Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI

3.2 Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI

3.2.1 Struktur Organisasi

a. Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI Sumber: Permensesneg No 2 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kemensetneg Gambar 3.5 Struktur Organisasi Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI Sumber: Permensesneg No 2 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kemensetneg

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Utama Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI Sumber: Olahan Penulis berdasarkan Arsip Humas Sekneg RI

Gambar 3.6a Struktur Organisasi Sub Bagian Perencanaan dan Pengolahan Informasi Humas Sekneg RI Sumber: Olahan Penulis berdasarkan Arsip Humas Sekneg RI

Gambar 3.6b Struktur Organisasi Sub Bagian Pelayanan Informasi

Humas Sekneg RI

Sumber: Olahan Penulis berdasarkan Arsip Humas Sekneg RI

Gambar 3.6c Struktur Organisasi Sub Bagian Peliputan dan

Dokumentasi Humas Sekneg RI

Sumber: Olahan Penulis berdasarkan Arsip Humas Sekneg RI

3.2.2 Tugas dan Fungsi Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI

Berdasarkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kemensetneg, Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Negara RI mempunyai tugas melaksanakan pemberitaan, mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk kebijakan pimpinan, melakukan perekaman, penyajian data, dan mengatur keprotokoleran kegiatan pimpinan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretariat negara sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, berikut penulis uraikan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi bagian Humas berdasarkan sub bagiannya yang terdiri atas:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pengolahan Informasi mempunyai tugas;

1) Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data informasi yang berhubungan dengan bidang pemberitaan.

2) Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pemberitaan.

3) Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pemberitaan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

4) Menyiapkan bahan-bahan petunjuk di bidang penerangan dan pemberitaan.

5) Menyiapakan pemberitaan kegiatan pemerintah melalui media cetak maupun elektronik.

6) Menyiapkan bahan dalam memberikan tanggapan atau penjelasan terhadap surat-surat pembaca media masa atau surat-surat dari masyarakat.

7) Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyelengaraan buletin karyawan sebagai media penerangan intern.

8) Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pembuatan film penerangan, pementasan sandiwara penerangan melalui media elektronik.

9) Menyiapkan bahan penyusunan rencana pembuatan folder, booklet dan brosur serta menyelenggarakan papan pengumuman.

10) Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyelenggaraan keterangan pers atau konverensi pers.

11) Menyiapkan rencana peliputan acara-acara kegiatan pemerintah dengan mengundang pers.

b. Sub Bagian Pelayanan Informasi mempunyai tugas;

1) Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data informasi yang berhubungan dengan bidang pelayanan informasi.

2) Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan bidang pelayanan informasi dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

3) Menyusun dan menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan program pengolahan informasi.

4) Mengumpulkan, menyaring dan menganalisa informasi dari masyarakat organisasi non pemerintah dan perusahaan.

5) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja/instansi terkait, lembaga/organisasi kewartawanan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

6) Memberikan pelayanan kepada masyarakat termasuk yang memerlukan informasi.

c. Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi mempunyai tugas;

1) Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data informasi yang berhubungan dengan bidang protokol dan dokumentasi.

2) Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang protokol dan dokumentasi serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

3) Mengatur persiapan rapat, pertemuan/resepsi, upacara dan kendaraan untuk tamu yang memerlukan pelayanan yang bersifat protokoler.

4) Menyiapkan upacara dan mengatur keprotokolannya serta melakukan kerja sama dengan instansi lain di bidang keprotokolan persiapan pelantikan.

5) Melaksanakan usaha-usaha untuk kegiatan hasil dokumentasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanankan oleh pemerintah maupun masyarakat.

6) Menghimpun dan mendokumentasikan naskah pidato.

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian

Humas dan Protokol sesuai dengan bidang tugasnya.

3.3 Deskripsi Kegiatan Praktik Kerja Nyata

Kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) dimulai pada hari Rabu, 1 Juli 2015 hingga Jumat, 7 Agustus 2015. Kantor Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat terletak di basement Gedung 1 Kementerian Sekretariat Negara RI. Pembimbing lapangan penulis adalah Bapak John Rahakbauw, selaku Kepala Sub Bagian Pelayanan Informasi Hubungan Masyarakat. Pada hari pertama, penulis dipersilahkan untuk berkenalan dengan staf pegawai bagian hubungan masyarakat dan mendapat briefing singkat seputar aktivitas sehari-hari di bagian tersebut dari Bapak Masrokhan selaku Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI.

Gambar 3.7 Ruang Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara

Selanjutnya, penulis diberikan penjelasan mengenai posisi Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI. Pada struktur organisasi kerja berdasarkan Permensesneg Nomor 2 tahun 2011 (tertera di pembahasan sebelumnya), Bagian Humas bekedudukan di bawah Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI yang dibagi menjadi dua bagian, yakni Bagian Tata Usaha dan Bagian Hubungan Masyarakat. Kemudian, lebih lanjut penjelasan akan lebih fokus pada Bagian Humas karena penulis ditempatkan di bagian tersebut.

Di Bagian Humas, terdapat pembagian kerja berdasarkan sub bagiannya. Sub bagian tersebut terdiri atas Sub Bagian Perencanaan dan Pengolahan Informasi, Sub Bagian Pelayanan Informasi, dan Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi. Berikut merupakan beberapa aktivitas penulis di masing-masing sub bagian tersebut (terlampir). Pada pokok pembahasan deskripsi kegiatan ini, penulis akan lebih fokus mendeskripsikan kegiatan yang berkenaan dengan pengelolaan website , sesuai dengan judul laporan PKN. Berikut merupakan rincian kegiatan tersebut:

a. Membuat dan Mengedit Press release Press release merupakan produk utama humas dalam menyampaikan publikasi terkait aktivitas yang dilakukan di Kementerian sehingga banyak dicari oleh wartawan yang datang saat liputan. Dasar-dasar pembuatan press release sudah diajarkan oleh dosen di perkuliahan penulis terlebih karena penulis mengambil peminatan public relations . Ternyata skill menulis press release sangat berguna bagi seorang humas baik humas di organisasi profit, non-profit, maupun instansi pemerintahan. Kemampuan menulis press release hampir sama a. Membuat dan Mengedit Press release Press release merupakan produk utama humas dalam menyampaikan publikasi terkait aktivitas yang dilakukan di Kementerian sehingga banyak dicari oleh wartawan yang datang saat liputan. Dasar-dasar pembuatan press release sudah diajarkan oleh dosen di perkuliahan penulis terlebih karena penulis mengambil peminatan public relations . Ternyata skill menulis press release sangat berguna bagi seorang humas baik humas di organisasi profit, non-profit, maupun instansi pemerintahan. Kemampuan menulis press release hampir sama

