakukan pada saat suhu udara rendah dan kondisi perairan tidak terlalu panas (Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2003). Namun demikian, hal ini tergantung pada waktu kedatangan bahan baku

  Pemberokan adalah proses penyesuaian atau adaptasi ikan dengan suhu air pada kolam atau karamba. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukan ikan beserta wadahnya ke dalam bak air dengan jaring-jaring pada permukaannya dan dibiarkan selama 10 -

  20 menit. Cara lain adalah dengan memasukan air kolam sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan ke dalam plastik kemasan (wadah).

  Setelah terjadi penyesuaian pada ikan, wadah dimasukan ke dalam kolam dan karamba. Air pada wadah akan bercampur dengan air pada kolam secara perlahan dan ikan akan berenang ke dalam kolam dan karamba. Hal ini bertujuan untuk menghindari tingkat stress pada ikan yang nantinya dapat mengakibatkan berkurangnya bobot ikan sampai dengan kematian.

c. Tahap Pemeliharaan

  Tahap pemeliharan terdiri dari beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain adalah kegiatan pemberian pakan, kegiatan pemeriksaan ikan, kegiatan pemeriksaan hama dan pernyakit, serta kegiatan pemeriksaan mutu air.

1) Pemberian Pakan

  Pemberian pakan sebaiknya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan ikan, mudah didapat, tersedia setiap saat, disenangi ikan dan ekonomis (Rukmana, 2005). Berdasarkan hasil wawancara, pemancingan Tirta Salak berencana menggunakan dua jenis pakan, yaitu pakan buatan, pakan alami. Pakan tersebut antara lain adalah pellet, keong mas, dan sampah sisa rumah tangga. Pakan buatan yang digunakan adalah tipe SINTA dengan harga Rp 6.000,00kg. Untuk pakan alami berupa keong mas dengan harga Rp 2.500,00kantong plastik besar atau ± 2 kg. Sedangkan untuk sampah sisa rumah Pemberian pakan sebaiknya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan ikan, mudah didapat, tersedia setiap saat, disenangi ikan dan ekonomis (Rukmana, 2005). Berdasarkan hasil wawancara, pemancingan Tirta Salak berencana menggunakan dua jenis pakan, yaitu pakan buatan, pakan alami. Pakan tersebut antara lain adalah pellet, keong mas, dan sampah sisa rumah tangga. Pakan buatan yang digunakan adalah tipe SINTA dengan harga Rp 6.000,00kg. Untuk pakan alami berupa keong mas dengan harga Rp 2.500,00kantong plastik besar atau ± 2 kg. Sedangkan untuk sampah sisa rumah

  Rencana pemberian pakan per hari adalah 1 dari bobot ikan untuk pakan buatan dan 2 dari bobot ikan untuk pakan alami, sehingga total pemberian pakan adalah 3 dari bobot ikan setiap kali pemberian. Di samping itu, pemberian Plankton Catalyst berfungsi meningkatkan dan menumbuhkan pakan alami. Frekuensi pemberian pakan 3 kali per hari, yaitu pagi hari untuk pakan buatan sebagai pemicu, siang hari diberikan pakan alami berupa keong mas dan di malam hari diberikan campuran pakan buatan, serta pakan alami. Pemberian pakan juga perlu memperhatian keadaan cuaca. Apabila cuaca tidak baik, misalnya hujan, maka pemberian pakan buatan tidak boleh terlalu banyak karena kondisi ikan akan menjadi tidak baik dan berakibat kematian.

  Kebutuhan pakan buatan dan pakan alami per periode budidaya masing-masing 10.560 kg untuk pakan buatanbulan dan 10.560 kg untuk pakan alami berupa keong masbulan untuk ikan mas, untuk ikan bawal 5.280 kg untuk pakan buatan dan 5.280 kg untuk keong mas. Sedangkan untuk pakan campuran yang digunakan adalah sisa sampah rumah tangga dan pakan buatan sebanyak 1 dari bobot ikan.

