PENGELOLAAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PELAYA

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA PENGELOLAAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Disusun oleh: IRNA KUSUMANINGSIH JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

PENGELOLAAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Praktik Kerja Nyata

Disusun oleh:

Irna Kusumaningsih 125120201111016

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Dinyatakan secara sah bahwa Laporan Praktik Kerja Nyata (LPKN) yang dilakukan oleh mahasiswi: Nama

: Irna Kusumaningsih

: Public Relations

Judul LPKN : PENGELOLAAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lokasi PKN : Bagian Humas, Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat

Kementerian Sekretariat Negara RI Jl. Veteran 17-18, Jakarta Pusat

Tanggal

: 1 Juli 2015 – 7 Agustus 2015

telah dinyatakan lulus untuk mata kuliah Praktik Kerja Nyata (PKN) tahun akademik 2014-2015.

Dosen Pembimbing dan Anggota Tim Penguji Ketua Tim Penguji

Nilam Wardasari, M.I.Kom. Bita Asrining Wulan, S.I.Kom, M.I.Kom. NIK. 20140588112612001

Pembantu Dekan I

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hidayah-Nya yang selalu mengiringi penulis dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Nyata hingga terselesaikannya penyusunan Laporan Praktik Kerja Nyata berjudul

“PENGELOLAAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS) SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA ”.

Melalui laporan ini, penulis mendeskripsikan dan menganalisis kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) yang telah dilaksanakan selama hampir sebulan di Bagian Hubungan Masyarakat (Humas), Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Penulis menyadari bahwa kegiatan PKN dan penyusunan LPKN ini tidak terlepas dari kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Ir.H. Darsono Wisadirana, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

2. Dr. Bambang Dwi Prasetya, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.

3. Ibu Nilam Wardasari, M.I.Kom selaku dosen pembimbing magang, yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan dukungan serta memberikan pengarahan selama proses penyusunan Laporan Praktik Kerja Nyata (PKN).

4. Drs. Masrokhan, MPA selaku Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Sekretariat Negara RI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan dan mendukung kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN).

5. Ayah dan Ibu Tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan motivasi yang tiada henti, serta membantu penulis selama ini baik secara

6. Staf dan Pegawai di Bagian Humas Sekretariat Negara RI dan Petugas PPID yang telah membimbing dan memberikan banyak pengalaman ketika penulis melaksanakan PKN.

7. Tim Magang Hits: Annisa Sukmawati A.S, Lidya Simanjuntak, Lorenzo Alberto H, dan Khasemy Rafsanjany yang telah menjadi partner magang terbaik dalam suka dan duka.

8. Sahabat terkasihku, Lidya Simanjuntak yang selalu memberikan semangat agar cepat lulus dan membantu menyokong kehidupan penulis selama di perantauan.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan LPKN ini.

Penulis berupaya menyusun Laporan Praktik Kerja Nyata ini dengan sebaik mungkin agar dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat. Namun, tentunya tiada gading yang tak retak. Laporan PKN ini pun masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat berguna bagi penulis untuk lebih meningkatkan pengetahuan di masa yang akan datang.

Semoga bermanfaat dalam upaya memperkaya khazanah pengetahuan pembaca.

Malang, 23 September 2015

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat yang membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan teknologi baru ( new information and communication technologies (ICT’s)). Menurut William J. Martin (1995) (dikutip dalam Riady, 2014) masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat yang kualitas hidup, prospek untuk perubahan sosial, dan pembangunan ekonominya bergantung pada peningkatan dan pemanfaatan informasi.

Ciri dari masyarakat informasi sendiri antara lain: (a) Memiliki level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan sehari-hari, (b) Menggunakan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan lainnya, (c) Mampu melakukan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh (Hutabarat, 2010). Beberapa ciri tersebut, mengimplikasikan bahwa era masyarakat informasi memiliki perubahan besar terhadap berbagai aspek, baik dalam cara belajar, bekerja, melakukan bisnis, menggunakan waktu luang, bahkan mendapatkan informasi terkait pemerintahan.

Di samping itu, globalisasi di segala bidang menjadikan semakin terbukanya saluran informasi dan komunikasi. Anggraini dan Rochayanti (2008) menyatakan seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi itulah menjadikan pola pikir masyarakat pun semakin berkembang dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis bahkan dapat menyebabkan perubahan yang sangat cepat di masyarakat. Masyarakat semakin mudah memperoleh informasi atas segala kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakasanakan oleh pemerintah. Kondisi tersebut menuntut transparansi instansi pemerintah agar dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat, serta mengantisipasi kebutuhan masyarakat untuk memperoleh informasi terkini seputar kondisi pemerintahan sehingga tujuan mewujudkan masyarakat demokratis dapat tercapai.

