ANALISIS SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA

ANALISIS SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA
BONTANG DENGAN METODE SAVINGS HEURISTIC
Anis Siti Nurrohkayati, Wahyuda & Yudi Sukmono
Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua, Jalan
Sambaliung No. 9 samarinda 75119, http.//ftunmul.ac.id

Abstrak
Masalah yang berkaitan dengan pendistribusian sampah diantaranya adalah membuat keputusankeputusan mengenai rute pengambilan sampah. Pemilihan rute kendaraan akan menentukan total jarak
perjalanan armada. Rute yang optimal merupakan tujuan penentuan rute pengambilan sampah. Masalah
sampah merupakan masalah yang harus segera ditangani dengan baik, jika masalah ini tidak ditangani
dengan benar, baik dan berkelanjutan maka akan berdampak bukan hanya pada masalah kerusakan
lingkungan hidup dan sumber daya alam menjadi terbatas, namun juga akan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat berupa gangguan kesehatan, lingkungan yang tidak nyaman, sulit meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, merusak prasarana yang telah dibangun pemerintah dan akan mengganggu
pertumbuhan ekonomi kota. Dari gambaran permasalahan yang ada tersebut, sangat penting untuk
melakukan upaya mengoptimalkan proses pengangkutan sampah dengan rute yang efektif dan efisien. Hal
inilah yang menjadi dasar penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Sistem Pengangkutan
Sampah Kota Bontang Dengan Metode Savings Heuristic, dengan tujuan untuk mendapatkan solusi
optimal rute pengangkutan sampah di Kota Bontang.
Total jarak tempuh yang dihasilkan dengan metode savings heuristic untuk lokasi Kecamatan Bontang
Utara dapat menghemat jarak sejauh ±1,64 km/1 kali rotasi dengan penghematan biaya sebesar Rp

18.040,00/minggu dan untuk untuk lokasi Kecamatan Bontang Selatan dapat menghemat jarak sejauh
±1,1 km/1 kali rotasi dengan penghematan biaya sebesar Rp 12.100,00/minggu.
Kata Kunci:

Sistem Pengangkutan Sampah, Savings Heuristic, Jarak Tempuh, Biaya

ABSTRACT
Some Issue relating to the distribution of waste is the decisions about the waste collecting route. These
elections will determine the total vehicle fleet travel distance. The optimal route is the purpose of waste
collecting route determination. Waste problem is a problem that must be addressed, if this problem is not
dealt properly and sustainable, it will impact not only on the environmental degradation issue and
natural resources become limited, but also will disrupt the lives and livelihoods of the people in the form
of health problems, uncomfortable environment, difficult to improve the welfare of society, damaging of
infrastructure that has been built by the government and would interfere the city's economic growth.
From the overview of the existing problems, it is important to make efforts to optimize the process of
transporting waste to an effective and efficient service. This is the basis of the authors conducted the
study titled The Analysis of Waste Transportation System of Kota Bontang with Savings Heuristic
Method, with the aim to obtain an optimal solution in the waste transportation at Kota Bontang .
Total mileage which generated by savings heuristic method for the location of the District of North
Bontang can save a distance of ±1,64 km/ 1 rotation with cost savings of Rp 18.040,00/ week and for

location of the District of South Bontang can save a distance of ±1,1 km/ 1 rotation with cost savings of
Rp 12.100,00/ week.
Key Words:

Waste Transportation Systems, Savings Heuristic, Mileage, Cost

1

I.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Masalah sampah merupakan masalah yang
harus segera ditangani dengan baik, jika
masalah ini tidak ditangani dengan benar, baik
dan berkelanjutan maka akan berdampak bukan
hanya pada masalah kerusakan lingkungan
hidup dan sumber daya alam menjadi terbatas,
namun juga akan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat berupa gangguan
kesehatan, lingkungan yang tidak nyaman, sulit
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat,
merusak prasarana yang telah dibangun
pemerintah dan akan mengganggu pertumbuhan
ekonomi kota. Masalah yang berkaitan dengan
pendistribusian sampah diantaranya membuat
keputusan-keputusan
mengenai
rute
pengambilan sampah. Pemilihan rute kendaraan
akan menentukan total jarak perjalanan armada.
Rute yang optimal merupakan tujuan penentuan
rute pengambilan sampah. Terdapat beberapa
karakteristik dalam permasalahan penentuan
rute pengambilan sampah yaitu depot dimana
kendaraan berangkat dan pulang, pelayanan
konsumen dalam satu kali rute, kapasitas