2) Pemeriksaan Produk

  Pemeriksaan produk ikan mas dan ikan bawal kolam air deras dan karamba dilakukan dengan cara melihat produk dengan menggunakan hapa (jaring besar) dan juga serokan. Pemeriksaan dimaksudkan agar produk (ikan) yang dihasilkan oleh pemancingan Tirta Salak memiliki mutu baik, sehingga memiliki harga jual tinggi. Selain itu, pemeriksaan produk dilakukan untuk mencegah penyakit yang akan menyerang Pemeriksaan produk ikan mas dan ikan bawal kolam air deras dan karamba dilakukan dengan cara melihat produk dengan menggunakan hapa (jaring besar) dan juga serokan. Pemeriksaan dimaksudkan agar produk (ikan) yang dihasilkan oleh pemancingan Tirta Salak memiliki mutu baik, sehingga memiliki harga jual tinggi. Selain itu, pemeriksaan produk dilakukan untuk mencegah penyakit yang akan menyerang

3) Pemeriksaan Hama dan Penyakit

  Pemeriksaan hama dan penyakit yang dilakukan oleh pemancingan Tirta Salak adalah dengan cara menjaga masuk dan keluarnya air, serta debit air yang masuk ke kolam. Apabila produk telah terserang penyakit, maka yang perlu dilakukan adalah memisahkan produk dari kolam. Hal ini bertujuan agar penyakit tidak menyebar ke produk yang lain. Setelah pemisahan, produk disimpan di dalam kolam penampungan dan diberikan obat. Obat yang digunakan adalah Blicth Ich.

4) Pemeriksaan Mutu Air

  Pemeriksaan mutu dilakukan dengan cara memeriksa saluran air. Kadangkala saluran air seringkali terjadi pemampatan oleh sampah yang bertumpuk. Pemeriksaan mutu air dilakukan dengan cara menjaga debit air pada kolam dan memeriksa pH air pada kolam. pH air yang baik untuk ikan adalah 6,5 - 7.

d. Tahap Pemanenan

  Lama waktu budidaya kolam air deras dan karamba yang dibutuhkan hingga produk mencapai ukuran pasar di wilayah pemancingan Tirta Salak adalah satu bulan. Dalam hal ini, pemancingan Tirta Salak melakukan pemanenan setiap bulan sekali, jadi siklus proses produksi yang diterapkan oleh pemancingan Tirta Salak adalah satu bulan sekali dengan proses penanaman bahan baku per minggu setelah kolam dikosongkan. Awal periode terhitung sejak pemancingan Tirta Salak melakukan tahap penebaran benih (bahan baku) dan berakhir setelah panen dilakukan. Jadwal pemanenan dapat dilihat pada Tabel 9.

  Tabel 9. Rencana jadwal tanam panen pemancingan Tirta Salak

  2009 - p p p p p P p p p p p 2010 p p p p p p P p p p p p 2011 p p p p p p P p p p p p 2012 p p p p p p P p p p p p 2013 p p p p p p p p p p p p

  Sumber : Data Primer Diolah, 2008

  Proses pemanenan di pemancingan Tirta Salak dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari dengan memperhatikan beberapa faktor. Misalnya, ketika sedang hujan, maka proses pemanenan tidak dilakukan, karena akan mempengaruhi kondisi ikan. Tidak hanya itu, kedalaman air juga perlu dipertahankan setinggi

  20 – 30 cm dan penangkapan dilakukan dengan hati-hati, agar tidak menyebabkan lepasnya sisik, terutama sisik pada bagian punggung (Badan Riset Kelautan dan Perikanan, 2003). Biasanya proses pemanenan dilakukan oleh pembeli ikan, yaitu pihak pemancingan atau pihak tengkulak untuk di jual ke pengecer, yang langsung datang ke pemancingan Tirta Salak. Pemanenan dapat pula dilakukan oleh pihak pemancingan Tirta Salak.

  Menurut pihak pemancingan Tirta Salak, sebelum ikan dipanen biasanya dilakukan pemberokan kembali dan dipuasakan selama satu hari, tujuannya agar perut ikan menjadi kosong, sehingga tidak dapat mengeluarkan kotoran ketika berada di bak penampungan. Wadah penampungan yang kotor akan mengakibatkan ikan menjadi stress, sehingga mati sebelum sampai ke tangan konsumen (Diyaniati, 2005).

