16 biasanya dinyatakan dalam satuan skala kuantitas per orang atau perunit bangunan
dan lain sebagainya. Pada kota di negara berkembang, dalam memperhitungkan besaran timbulan sampah, baiknya perlu diperhitungkan adanya faktor pendauran
ulang sampah mulai dari sumber sampah hingga sampai di TPA. Berdasarkan SNI 19-3983-1995, bila pengamatan lapangan belum tersedia,
maka untuk menghitung besaran timbulan sampah, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai berikut :
- Satuan timbulan sampah kota sedang = 2,75 – 3,25 literoranghari = 0,7 – 0,8
kgoranghari -
Satuan timbulan sampah kota kecil = 2,5 – 2,75 literoranghari = 0,625 – 0,7 kgoranghari.
Secara umum sampah dari sebuah kota sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga, maka untuk perhitungan secara cepat satuan timbulan sampah tersebut
sudah dapat dipergunakan untuk meliputi sampah lainnya seperti pasar, hotel, toko dan kantor. Namun semakin besar sebuah kota maka sampah rumah tangga akan
semakin kecil porsinya dan sampah non rumah tangga akan lebih besar porsinya sehingga diperlukan penyesuaian lanjut.
II.5.4. Penentuan Jumlah Sampel Analisis Timbulan Sampah
Penentuan jumlah sampel yang biasa digunakan dalam analisis timbulan sampah adalah dengan pendekatan statistika, yaitu:
a. Metode stratified random sampling yang biasanya didasarkan pada komposisi
pendapatan penduduk setempat, dengan anggapan bahwa kuantitas dan kualitas sampah dipengaruhi oleh tingkat kehidupan masyarakat.
17 b.
Jumlah sampel minimum ditaksir berdasarkan berapa perbedaan yang bisa diterima antara yang ditaksir dengan penaksir, berapa derajat kepercayaan
yang diinginkan, dan berapa derajat kepercayaan yang bisa diterima. c.
Pendekatan praktis dapat dilakukan dengan pengambilan sampel sampah berdasarkan atas jumlah minimum sampel yang dibutuhkan untuk penentuan
komposisi sampah, yaitu minimum 500 liter atau sekitar 200 kg. Biasanya sampling dilakukan di TPS atau pada gerobak yang diketahui sumber
sampahnya. Penentuan jumlah sampel sampah dapat mempergunakan rumus berikut SNI
M 36-1991-03 : a.
Bila jumlah penduduk dibawah 10 juta jiwa P = Cd .
√�� ...................................................................................2.1 Keterangan : P = jumlah jiwa yang menjadi sampel
Ps = jumlah penduduk Cd = koefisien kepadatan
Cd = 1 bila kepadatan penduduk normal Cd 1 bila kepadatan penduduk jarang
Cd 1 bila kepadatan penduduk padat b.
Bila jumlah penduduk diatas 10 juta jiwa P = Cd . Cj .
√�� ............................................................................2.2 Keterangan : P = jumlah jiwa yang menjadi sampel
Ps = jumlah penduduk Cd = koefisien kepadatan
Cj = jumlah penduduk 10
6
18
II.5.5. Prediksi Jumlah Timbulan Sampah
Rumus yang digunakan dalam memprediksi timbulan sampah SNI M 36- 1991-03 :
Qn = Qt 1 + Cs
n
Cs =
1+ ��+��+���3 1+�
....................................................................2.4 ..........................................................................2.3
Keterangan : Qn = timbulan sampah pada n tahun mendatang Qt = timbulan sampah pada tahun awal perhitungan
Cs = peningkatan pertumbuhan kota Ci = laju pertumbuhan sektor industri
Cp = laju pertumbuhan sektor pertanian Cqn = Laju peningkatan pendapatan perkapita
P = laju pertumbuhan penduduk
II.6. Pewadahan Sampah