Selama masa PKN, penulis beberapa kali diberi tugas untuk membantu membuat press release terkait pengumuman penutupan pendaftaran calon pimpinan (capim KPK). Saat itu, karena staf yang biasanya bertugas untuk mengelola website sedang ditugaskan untuk kegiatan liputan di Istana Negara, maka mas Rangga selaku staf sub bagian Perencanaan dan Pengolahan Informasi memberikan tugas pada penulis untuk membuat press release , tentunya dengan arahan dan bimbingan harus seperti apa press release yang akan penulis buat (gambar 3.8 adalah salah satu contoh press release yang dibuat oleh penulis). Penulis juga berkesempatan membuat press release yang berjudul “ Hasil Seleksi Profile Assessment, 18 Peserta Calon Anggota KY Maju ke Tahap Selanjutnya ”.

Selain itu, penulis juga beberapa kali diberi kesempatan untuk mengedit press release untuk keperluan informasi saat liputan atau diunggah ke halaman website serta mengoreksi ulang press release yang sudah dibuat oleh staf pengelola website , yang berjudul “ 48 Peserta Capim KPK Lolos Seleksi Tahap

II ”, “Presiden Jokowi Lantik Mulyono Jadi KSAD” , dan “Usai Lantik Perwira

TNI- Polri, Presiden Jokowi Lanjut Blusukan Bagi Kartu Asistensi Sosial”. Penulis pernah diberi tugas untuk mengoreksi beberapa press release yang telah dibuat oleh staf pengelola website setneg.go.id berdasarkan informasi dalam siaran pers yang ditulis oleh tim komunikasi presiden dan staf ahli humas.

Gambar 3.8 Contoh Press release yang Ditulis oleh Penulis Sumber: Olahan Penulis berdasarkan Arsip Humas Sekneg RI

Penulisan press release di atas berdasarkan data informasi yang dihimpun Penulisan press release di atas berdasarkan data informasi yang dihimpun

adalah singkat, jelas, dan tidak menggunakan kata kerja berimbuhan). Selanjutnya, pada paragraf pertama, penulis meletakkan poin utama dari informasi tersebut setidaknya meliputi unsur penulisan 5W+1H, yaitu (who) Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel

KPK)…, (where) …di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, (when) …hari

Jumat (3/7) siang, dan (what) ...menyampaikan perkembangan terkini terkait jumlah pendaftar calon pimpinan KPK.

Selain itu, penulis diminta untuk memberikan efek bold (kalimat bercetak tebal) pada kalimat yang merupakan penekanan terhadap peraturan yang akan diumumkan pada press conference . Pada gambar 3.8a selanjutnya penulis memberikan contoh hasil editan press release yang pernah penulis edit pada saat pelaksanaan PKN:

Gambar 3.8a Press release yang Ditulis oleh Staf Humas Pengelola Website (kiri) dan Press release Hasil Editan Penulis (kanan) Sumber: Olahan Penulis berdasarkan Arsip Humas Sekneg RI

Pada gambar press release di atas, sebelah kiri merupakan press release yang ditulis oleh staf humas, sedangkan di sebelah kiri merupakan hasil editan penulis. Beberapa hal yang penulis edit pada press release ini adalah Judul. Judul

yang dibuat oleh staf humas sudah singkat dan jelas, namun terdapat kata “oleh” yang kurang tepat digunakan dalam penulisan judul, sehingga penulis mengganti

judulnya menggunakan bentuk kalimat aktif tanpa banyak kata berimbuhan, dari “Mulyono Dilantik Menjadi KSAD oleh Presiden Jokowi” menjadi “Presiden

Jokowi Lantik Mulyono Jadi KSAD”.

Poin selanjutnya yang penulis edit adalah kalimat pada paragraf pembuka merupakan inti dari informasi yang disampaikan, sehingga harus memuat informasi setidaknya mengandung unsur 5W+1H, yaitu ( who  Presiden Joko Widodo), ( when  Rabu (15/7) siang), ( where  di Istana Negara), ( what  melantik Letjen Mulyono menjadi…), dan ( how  …dilantik berdasarkan Keputusan Presiden…). Kemudian, penulis menghapus kalimat “Acara yang digelar di Istana Negara ini terbuka untuk pers dan keluarga besar TNI” karena informasi

mengenai lokasi pelaksanaan pelantikan sudah disebutkan pada paragraf pembuka dan keterangan bahwa acara ini terbuka untuk pers dan keluarga besar TNI sudah jelas dihadiri oleh wartawan untuk diliput dan keluarga besar TNI (staf dan keluarga yang terkait) sehingga tidak perlu dicantumkan lagi dalam press release .

Poin terakhir yang penulis edit adalah pada kalimat “Dalam catatan hidup selama berkarir di TNI ,…” penulis ganti dengan “Selama berkarir di TNI…” sebagai kalimat yang lebih singkat dan menginformasikan jabatan apa saja yang pernah diduduki oleh Letjen Mulyono selama bertugas sebagai anggota TNI.

b. Mengelola Konten Website Selain dari press release yang dibuat oleh sub bagian perencanaan dan pengolahan informasi di bagian humas, sumber berita yang akan diunggah pada halaman website setneg.go.id juga berasal dari berbagai tim peliputan dari biro pers, protokol, dan media serta dari tim komunikasi presiden. Mereka biasanya

mengirim draft berita melalui e-mail kepada staf yang bertugas mengelola website yang berada di bawah naungan Bagian Humas Sekretariat Negara RI. Selanjutnya, staf pengelola website mengedit dan menyusun ulang draft berita yang diterima hingga menjadi draft berita yang siap publikasi. Di sini penulis pernah mendapat tugas untuk membuat dan mengedit draft berita atau press release yang diterima oleh Humas sebelum diposting (seperti penjelasan poin sebelumnya). Hal ini penulis manfaatkan sebagai tambahan ilmu dan pengalaman dapat terlibat secara langsung untuk membuat berita atau press release di humas pemerintah.

