PUBLIC RELATION
BAB 8. PUBLIC RELATION
“…Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu” (QS. An Nisa’ 4: 1)
Public Relation atau, disebut juga dengan kehumasan merupakan hal yang penting dalam manajemen mentoring. Dilihat dari artinya, tentu kita dapat memahami bahwa dalam hal tersebut, ada yang namanya publik. Lebih tepatnya, berhubungan dengan publik, orang lain, atau dalam kasus sekarang berhadapan dengan pihak sekolah.
Hubungan yang baik dengan pihak sekolah merupakan suatu langkah awal yang menentukan. Seperti diketahui bersama, bahwa kesan pertama adalah kesan yang begitu mendalam dan akan terus diingat sampai kapanpun. Seperti saat kita masih bayi! Ingatan masa kecil kita akan tertanam sampai kita dewasa. Ilmu sains mengenalnya sebagai imprinting.
Pertanyaannya, seberapa penting menimbulkan kesan pertama yang baik dengan pihak sekolah? Jawabannya, sangat penting! Dengan kesan pertama yang baik tentu perjalanan hubungan lanjutan dengan pihak sekolah dapat berjalan baik. Bagi pengelola mentoring sekolah, proyek kehumasan yang baik dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Mengawalinya dengan menjalin silaturahim kepada Guru Agama. Akan lebih mudah bila kita adalah alumni dari sekolah yang diajukan proposal, karena sang guru telah terlebih dahulu mengenal kita. Mengapa Guru Agama dan bukan Kepala Sekolah? Karena boleh jadi Kepala Sekolah kurang mengetahui kondisi di lapangan. Guru Agama tentu lebih sering terjun ke lapangan dan mengetahui betul kondisi siswa.
2. Membawa proposal yang berisi program yang akan dijalankan. Akan lebih baik jika proposal yang dibawa menggunakan nama yayasan, baik itu forum alumni maupun LSM. Karena, sekolah akan lebih merespon terhadap proposal dengan latar organisasi yang jelas. Bukan organisasi tanpa bentuk!
3. Jelaskan dengan bahasa yang baik dan benar. Tidak semua orang dapat mencerna bahasa proposal (atau tidak semua orang mau membacanya!) sehingga peran kita dalam menyampaikannya amat dibutuhkan.
4. Minta Guru Agama untuk membawa kita ke forum sekolah, termasuk Kepala Sekolah. Dukungan akan lebih kuat bila keberadaan kita selaku pengelola mentoring sekolah diketahui, atau lebih bagus bila didukung, oleh unsur sekolah lainnya termasuk Kepala Sekolah.
5. Semua program yang kita ajukan, telah sampai ke tahap pelaksanaan. Yang terpenting tentu saja melaksanakan dengan baik, dan tetap menjaga hubungan silaturahim dengan pihak sekolah. Sering berkunjung ke rumah Guru Agama, misalnya saat lebaran. Menyempatkan diri untuk berbincang dengan guru dan atau Kepala Sekolah saat kita sedang berada di sekolah.
6. Menjalankan evaluasi dan melaporkannya secara rutin kepada sekolah. Hal tersebut dapat menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada kita. Posisi yang sama-sama tahu dan setara dapat menghilangkan kecurigaan kepada kita.
7. Terakhir, jalinlah hubungan yang erat dengan orang tua siswa. Karena bisa jadi orang tua siswa mengira anaknya mengikuti mentoring tetapi kenyataan sebaliknya. Atau ada orang tua yang menuding mentoring sebagai biang keladi atas kelakuan negatif anaknya. Padahal hal itu disebabkan keikutsertaan anaknya dalam pengajian lain, namun orang tuanya mengira bahwa itu adalah mentoring yang diadakan sekolah. Hubungan dengan orang tua tidak sekedar mensosialisasikan mentoring tapi dapat dikembangkan menjadi semacam jembatan komunikasi antara problematika siswa terhadap orang tuanya. Biasanya ini menjadi tanggungjawab mentor masing-masing dalam menjalin hubungan dengan orang tua siswanya. Namun bagaimanapun juga ini harus menjadi salah satu perhatian penting oleh pengelola mentoring.
