Perluasan ke Jaringan Lintas Iman Untuk memperluas jaringan Lintas Iman, Habib Luthfi

Perluasan ke Jaringan Lintas Iman Untuk memperluas jaringan Lintas Iman, Habib Luthfi

mempergunakan beberapa cara. Cara-cara tersebut diantaranya yaitu memanfaatkan tablig maulid untuk kembali merekatkan umat dan menyatukan masyarakat Pekalongan. Kegiatan maulid yang tak hanya

dilakukan sekali, seperti biasanya diselenggarakan oleh masyarakat pada umumnya. Maulid yang diselenggarakan di banyak tempat dengan mengundang

baik dari kalangan muslim maupun non muslim. Banyak kelompok non

Salah seorang kyai memimpin umat untuk

muslim yang bersedia hadir

dalam acara yang digelar oleh Habib. Memang serangkaian kegiatan maulid yang diinisiasi habib bertujuan agar masyarakat bisa saling bertemu, saling bertegur sapa, dan menjalin komunikasi kembali yang sempat terputus karena peristiwa kerusuhan yang sempat terjadi. Ideologi atau selogan NKRI

menyanyikan lagu Indonesia Raya menyanyikan lagu Indonesia Raya

Selain melalui acara Maulid, Habib Luthfi bersama beberapa tokoh agama dan aktivis-aktivis muda yang memiliki kepedulian yang sama juga membentuk sebuah forum lintas agama yang di namakan Forum Panutan. Forum Panutan ini lahir paska kerusuhan tahun 1999.

Habib Luthfi tidak membentuk forum ini sendiri, ada aktor lain yang turut berperan dalam pembentukan ini. Salah satu tokoh (aktor) lainnya yang menginisiasi forum ini adalah Almarhum Zurkoni. Seperti yang telah di uraikan dalam bab sebelumnya, Zurkoni merupakan aktivis muda yang menaruh perhatian pada persoalan- persoalan sosial.

Forum lintas agama yang diprakarsai oleh Habib Luthfi ini diberi nama “Panutan”. Nama “Panutan” dipilih karena yang hadir dalam forum adalah para pemuka agama yang diharapkan dapat menjadi panutan bagi umatnya dalam menciptakan kedamaian di tengah masyarakat. Pendekatan yang digunakan oleh forum ini adalah membangun dialog diantara tokoh elit dari agama-agama yang ada di Pekalongan. Acara seremonial acap kali mewarnai kegiatan forum ini, seperti hadir dalam perayaan-perayaan

keagamaan, saling menggunjungi satu dengan yang lain, menghadiri acara pemerintah secara bersama-sama, dll. Acara seminar-seminar baik di tingkat lokal seperti seminar tentang “Stop Kekerasan Atas Nama Agama”, maupun melibatkan kelompok interfaith dari daerah-daerah lain juga pernah keagamaan, saling menggunjungi satu dengan yang lain, menghadiri acara pemerintah secara bersama-sama, dll. Acara seminar-seminar baik di tingkat lokal seperti seminar tentang “Stop Kekerasan Atas Nama Agama”, maupun melibatkan kelompok interfaith dari daerah-daerah lain juga pernah

Tema dari sarasehan Forum Sarasehan Umat Beriman di Pekalongan11 ketika itu yaitu “Mencari Kedamaian Dalam Pemilu 2004; Peran Agama Sebagai Pembawa Damai Bag i Umat”. Selama dua hari sarasehan di adakan di gedung Kenzus Solawat. Sebuah gedung yang diperuntukkan untuk tempat Habib Luthfi melakukan pengajian. Di dalam gedung ini tidak ada perabotan rumah seperti kursi dan meja, hanya karpet yang menutupi lantai. Hanya saat itu, di satu sudut gedung, dekat dengan pintu penghubung antara rumah dan gedung diberi kain hijau untuk menyekat sudut ruangan tempat para tokoh agama akan tidur diruang tersebut.