Nilai-nilai masyarakat demokratis yang tercermin antara lain ditandai oleh keterbukaan informasi, kebebasan informasi, dan kebebasan pers. Semuanya itu telah menjadi fenomena global. Fenomena global itu membawa konsekuensi pada pengakuan terhadap hak atas informasi sebagai bagian dari hak asasi manusia (Indrajid, 2005). Perangkat perundang-undangan di bidang informasi, komunikasi dan media massa juga semakin menjamin hak-hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, sehingga pemerintah berkewajiban untuk menyampaikan informasi publik yang dibutuhkan oleh masyarakat, sejalan dengan pengembangan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Beberapa hal tersebut di atas kemudian melatarbelakangi lahirnya Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis Teknlogi Informasi dan Komunikasi dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Selanjutnya, hal tersebut juga semakin diperkuat dengan kehadiran Undang- undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik. Tentunya beberapa payung hukum baru yang muncul tersebut mengacu pada dasar hukum Undang- Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia tahun 1945 pasal 28 F ayat 2, yang berbu nyi, “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.

e-Government yang

mengatur

Adanya hak setiap orang untuk mencari, memperoleh, memiliki, mengolah, dan menyampaikan informasi seperti tertulis pada pasal di atas, menunjukkan bahwa instansi pemerintah yang ada di Indonesia melalui bagian hubungan masyarakat, memiliki tanggung jawab memenuhi hak publik tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai media, misalnya menyampaikan informasi di media cetak berupa koran, majalah, laporan berkala, spanduk, dan lain sebagainya, atau melalui media elektronik berupa radio, televisi dan media baru berupa internet.

Berkembangnya teknologi dengan hadirnya internet , tidak dipungkiri telah banyak memberikan kemudahan bagi praktisi Humas dalam menyampaikan informasi kepada publik. Hal ini dikarenakan ada sebagian masyarakat tertentu, yang menjadikan internet kini tidak hanya sekedar dijadikan sebagai gaya hidup (lifestyle) semata, namun lebih dari itu telah menjadi kebutuhan utama (primary needs) yang harus dipenuhi layaknya kebutuhan pokok lainnya. Fenomena ini tentu bukan tanpa sebab. Dari sisi internetnya sendiri memang menawarkan efisiensi dan efektivitas (relatif murah, cepat, jangkauan global, mempersingkat waktu serta jarak) (Severin & Tankard, 2005, h.458).

Senada dengan pendapat di atas, Matt Haig (2000, h.3) menyatakan bahwa internet akan sangat membantu kegiatan e-PR , antara lain: (1) Komunikasi yang konstan ( constant communication ), internet tidak pernah tidur, kita bisa melakukan komunikasi selama 24 jam sehari, 7 hari per minggu, 365 hari per tahun, (2) respon instan ( instant response ), kita bisa memberikan respon secara cepat untuk menangani isu yang tersebar melalui internet, (3) khalayak yang global ( global audience ), sehingga bisa mendapatkan respon langsung dari khalayak kita (4) komunikasi dua arah, terjadi antara organisasi dan publik yang merupakan tujuan dari komunikasi public relations . (5) efektivitas biaya, dengan menggunakan media online pekerjaan menjadi lebih hemat biaya.

Berdasarkan pemaparan fakta dan fenomena sosial di atas, Kementerian Sekretariat Negara melalui Bagian Humas yang berada di bawah naungan Biro

Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat, berupaya memaksimalkan penggunaan website resmi setneg.go.id sebagai media pelayanan informasi publik. Pengelolaan informasi ini ditangani oleh Bagian Humas sebagai pusat pelayanan dan pengolahan informasi badan publik pemerintah. Humas memiliki kewajiban untuk memenuhi hak masyarakat akan kebutuhan informasi seperti yang telah diamanahkan dalam Peraturan Menteri Sekretaris Negara (Permensesneg) No. 2 Tahun 2011 yang mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemensetneg.

Hal ini sebagaimana catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menyebutkan bahwa angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2014 sudah mencapai 88,1 juta orang. Temuan tersebut didapatkan dari hasil survei yang dilakukan pada 2000 orang pengguna internet di 42 kabupaten/kota di 33 Provinsi di Indonesia. Dari keseluruhan pengguna internet ini, sebanyak 87,4%, memanfaatkan internet untuk membuka aplikasi/konten jejaring sosial, disusul dengan penggunaan internet untuk mencari berita dan informasi sebesar 68,7%, instan messaging sebesar 59,9%, mencari barang dan jasa sebesar 59,7%, dan mengunggah video sebesar 27,3% (Pangerapan, 2015). Tingginya angka penggunaan internet untuk mencari berita dan informasi yang telah didukung oleh kecukupan informasi dari Sekretariat Negara, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di Indonesia terutama informasi seputar kegiatan dan kebijakan Hal ini sebagaimana catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menyebutkan bahwa angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2014 sudah mencapai 88,1 juta orang. Temuan tersebut didapatkan dari hasil survei yang dilakukan pada 2000 orang pengguna internet di 42 kabupaten/kota di 33 Provinsi di Indonesia. Dari keseluruhan pengguna internet ini, sebanyak 87,4%, memanfaatkan internet untuk membuka aplikasi/konten jejaring sosial, disusul dengan penggunaan internet untuk mencari berita dan informasi sebesar 68,7%, instan messaging sebesar 59,9%, mencari barang dan jasa sebesar 59,7%, dan mengunggah video sebesar 27,3% (Pangerapan, 2015). Tingginya angka penggunaan internet untuk mencari berita dan informasi yang telah didukung oleh kecukupan informasi dari Sekretariat Negara, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di Indonesia terutama informasi seputar kegiatan dan kebijakan

Berbagai fakta tersebut yang kemudian mendorong penulis untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan website resmi Sekretariat Negara yakni setneg.go.id sebagai media pelayanan informasi publik. Terlebih berdasarkan data statistik yang dikelola oleh pihak Humas Setneg, jumlah pengunjung website tersebut dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penulis memilih fokus judul Laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) “Pengelolaan Website sebagai Media Pelayanan Informasi Publik oleh Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Negara Republik Indonesia ”