Sebelum dipublikasikan pada halaman website , berita tersebut perlu mendapat persetujuan dari pihak kepala sub bagian (kasubag) Perencanaan dan Pengolahan Informasi dan kepala bagian (kabag) Humas. Draft berita bisa dicetak dan diberikan langsung kepada yang berwenang ataupun dikirim melalui e-mail .

Setelah mendapat persetujuan dengan atau tanpa edit ulang, berita diunggah (diinput) ke halaman website , dimasukkan dalam kategori yang ada di halaman website , antara lain berita yang bersifat pengumuman akan dimasukkan dalam kategori Pengumuman, berita seputar aktivitas kenegaraan akan dimasukkan dalam kategori Berita, berita seputar kebijakan pemerintah akan dimasukkan dalam kategori Rubrik Kebijakan dan sebagainya.

Pada saat memposting berita, penulis terlebih dahulu harus memperhatikan default setting (pengaturan dasar) penulisan konten website , seperti jenis font yang digunakan yaitu Arial dengan font size atau ukuran 10 untuk isi berita

(tanpa efek tambahan kecuali ada kata dari bahasa asing diberi efek Italic atau tulisan miring), 12 untuk judul (dengan efek Bold atau tulisan tebal), dan dalam format Justify (rata kanan kiri) serta menggunakan spasi 1,5pt. Setelah melakukan pengaturan dasar, penulis bisa mulai menginput data dengan urutan judul terlebih dahulu, kemudian berpindah pada kolom isi berita. Dalam input data ini, bisa dilakukan dengan mengetik secara manual dari awal sampai akhir paragraph, bisa juga dilakukan dengan cara melakukan copy (menggandakan kalimat dari draft awal, biasanya dalam bentuk file PDF) dan paste (menyalin hasil menggandakan isi berita tersebut).

Setelah berita dipublikasikan, apabila penulis mendapat tugas untuk memposting berita pada halaman website , maka selanjutnya penulis akan membuat laporan (report) pada staf yang memberi tugas yang berisi pernyataan bahwa penulis telah memposting berita yang berjudul apa pada pukul berapa dan dimasukkan dalam kategori mana. Hal ini dilakukan agar penulis apat bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dan pengawas lapangan serta staf pengelola website dapat memantau kinerja penulis selama masa PKN dan mengoreksi apabila terjadi kesalahan.

Berita yang telah diposting pada halaman website setneg.go.id maka selanjutnya secara otomatis akan dilakukan pemilahan terhadap berita mana yang paling sering dibuka dan dibaca oleh pengunjung. Penghitungan ini dilakukan secara otomatis selama rentang waktu tertentu, biasanya selama sepekan terakhir. Berita yang paling banyak dibaca oleh pengunjung website , secara langsung akan masuk dalam kolom kategori Terpopuler dengan diurutkan Berita yang telah diposting pada halaman website setneg.go.id maka selanjutnya secara otomatis akan dilakukan pemilahan terhadap berita mana yang paling sering dibuka dan dibaca oleh pengunjung. Penghitungan ini dilakukan secara otomatis selama rentang waktu tertentu, biasanya selama sepekan terakhir. Berita yang paling banyak dibaca oleh pengunjung website , secara langsung akan masuk dalam kolom kategori Terpopuler dengan diurutkan

Gambar 3.9 Kolom Berita Terpopuler Sumber: setneg.go.id

Serangkaian proses pengelolaan konten website di atas yang telah penulis deskripsikan, mulai dari pengelolaan draft informasi hingga evaluasi berita terpopuler dapat dirangkum dalam bagan berikut ini: Serangkaian proses pengelolaan konten website di atas yang telah penulis deskripsikan, mulai dari pengelolaan draft informasi hingga evaluasi berita terpopuler dapat dirangkum dalam bagan berikut ini:

editing draft berita/press

draft diterima dan release

diedit ke kasubag

Perencanaan dan

disetujui dengan atau

Pengolahan Informasi dan

tanpa edit ulang

kabag humas

evaluasi berita yang secara berita diposting ke otomatis masuk dalam

halaman website dan kategori Terpopuler

membuat report tentang

tugas memposting berita

dikateogrikan sesuai jenisnya

Gambar 3.10 Proses Pengelolaan Konten Website

Sumber: Olahan Penulis

Bagan berwarna oranye menunjukkan posisi keterlibatan penulis dalam kegiatan pengelolaan website. Penulis pernah dilibatkan dalam proses editing draft berita/ press release sebelum dimuat dalam halaman website (dijelaskan pada poin sebelumnya). Kemudian penulis juga pernah diberi tugas untuk memposting berita berjudul “48 Peserta Capim KPK Lolos Seleksi Tahap II”, “Inilah 18 Nama Calon Anggota Komisi Yudisial Periode 2015 -2020 yang Lolos Seleksi Profile Assessment” dan “Hari Pertama Masuk, Pemerintah Anjurkan ASN/PNS Antar Anaknya Ke Sekolah”, ke halaman website dan memberi tag

berdasarkan kategori informasinya. Selanjutnya, setelah memposting berita ke halaman website , penulis membuat laporan bahwa telah menyelesaikan tugas memposting berita dengan format seperti di bawah ini yang ditulis pada stamp notes dan ditempel di bagian

Gambar 3.11 Format Penulisan Report Setelah Memposting ke Halaman Website Sumber: Olahan Penulis berdasarkan Format Report Bagian Humas