  Pada usaha ini, pemancingan Tirta Salak memperkirakan mortalitas bahan baku ikan mas dan ikan bawal kolam air deras sebesar 10. Dengan demikian, ikan dapat dipanen sebanyak 8.100 ikan atau 2.700 kg untuk ikan mas kolam air deras dan 3.600 ikan atau 1.200 kg ikan bawal kolam air deras. Sedangkan untuk Pada usaha ini, pemancingan Tirta Salak memperkirakan mortalitas bahan baku ikan mas dan ikan bawal kolam air deras sebesar 10. Dengan demikian, ikan dapat dipanen sebanyak 8.100 ikan atau 2.700 kg untuk ikan mas kolam air deras dan 3.600 ikan atau 1.200 kg ikan bawal kolam air deras. Sedangkan untuk

e. Tahap Pasca Panen

  Tahap pasca panen merupakan tahap dimana pemancingan Tirta Salak melakukan kegiatan persiapan kembali untuk melakukan penebaran bahan baku. Pada tahap pasca panen, proses yang dilakukan hanya mengeringkan air lalu mengisinya kembali seperti semula. Kegiatan ini bertujuan agar air yang ada di kolam menjadi bersih kembali. Untuk kegiatan budidaya karamba, kegiatan pada tahap pasca panen hanya melakukan pemeriksaan karamba. Hal ini bertujuan agar tidak ada bambu-bambu pelapis karamba yang terbuka. Proses tahap pasca panen hanya berlangsung selama 1 hari.

1. Peralatan Produksi

  Peralatan yang digunakan dalam pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak adalah usaha budidaya ikan kolam air deras dan karamba yang terbagi atas dua hal, yaitu peralatan utama dan peralatan pendukung. Peralatan utama adalah peralatan yang berhubungan dengan proses teknis budidaya. Sedangkan peralatan pendukung merupakan peralatan yang disediakan untuk mendukung proses produksi Peralatan utama terdiri atas :

a. Ember

  Ember berfungsi sebagai wadah untuk kegiatan pemindahan, penampungan dan kegiatan pemeriksaan ikan. Ember yang digunakan sebanyak 6 unit dengan harga Rp 7.000,00 per unit. Ember memiliki umur ekonomis selama 1 tahun.

b. Serok

  Serok atau serokan berfungsi sebagai alat untuk mengambil ikan yang berada di kolam dan karamba. Serok yang tersedia di pemancingan Tirta Salak adalah sebanyak 6 unit dengan harga Rp 20.000,00 per unit. Serok memiliki umur ekonomis selama 1 bulan.

c. Hapa

  Hapa digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi ikan setelah proses pemanenan. Hapa yang digunakan adalah sebanyak 6 unit dengan harga Rp 300.000,00 per unit. Hapa memiliki umur ekonomis selama 1 tahun.

d. Tabung Oksigen

  Tabung oksigen digunakan untuk melakukan pengisian oksigen pada saat proses pengiriman produk bila menggunakan plastik kemasan. Tabung oksigen yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 2 unit. Tabung oksigen harus diisi, apabila oksigen di dalam sudah habis. Harga tabung oksigen Rp 3.000.000,00 per unit dengan umur ekonomis 10 tahun. Sedangkan untuk isi ulang oksigen, pengisian dilakukan setiap 1 bulan sekali (apabila habis). Harga untuk pengisian tabung oksigen adalah Rp 100.000,00 per pengisian.

e. Timbangan

  Timbangan digunakan untuk menimbang bobot ikan. Timbangan yang digunakan 2 unit dengan harga Rp 250.000,00 per unit. Timbangan memiliki umur ekonomis selama 5 tahun.

f. Jeligen Timbangan

  Jeligen timbangan merupakan sejenis drum yang digunakan umtuk menampung ikan ketika bobotnya Jeligen timbangan merupakan sejenis drum yang digunakan umtuk menampung ikan ketika bobotnya

g. Jeligen Angkut

  jeligen angkut merupakan sejenis drum angkut yang terbuat dari drum plastik. Jeligen angkut digunakan untuk menampung ikan yang telah siap diangkut ke tempat penjualan. Jeligen angkut yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak adalah sebanyak 10 unit dengan harga Rp 30.000,00 per unit dan memiliki umur ekonomis selama 1 tahun.