1.2 Tujuan

Penyusunan laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis “Pengelolaan Website Sebagai Media

Pelayanan Informasi Publik Oleh Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Negara Republik Indonesia ”

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh gambaran tentang penerapan fungsi Humas dan memahami pemanfaatan website sebagai media pelayanan informasi publik dan salah satu implementasi fungsi Humas di instansi Mahasiswa memperoleh gambaran tentang penerapan fungsi Humas dan memahami pemanfaatan website sebagai media pelayanan informasi publik dan salah satu implementasi fungsi Humas di instansi

1.3.2 Manfaat Bagi Jurusan Ilmu Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi mempeoleh gambaran tentang aktivitas kehumasan di Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara serta agar jurusan dapat mempertimbangkan untuk menjalin kerjasama lebih lanjut, sehingga dapat dijadikan referensi selanjutnya bagi jurusan mengirimkan mahasiswanya untuk melaksanakan program Praktik Kerja Nyata pada periode selanjutnya. Selain itu, laporan hasil kegiatan PKN ini berguna untuk bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

1.3.3 Manfaat Bagi Instansi

Laporan Praktik Kerja Nyata ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI, sebagai bahan evaluasi dalam pengelolaan website setneg.go.id yang digunakan untuk media informasi publik.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini dilakukan selama satu (1) bulan dengan total 24 hari kerja, yaitu tanggal 1 Juli 2015 – 7 Agustus 2015 di

Biro Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Negara RI yang beralamatkan di Jalan Veteran 17-17, Jakarta Pusat. Penulis ditempatkan pada Bagian Humas Sekretariat Negara, sesuai peminatan penulis yaitu Public Relations.

BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN

Berdasarkan pada latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, penulis melihat ada beberapa konsep dan istilah yang akan dibahas dalam laporan ini. Sehingga sebelum membahasnya lebih jauh, diperlukan pemahaman terkait beberapa hal tersebut.

2.1 Hubungan Masyarakat (Humas)

Menurut Jefkins (dalam Morissan, 2010, h.8) terdapat begitu banyak definisi humas, namun Jefkins memberi batasan bahwa definisi humas meliputi:

sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Humas pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan melaui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan positif.

Sedangkan The International Public Relations Association memberikan definisi terhadap humas sebagai berikut: Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang

berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi- organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada hubungannya- dengan cara menilai pendapat umum di antara mereka untuk mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang terencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien

Berdasarkan pada pemaparan terkait definisi humas oleh IPRA tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa definisi humas apabila dititikberatkan pada kegiatannya adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama (Efendy, 2006, h.23).

Terdapat beberapa perbedaan terkait penyebutan humas dan public relations di Indonesia. Menurut asal kata, istilah public relations apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia seharusnya menjadi “Hubungan Publik”, namun justru istilah “Hubungan Masyarakat” yang untuk selanjutnya lebih dikenal dengan singkatan “Humas” lebih sering digunakan untuk menerjemahkan kata public relations . Menurut Kriyantono (2012, h.3), penggunaan istilah Hubungan Masyarakat ini tidak tepat. Arti kata “public” dalam public relations berbeda deng an kata “masyarakat” dalam Hubungan Masyarakat. Istilah masyarakat terlalu luas, sedangkan public (publik) hanyalah bagian dari masyarakat yang luas tersebut.

Lebih lanjut, Kriyantono (2012, h.4) menyebutkan bahwa kini istilah Hubungan Masyarakat (Humas) untuk menggambarkan istilah public relations sudah dianggap kewajaran, sehingga tidak perlu dipersoalkan lagi.

Berbagai definisi mengenai humas tersebut menunjukkan bahwa fokus dari konsep humas adalah berbicara mengenai upaya yang dilakukan untuk menjalin hubungan antara organisasi dan publiknya untuk mampu saling Berbagai definisi mengenai humas tersebut menunjukkan bahwa fokus dari konsep humas adalah berbicara mengenai upaya yang dilakukan untuk menjalin hubungan antara organisasi dan publiknya untuk mampu saling

2.1.1 Fungsi Humas

Praktisi humas dianggap berfungsi dengan baik apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya sesuai dengan harapan publik (Canfield dalam Efendy, 2006, h.35) sehingga secara garis besar fungsi humas adalah sebagai berikut:

a. Memelihara komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publiknya. Humas dalam hal ini merupakan jembatan penghubung antara perusahaan dan publik. Meskipun merupakan bagian dari perusahaan, humas berada pada bagian terluar sebuah perusahaan. Seluruh informasi dari dalam menuju luar perusahaan maupun sebaliknya, harus disaring dengan baik.

b. Mengabdi pada kepentingan publik dengan baik Humas harus mengetahui kebutuhan dan keinginan publik, sehingga seluruh keputusan perusahaan akan dapat diterima dengan baik oleh publik. Perusahaan yang baik akan tercermin dari kapabilitas dan kualitas humas dalam menjaga hubungan harmonis dengan publik.

c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik Public relations yang kredibel harus memiliki perilaku yang baik untuk mencitrakan organisasinya. Hal ini merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah citra korporasi (corporate image). Praktisi public relations dianggap kredibel apabila dia memiliki pengetahuan dan wawasan (expertise/knowledge), keterampilan (skillfull), etika (ethics/manner) dan dapat dipercaya (trustworthy).