Tokoh agama tidur tidak beralaskan kasur empuk dan ruangan berAC. Tokoh-tokoh agama dari berbagai agama dan daerah tidur di ruangan terbuka ini bersama-sama. Sehingga suara dengkuran dapat

10 FSUB saat ini sudah berubah nama menjadi forum SOBAT. Forum ini merupakan gerakan lintas iman yang diprakarsai aktor-aktor dari tiga institusi, yakni Wisma Santri

Edi Mancoro, Deputat Keesaaan Sinode GKJ (Gereja Kristen Jawa), dan Lembaga Percik Salatiga. SOBAT muncul dari hasil diskusi dan refleksi aktor-aktor ketiga institusi tersebut atas perkembangan situasi sosial masyarakat Indonesia terutama pada masa akhir dan pasca kekuasaan rezim Orde Baru. Pada saat itu, masyarakat rentan terhadap segregasi institusional dan individual antar agama dan etnis, yang ditandai oleh kekerasan dan konflik di berbagai daerah. Refleksi tersebut atas perkembangan situasional sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, maka ketiga aktor yang mempunyai kesamaan pemikiran bersepakat untuk membuat forum lintas iman sebagai upaya menjembatani jurang-jurang perbedaan itu. Kehadiran SOBAT merupakan bagian dari upaya serupa yang sudah dijalankan oleh sejumlah lembaga-lembaga lain. Berdasarkan pergaulan dengan lembaga-lembaga itu serta pengalaman Sobat sendiri, maka program Sobat dilakukan dengan pendekatan dan performance kinerja yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (l) Menekankan proses dengan mulai menciptakan persahabatan antar tokoh agama di tingkat lokal sebagai proses awal; (2) Mengembangkan atau merumuskan isu-isu di tingkat lokal bersama. Menganalisanya dan mencari solusi bersama berdasarkan prinsip isu lokal dirumuskan dan diatasi bersama berdasar sumber-sumber lokal; (3) Memperkuat gerakan lokal pada tingkat grassroot dalam usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan lokal itu

11 Pekalongan merupakan salah satu simpul dari 32 simpul FSUB / Sobat yang menyebar di Jawa Tengah.

terdengar, percakapan dan candaan hingga larut malam harus diterima sebagai cerita penghantar tidur. Tetapi disinilah makna pertemuan ini. Tokoh agama yang dulu tidak saling kenal mulai mengenal dan mulai cair. Selain memberi ruang untuk saling mengenal, sarasehan juga diseting agar dapat menghayati kehidupan keagamaan di tempat itu.

Dalam perjalanannya Forum Panutan telah mampu membuat relasi antar tokoh agama yang sebelumnya kaku menjadi relasi yang cair. Mereka dapat mengenal satu sama lain bahkan secara mendalam hingga ke tradisi masing-masing agama. Bahkan ada ungkapan canda dari seorang Kyai di Pekalongan yang mengatakan bahwa NU sama dengan Katolik, dan Kristen Protestan sama dengan Muhamadiyah. NU kuat dalam beralkuturasi dengan budaya lokal sedemikian juga Katolik. NU menggunakan tasbih dalam berdoa demikian juga Katolik yang menggunakan rosario. Muhamadiyah tidak beralkulturasi dengan budaya seperti halnya Protestan.

Dalam kecairan hubungan dapat ditunjukkan Seperti Pdt. Yohanes yang merupakan pendeta dari GBI-Rambutan Pekalongan sering berkunjung ke rumah Habib Luthfi baik itu sekedar berkunjung karena ada undangan untuk berkunjung dan main orgen bersama, maupun jika ada persoalan seperti pendirian rumah ibadah atau persoalan lain yang menyangkut relasi antar agama.

Selain tokoh agama para pengusaha Cina juga sesekali mengunjungi Habib, untuk

berbincang-bincang membangun kedekatan perte- manan. Dalam wawancara dengan Pdt Yohanes dari GBI- Rambutan Pekalongan, beliau

menceritakan bahwa

ada

Habib Luthfi saat berbincang-bincang dengan

seorang pengusaha besar etnis

para Pendeta Belanda dan Imam Turki

Tinghoa yang punya kedekatan dengan Habib Luthfi. Pengusaha ini bernama Soleh Dahlan, pemilik Tinghoa yang punya kedekatan dengan Habib Luthfi. Pengusaha ini bernama Soleh Dahlan, pemilik

Sayang secara formal forum Panutan ini tidak berjalan lagi setelah Zurkoni meninggal ditahun 2007 akibat kecelakaan. Pertemuan rutin yang menggunakan nama Panutan tidak pernah terselenggara lagi. Namun relasi antara individu tetap terjadi hingga saat ini, dan telah terbukti dalam menyelesaikan beberapa ketegangan yang muncul dimasyrakat melalui perbincangan informal.