pengangkutan
maksimal
dari
kapasitas
maksimal kendaraan pengangkut. Rute yang
optimal merupakan rute yang ditempuh dengan
jarak terpendek. Suatu permasalahan dengan
tujuan mencari rute dengan jarak tempuh
terpendek termasuk pada tipe vehicle routing
problem (VRP).
Gambaran permasalahan yang ada tersebut,
sehingga sangat penting untuk melakukan upaya
mengoptimalkan proses pengangkutan sampah
dengan rute yang efektif dan efisien. Hal inilah
yang menjadi dasar penulis melakukan
penelitian dengan judul Analisis Sistem
Pengangkutan Sampah Kota Bontang Dengan
Metode Savings Heuristic, dengan tujuan untuk
mendapatkan solusi optimal rute pengangkutan
sampah di kota Bontang.


1.3

Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah bagaimana menyelesaikan
masalah rute pengangkutan sampah di kota
Bontang dengan menggunakan metode savings
heuristic, dan bagaimana membuat rute yang
efisien dan efektif pada pengangkutan sampah
di kota Bontang dengan jarak rute terpendek.
1.4

Ruang Lingkup/ Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup atau batasan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rute pengangkutan sampah pada area
pelayanan Dinas Kebersihan Kota

Bontang,
2. Sampah
yang
diangkut
terletak
disepanjang jalur jalan utama Kota
Bontang pada Kecamatan Bontang Utara
dan Kecamatan Bontang Selatan, dan
3. Tidak menghitung rute pengangkutan
sampah dengan armada arm roll dan
gerobak motor.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi
beberapa pihak sebagai berikut:
1. Bagi akademik, khususnya Program Studi
Teknik Industri dapat dijadikan sebagai
salah satu referensi pengaplikasian mata
pelajaran yang diajarkan di perkuliahan
dan juga dapat dijadikan sebagai referensi
untuk menambah dan memperluas

pemahaman mengenai pengelolaan sampah
Kota Bontang, dan
2. Bagi penulis, dapat menambah wawasan
pengetahuan dan dapat mengetahui lebih
dalam mengenai sistem pengangkutan
sampah
Kota
Bontang
dan
mengoptimalkan penjadwalan serta rute
yang efektif dan efisien dengan
menggunakan metode savings heuristics.
1.6 Lokasi Penelitian

1.2

Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan solusi optimal rute

pengangkutan sampah di Kota Bontang.

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kebersihan,
Pertamanan dan PMK Kota Bontang yang
berlokasi di Jl. Kapt. Pierre Tendean No. 26
Bontang. Penelitian dilakukan pada bulan
Desember 2013.

2

II.

Landasan Teori

2.1. Pengertian Sampah
Mohammad Rizal (2011, h.156) berpendapat
secara umum masyarakat mengenai sampah
sebagai sesuatu benda yang dihasilkan dari
berbagai benda yang telah digunakan dan tidak
diperlukan lagi oleh manusia. Pengertian

sampah secara khusus dikemukakan oleh Azwar
A. (1979, h.54) sampah adalah sebagian dari
sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang harus dibuang yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi
bukan biologis karena (human waste) tidak
termasuk didalamnya.
2.2. Vehicle Routing Problem
Penerapan algoritma differential evolution untuk
penyelesaian permasalahan vehicle routing
problem with delivery and pick-up (Ika Ayu &
Wiwik Anggraeni, 2012, h.391) berpendapat
permasalahan vehicle routing problem (VRP)
adalah
sebuah
permasalahan
optimasi
kombinatorial
yang