  Peralatan pendukung merupakan peralatan yang digunakan untuk mendukung proses produksi budidaya kolam air deras dan karamba. Peralatan tersebut terdiri dari :

a. Alat Tulis Kantor

  Alat tulis kantor adalah alat pendukung dalam proses produksi. Peralatan kantor digunakan untuk mencatat setiap kali terjadi proses pengadaan bahan baku, penebaran, pemanenan, sampai dengan proses pemesanan produk. Alat tulis kantor yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 1 set lengkap dengan harga Rp 100.000,00 per set dan memiliki umur ekonomis selama 3 bulan.

  White board berfungsi sebagai sarana pemberitahuan informasi jadwal dan kegiatan proses produksi. White board yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 1 unit dengan harga Rp 350.000,00 per unit. Umur ekonomis white board adalah 5 tahun.

c. Lemari Penyimpanan

  Lemari penyimpanan digunakan untuk menyimpan peralatan produksi dan juga pakan buatan. Lemari Lemari penyimpanan digunakan untuk menyimpan peralatan produksi dan juga pakan buatan. Lemari

d. Karet Gelang

  Karet gelang berfungsi untuk mengikat plastic kemasan. Karet gelang yang dibutuhkan oleh pemancingan Tirta Salak adalah 3 kg dengan harga Rp 5.000,00 kg. Karet gelang memiliki umur ekonomis selama 2 kali proses pemanenan, yaitu 2 bulan.

e. Plastik Kemasan

  Plastik kemasan berfungsi sebagai tempat untuk produk yang akan dijual. Plastik kemasan yang digunakan adalah plastik khusus untuk pengepakan ikan. Plastik kemasan yang dibutuhkan oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 10 kg dengan harga Rp 30.000,00kg. Plastik kemasan memiliki umur ekonomis selama 1 bulan.

2. Fasilitas Produksi

  Fasilitas produksi yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak adalah :

a. Kolam Air Deras

  Kolam air deras merupakan fasilitas produksi yang berguna sebagai wadah untuk melakukan proses budidaya. Kolam air deras yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak dalam pengembangan usahanya sebanyak 4 kolam dengan harga Rp 5.000.000,00kolam. Umur ekonomis kolam air deras adalah 15 tahun.

b. Karamba

  Karamba merupakan fasilitas produksi yang digunakan untuk proses budidaya. Karamba yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak dalam pengembangan usaha sebanyak 2 karamba dengan harga

  Rp 700.000,00karamba. Karamba memiliki umur ekonomis 3 tahun.

c. Kolam Penampungan

  Kolam penampungan berfungsi sebagai sarana penampungan untuk hasil produksi yang baru dipanen. Kolam penampungan yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan kedalaman 50 cm. Kolam penampungan yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 1 kolam, dengan harga Rp 3.000.000,00kolam. Kolam penampungan memiliki umur ekonomis selama 15 tahun.

d. Kolam Pengobatan

  Kolam pengobatan berfungsi sebagai wadah untuk ikan yang sedang terkena penyakit. Kolam pengobatan memiliki ukuran panjang 4 m, lebar 2 m, dan kedalaman

  50 cm. Kolam pengobatan yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak 1 kolam, dengan harga Rp 3.000.000,00kolam. Kolam pengobatan memiliki umur ekonomis selama 15 tahun.

e. Transportasi

  Transportasi yang digunakan meliputi kendaraan roda empat yang telah disediakan oleh pihak pemancingan Tirta Salak. Kendaraan tersebut khusus digunakan untuk melakukan pengadaan bahan baku dan juga mengirim produk ke pembeli. Kendaraan yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak sebanyak satu unit dengan harga Rp 75.000.000,00 per unit. Tidak hanya itu, biaya yang perlu di keluarkan untuk bahan bakar kendaraan diperkirakan Rp 200.000,00bulan. Kendaraan tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun.

f. Telepon

  Telepon yang digunakan adalah pesawat telepon biasa. Fasilitas ini digunakan untuk melakukan komunikasi dengan pembudidaya (pemasok) bahan baku dan kepada konsumen. Pengeluaran untuk fasilitas ini Rp 150.000,00bulan. Untuk biaya pemasangan telepon, dalam hal ini pihak pemancingan Tirta Salak telah menyetujui bahwa pemasangan telepon tidak dimasukan ke dalam investasi, hanya biaya abodemen dan tagihan telepon. Hal tersebut dikarenakan pemancingan Tirta Salak sudah melakukan pemasangan telepon pada usaha pemancingannya.