Penulisan report sesuai dengan format di atas bertujuan agar siapapun yang diberi tugas untuk memposting informasi ke halaman website setneg.go.id bertanggung jawab terhadap tugasnya. Pengelola website akan dengan mudah melakukan pemantauan siapa yang bertanggung jawab atas sebuah informasi. Biasanya hal ini dilakukan ketika staf yang bertugas mengelola website mendapat tugas liputan keluar atau sedang cuti. Kolom PJ di atas merupakan Penanggung Jawab, yakni siapa orang melakukan posting informasi atas judul yang tertera di kolom sebelumnya.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA NYATA

Kegiatan observasi yang dilakukan penulis selama kegiatan PKN beberapa di antaranya, yakni terkait penerapan fungsi humas pemerintah di Bagian Humas Sekretariat Negara RI dan penggunaan website setneg.go.id sebagai media pelayanan informasi publik pemerintah. Hasil observasi tersebut selanjutnya akan dibahas dan dianalisis pada bab ini menggunakan beberapa konsep yang telah penulis sampaikan pada bab sebelumnya. Pembahasan ini akan dibagi dalam beberapa sub pokok bahasan, dimulai dengan analisis pelaksanaan fungsi humas pemerintah yang bertujuan untuk mengetahui garis besar pelaksanaan fungsi kehumasan di Bagian Humas Sekretariat Negara RI. Selanjutnya, pembahasan akan difokuskan pada salah satu pelaksanaan fungsi humas pemerintah yakni publikasi di halaman website.

4.1 Pelaksanaan Fungsi Humas Pemerintah oleh Bagian Humas Sekretariat Negara RI

Fungsi pokok humas pemerintah di Indonesia berdasarkan keputusan Badan Koordinasi Kehumasan (Ruslan, 2012, h.343) salah satunya adalah memberikan pelayanan dan menyampaikan informasi kepada publik. Fungsi tersebut diimplementasikan oleh Bagian Humas Sekretariat Negara RI melalui pengelolaan website resmi di halaman setneg.go.id yang dikelola oleh staf khusus di bawah naungan sub bagian perencanaan dan pengolahan informasi.

Hal yang cukup penting dalam pelaksanaan fungsi tersebut adalah terciptanya saluran informasi publik yang lancar, sehingga kebijakan dari pemerintah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, begitupun sebaliknya, masukan dan keluhan dari masyarakat bisa disampaikan kepada pemerintah. Di sinilah, peran dari Bagian Humas sangat diperlukan sebagai komunikator sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam rangka menjaga kepentingan dan komunikasi dua arah antara instansi dengan publik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara (Permensesneg) Nomor 2 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kemensetneg, Bagian Humas berada di bawah naungan Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat untuk melakukan tugas memberikan pelayanan informasi, menyelenggarakan pendokumentasian setiap ada publikasi atau peristiwa dari suatu kegiatan atau acara penting di lingkungan instansi atau lembaga, mengumpulkan berbagai data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan lembaga/instansi atau mengenai pembentukan opini publik serta membuat produk publikasi Humas, yang dalam pembahasan ini lebih difokuskan pada publikasi melalui website . Melalui website tersebut, segala informasi teraktual terkait aktivitas yang dilakukan di lingkungan Kepresidenan dan Kementerian Sekretaris Negara akan dipublikasikan kepada publik.

4.2 Peran e-PR terhadap Pelaksanaan Fungsi Humas Pemerintah

Sejak kemunculannya, e-PR menjadi sebuah perspektif baru bagi Humas dalam melaksanakan fungsi kehumasannya. Holtz (2012, dalam Soemirat & Ardianto, 2003, h.191) menyatakan banyak dari praktisi public relations berbicara atas nama perusahaan telah mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi public relations, tidak terkecuali bagi Humas di instansi pemerintah.

Pemakaian internet terutama pada masa krisis komunikasi, mengidentifikasi masalah, manajemen dan komunikasi interaktif mampu diselesaikan dalam tempo singkat, dengan kata lain, dengan menggunakan internet (yang dalam hal ini adalah berupa website ) masalah yang timbul antara publik dengan organisasi dapat diselesaikan dengan efektif. Contohnya ketika terjadi kesalahan penulisan singkatan BIN (Badan Intelijen Negara), ketika semua media pemberitaan menyoroti hal tersebut, maka pihak Humas sekneg segera mengeluarkan siaran pers berupa permohonan maaf atas kesalahan dilakukan oleh pihak sekretariat negara. Sesaat setelah permohonan maaf disebarluaskan melalui website dan dikirim ke beberapa media, pemberitaan pun mulai reda.

Gambar 4.1 Press release Permohonan Maaf Dimuat di Website

Sumber: setneg.go.id dan Arsip Humas

Kehadiran internet bagi aktivitas kehumasan, terutama dalam e-PR membawa perspektif dan pola baru komunikasi. Perubahan pola komunikasi inilah yang memungkinkan Humas mampu memberikan informasi yang bersifat fleksibel dan aktual serta bisa diakses oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun. Aktualitas inilah yang kemudian menjadikan praktisi Humas Sekretariat Negara mampu memenuhi tantangan Keterbukaan Informasi Publik karena mampu menyediakan saluran informasi yang baik bagi siapapun.

Di samping itu pula dengan penggunaan internet (dalam hal ini adalah website ) sebagai media pelayanan informasi publik, maka Kementerian Sekretariat Negara dapat mewujudkan tata pemerintahan yang menjamin akuntabilitas, transparansi, dan profesionalitas kinerjanya.

4.3 Pengelolaan Website Sebagai Media Pelayanan Informasi Publik oleh Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Negara RI

Website merupakan salah satu media yang dikelola oleh Bagian Humas dalam memberikan informasi sejak tahun 2005 (melalui kemunculan e- Government ) . Awalnya website dikelola oleh staf pada Biro Informasi dan Teknologi dengan PIC (people in charge) atau pihak yang bertanggung jawab tersebar di beberapa biro lain. Namun, dengan sistem pengelolaan seperti ini, fungsi website sebagai media informasi publik kurang optimal. Sehingga pada tahun 2008, wewenang pengelolaan website diserahkan kepada Bagian Humas sebagai pusat pelayanan informasi publik, khususnya dilakukan oleh staf sub bagian perencanaan dan pengolahan informasi.