kompleks,
yang
didefiniskan sebagai pencarian cara penggunaan
sejumlah armada (kendaraan) secara efisien
yang harus melakukan perjalanan untuk
mengantar dan/atau menjemput orang atau
barang pada sejumlah tempat. Setiap tujuan
hanya boleh dilayani oleh satu armada saja. Hal
ini dilakukan dengan mempertimbangkan
kapasitas kendaraan dalam satu kali angkut,
untuk meminimalkan biaya yang diperlukan.
Asumsi bahwa penentuan biaya minimal erat
kaitannya dengan jarak yang minimal.
2.3. Clarke-wright Saving Method
I Nyoman Pujawan dan Mahendrawathi ER
(2010) mengatakan, metode savings matrix pada
hakekatnya
adalah
metode
untuk

meminimumkan jarak atau waktu atau ongkos
dengan mempertimbangkan kendala-kendala
yang ada. Pada metode ini jarak digunakan
sebagai fungsi tujuan, artinya meminimumkan
jarak yang ditempuh oleh semua kendaraan.
Langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi matrik jarak,
2. Mengidentifikasi matrik penghematan
(savings matrix),

3.
4.

Mengalokasikan toko ke kendaraan atau
rute, dan
Mengurutkan tujuan dalam rute yang
sudah terdefinisi.

An improved clarke and wright savings
algorithm for the capacitated vehicle routing
problem (Tantikorn Pichpibul & Ruengsak
Kawtummachai, 2012, h.309) mengatakan,
dalam versi klasik, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menghitung jarak matrik (di,j).
Jarak matrik tersebut dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.1 sebagai berikut:
di,j

=

-

-

........... (2.1)

Pada Persamaan 2.1 Xi, Yi dan Xj, Yj adalah
letak geografis pelanggan i dan j. Selanjutnya,
dilakukan penggabungan dua rute pelanggan i
dan j, sehingga menghasilkan penghematan
(savings) berupa jarak tempuh yang dihitung
dengan menggunakan Persamaan 2.2 sebagai
berikut:
Sij
= di0 + dj0 - dij ......... ...............(2.2)
dengan: dij = jarak dari pelanggan i ke
pelanggan j
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian rute pengangkutan sampah dengan
menggunakan metode savings sebelumnya
dilakukan oleh Joseph Christian S. Dengan
judul Analisis Sistem Pengangkutan Sampah
Kota Makasar dengan Metode Penyelesaian
Vehicle Routing Problem (VRP) studi kasus
pada Kecamatan Mamajang. Pada penelitian ini
hanya meneliti 2 unit dump truck dengan jadwal
pengambilan sampah 2 hari dan 3 hari. Hasil
dari penelitian ini adalah rute yang dihasilkan
dengan menggunakan Algoritma savings untuk
truk I berhasil menghemat jarak tempuh sejauh
± 1,17 Km dengan jumlah sampah ± 560 liter
lebih banyak. Sedangkan untuk truk II berhasil
membuat rute yang lebih efektif dan efisien
menjadi 2 hari pengangkutan dibanding rute
selama ini yaitu selama 3 hari.

3

III.

Kegiatan Riset

3.1 Flowchart Penelitian

Masing-masing jenis alat pengangkutan sampah
tersebut mengangkut sampah pada wadahwadah sampah yang berbeda pula. Dump truck
mengangkut sampah pada tempat sampah
dengan kapasitas ±2,5 m3 atau 250 ton, arm roll
mengangkut tumpukan sampah pada wadah
kontainer, dan kendaraan motor roda tiga
mengangkut sampah yang berasal dari tempat
sampah yang berada di perumahan-perumahan.
Dump truck hanya mengangkut tumpukan
sampah yang terletak di sepanjang jalur jalan
utama Kota Bontang, sedangkan untuk
kendaraan motor roda tiga mengangkut sampah
yang berasal di perumahan-perumahan, namun
belum semua kelurahan tersedia kendaraan
motor roda tiga. Kendaraan motor roda tiga
masih terdapat disekitar daerah Bontang Baru.
4.2

Rute Pengangkutan Sampah dengan
Dump truck di Kota Bontang

Masing-masing dump truck memiliki rute yang
berbeda-beda dalam tugas mengangkut timbulan
sampah. Pengelompokan rute pengangkutan
sampah ini dipisahkan berdasarkan kelurahan
yang ada di Kota Bontang. Masing-masing
dump truck memiliki jadwal pengangkutan
sampah 2 kali dalam sehari dengan rute yang
sama. Masing-masing dump truck memiliki
maksimal batas angkut kapasitas sebanyak ±5,5
– 6,0 m3.
4.3

IV.