2.1.2 Ruang Lingkup Humas

Ruang lingkup humas berdasarkan ciri dan fungsinya seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, pada umumnya diklasifikasikan menurut jenis organisasi yang terdiri atas humas pemerintah dan humas perusahaan.

a. Humas Pemerintah Humas pemerintah memiliki dua tugas utama, yaitu pertama, menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan, kegiatan pemerintah, perencanaan, hasil yang telah dicapai oleh pemerintah selama ini; kedua, memberikan pengetahuan kepada publik mengenai perundang-perundangan, peraturan-peraturan, dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan kehidupan rakyat, serta memberikan saran dan nasihat pada pemerintah terkait tanggapan publik terhadap kebijaksanaan yang dijalankan (Efendy, 2006, h.37).

Humas pemerintah dalam menjalankan fungsinya dibedakan atas humas pemerintah pusat dan humas pemerintah daerah. Kegiatan yang dilaksanakan hampir sama dalam hal pengorganisasian dan mekanisme kerja (Efendy, 2006, h.39). Beberapa hal yang membedakan hanyalah ruang lingkup dan cakupan wilayah kerja serta saat ini pemerintah daerah telah memiliki otoritas dan wewenang terhadap pengelolaan daerahnya berdasarkan Undang-undang no. 32 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah oleh Pemerintah Daerah.

Sedangkan menurut Efendy (2006) ruang lingkup aktivitas kehumasan pemerintah adalah sebagai berikut: 1.) Biro Pers

Merupakan biro yang bertugas membina hubungan baik dengan media. Humas membutuhkan media sebagai sarana menyebarkan informasi dan pembentuk opini publik, begitupun sebaliknya media membutuhkan humas sebagai sumber berita, sehingga hubungan keduanya merupakan simbiosis mutualisme.

2.) Biro Publisitas Merupakan upaya pengenalan organisasi pada publik, yang berperan aktif adalah praktisi humas, bukan pers. Praktisi humas dituntut menguasai teknik menulis agar dapat menghasilkan produk tulisan menarik yang berfungsi 2.) Biro Publisitas Merupakan upaya pengenalan organisasi pada publik, yang berperan aktif adalah praktisi humas, bukan pers. Praktisi humas dituntut menguasai teknik menulis agar dapat menghasilkan produk tulisan menarik yang berfungsi

3.) Biro Perencanaan Merupakan aktivitas humas untuk mengorganisir sebuah kegiatan dengan tujuan membentuk citra positif bagi pemerintah. Praktisi humas diharapkan bisa melakukan perencanaan dan melaksanakan program atau kegiatan yang menarik sehingga bisa mendapat perhatian publik dan media.

Selain itu, pemerintah dituntut untuk dapat menyatukan dan melibatkan komunitas dan masyarakat sekitarnya. Hal ini bisa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan mereka, sehingga timbul rasa memiliki

( sense of belonging ) dalam diri komunitas tersebut. Pemerintah tidak dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat dukungan dari masyarakat sekitar.

b. Humas Perusahaan Humas perusahaan pada umumnya sering diidentikan dengan penyebutan public relations. Unsur manajemen dan bisnis nampak pada kegiatan yang dilakukan oleh praktisinya yang b. Humas Perusahaan Humas perusahaan pada umumnya sering diidentikan dengan penyebutan public relations. Unsur manajemen dan bisnis nampak pada kegiatan yang dilakukan oleh praktisinya yang

Kegiatan humas perusahaan dititikberatkan pada pelayanan publik, penyebaran informasi, dan penanggulangan krisis perusahaan. Hal ini tentunya senada dengan tujuan utama perusahaan untuk membangun citra korporat yang baik secara keseluruhan. Ruang lingkup kegiatannya hampir sama dengan humas pemerintah, namun ada beberapa hal yang lebih ditonjolkan yang membedakan ruang lingkup kegiatan humas pemerintah dengan humas perusahaan adalah sebagai berikut: 1.) Lobbying

Kegiatan lobbying dilakukan dengan melakukan persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. Secara sederhana, istilah lobbying dapat didefinisikan sebagai bagian khusus dari humas yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara

dengan tujuan mempengaruhi penyusunan regulasi (Cutlip, Center, & Broom, 2006).

hubungan,

terutama

2.) Social investment Corporate Social Responsibilty (CSR) merupakan contoh tepat kegiatan Public relations yang memberikan manfaat dan kepentingan sosial. Melalui program CSR, publik akan mempersepsikan bahwa perusahaan tersebut 2.) Social investment Corporate Social Responsibilty (CSR) merupakan contoh tepat kegiatan Public relations yang memberikan manfaat dan kepentingan sosial. Melalui program CSR, publik akan mempersepsikan bahwa perusahaan tersebut

2.2 Humas Pemerintah

Peran humas sangat dibutuhkan dan dianggap penting di instansi pemerintah, hal ini karena bagian humas bertanggung jawab atas ketersediaan informasi sehingga publik dapat dengan mudah mengetahui kegiatan dan kinerja dari lembaga pemerintahan yang menaunginya. Namun, instansi pemerintah memiliki orientasi yang berbeda dengan instansi swasta. Oleh karena itu, humas pemerintah juga memiliki karakteristik yang berbeda pula dengan humas di instansi swasta (non pemerintah).