Website setneg.go.id jika dibedakan menurut sifat dari web sebagaimana disebutkan Yuhefizar (2009) pada bab sebelumnya, maka masuk

dalam dua sifat sekaligus, yakni bisa disebut website dinamis sebab konten atau isinya selalu berubah-ubah setiap saat, dikarenakan adanya berita berupa press release dan informasi yang terus diperbaharui. Di sisi lain, web ini juga tergolong website statis karena kontennya yang berkaitan dengan profil pemerintahan, visi dan misi, tentunya akan jarang berubah selama beberapa periode. Sedangkan, jika dibedakan berdasarkan tujuannya, website tersebut akan masuk kedalam golongan corporate web yakni website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau instansi yang dikelola secara resmi.

Dalam pengelolaan konten website setneg.go.id, dilakukan secara bertahap melalui beberapa kali proses editing dan persetujuan dari kepala bagian Humas. Hal ini dilakukan karena segala publikasi dan pemberitaan yang diterbitkan melalui website setneg merupakan hal yang sangat krusial apabila terjadi kesalahan. Publikasinya pun berupa aktivitas yang dilakukan oleh orang- orang Kementerian dan Kepresidenan, sehingga wajar apabila pengawasan terhadap konten website tersebut sangat ketat.

4.3.1 Desain Tampilan dan Konten Website Desain tampilan website seteng.go.id bersifat formal dengan warna dominan merah, putih, biru, dan hitam. Merah dan putih merupakan warna khas negara Republik Indonesia, sedangkan warna biru dan hitam dipilih sebagai warna formal instansi dan kontras dengan warna utama merah dan 4.3.1 Desain Tampilan dan Konten Website Desain tampilan website seteng.go.id bersifat formal dengan warna dominan merah, putih, biru, dan hitam. Merah dan putih merupakan warna khas negara Republik Indonesia, sedangkan warna biru dan hitam dipilih sebagai warna formal instansi dan kontras dengan warna utama merah dan

Gambar 4.2 Halaman Beranda Website setneg.go.id Sumber: setneg.go.id

1. Beranda Beranda adalah menu utama yang ditampilkan, sehingga setiap kali memasuki website setneg.go.id, pengunjung akan langsung menuju ke tampilan utama berupa slide foto-foto berita terkini yang ada di lingkungan Kepresidenan dan Kementerian dan pengumuman penting lainnya. Pada halaman beranda di pojok sebelah kiri, ditampilkan waktu sesuai WIB (waktu Indonesia Bagian Barat) dan visitor counter.

Pada bagian kanan beranda terdapat link untuk menuju ke pengumuman seleksi yang diadakan di bawah naungan Sekretariat Negara RI dan survey website . Selanjutnya, kita dapat melihat beberapa link yang berderet kebawah dari kiri ke kanan, antara lain:

a. Terpopuler; berisi kumpulan berita yang paling sering dibuka dalam beberapa periode waktu (misal selama seminggu terakhir)

b. Pidato Presiden; berisi naskah hasil traskrip pidato, sambutan, dan pengantar yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo

c. Berita: berisi kumpulan berita teraktual yang dilakukan oleh Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Sekretaris Negara

d. Tanda Kehormatan; berisi macam-macam gelar dan tanda kehormatan, prosedur pemberian, dan pemberian gelar dan tanda kehormatan terbaru

e. Rubrik Kebijakan; berisi seputar kebijakan pemerintah terbaru dan segala macam perdebatan yang terjadi akibat kebijakan baru tersebut

f. Pengumuman; berisi pengumuman-pengumuman penting terkait aktivitas seleksi dan pemilihan yang dilakukan di bawah naungan Sekretariat Negara RI

g. Info Lelang; berisi informasi lelang dan jual beli software dan aplikasi resmi

h. Produk Hukum; berisi beberapa produk hukum terbaru terkait kebijakan baru pemerintah h. Produk Hukum; berisi beberapa produk hukum terbaru terkait kebijakan baru pemerintah

Gambar 4.3 Bagian Bawah Halaman Beranda Sumber: seteneg.go.id

2. Tentang Kami Ada beberapa opsi yang diberikan dalam menu ini, antara lain:

a. Nawacita

b. Tugas & Fungsi

c. Visi, Misi, & Strategi

d. Profil

e. Struktur Organisasi

f. Kontak Kami

Terdapat dua opsi pilihan sub menu pada menu ini, yaitu:

a. Perundang-undangan

b. Permen & Kepmen

4. Tanda Kehormatan Berisi opsi berupa jenis tanda kehormatan:

a. Gelar

b. Tanda Jasa

c. Tanda Kehormatan

5. Istana Berisi submenu berupa Istana yang dimiliki oleh pemerintah:

a. Istana Negara

b. Istana Bogor

c. Istana Cipanas

d. Istana Yogyakarta

e. Istana Tapaksiring

6. Lelang Berisi dua opsi submenu:

a. RUP

b. Pengumuman Lelang

7. Informasi Publik Berisi enam opsi sub menu, antara lain:

a. Tentang Informasi Publik

b. Pedoman Pengelolaan

c. Standar Pelayanan Informasi Publik

d. Informasi Publik

e. Struktur PPID

f. Formulir

8. SAKIP

9. Layanan Publik

Selanjutnya, berbagai konten dalam web setneg.go.id dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan informasi publiknya, menyebabkan peran Humas sangat penting dalam pengelolaan informasi. Sehingga, berbagai produk Humas seperti press release yang penulis buat tersebut apabila dikaji dari faktor-faktor penyusunan pesan untuk web, sebagaimana Selanjutnya, berbagai konten dalam web setneg.go.id dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan informasi publiknya, menyebabkan peran Humas sangat penting dalam pengelolaan informasi. Sehingga, berbagai produk Humas seperti press release yang penulis buat tersebut apabila dikaji dari faktor-faktor penyusunan pesan untuk web, sebagaimana

