c. Adaptasi Adoption
Adalah tindakan atau praktek yang sudah berkembang, artinya apa yang sudah dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau
tindakan yang berkualitas.
2.1.2. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan Health behavior adalah respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Notoatmodjo, 2010.
Becker 1979 membuat tiga klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan yaitu: 1.
Perilaku Sehat Health behavior adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan antara lain:
makan dengan menu seimbang, kegiatan fisik secara teratur dan cukup, tidak merokok dan meminum minuman keras serta menggunakan narkoba, istrahat yang cukup,
pengendalian atau menejemen stres, perilaku dan gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan.
2. Perilaku Sakit Illnes behavior adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang
yang sakit dan atau terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.
Pada saat sakit atau anaknya sakit, ada beberapa tindakan atau perilaku yang
Universitas Sumatera Utara
muncul, antara lain: a.
Didiamkan saja no action, artinya sakit tersebut diabaikan dan tetap menjalankan kegiatan sehari-hari,
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri self treatment atau
self medication, dimana pengobatan itu sendiri ada dua cara, yakni: cara tradisional kerokan, minum jamu, obat gosok, dan sebagainya, dan cara modren
, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko obat atau apotek. c.
Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas kesehatan, yang dibedakan menjadi dua yaitu: fasilitas pelayanan kesehatan tradisional dukun,
sinshe, paranormal, dan fasilitas pelayanan modren atau profesional puskesmas, poliklinik, dokter atau bidan praktek swasta, rumah sakit.
3. Perilaku peran orang sakit the sick role behavior
Menurut Becker, hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakan perilaku peran orang sakit antara lain:
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat untuk
kesembuhan. c.
Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain mematuhi nasihat-nasihat dokter atau perawat untuk kesembuhannya.
d. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhannya.
e. Melakukan kewajibannya agar tidak kambuh penyakitnya, dan sebagainya.
2.1.3.Determinan Perilaku Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini
disebut determinan. Green 1980, menjelaskan penelitian menyenai perilaku kesehatan di identifikasi tiga faktor
yang mempunyai potensi mempengaruhi kesehatan. Model ini dapat dikembangkan untuk keperluan diagnosis, perencanaan dan intervensi
pendidikan kesehatan, dan dikenal sebagai kerangka kerja PRECEDE yang merupakan singkatan dari “ Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes of Educational Diagnosis
and Evaluation”. 1.
Faktor-faktor predisposisi predisposing factors Yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antar lain
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, keyakinan,tradisi, faktor sosio demografis juga termasuk umur, jenis kelamin, suku, pendidikan dan sebagainya.
2. Faktor-faktor Pendukung Enabling factors
Yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah sakit, Obat-obatan, alat- alat kontrasepsi dan sebagainya.
3. Faktor-faktor penguat Reinforcing factors
Yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, yang terwujud dalam sikap dan tindakan petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.Adopsi perilaku dan indikatornya
Adopsi perilaku merupakan proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Perubahan perilaku dalam kehidupan seseorang melalui 3 tahap yaitu:
1. Pengetahuan, sebelum seseorang mengadopsi perilaku, dia harus tahu terlebih dahulu
manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap kesehatan, mencakup
pengetahuan tentang sakit dan penyakit, pengetahuan tentang cara hidup sehat, dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungannya.
2. Sikap, merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus atau obyek yang dalam hal ini
adalah masalah kesehatan. Indikator sikap kesehatan meliputi: sikap terhadap sakit dan penyakit, sikap cara pemeliharaan dan hidup sehat, dan sikap terhadap lingkungan sehat.
3. Praktek atau Tindakan, setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui, proses berikutnya adalah memperaktekkan hal yang diketahui dan disikapinya Notoatmojo, 2010.
2.2.Konsep Gender
Gender adalah perbedaan peran, perilaku, fungsi laki-laki dan perempuan oleh budaya masyarakat melalui interpretasi terhadap perbedaan biologis laki-laki dan
perempuan. Setiap masyarakat mengembangkan identitas gender yang berbeda, tetapi kebanyakan masyarakat membedakan laki-laki dan perempuan dengan maskulin dan
feminim. Maskulin identik dengan keperkasaan, bergelut di sektor publik, jantan dan agresif. Sedangkan feminim identik dengan lemah lembut, berkutat di sektor domestik rumah,
pesolek, pasif. Disebabkan adanya perbedaan yang tegas terhadap peran laki-laki dan perempuan yang selama ini terjadi di dukung oleh budaya patrilineal yang sangat
Universitas Sumatera Utara
mendominasi menyebabkan ketimpangan gender terjadi. Peran laki-laki sangat ditentukan oleh suku, tempat, umur, pendidikan serta perkembangan zaman. Selama ini yang terjadi
adalah kondisi sosial yang sangat menonjolkan peran laki-laki BKKBN, 2007. Konsep gender yang mengacu pada suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
dan perempuan yang dikontruksi secara sosial kultural atau bersifat dari waktu ke waktu dari tempat ketempat bisa berlawanan, dalam arti berbeda atau dipertukarkan Fakih, 1996.
Menurut Susanti 2000, konstruksi sosial perihal gender dapat dilihat sebagai hal yang wajar, sebab budaya pada setiap komunitas mempunyai ekspresi yang khas. Namun demikian
perbedaan gender bisa menjadi masalah jika perbedaan itu mengakibatkan ketimpangan perlakuan dalam masyarakat serta ketidakadilan dalam hak dan kesempatan baik bagi laki-
laki maupun pada perempuan. Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil
keputusan dalam pemecahan masalah adalah kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Pemegang kekuasaan kita masih banyak bersifat Patrilineal. dimana yang dominan
pemegang kekuasaan adalah pihak suami. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak- anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya Jhonson lenny, 2010.
2.3.Pengertian Suami
Suami adalah pasangan hidup istri ayah dari anak-anak, suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan
yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan diputuskan termasuk
merencanakan keluarga Chaniago, 2002
Universitas Sumatera Utara
2.4. Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga “kulawarga” yang
berarti’anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa yang masih memiliki hubungan darah, Keluarga sebagai kelompok sosial yang terdiri dari
sejumlah individu Keluarga terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.
Menurut Salvicion dan Celis 1998 didalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Peran keluarga sangat penting untuk setiap aspek perawatan anggota keluarga, terutama pada preventif pencegahan dan kuratif pengobatan. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit, keluarga juga yang akan memperhatikan individu tersebut secara total, menilai, dan memberikan perawatan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keadaan sehat
sampai tingkat optimun. Mengingat prioritas tertinggi dari keluarga adalah kesahjateraan anggota keluarga Jhonson lenny, 2010.
2.4.1. Tugas Keluarga Dalam Kesehatan