g. Listrik

  Penggunaan listrik diperlukan untuk menjalankan perangkat-perengkat elektronik yang dimiliki oleh pemancingan Tirta Salak. Penggunaan listrik ditujukan untuk penerangan kolam dan karamba pada malam hari. Pengeluaran untuk fasilitas ini diperkirakan oleh pemancingan Tirta Salak Rp 150.000,00bulan. Sama hal dengan pemasangan telepon, pemancingan Tirta Salak menyetujui bahwa biaya pemasangan listrik tidak di masukan ke dalam investasi, melainkan hanya biaya abodemen dan tagihan per bulan, karena pemancingan ini sudah melakukan pemasangan listrik (PLN) pada usaha pemancingannya.

  h. Air

  Penggunaan air bersih adalah untuk keperluan para tenaga kerja yang ada di pemancingan Tirta Salak. Air bersih digunakan untuk minum, mencuci, mandi, dan hal- hal dibutuhkan oleh tenaga kerja. Pengeluaran untuk fasilitas ini adalah sebesar Rp 142.000,00bulan. Sama hal dengan pemasangan telepon dan listrik, dalam hal ini Penggunaan air bersih adalah untuk keperluan para tenaga kerja yang ada di pemancingan Tirta Salak. Air bersih digunakan untuk minum, mencuci, mandi, dan hal- hal dibutuhkan oleh tenaga kerja. Pengeluaran untuk fasilitas ini adalah sebesar Rp 142.000,00bulan. Sama hal dengan pemasangan telepon dan listrik, dalam hal ini

  

4.4.3.3. Bahan Baku Produksi

  Bahan baku produksi terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penunjang. Bahan baku utama merupakan bahan baku yang digunakan sebagai bahan mentah untuk dilakukannya proses produksi dan juga bahan yang terlibat langsung dalam proses produksi. Sedangkan bahan baku penunjang merupakan bahan baku yang menunjang berjalannya proses produksi. Bahan baku utama yang digunakan dalam pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak adalah :

a. Ikan

  Ikan yang digunakan sebagai bahan baku pada pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak adalah ikan mas dan ikan bawal. Bahan baku tersebut memiliki ukuran yang berbeda, yaitu 1 kg (6 ekor) untuk ikan dan 1 kg (8 ekor) untuk ikan bawal. Bahan baku yang dibutuhkan untuk 1 periode produksi adalah sebanyak 1.600 kg untuk ikan mas dan 600 kg untuk ikan bawal. Bahan baku tersebut dibeli dengan harga Rp 10.200,00kg untuk ikan mas dan Rp 7.000,00kg untuk ikan bawal. Bahan baku ikan memiliki umur ekonomis selama 1 kali periode produksi (1 bulan).

b. Pakan

  Pakan yang digunakan dalam proses produksi pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak terdiri

  dari tiga jenis pakan, yaitu pakan buatan berupa pellet dan pakan alami berupa keong mas, plankton-plankton, dan sampah sisa rumah makan. Pakan buatan (pellet) yang digunakan adalah SINTA dengan harga Rp 6.000,00kg. Pellet yang dibutuhkan untuk satu periode produksi 15.840 kg. Sedangkan untuk pakan alami berupa keong mas didapatkan dengan harga Rp 2.500,001 kg. Keong mas yang dibutuhkan untuk satu periode produksi 15.840 kg. Untuk pakan berupa sampah sisa rumah makan, pemancingan Tirta Salak memperoleh dari rumah makan-rumah makan yang ada disekitar lokasi. Dalam hal ini, pemancingan Tirta Salak harus membayar Rp 100.000,00bulan untuk berlangganan kepada rumah makan untuk dikirim sampah sisa rumah makan per harinya.

c. Obat

  Obat berfungsi untuk menyehatkan ikan yang terkena penyakit. Obat yang digunakan oleh pemancingan Tirta Salak pada proses produksinya adalah Blicth Ich. Obat tersebut didapat dari perusahaan-perusahaan perikanan. Obat yang dibutuhkan oleh pemancingan Tirta Salak dalam satu periode produksi adalah sebanyak 1 botol, dengan harga Rp 10.000,00botol.