Gaya penulisan dalam website menurut Prayudi (2007) seharusnya memperhatikan beberapa pendekatan sebagai berikut:

1. Membuat ringkasan, yakni menempatkan poin utama di paragraf pertama dan menggunakan konsep piramida terbalik. Hal ini sudah nampak dalam artikel di web setneg.go.id salah satunya dalam

artikel “Hasil Seleksi Profile Assessment, 18 Peserta Calon Anggota KY Maju ke Tahap Selanjutnya ”, yang paragraf awalnya bertuliskan “Panita Seleksi Komisi Yudisial (Pansel KY) yang diketuai Harkristuti Harkrisnowo, Kamis (9/7) siang ini,

mengumumkan peserta calon Anggota Komisi Yudisial yang lolos seleksi profile assessment di Gedung Serbaguna Sekretariat Negara (who, when, what, where) . Paragraf awal sudah memuat inti berita dengan memenuhi prinsip 5W+1H.

2. Tulislah secara singkat, lebih baik gunakan daftar daripada paragraf. Seperti pada artikel “Inilah 18 Nama Calon Anggota

Komisi Yudisial Periode 2015-2020 yang Lolos Seleksi Profile

Assessment ”, pengumuman disajikan secara singkat dengan melampirkan link untuk mengunduh tabel daftar nama calon anggota KY yang lolos seleksi pertama.

3. Menulis untuk di- scan , sebab sebagian besar pengguna web lebih memilih men- scan halaman untuk mendapatkan info yang dibutuhkan daripada membacanya kata demi kata. Bimbing 3. Menulis untuk di- scan , sebab sebagian besar pengguna web lebih memilih men- scan halaman untuk mendapatkan info yang dibutuhkan daripada membacanya kata demi kata. Bimbing

b. Kuantitas pesan

Menurut Prayudi (2007, h.116) Humas sebaiknya menyampaikan informasi yang habis dibaca sekali dalam web , maksudnya yaitu mengurangi jumlah link di setiap pesan yang diberikan. Hal tersebut telah dilakukan Humas Sekneg dengan cara mengurangi penggunaan link dalam teks, sehingga memudahkan publik dalam melanjutkan proses membaca dan mengolah informasi.

Sebaliknya, hal yang cukup berbeda akan ditemui dalam informasi terkait Produk Hukum (Permen & Kepmen) atau undang-undang. Hal ini disebabkan pasal-pasal tidak mungkin dijadikan dalam satu halaman tanpa menggunakan link. Menurut Prayudi (2007) yang sering ditemui dalam web adalah referensi informasi, memungkinkan pengguna web menemukan dengan cepat materi yang dicari. Ketika memutuskan referensi informasi perlu dilakukan pendefinisiannya dengan jelas, sehingga memudahkan pengguna menemukan item yang ingin diakses.

Hal ini sudah dilakukan dengan baik oleh Humas Sekneg, yakni dengan cara menggunakan judul artikel sebagai referensi informasi dan meletakkannya di samping kanan halaman website untuk memudahkan pengaksesan .

Gambar 4.4 Referensi Informasi Sumber: setneg.go.id

Dalam membuat referensi informasi menurut Prayudi (2007) perlu memperhatikan fragmentasi atau pemilahan informasi. Sebab terlalu banyak pemecahan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil, dapat menyebabkan pengguna web kebingungan karena terlalu banyak pilihan. Hal inilah yang terjadi di web setneg.go.id, penulis melihat

“Terpopuler”, “Berita Terbaru” dan juga “Pengumuman”, semuanya berada dalam satu deret penuh di bagian tengah hingga ke kanan halaman web.

c. Panjang halaman

Penjelasan mengenai kuantitas pesan di atas berkaitan dengan panjang halaman dalam web, bahkan salah satu alasan dari penggunaan referensi informasi adalah untuk membatasi panjang halaman. Menurut Prayudi (2007, h.120) halaman web yang terlalu panjang dan proses scrolling dapat membuat publik malas melanjutkan membaca karena memakan waktu terlalu lama. Indikator utama dari panjang halaman web adalah isi pesan itu sendiri. Humas seharusnya mampu melakukan pembagian informasi secara logis berdasarkan struktur informasi. Penulis melihat panjang halaman web setneg.go.id masih normal hanya

1 halaman tidak sampai penuh, sebab indikator utamanya adalah isi pesan, dan semua isi pesan terbilang penting.

d. Mencetak versus Membaca online Sebagian besar informasi di web setneg.go.id, memang ditampilkan secara utuh tanpa menggunakan banyak link . Hal ini dikarenakan menurut Prayudi (2007) kebanyakan pengguna web memilih untuk membaca dokumen teks yang panjang dan kompleks secara offline dengan cara mencetak informasi ( print ). Apabila banyak link termuat dalam artikel, hal tersebut akan menyulitkan pembaca sebab informasi yang dicetak menjadi tidak utuh atau tidak lengkap. Jika d. Mencetak versus Membaca online Sebagian besar informasi di web setneg.go.id, memang ditampilkan secara utuh tanpa menggunakan banyak link . Hal ini dikarenakan menurut Prayudi (2007) kebanyakan pengguna web memilih untuk membaca dokumen teks yang panjang dan kompleks secara offline dengan cara mencetak informasi ( print ). Apabila banyak link termuat dalam artikel, hal tersebut akan menyulitkan pembaca sebab informasi yang dicetak menjadi tidak utuh atau tidak lengkap. Jika

e. Link

Penggunaan link dalam web setneg.go.id menurut penulis sudah digunakan secara efektif. Hal ini dibuktikan tidak ada link di dalam teks yang cenderung untuk dicetak, sebab akan menyulitkan pengguna web ketika membacanya secara offline. Link hanya akan digunakan untuk memperkuat konsep misalnya menunjukkan kumpulan pasal sebuah peraturan bupati atau peraturan daerah, dan juga untuk menambah detail misalnya menunjukkan surat pengumuman yang memiliki stampel dan tanda tangan resmi.