2.2.1 Karakteristik Humas Pemerintah

Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas humas yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah adalah tidak adanya unsur komersial walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi, dan periklanan (Ruslan, 2012, h.341). Humas pemerintah lebih menekankan tugasnya pada pelayanan publik dan meningkatkan pelayanan umum. Lebih lanjut, humas instansi pemerintahan bertugas menginformasikan pada publik mengenai aktivitas yang dilakukan pemerintah (Nilasari, 2012). Selain itu, humas juga berurusan dengan publisitas instansi (dalam hal ini terkait dengan peran teknis public relations ), yaitu Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas humas yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah adalah tidak adanya unsur komersial walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi, dan periklanan (Ruslan, 2012, h.341). Humas pemerintah lebih menekankan tugasnya pada pelayanan publik dan meningkatkan pelayanan umum. Lebih lanjut, humas instansi pemerintahan bertugas menginformasikan pada publik mengenai aktivitas yang dilakukan pemerintah (Nilasari, 2012). Selain itu, humas juga berurusan dengan publisitas instansi (dalam hal ini terkait dengan peran teknis public relations ), yaitu

Menurut Ruslan (2012) keberadaan unit kehumasan instansi pemerintah merupakan perwujudan secara fungsional dan operasional fungsi humas dalam melakukan publikasi dan pendistribusian informasi. Melalui unit kerja kehumasan tersebut, pemerintah menyampaikan informasi terkait kebijakan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kepemerintahannya (Nilasari, 2012, h.74).

Lebih lanjut, menurut Ruslan (2012) karakteristik lain yang membedakan humas di instansi pemerintah dengan instansi swasta (non pemerintah) adalah tidak tersedianya tenaga kehumasan professional. Hal ini karena di lingkungan pemerintah, jabatan kehumasan merupakan jabatan karir sehingga diisi oleh sumber manusia yang dinilai memenuhi persyaratan kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.2 Peran Humas Pemerintah

Menurut Kusumastuti (2004, h.25), Humas Pemerintah menjalankan peran ganda, yakni sebagai berikut:

1. Peran keluar Humas berperan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan tujuan dan kebijakan instansi pemerintah kepada masyarakat sebagai sasarannya. Selain itu, humas menjembatani kepentingan publik dengan kepentingan organisasinya agar aspirasi dan opini publik dapat terserap secara optimal dan pemerintah mampu membuat kebijakan yang bisa diterima oleh publiknya.

2. Peran kedalam Humas wajib menyerap reaksi, aspirasi atau opini khalayak, dan berusaha membuat segala hal jadi serasi, demi tercapainya kepentingan instansi dan tujuan bersama. Peran kedalam lainnya adalah humas harus bisa menjaga kondisi organisasi tetap seimbang dengan menjalankan fungsi boundary spanning (menjaga kestabilan setiap terjadi permasalahan agar tidak sampai menyebar keluar dari organisasi).

2.2.3 Fungsi Humas Pemerintah

Fungsi pokok humas pemerintah Indonesia berdasarkan keputusan Badan Koordinasi Kehumasan (Ruslan, 2012, h.343) pada dasarnya antara lain sebagai berikut:

1. Mengamankan kebijaksanaan politik pemerintah

2. Memberikan pelayanan dan menyampaikan informasi kepada publik

3. Menjadi komunikator sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam rangka menjaga kepentingan dan komunikasi dua arah antara instansi dengan publik

4. Berperan serta menciptakan iklim yang kondusif dan menjaga stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional

5. Membuat laporan berkala terkait penyelenggaraan aktivitas dan program kehumasan

2.2.4 Tugas Humas Pemerintah

Humas Pemerintahan setidaknya memiliki dua tugas utama, yaitu : pertama, menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan, perencanaan dan hasil yang telah dicapai; Kedua, menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-undangan dan hal-hal yang bersangkutan dengan kehidupan rakyat sehari-hari. Selain itu adalah tugasnya pula menasehati pimpinan departemen dalam hubungannya dengan reaksi atau tanggapan publik terhadap kebijaksanaan yang dijalankan (Effendy, 2002, h.37)

Selain itu, tugas kehumasan pemerintah menurut Darmastuti (2007), yaitu : (1) tugas strategis humas adalah ikut serta dalam decision making process . (2) tugas taktis yaitu memberikan informasi, Selain itu, tugas kehumasan pemerintah menurut Darmastuti (2007), yaitu : (1) tugas strategis humas adalah ikut serta dalam decision making process . (2) tugas taktis yaitu memberikan informasi,

Terkait dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan dengan baik, humas pemerintahan juga mempunyai tujuan yang harus dicapai, yaitu; (1) untuk mempertahankan hubungan baik antar instansi, (2) untuk memberikan keterangan-keterangan agar masyarakat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh instansi pemerintah (Susanto, 2009, h.33).

2.3 Electronic Public Relations (e-PR)

Menghadapi tuntutan era keterbukaan informasi publik, humas dituntut dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menjaga terciptanya arus komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik dan sebaliknya. Kemunculan internet yang menawarkan beragam kelebihan melalui fitur-fitur canggih yang dapat digunakan untuk mengelola informasi tentu saja segera disambut baik oleh para praktisi humas dengan cara membuat berbagai macam publikasi di internet, salah satunya melalui website .