Pembahasan dan Analisa

4.1

Kondisi Pengangkutan Sampah Kota
Bontang

Pengangkutan sampah dengan dump truck
dilakukan secara door to door. Terdapat 10 unit
dump truck yang digunakan untuk mengangkut
sampah dengan rute yang berbeda-beda untuk
masing-masing dump truck. Masing-masing
dump truck mengangkut sampah pada pagi hari
pukul 06.00 WITA dan sore hari pukul 15.30
WITA. Satu unit dump truck disediakan 100
liter/minggu bahan bakar solar. Harga solar nonsubsidi sebesar Rp 5.500,00/liter, maka 1 unit
dump truck menggunakan biaya bahan bakar
solar sebesar Rp 550.000,00/minggu.

Metode Savings Heuristics

Berdasarkan data-data yang telah didapatkan,
selanjutnya dilakukan perhitungan penghematan
jarak dengan menggunakan metode savings.
Pangkalan dump truck pengangkut sampah di
Kota Bontang berada di Jl. Pierre Tendean (arah
menuju Bontang Kuala). Pangkalan dump truck
tersebut sekaligus menjadi satu dengan DKPP
Kota Bontang. Pangkalan (depot) dump truck
disimbolkan dengan 0 dan TPA disimbolakn
dengan X.
Kombinasi rute pengangkutan sampah daerah
Kecamatan Bontang Utara.
Kombinasi rute pengangkutan sampah daerah
Kecamatan Bontang Selatan dapat dilihat pada
Tabel 4.1 sebagai berikut:

4

4.5

Pembahasan

4.5.1 Rute Pengangkutan Sampah Kota
Bontang

Kombinasi rute pengangkutan sampah daerah
Kecamatan Bontang Selatan dapat dilihat Pada
Tabel 4.2 sebagai berikut:

4.4

Perbandingan Rute Awal dengan Rute
Hasil Perhitungan Savings

Perbandingan rute lokasi Kecamatan Bontang
Utara dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai
berikut:

Perbandingan biaya solar lokasi pengangkutan
Kecamatan Bontang Utara

Perbandingan biaya solar lokasi pengangkutan
Kecamatan Bontang Utara dapat dilihat Pada
Tabel 4.4 sebagai berikut:

Perbandingan rute lokasi Kecamatan Bontang
Selatan dapat dilihat Pada Tabel 4.5 sebagai
berikut:

Perbandingan biaya solar lokasi pengangkutan
Kecamatan Bontang Selatan dapat dilihat Pada
Tabel 4.6 sebagai berikut:

Berdasarkan
perbandingan
yang
telah
didapatkan, terdapat 4 unit armada yang
memiliki rute lebih pendek pada rute dengan
metode savings dibandingkan rute awal yaitu
DT dengan nomor polisi KT 8500 D, KT 8511
D, KT 8501 D, dan KT 8552 D dan 2 unit
armada yang memiliki rute lebih panjang pada
rute dengan metode savings dibandingkan rute
awal yaitu DT dengan nomor polisi KT 8539 D
dan KT 8549 D. Namun, walaupun terdapat 2
unit armada yang memiliki hasil savings lebih
panjang, hal ini tidak mempengaruhi nilai
savings yang didapatkan. Jarak keseluruhan
untuk 6 unit armada pengangkutan sampah
untuk rute awal memiliki total jarak tempuh
sejauh ±248,70 km/1 kali rotasi, sedangkan total
jarak tempuh rute dengan metode savings sejauh
±247,06 km/1 kali rotasi. Dengan demikian,
total jarak tempuh rute pengangkutan sampah
pada rute pengangkutan sampah lokasi
Kecamatan
Bontang
Utara
dengan
menggunakan metode savings lebih pendek
dibandingkan total jarak tempuh rute awal,
dengan penghematan jarak sejauh ±1,64 km/1
kali rotasi.
Berdasarkan
perbandingan
yang
telah
didapatkan, terdapat 1 unit armada yang
memiliki rute lebih pendek pada rute dengan
metode savings dibandingkan rute awal yaitu
DT dengan nomor polisi KT 8502 D dan 2 unit
armada yang memili rute lebih panjang pada
rute dengan metode savings dibandingkan rute
awal yaitu DT dengan nomor polisi KT 8556 D
dan KT 8512 D. Namun, walaupun terdapat 2
unit armada yang memiliki hasil savings lebih
panjang, hal ini tidak mempengaruhi nilai
savings yang didapatkan. Jarak keseluruhan
untuk 3 unit armada pengangkutan sampah
untuk rute awal memiliki total jarak tempuh
sejauh ±124,55 km/1 kali rotasi, sedangkan total
jarak tempuh rute dengan metode savings sejauh
±123,45 km/1 kali rotasi. Dengan demikian,
total jarak tempuh rute pengangkutan sampah
pada rute pengangkutan sampah lokasi
Kecamatan
Bontang
Selatan
dengan
menggunakan metode savings lebih pendek
dibandingkan total jarak tempuh rute awal,
dengan penghematan jarak sejauh ±1,1 km/1
kali rotasi.

5

4.5.2 Biaya Bahan Bakar (Solar) Armada
Pengangkutan Sampah Kota Bontang
Dengan adanya perbedaan rute antara rute awal
dengan rute dengan metode savings, maka
menyebabkan perbedaan total jarak tempuh.
Perbedaan total jarak tempuh tersebut
menyebabkan
adanya
perbedaan
total
penggunaan biaya bahan bakar pada pelayanan
pengangkutan sampah lokasi Kecamatan
Bontang Utara yang dilakukan oleh 6 unit
armada. Total penggunaan biaya bahan bakar 6
unit armada pada rute awal sebesar Rp
2.735.700,00/minggu dan total penggunaan
biaya bahan bakar 6 unit armada pada rute
dengan
metode
savings
sebesar
Rp
2.717.660,00/minggu. Biaya penggunaan bahan
bakar pada rute dengan metode savings lebih
rendah atau dapat menghemat biaya sebesar Rp
18.040,00/minggu dibandingkan dengan biaya
penggunaan bahan bakar pada rute awal.
Dengan adanya perbedaan rute antara rute awal
dengan rute dengan metode savings, maka
menyebabkan perbedaan total jarak tempuh.
Perbedaan total jarak tempuh tersebut
menyebabkan
adanya
perbedaan
total
penggunaan biaya bahan bakar pada pelayanan
pengangkutan sampah lokasi Kecamatan
Bontang Selatan yang dilakukan oleh 3 unit
armada. Total penggunaan biaya bahan bakar 3
unit armada pada rute awal sebesar Rp
1.370.050,00/minggu dan total penggunaan
biaya bahan bakar 3 unit armada pada rute
dengan
metode
savings
sebesar
Rp
1.357.950,00/minggu. Biaya penggunaan bahan
bakar pada rute dengan metode savings lebih
rendah atau dapat menghemat biaya sebesar Rp
12.100,00/minggu dibandingkan dengan biaya
penggunaan bahan bakar pada rute awal.

V.

Penutup

5.1

Kesimpulan

penggunaan bahan bakar pada rute dengan
metode savings lebih rendah atau dapat
menghemat
biaya
sebesar
Rp
18.040,00/minggu.
Total jarak tempuh 3 unit armada pengangkutan
sampah rute awal lokasi Kecamatan Bontang
Selatan sejauh ±124,55 km/1 kali rotasi,
sedangkan dengan metode savings sejauh
±123,45 km/1 kali rotasi. Terdapat penghematan
jarak sejauh ±1,1 km/1 kali rotasi. Biaya bahan
bakar
rute
awal
sebesar
Rp
1.370.050,00/minggu dan biaya metode savings
sebesar Rp 1.357.950,00/minggu. Biaya
penggunaan bahan bakar pada rute dengan
metode savings lebih rendah atau dapat
menghemat
biaya
sebesar
Rp
12.100,00/minggu.
5.2