4.3.2 Efektivitas Penggunaan Website Sebagai Media Pelayanan Publik

Selama kegiatan PKN, penulis melihat pengelolaan tampilan website sudah cukup baik digunakan sebagai media informasi dan cukup menarik minat publik untuk mengetahui perkembangan terkini di Sekretariat Negara RI, dibuktikan dengan jumlah kunjungan yang lebih dari tiga ratus juta kali (per tanggal 15 September 2015 total 306.752.109 pengunjung) yang dapat dilihat di halaman beranda pojok kiri atas.

Tercatat dalam data yang dihimpun oleh Tim Pengelola Website Humas Sekretariat Negara RI mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dalam jumlah pengunjung setiap tahunnya sejak 2010. Terdapat kenaikan jumlah pengunjung website yang mencapai 27,5% - 50% dari tahun 2010 – 2014 (data diperoleh dari arsip Humas tahun 2014). Hal ini menunjukkan

bahwa dengan menggunakan website sebagai media pelayanan informasi publik, Humas Sekneg mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi seputar aktivitas kenegaraan yang dilakukan oleh Presiden, Wakil Presiden, maupun Kementerian terutama Kementerian Sekretariat Negara.

Gambar 4.5 Data Kenaikan Jumlah pengunjung Website setneg.go.id Sumber: Arsip Humas Sekneg

Selain itu, pengelolaan website setneg.go.id sebagai media pelayanan informasi publik mendapat penghargaan Juara I Kategori Keterbukaan Informasi Publik. Diperoleh pada tanggal 12 Desember 2014 Selain itu, pengelolaan website setneg.go.id sebagai media pelayanan informasi publik mendapat penghargaan Juara I Kategori Keterbukaan Informasi Publik. Diperoleh pada tanggal 12 Desember 2014

Penghargaan tersebut dilakukan penilaian melalui Komisi Informasi melakukan 2 (dua) tahapan penilaian yaitu: Tahap Pertama, penyebaran Kuesioner Penilaian Mandiri (Self Assessment Questioner) ke seluruh badan publik, yakni penilaian terhadap Sekretariat Negara Republik Indonesia dilakukan secara mandiri oleh badan publik dengan mengisi kuesioner yang dikirimkan oleh Komisi Informasi. Selanjutnya, seluruh badan publik yang mengembalikan kuesioner tersebut dinilai oleh Tim Komisi Informasi melalui pemeriksaan dan pembuktian terhadap data dan informasi yang ada di website masing-masing badan publik berdasarkan keterangan responden yang terdapat pada kuesioner (verifikasi website ). Berdasarkan hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan dan pengelolaan website setneg.go.id memiliki keunggulan dan efektivitas sebagai upaya penyediaan informasi bagi publik.

4.3.3 Kendala dalam Pengelolaan Website Dalam pengelolaannya, secara konten website setneg.go.id sudah tidak diragukan lagi kevalidan informasinya karena telah melalui proses pengolahan informasi dan persetujuan dari pihak berwenang pengelola website . Namun, tentu saja pengelolaan website tidak lepas dari berbagai kendala, seperti kendala teknis dan kendala struktural. Secara teknis, kendala yang dialami oleh staf pengelola website biasanya berupa jaringan atau koneksi internet yang up and down karena server yang digunakan sudah tua. Informasi terbaru yang penulis dapatkan dari staf pengelola website bahwa saat ini mereka sedang melakukan pengadaan server baru dan perluasan bandwith agar proses pengelolaan website semakin optimal.

Selain itu, secara struktural kendala yang dialami dalam pengelolaan website adalah kurangnya tenaga ahli di bidang Informasi dan Teknologi (IT) untuk mengelola dan merawat website . Tidak heran bahwa desain tampilan website setneg.go.id kurang menarik dan cenderung statis. Jarang diperbaharui sesuai dengan kebutuhan publik dan apabila terjadi kerusakan sistem jaringan, memerlukan waktu cukup lama untuk memperbaikinya karena harus memanggil teknisi dari luar Hal ini perlu diatasi dengan melakukan penambahan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk bertugas khusus untuk mengelola informasi dan teknologi. Sehingga kehadiran Humas yang bekerjasama dengan Biro Informasi dan Teknologi, bisa menjadikan website sebagai media untuk menyukseskan e-government

Sekretariat Negara RI, yang bukan hanya menarik dalam hal tampilannya namun juga lengkap dan berbobot dalam hal konten tulisan.

Selain itu, tidak tersedianya kolom feedback pada halaman website menyebabkan informasi dan komunikasi hanya berlangsung satu arah (dari instansi ke masyarakat). Hal ini bisa menjadi masukan bagi pihak Humas agar selanjutnya bisa menyediakan kolom khusus di bagian bawah setiap artikel yang diposting. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat memberikan komentar, kritik, atau saran apabila diperlukan, sehingga dapat terjalin komunikasi dua arah yang seimbang.

Kemudian, dalam hal konten website , penulis menemukan kerancuan terkait penyebutan press release . Seperti yang penulis ketahui, berdasarkan beberapa sumber buku mengenai Teori dan Praktik Public Relations dijelaskan bahwa press release merupakan sebuah informasi yang disusun oleh organisasi yang menggambarkan kegiatan yang dilakukannya, berisi informasi dan nilai berita yang ditulis untuk didistribusikan ke media massa untuk memberikan informasi yang akurat dan menarik media untuk mempublikasikan informasi tersebut. Penjelasan ini memperjelas bahwa press release adalah informasi, ditulis oleh organisasi, untuk didistribusikan ke media massa, dan bertujuan memperoleh publikasi.