2.3.1 e-PR

Perkembangan public relations baik sebagai ilmu maupun profesi tidak terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, salah satunya dengan kemunculan internet. Pengaruh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut terhadap aktivitas public relations dapat berbentuk sebagai alat public relations (PR Tools) ataupun bentuk baru dari kegiatan public relations , yang memunculkan istilah cyber PR, net PR, PR on the net, dan e-pr (electronic PR) sebagai nama lain bentuk kegiatan atau bidang kajian public relations (Soemirat & Ardianto, 2003, h.187).

e-PR merupakan cara yang dilakukan oleh public relations untuk menjalin hubungan dengan khalayaknya dengan menggunakan

media internet. e-PR adalah penerapan dari perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan untuk keperluan aktivitas public relations . Tujuannya untuk mempercepat penyampaian informasi dan memberikan respon cepat terhadap permasalahan yang muncul dalam organisasi (Onggo, 2004, h.2).

Sejak kemunculannya, e-PR menjadi sebuah perspektif baru bagi humas dalam melaksanakan fungsi kehumasannya. Holtz (2012, dalam Soemirat & Ardianto, 2003, h.191) menyatakan banyak dari praktisi humas berbicara atas nama perusahaan telah mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi humas . Beberapa ahli menyebutkan pemakaian internet Sejak kemunculannya, e-PR menjadi sebuah perspektif baru bagi humas dalam melaksanakan fungsi kehumasannya. Holtz (2012, dalam Soemirat & Ardianto, 2003, h.191) menyatakan banyak dari praktisi humas berbicara atas nama perusahaan telah mempertimbangkan penggunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi humas . Beberapa ahli menyebutkan pemakaian internet

Kehadiran internet bagi aktivitas kehumasan, terutama dalam e-PR membawa perspektif dan pola baru komunikasi. Perubahan pola komunikasi inilah yang memungkinkan praktisi humas mampu memberikan informasi yang bersifat fleksibel dan aktual serta bisa diakses oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun.

2.3.2 Internet dan Website dalam e-PR Karakteristik dari internet adalah media berbasis teknologi, fleksibel, potensi interaktif, berfungsi secara privat dan publik, memiliki aturan yang rendah dan keterhubungan. Karakteristik- karakteristik ini membuat internet tidak dianggap media massa secara penuh mengingat tidak adanya suatu badan atau organisasi yang memiliki, mengendalikan, dan mengelolanya (Prayudi, 2007, h.101). Produk atau aplikasi dari internet adalah e-mail, situs web, chat room, blog, webcam, dan webconference . Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki kemampuan, fungsi, karakteristik dan cara penggunaan 2.3.2 Internet dan Website dalam e-PR Karakteristik dari internet adalah media berbasis teknologi, fleksibel, potensi interaktif, berfungsi secara privat dan publik, memiliki aturan yang rendah dan keterhubungan. Karakteristik- karakteristik ini membuat internet tidak dianggap media massa secara penuh mengingat tidak adanya suatu badan atau organisasi yang memiliki, mengendalikan, dan mengelolanya (Prayudi, 2007, h.101). Produk atau aplikasi dari internet adalah e-mail, situs web, chat room, blog, webcam, dan webconference . Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki kemampuan, fungsi, karakteristik dan cara penggunaan

Sedangkan Kriyantono (2012), memberikan penjelasan mengenai karakteristik internet sebagai berikut: (a) Desentralisasi, diartikan dengan sumber informasi yang tidak

hanya berasal dari satu pihak. Namun siapapun dapat menjadi sumber informasi tersebut, (b) Kemampuan tinggi, dikarenakan tidak lagi terhambat oleh pemancar sinyal. Karena menggunakan satelit dan kabel, (c) Timbal balik langsung, karena ada interaksi langsung antara sumber dan penerima, (d) Fleksibilitas pada isi, bentuk, atau penggunaan, dan (e) Menyediakan fasilitas komunikasi impersonal dan personal sama baiknya.

Selain itu, Kriyantono (2012) juga menjelaskan bahwa ada banyak sarana yang diberikan internet sebagai sarana pertukaran informasi. Beberapa sarana tersebut adalah:

a. Email, aplikasi ini memungkinkan pengguna internet bertukar pesan dengan orang lain dengan mengirimkan, mengelola, membaca, serta membahas pesan secara elektronik dengan cepat dan tepat.

b. World Wide Web (www), atau lebih sering disebut website ini merupakan yang paling populer, sebab fasilitas ini menawarkan langsung alamat-alamat lain di internet melalui berbagai link yang disediakan. Fasilitas ini cepat sekali berkembang dengan berbagai kecanggihan dan kemudahannya.

c. Multimedia , sebuah sistem komunikasi yang menawarkan perpaduan teks, grafik, suara, video, dan animasi.

d. Hyperlink , merupakan spot-spot pada halaman web yang dapat diklik oleh pengguna untuk berpindah ke spot lain. Baik dalam website yang sama, maupun dalam website yang berbeda.

Berbagai karakteristik dan fitur canggih yang ditawarkan melalui internet tersebut, secara tidak langsung menunjukkan bahwa internet dapat memberikan dampak positif atau keuntungan dalam kegiatan humas. Asumsi tersebut diperkuat dengan pendapat Holtz (2002) mengenai beberapa keuntungan penggunaan internet bagi humas, yakni:

1. Informasi cepat sampai kepada publik

2. Internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat marketing, sarana penyebaran informasi dan promosi.

3. Siapapun dapat mengakses internet

4. Tidak terbatas oleh ruang dan waktu

5. Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang pemasaran secara langsung.