Saran

Adapun saran yang daapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam hal menyediakan bahan
bakar untuk masing-masing armada
pengangkutan sampah disesuaikan dengan
jauh jarak tempuh masing-masing armada
pengangkutan sampah tersebut,
2. Penentuan rute dengan metode savings
heuristic dapat dijadikan rekomendasi
untuk menentukan rute pengangkutan
sampah di Kota Bontang, dengan
perhitungan yang telah dilakukan, maka 1
unit dump truck dapat diberikan kupon
bahan bakar sejumlah ±40 liter/i kali
rotasi, dan
3. Pada
penelitian
selanjutnya
dapat
menggunakan
metode-metode
penyelesaian penghematan lainnya untuk
mendapatkan solusi yang optimal dengan
batasan
waktu
maksimal
armada
pengangkutan sampah harus kembali ke
depot atau pangkalan.

Daftar Pustaka
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
total jarak tempuh 6 unit armada pengangkutan
sampah rute awal lokasi Kecamatan Bontang
Utara sejauh ±248,70 km/1 kali rotasi,
sedangkan dengan metode savings sejauh
±247,06 km/1 kali rotasi. Terdapat penghematan
jarak sejauh ±1,64 km/1 kali rotasi. Biaya bahan
bakar 6 unit armada pada rute awal sebesar Rp
2.735.700,00/minggu dan biaya metode savings
sebesar Rp 2.717.660,00/minggu. Biaya

Books
1. Cordeau, J-F., Gendreau, M., Laporte, G.,
Potvin, J-Y., Semet, F., 2011, A Guide To
Vehicle Routing Heuristics, The Journal of
The Operational Research Society, vol. 53,
no. 5, hh. 512 – 514.

6

Journals
2. Ika, A.F & Wiwik, A., 2012, Penerapan
Algoritma Differential Evolution untuk
Penyelesaian
Permasalahan
Vehicle
Routing Problem with Delivery and Pickup, Jurnal Teknik ITS, vol. 1, ISSN: 23019271, h. 391.
3. I Nyoman, P., & Mahendrawathi, ER.,
2010, Supply Chain Managemant, 2nd edn,
Institut Teknologi Sepuluh November,
Surabaya.
4. Kelompok Kerja Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL),
2011, Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota
Bontang, Bontang, Kalimantan Timur.
5. Mohamad
Rizal,
2011,
Analisis
Pengelolaan Persampahan Perkotaan
(Studi kasus pada Kelurahan Baya
Kecamatan
Banawa
Kabupaten
Donggala), Jurnal SMARTek, vol. 9, no.
2, h. 155.
6. Pichpibul, T., Kawtummachai, R., 2012,
An Improved Clarke and Wright Savings
Algorithm for The Capacitated Vehicle
Routing Problem, School of Manufacturing
Systems and Mechanical Engineering,
Sirindhorn International Institute of
Technology,
Thammasat
University,
Pathumthani 12121 Thailand, Faculty of
Business Administration, Panyapiwat
Institute of Management, Chaengwattana
Road,Nonthaburi 11120 Thailand.
7. Yusiana, K., Mike, Y., Ira P., 2011,
Implementasi
Clarke-wright
Saving
Method Pada Layanan Taksi Wisata
Berbasis VOIP, Makalah Proyek ITS, h. 2.
Websites
8. http://www.dkppbontang.com/dasar-dasarsistem-pengelolaan.html, 22-11-2013.
9. http://www.dkppbontang.com/merubahparadigma-bukan-sesuatu-yangmudah.html, 22-11-2013.
10. http://www.dkppbontang.com/mewujudka
n-bontang-yang-bersih-hijau.html,22-112013.
11. http://www.dkppbontang.com/penanganan
-sampah-menjelang-dan-pascalebaran.html, 22-11-2013.
12. http://www.kaltimprov.go.id/viewkota15.html, 19-02-2014.

7