Sedangkan pihak bagian Humas sekneg menyebut segala sesuatu yang berisi informasi terkait kegiatan yang dilakukan oleh Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri yang diposting ke halaman website merupakan press release . Padahal sistematika penulisan informasi tersebut lebih mirip

dengan berita dan pengumuman. Bahkan, informasi berisi pengumuman pun juga disebut sebagai press release , hanya saja ketika diposting ke halaman website , informasi tersebut diberi label berdasarkan kategori-kategori yang ada di website setneg.go.id. Penulis menemukan fakta bahwa staf Humas sekneg belum memahami arti press release yang sebenarnya dan bagaimana seharusnya membuat press release . Tidak hanya itu, staf yang bertugas untuk membuat press release pun hanya berpusat pada 1-2 orang staf saja, sedangkan staf lainnya tidak tahu tentang produk tulisan yang seharusnya dibuat oleh bagian Humas, mana yang untuk dipublikasikan di halaman website , mana yang harus diberikan kepada media.

Untuk mengatasi hal ini, hendaknya pihak Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekretariat Negara RI memberikan pelatihan manajamen konten dan jurnalistik web untuk seluruh staf Humas agar memiliki cukup keterampilan pengelolaan website tidak hanya pada 1 atau 2 orang saja, sehingga tujuan pemerintah untuk mewujudkan e-government secara umum dan penerapan konsep e-PR dalam pelaksanaan keterbukaan informasi publik dapat tercapai dengan maksimal serta publikasi melalui website setneg.go.id tidak hanya terfokus dalam bentuk press release , tetapi juga bisa dikembangkan dalam bentuk produk Humas lainnya.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan kegiatan di pembahasan sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan terkait pelaksanaan PKN yang dilakukan, yakni meliputi:

a. Bagian Humas Sekretariat Negara RI telah melakukan beberapa fungsinya sebagai humas pemerintah, antara lain: memberikan pelayanan informasi publik melalui website dan pusat pelayanan informasi dan dokumentasi (PPID), serta menjalin hubungan dengan berbagai media (media relations).

b. Pengelolaan website sebagai media pelayanan informasi publik yang dikelola oleh Humas Sekretariat Negara RI cukup efektif dalam menjaga saluran informasi instansi dengan publik. Terbukti telah mengalami kenaikan jumlah pengunjung sebanyak 27,5% - 50% sejak tahun 2010 – 2014 dan meraih Juara I Keterbukaan Informasi Publik untuk Badan Publik Kategori Kementerian.

c. Melalui pengelolaan website setneg.go.id, Humas Sekretariat Negara RI mampu mewujudkan visi, misi, dan strategi untuk mencapai Kementerian Sekretariat Negara yang profesional, transparan dan akuntabel dalam rangka memberikan pelayanan prima c. Melalui pengelolaan website setneg.go.id, Humas Sekretariat Negara RI mampu mewujudkan visi, misi, dan strategi untuk mencapai Kementerian Sekretariat Negara yang profesional, transparan dan akuntabel dalam rangka memberikan pelayanan prima

d. Penggunaan e-PR dalam aktivitas kehumasan pemerintah Sekretariat Negara RI mampu membawa pola komunikasi baru yang lebih efektif dan efisien, terutama ketika terjadi krisis komunikasi atau sekedar berbagi informasi teraktual. Sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan publik terhadap instansi.

5.2 Saran

Berdasarkan kondisi yang telah disimpulkan sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat penulis sarankan bagi instansi Bagian Humas Sekretariat Negara RI dan untuk rekan-rekan akademisi di jurusan Ilmu Komunikasi, yakni:

5.2.1 Saran Bagi Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat

Negara RI

Beberapa hal berikut adalah rekomendasi dari penulis untuk Bagian Humas:

1. Menambah Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas dalam pengelolaan website , khususnya untuk mengelola informasi selain press release dan tenaga ahli di bidang Informasi dan Teknologi (IT) untuk menjadikan desain tampilan website lebih dinamis dan fleksibel 1. Menambah Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas dalam pengelolaan website , khususnya untuk mengelola informasi selain press release dan tenaga ahli di bidang Informasi dan Teknologi (IT) untuk menjadikan desain tampilan website lebih dinamis dan fleksibel

2. Mengadakan pelatihan manajamen konten dan jurnalistik web untuk seluruh staf Humas agar memiliki cukup keterampilan pengelolaan website tidak hanya pada 1 atau 2 orang saja, sehingga tujuan pemerintah untuk mewujudkan e-government dapat tercapai dengan maksimal dan publikasi melalui website setneg.go.id tidak hanya terfokus dalam bentuk press release , tetapi juga bisa dikembangkan dalam bentuk produk humas lainnya.

3. Tetap memberikan kesempatan bagi berbagai pihak akademisi untuk dapat melakukan kegiatan PKN di Bagian Humas Sekretariat Negara RI agar bisa memperoleh pengetahuan terkait aktivitas humas pemerintah.

4. Merekrut pegawai-pegawai yang memiliki kompetensi dan keahlian khusus di bidang Humas tidak hanya berdasarkan syarat kepegawaian agar bagian Humas mampu menjalankan fungsi kehumasan secara manajerial, tidak hanya secara teknis (hanya produksi tulisan dan dokumentasi saja).

5.2.2 Saran Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi

1. Menjalin relasi baik dengan beberapa instansi pemerintah agar selanjutnya dapat dipermudah untuk kegiatan PKN mahasiswa.

2. Memberikan gambaran pada saat kegiatan perkuliahan tentang situasi dan kegiatan kehumasan yang dilakukan di instansi pemerintah, tidak hanya terpaku pada instansi non pemerintah dan perusahaan swasta.

3. Memberikan pelatihan keterampilan lain di luar teori agar dapat menjadi bekal saat bertugas langsung di lapangan saat PKN.

5.2.3 Saran Bagi Rekan Akademisi

1. Bersifat fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan baik saat melakukan kegiatan PKN karena pekerjaan di lapangan menuntut kemampuan dan keahlian lebih, tidak hanya sekedar berteori dan beropini.

2. Mencoba untuk berkecimpung di instansi pemerintah agar dapat memberikan gambaran perbedaan antara kinerja praktisi humas di instansi pemerintah dan instansi swasta.

3. Lebih aktif dan tidak sungkan untuk bertanya dan melakukan tugas saat PKN agar mendapat lebih banyak pengalaman dan pengetahuan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18