Sepertinya semua lancar saja? Jika begitu, kita harus bersyukur ... kalau tidak? Masalah tentu dapat dicarikan solusinya. Beberapa permasalah yang dapat ditemui berkenaan dengan hubungan dengan pihak sekolah misalnya:
1. Proposal yang kita ajukan ditolak. Wow! Cobaan yang cukup berat. Bila hal tersebut terjadi, harus dicari tahu penyebabnya. Bisa jadi karena program yang kita ajukan tidak realistis, atau sekolah pernah memiliki pengalaman buruk dengan kegiatan semacam mentoring keislaman yang kita ajukan? Sebisa mungkin kita jelaskan dengan cara yang baik, namun bila tidak bisa juga... mungkin belum saatnya ke sekolah tersebut. Kita masih dapat melangkah ke sekolah lain bukan?
2. Hubungan dengan pihak sekolah mengalami badai di tengah jalan. Misalnya pergantian pengurus lama ke baru. Pengurus baru (yang memang benar-benar baru) merasa agak canggung dalam membina hubungan dengan pihak sekolah. Sedih sekali... hal tersebut dapat disiasati dengan mentransfer ilmu pengurus lama ke baru, atau pengurus lama bersama dengan pengurus baru silaturahim ke pihak sekolah! Cara yang mudah dan menyenangkan.
3. Tidak adanya sistem pelaporan berkala kepada pihak sekolah. Pihak sekolah akan bertanya-tanya. Apa yang diberikan pengelola mentoring kepada anak muridnya? Bagaimana perkembangannya? Jangan- jangan diajari yang tidak-tidak! Untuk mengatasinya, kita dapat membuat sistem pelaporan yang telah tertata dengan rapi dan mudah dipahami. Laporan tersebut dapat diberikan satu semester sekali, atau kalau perlu sebulan sekali. Tidak harus formal, tapi ada.
Mewujudkan hal-hal di atas tidak dapat dilakukan sendiri. Akan lebih baik bila ada tim khusus yang bertugas menangani kehumasan dengan pihak sekolah. Tim tersebut menjadi juru bicara atau orang paling dikenal oleh sekolah. Hal yang wajar, karena akan sulit melibatkan seluruh pengelola mentoring untuk terus hadir dan berinteraksi dengan pihak sekolah.
Mengelola mentoring pun dapat lebih menyenangkan bila kita melibatkan pihak LSM untuk mengadakan acara-acara tertentu. Acara tersebut misalnya berupa outing yang tidak dapat kita kelola sendiri. Acara yang bervariasi tentu akan membuat pelaksanaan mentoring menjadi lebih menyenangkan. Dengan syarat, pihak sekolah mengetahui dan menyetujui acara tersebut!
Sebagai penutup, yang terpenting adalah kita harus selalu membuat diri kita terlihat oleh pihak sekolah plus transparan dalam berbagai kegiatan termasuk dalam hal keuangan. Usahakan untuk selalu menjalin hubungan dengan sekolah (dengan cara yang baik) secara formal maupun informal.
Bagaimana membuat proposal + contohnya
Untuk membuat proposal itu gampang. Lihat contoh proposal di bawah ini. Lalu modifikasi dan update ceritanya. Sesuaikan keadaan dan standarnya dengan lingkungan anda, khususnya sekolah. Bila proposalnya ingin seorisinal mungkin, dapat saja anda bersama teman-teman membuatnya sendiri. OK?
Contoh Proposal Pengembangan Remaja PENDAHULUAN
Segala Pujian dan kesombongan hanyalah hak prerogatif Sang Maha Pencipta, Allah SWT. bersyukur dan mengamalkan apa yang dititahkan-Nya merupakan kewajiban kita sebagai makhlukNya. Kepada pembawa risalah Islam penghancur kebatilan, pendobrak kejumudan dan penyebar cahaya kebenaran, Muhammad SAW, semoga sholawat dan salam selalu tercurah kepadanya, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir jaman.
SMA merupakan sebuah institusi pendidikan yang sangat signifikan dalam pembentukan karakter diri setiap insan. Di sanalah generasi-generasi muda yang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Emosi yang masih labil dan sangat mudah terpengaruh lingkungan menguasai mereka. Oleh karena itu diperlukan sentuhan untuk para generasi penerus ini.
Membangun generasi yang berkualitas tidak bisa dibangun dalam satu hari, tetapi diperlukan usaha keras dan berkelanjutan dari individu-individu dan lembaga-lembaga yang 1 peduli akan kelangsungan generasi rahmatan lil ‘alamin. Hal tersebut tidak mungkin dilakukan secara parsial tetapi dibutuhkan usaha yang sinergik agar menghasilkan output yang optimal.
Maka kami alumni SMAN 24 Serang berusaha mengambil peran dalam mencari dan mengumpulkan serpihan mutiara peradaban ini melalui Forum da’wah dan Silaturrahim alumni disingkat Fadhil