DR. IR. DEDY S. PRIATNA, MSC.
DR. IR. DEDY S. PRIATNA, MSC.
DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA, BAPPENAS
Pembangunan Sanitasi
Harus Dipercepat
Percepatan pem ban gun an san itasi m utlak dilakukan m elihat kon disi san itasi di In don esia saat in i. Percepatan itu butuh sin ergi sem ua stakeholder y ang terlibat di dalam ny a. Seperti apa w ujud percepatan pem ban gun an san itasi in i, kam i m ew aw an carai Deputi Bidan g Saran a dan Prasaran a, Bappen as, Dr. Ir. Dedy S. Priatn a, M Sc. Berikut petikan n y a.
Mengapa kita perlu melakukan
hanya menempati urutan 111 dari
2007). Dampak lainnya tentu saja
percepatan pembangunan
182 negara berkembang (Human
kejadian luar biasa berbagai penyakit
dan kematian balita yang tinggi. Pertama, kesehatan masyarakat
sanitasi?
Development Report, UNDP, 2009 ).
Dua penyebab utama kematian sudah sangat terganggu. Setiap hari
anak balita adalah penyakit yang diperkirakan sebanyak 14.000 ton
Kedua, akses sanitasi penduduk
menyebar melalui kotoran dan tinja dan 176.000 m 3 urine terbuang
Indonesia masih sangat rendah.
lewat perantaraan air seperti kolera, ke badan air, tanah, danau dan
Hingga tahun 2009, baru 51,2 persen
tifus, diare. Ini terkait penggunaan pantai yang menyebabkan 75 persen
penduduk Indonesia yang memiliki
sumber air minum yang tidak layak, sungai tercemar berat dan 70 persen
akses terhadap fasilitas sanitasi
sanitasi yang buruk, dan rendahnya air tanah di perkotaan tercemar
yang layak. Sementara itu, 70 juta
kesadaran masyarakat tentang PHBS. bakteri tinja. Akibatnya insiden
penduduk masih melakukan praktik
Buang Air Besar Sembarangan
diare tinggi, yaitu mencapai 411 per
Ketiga, belum komprehensifnya 1.000 penduduk (Survei Morbiditas
(BABS). Saat ini 98% Tempat
program pembangunan sanitasi Diare Kemkes, 2010 ) dan juga
Pemrosesan Akhir (TPA) juga masih
yang ada. Pembangunan sanitasi meningkatnya biaya pengolahan
dioperasikan secara open dumping.
belum terintegrasi, masih berjalan air sehingga masyarakat harus
Selain itu, terdapat 174 kab/kota
sendiri-sendiri. Peningkatan membayar rata-rata 25% lebih mahal
(38%) yang memiliki risiko sangat
anggaran pun tidak menjamin untuk mendapatkan air minum
tinggi terhadap banjir (Rencana Aksi
berhasilnya pembangunan yang perpipaan. Buruknya kondisi sanitasi
Nasional, Pengurangan Risiko Bencana
berkelanjutan jika tidak ada turut berkontribusi pada rendahnya
2010-2012 ).
koordinasi dan sinergi antar pelaku kualitas hidup yang ditunjukkan
pembangunan. Inilah alasan kita dengan Indeks Pembangunan
Dampaknya adalah potensi kerugian
untuk melakukan percepatan Manusia (IPM) Indonesia, yaitu
ekonomi sebesar 58 triliun rupiah
per tahun (Hasil Studi Bank Dunia,
pembangunan sanitasi.
Di manakah posisi Program PPSP dalam konteks kebijakan pembangunan sanitasi nasional?
RPJMN 2010-2014 secara eksplisit telah mencantumkan target pencapaian pembangunan sanitasi secara terukur yang merupakan penuangan dari target PPSP.
Kita berharap pada tahun 2014 nanti sudah tidak ada lagi yang buang air besar sembarangan (BABS), pengelolaan persampahan perkotaan meningkat, dan luas genangan drainase di kawasan strategis perkotaan menurun.
Target-target tersebut berat diwujudkan jika tidak ada upaya yang sinergi dan komprehensif serta mengikat seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Untuk itu diperlukan program yang melibatkan para pemangku kepentingan dengan pandangan dan pemahaman yang sama serta langkah yang disepakati untuk dilaksanakan bersama.
Nah untuk mencapai itu, semua pihak harus bersinergi. PPSP diharapkan menjadi payung besar untuk seluruh kegiatan pembangunan sanitasi di Indonesia sehingga kegiatan-kegiatan yang ada saling melengkapi dan tidak tumpang tindih.