  Sedangkan untuk bahan baku penunjang adalah :

a. Kapur

  Kapur berfungsi sebagai bahan untuk membantu memperbaiki tingkat keasaman (pH) dan memberantas penyakit, serta hama. Kapur yang diperlukan oleh pemancingan Tirta Salak 30 kg untuk 1 kali periode produksi, dengan harga Rp 5.000,00kg.

b. Pupuk

  Pupuk berfungsi untuk menumbuhkan pakan alami berupa plankton-plankton dan munculnya zat-zat hara yang berfungsi menyuburkan perairan. Pupuk yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu TSP, urea dan kandang. Pupuk TSP dan Urea yang dibutuhkan untuk satu kali periode produksi 1 kg, dengan harga Rp Rp 8.000,00kg. Sedangkan untuk pupuk kandang, dibutuhkan 50 kg, dengan harga Rp 2.000,00kg.

c. Garam

  Garam berfungsi untuk menetralisir air. Garam yang digunakan oleh pemancingan Tirta Salak adalah garam khusus yang biasa disebut garam laut. Garam yang dibutuhkan untuk satu kali periode produksi adalah sebanyak 10 kg, dengan harga Rp 6.000,00kg.

d. Plankton Catalyst

  Plankton catalyst berfungsi untuk merangsang pertumbuhan plankton-plankton pada kolam. Plankton catalyst yang dibutuhkan untuk satu kali periode

  periode produksi 6 bungkus, dengan harga

  Rp 85.000,00bungkus.

4.4.3.4. Lokasi Budidaya

  Lokasi budidaya pemancingan Tirta Salak berada pada satu lokasi dengan tempat pemancingan. Lokasi budidaya yang baik sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan yang meliputi persyaratan sosial, ekonomis,

  dan teknis ( b www.goecities.com , 2008 ). Persyaratan sosial adalah sebagai berikut :

  a. Kelestarian lingkungan sekitar lokasi dapat dijaga. Maksudnya, lokasi budidaya yang digunakan tidak merusak lingkungan yang sudah ada.

  b. SDA sekitar lokasi dapat digunakan. Maksudnya, penyediaan sarana dan prasarana tidak perlu mencari ke daerah lain.

  c. Penduduk sekitar lokasi dapat digunakan sebagai tenaga kerja. Maksudnya, orang-orang yang bekerja dalam usaha berasal dari lingkungan sekitar sehingga dapat mengurangi pengangguran.

  d. Ada dampak positif bagi masyarakat sekitar.

  e. Keamanan terjamin atau tidak terganggu oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab. Lokasi budidaya pemancingan Tirta Salak termasuk

  memenuhi semua persyaratan yang telah dikemukakan. Sumber daya yang digunakan oleh pemancingan Tirta Salak, baik dalam hal sarana dan prasarana budidaya maupun tenaga kerja, berasal dari lingkungan sekitar lokasi usaha. Selain itu, pemancingan Tirta Salak, baik dalam melestarikan dan tidak merusak lingkungan, karena awalnya lokasi pemancingan Tirta Salak merupakan tempat pembuangan sampah, sehingga mengakibatkan lingkungan menjadi kotor dan kumuh.

  Pelaksanaan kegiatan tidak merusak lingkungan sekitar, melainkan membantu dalam pengaturan air. Contohnya, di lokasi pemancingan Tirta Salak awal seringkali terjadi banjir yang disebabkan meluapnya air sungai (kali) karena tersumbat oleh sampah. Dengan adanya lokasi pemancingan Tirta Salak dan juga tempat budidaya, maka air sungai akan terkontrol dan dapat untuk mengairi sawah di sekitar kolam.

  Kegiatan ini berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Contohnya, ketika pemancingan Tirta Salak akan melakukan proses persiapan kolam dan pemanenan, pemancingan Tirta Salak akan merekrut para pemuda Kegiatan ini berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Contohnya, ketika pemancingan Tirta Salak akan melakukan proses persiapan kolam dan pemanenan, pemancingan Tirta Salak akan merekrut para pemuda

  Persyaratan ekonomis adalah :

  a. Lokasi dekat dengan derah pemasaran.

  b. Lokasi tidak jauh dari pusat kota, agar sarana produksi mudah diperoleh dan harganya tidak terlalu mahal.