Sederet kelebihan dari internet tersebut, tentu saja segera disambut baik oleh para praktisi PR untuk melakukan aktivitasnya dengan cara membuat berbagai macam publikasi di internet, salah satunya melalui website . Website menurut Yuhefizar (2009) adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Domain adalah sebuah nama unik yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau lembaga atau organisasi yang bisa diakses melalui internet. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhubungan. Hubungan antara satu halaman web dengan yang lainnya disebut hyperlink. Sedangkan teks yang menghubungkan media tersebut disebut hypertext .

2.3.3 Fungsi dan Karakteristik Website Website menjadi sebuah bagian yang integral strategi komunikasi bagi publik yang komprehensif. Sebuah website dapat membantu untuk memperkenalkan sebuah organisasi dan pesan kunci kepada publik dengan menyediakan berbagai macam informasi mulai promosi, pemasaran, dan informasi pendidikan dalam satu pusat lokasi. Koneksi elektronik ini memungkinkan semua orang diseluruh dunia untuk belajar, mengajar, bertukar informasi, dan jual beli produk dan jasa.

Situs web dibagi menjadi dua jenis, yaitu official web ( web resmi; biasanya web milik lembaga yang sah dan memiliki otoritas terhadap web yang bersangkutan) dan jenis kedua adalah unofficial web ( web tidak resmi; dimiliki dan dikelola secara personal). Adapun jenis web nya, informasi yang ada dalam situs web diperuntukkan bagi khalayak umum (bersifat universal) dan selalu diperbarui ( up date ) dalam setiap periode.

Informasi dalam suatu situs web secara umum dapat dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Informasi yang bersifat umum (berita online, info pelayanan umum, dan sebagainya)

2. Informasi komersial

3. Informasi khusus ( web dengan isi informasi tentang suatu lembaga, atau informasi dalam berbagai kategori).

Menurut Yuhefizar (2009), website memiliki dua sifat, yaitu:

a) Website dinamis; merupakan sebuah website yang konten atau isinya selalu berubah-ubah setiap saat. Misalnya website berita.

b) Website statis; merupakan sebuah website yang konten atau isinya jarang berubah. Misalnya website profil organisasi

Sedangkan jenis website berdasarkan tujuannya, yaitu:

a) Personal web ; website yang berisi informasi tentang seseorang

b) Corporate web ; website yang dimiliki oleh sebuah perusahaan

c) Portal web ; website yang mempunyai banyak layanan, mulai dari layanan berita, email dan jasa-jasa lainnya

2.3.4 Penggunaan Website Sebagai Media Pelayanan Informasi Publik oleh Humas Pemerintah

Memasuki era masyarakat informasi, dikatakan bahwa teknologi komunikasi dapat digunakan sebagai katalisator pertumbuhan demokrasi dalam suatu negara, termasuk di Indonesia, antara lain lewat wacana publik, pertukaran pendapat, dan kebebasan pers. Dengan demikian teknologi komunikasi dapat memperkuat dan meningkatkan mutu demokrasi (Dahlan dalam Mulyana, 2008, h.172).

Masyarakat informasi menurut Rogers (1986, dalam Herdiyanto, 2012) adalah suatu bangsa yang sebagian besar pekerjanya terdiri dari pekerja informasi dan informasi menjadi elemen kehidupan yang paling penting. Yang dimaksud dengan

“pekerja informasi” tersebut adalah: orang-orang yang aktivitas utamanya membuat, mengolah atau menyampaikan informasi serta membuat teknologi informasi. Profesi pekerja informasi antara laina

dalah: guru, ilmuwan, wartawan, pembuat program computer, konsultan, sekretaris dan manajer. Orang-orang tersebut menulis, mengajar, memberikan perintah dan dengan kata lain, berurusan dengan informasi.

Beberapa ciri di atas, secara langsung menunjukkan bahwa era masyarakat informasi memiliki implikasi besar terhadap berbagai aspek, baik dalam cara kita belajar, bekerja, melakukan bisnis, menggunakan waktu luang, bahkan mendapatkan informasi terkait pemerintahan. Tak bisa dipungkiri bahwa kombinasi antara masyarakat informasi dengan Indonesia sebagai negara demokrasi, telah melahirkan masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi dalam memantau kinerja pemerintah. Masyarakat ini tidak akan segan menyampaikan saran maupun kritik jika merasa pelayanan yang diberikan pemerintah kurang optimal. Hal ini membuat instansi pemerintahan harus terbuka terhadap masukan maupun kritik yang membangun, dan terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan juga menyediakan informasi yang layak untuk publiknya.

Berpijak pada pemikiran tersebut, maka institusi pemerintah wajib membuka informasi kepada publik, sehingga peran humas pemerintah harus mampu mengantispasi dan mengelola arus Berpijak pada pemikiran tersebut, maka institusi pemerintah wajib membuka informasi kepada publik, sehingga peran humas pemerintah harus mampu mengantispasi dan mengelola arus