  c. Terdapat prasarana jalan yang baik dan sarana angkutan yang memadai, sehingga kegiatan pengangkutan sarana produksi dan pemasaran hasil akan lebih cepat.

  d. Sarana produksi dan peralatan mudah didapat, sehingga bila dibutuhkan segera dapat diperoleh.

  e. Fasilitas, seperti telepon, lancar agar mudah dalam mencari informasi dan sarana produksi. Lokasi budidaya pemancingan Tirta Salak tidak jauh

  dari dari daerah pemasarannya, karena daerah pemasaran pemancingan Tirta Salak berada di satu wilayah, yaitu Kecamatan Ciomas. Jarak lokasi pemancingan Tirta Salak ke Kotamadya Bogor dapat ditempuh dalam waktu 15 menit. Alat transportasi yang dapat digunakan adalah kendaraan roda empat dan roda dua. Setiap harinya kendaraan umum roda empat melintas di Kecamatan Ciomas selama 24 jam, dengan biaya Rp 2.000,00, (tergantung jaraknya). Fasilitas lainnya, seperti jalan, telepon, dan listrik berada pada kondisi yang baik untuk digunakan. Secara umum, wilayah Kecamatan Ciomas termasuk mudah dijangkau.

  Persyaratan teknis adalah :

  a. Mutu air harus baik dan tidak tercemar limbah industri.

  b. Lokasi budidaya berada pada daerah aliran air sehingga terjadi sirkulasi air yang baik.

  c. Lokasi budidaya berada di daerah yang bebas angin kencang.

  Kecamatan Ciomas merupakan daerah yang berada dekat dengan Gunung Salak. Karena berada di dekat Gunung Salak, tersedianya air di Kecamatan Ciomas masih melimpah. Tidak hanya itu, lokasi pemancingan Tirta Salak di apit oleh 2 sungai kecil yang memiliki aliran air yang deras, sehingga untuk pasokan air sangat baik dalam melakukan budidaya kolam air deras dan karamba. Selain itu, lokasi pemancingan Tirta Salak berada di daerah bebas angin kencang dengan curah hujan mencapai 4.671 mm per

  tahun dan rataan suhu 24,9 o – 25,8 C.

  o

4.4.3.5. Layout Produksi

  Pemancingan Tirta Salak memiliki layout produksi yang ideal dalam melakukan budidaya kolam air deras dan karamba. Layout produksi yang baik berguna dalam efisiensi produksi, karena dengan memiliki layout produksi yang baik maka kinerja proses produksi akan berjalan dengan optimal.

  Layout diperlukan dalam perusahaan, karena :

  a. Adanya perubahan desain produk

  b. Adanya produk baru.

  c. Adanya perubahan volume permintaan.

  d. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan.

  e. Fasilitas produksi yang ketinggalan jaman.

  f. Penghematan biaya.

  g. Adanya kecelakaan dalam proses produksi.

  h. Pemindahan lokasi pasarkonsentrasi terhadap pasar. Tidak hanya itu, dalam penyusunan layout harus memenuhi kriteria-kriteria penyusunan layout. Kriteria tersebut, adalah :

  a. Jarak angkut yang minimum.

  b. Penggunaan ruang yang efektif.

  c. Keselamatan barang-barang yang diangkut.

  d. Fleksibel.

  e. Kemungkinan ekspansi masa depan.

  f. Biaya diusahakan serendah mungkin.

  g. Aliran material yang baik. Dengan memenuhi kriteria tersebut, maka penyusunan layout pun akan berjalan dengan dengan baik

  ( a www.geocities.com , 2008 ). Layout produksi yang dibuat oleh pemancingan Tirta Salak dalam pengembangan usaha

  di bidang budidaya kolam air deras meliputi yang dimuat pada Gambar 3.

  Gambar 3. Layout produksi pengembangan usaha

  pemancingan Tirta Salak.

  Keterangan :

  1. Pintu

  2. Kolam pemancingan besar

  3. Kantor dan kantin

  4. Kolam pemancingan kecil

  5. Kolam penampungan pemancingan

  6. Mushola

  7. Pintu

  8. Kolam air deras ikan mas

  9. Kolam air deras ikan bawal

  10. Pondok jaga

  11. Karamba (ikan mas dan bawal)

  12. Kolam penampungan

  13. Kolam pengobatan

  14. Sungai

  15. Jembatan