Website dalam hal ini dapat dimanfaatkan sebagai media publikasi berupa berita-berita terkini seputar berbagai kegiatan dan

informasi seputar pemerintahan. Jika sebuah website diberdayakan secara optimal, maka akan menjadi salah satu aspek pertimbangan penting untuk membangun image dan reputasi pemerintah. Oleh karena itu semakin lengkap informasinya, praktis dan canggihnya teknologi maka semakin tinggi pula tingkat kepuasaan masyarakat akan pelayanan publik yang diberikan oleh institusi pemerintah. Kepuasan ini nantinya akan menjadi pertimbangan publik untuk pembentukan image , menjalin kerja sama, dan menaati segala aturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Pengelolaan informasi publik melalui website resmi yang dikelola oleh instansi pemerintah diharapkan semakin mempercepat proses interaksi antara pemerintah dengan masyarakat. Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi ditujukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menghidupkan aktivitas masyarakat guna mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik, serta berfungsi menjadi portal informasi, interaksi, dan transaksi bagi Pengelolaan informasi publik melalui website resmi yang dikelola oleh instansi pemerintah diharapkan semakin mempercepat proses interaksi antara pemerintah dengan masyarakat. Pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi ditujukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menghidupkan aktivitas masyarakat guna mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik, serta berfungsi menjadi portal informasi, interaksi, dan transaksi bagi

Selanjutnya, pelayanan informasi yang dilakukan praktisi humas melalui website tentu saja tidak akan efektif bila konten dan penataan tampilan di dalamnya tidak diperhatikan. Sehingga, menurut Prayudi (2007) praktisi humas perlu mempertimbangkan beberapa faktor dalam penyusunan pesan untuk web individu maupun organisasi, yakni:

a. Gaya penulisan Gaya penulisan untuk web agak berbeda dibanding gaya penulisan press release atau backgrounder . Sehingga praktisi humas seharusnya mengetahui trik penulisan di web , misalnya: menempatkan poin utama di paragraf awal, menulis secara singkat, memberikan heading , daftar, dan penekanan topografis untuk memudahkan pembaca.

b. Kuantitas pesan Praktisi humas sebaiknya menampilkan informasi yang habis dibaca sekali, maksudnya yaitu mengurangi jumlah link di setiap b. Kuantitas pesan Praktisi humas sebaiknya menampilkan informasi yang habis dibaca sekali, maksudnya yaitu mengurangi jumlah link di setiap

c. Panjang halaman Salah satu alasan dari penggunaan link adalah untuk membatasi panjang halaman, sebab halaman yang terlalu panjang tidak sesuai untuk tampilan situs web . Hal ini didasarkan atas pemahaman bahwa scrolling bisa jadi sebuah peringatan bagi pengguna untuk tidak melanjutkan penjelajahan informasi di situs web karena pekerjaan tersebut akan melelahkan.

d. Mencetak versus Membaca online Kebanyakan pengguna web memilih untuk membaca dokumen teks yang panjang dan kompleks secara offline , dengan cara mencetak informasi (print) . Jika penyampaian informasi dalam bentuk teks yang panjang, maka pemisahan teks ke dalam referensi dokumen atau link akan menyulitkan pengguna web untuk mencetak informasi tersebut. Sehingga, informasi sebaiknya ditampilkan dalam satu halaman web secara utuh.

e. Link Link terhadap dokumen tertentu memang merupakan keunggulan untuk menyampaikan informasi via web, namun kekeliruan penggunaan link merupakan kegagalan yang paling sering dilakukan oleh para praktisi humas. Sebaiknya, link digunakan e. Link Link terhadap dokumen tertentu memang merupakan keunggulan untuk menyampaikan informasi via web, namun kekeliruan penggunaan link merupakan kegagalan yang paling sering dilakukan oleh para praktisi humas. Sebaiknya, link digunakan

2.4 Dasar Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik oleh Bagian Humas Sekretariat Negara RI

Dalam upaya pelaksanaan pelayanan informasi publik, bagian Humas Sekretariat Negara RI berpijak pada beberapa aturan perundangan yang mendasari hal tersebut, antara lain:

a. Undang-undang Dasar 1945

1. UUD 1945, Pasal 28 F: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki dan menyimpan informasi.

2. UUD 1945, Pasal 28 F (2): Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia

b. Undang-undang UU No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik: Menjamin hak

warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik

c. Instruksi Presiden Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government

2.5 Fokus Praktik Kerja Nyata

Fokus dalam kegiatan Praktik Kerja Nyata ini adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan public relations , hal ini sesuai dengan bidang peminatan penulis di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang.

Penyusunan Laporan PKN ini didasarkan pada berbagai kegiatan dan kondisi di lapangan yang dilakukan penulis selama menjalani masa PKN. Selama rentang waktu satu bulan dengan 24 hari masa kerja (1 Juli 2015 –7 Agustus 2015), selama kegiatan PKN ini penulis menemukan banyak hal menarik mengenai peran Humas Sekretariat Negara RI dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan informasi kepada publik terkait segala aktivitas kenegaraan baik Kepresidenan maupun Kementerian (khususnya Kementerian Sekretariat Negara) melalui website . Sehingga, penyusunan Laporan PKN ini akan difokuskan pada kegiatan-kegiatan terkait penggunaan dan pengelolaan website resmi tersebut.

Fokus ini nantinya akan membantu penulis untuk mengarahkan pembahasan dalam laporan PKN. Sehingga, penulis tidak melakukan pembahasan yang terlalu lebar hingga ke berbagai aspek dan kegiatan di luar pembahasan.

BAB III HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2015 tentang Kementerian Sekretariat Negara dijelaskan bahwa: Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia adalah

Kementerian Indonesia yang berkedudukan langsung di bawah dan bersinggungan langsung serta bertanggung jawab kepada Presiden dan mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18