METODE PENELITIAN
C. METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan penulis meng- gunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
tersebut melibatkan data berbentuk nonangka, yaitu berupa kalimat atau narasi, untuk kemudian diolah dan menghasilkan suatu temuan penelitian. Pemilihan pendekatan kualitatif didasarkan atas asumsi penulis bahwa permasalahan perencanaan anggaran Diklatpim pada Pemkab Balangan belum jelas letak persoalannya. Keterbatasan anggaran memang diakui sebagai masalah utama, tetapi informasi mengenai hal tersebut masih perlu didalami untuk memahami makna permasalahan sebenarnya. Selain itu, penulis juga berasumsi bahwa perencanaan anggaran Diklatpim merupakan hal yang kompleks. Di mana dalam prosesnya melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Bukan hanya BKD selaku Pengguna Anggaran, tetapi di dalamnya antara lain juga melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Inspektorat, dan pihak Legislatif (DPRD).
Informan penelitian ditentukan secara purposive sampling, yaitu ditentukan berdasar- kan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki informan tentang perencanaan anggaran Diklatpim ataupun informan yang bisa memberikan akses untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai tema sentral yang diteliti. Dalam penelitian penulis, pihak-pihak yang menjadi informan kunci berasal dari pihak eksekutif dan legislatif di lingkungan Pemkab Balangan serta Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi menyelenggarakan Diklatpim. Pihak eksekutif meliputi BKD (Kepala Badan, Kabid Diklat, Kasubid Diklat Struktural dan Tugas Belajar Aparatur, dan Pelaksana Tugas Kasubag Program dan Pelaporan), BAPPEDA (Kabid Perencanaan Makro dan Pengendalian), DPPKAD (Kasi Anggaran), dan Inspektorat (Auditor pada Inspektur Pembantu Wilayah II). Informan yang berasal pihak legislatif adalah Wakil Ketua Komisi I dan Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Balangan. Sedangkan dari penyelenggara Diklatpim diwakili oleh Kabid Diklat Struktural dan Prajabatan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Kalimantan Selatan. Selain itu, penulis juga mewawancarai beberapa PNSD atau Pejabat Struktural di Lingkungan Pemkab Balangan yang menjadi kelompok sasaran kegiatan. Pemilihan kelompok sasaran kegiatan sebagai informan kunci dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan anggaran
Diklatpim pada Pemkab dari perspektif pegawai formal pegawai di Bidang Diklat BKD lebih atau pejabat yang sudah dan belum mengikuti
bagus lagi, yaitu 80 persen berpendidikan S1/ diklat tersebut.
D4 dan S2.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara
Tabel 4. Komposisi Pegawai BKD
Kabupaten Balangan Berdasarkan Tingkat
semiterstruktur, dan telaah dokumen. Ketiga
Pendidikan Formal (Kondisi per 25 Desember
teknik tersebut dilengkapi dengan instrumen
masing-masing, berupa pedoman atau panduan
pengumpulan data. Agar derajat keterpercayaan
Tingkat
Jumlah (Orang)
atau kredibilitas data penelitian terpenuhi,
No.
Pendidikan
BKD Bidang
penulis menggunakan tiga di antara enam teknik
Formal
Keseluruhan Diklat BKD
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014: 122-
129), yaitu peningkatan ketekunan, triangulasi,
1. SMA Sederajat
dan penggunaan bahan referensi. Sedangkan
2. D3 3 0
prosedur analisis data mengacu pada Model
3. S1/D4
Interaktif Miles and Huberman (Sugiyono, 2014:
4. S2
91) yang terdiri dari pengumpulan data (data
Total Pegawai (Orang)
collection), reduksi data (data reduction), penyajian
Sumber: Bidang Administrasi Kepegawaian BKD Kabupaten
data (data display), dan penarikan kesimpulan/
Balangan Tahun 2015 (diolah)
verifikasi (conclusion drawing/verification). Dokumen perencanaan yang berpengaruh dalam proses perencanaan anggaran Diklatpim
D. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
terdiri atas dokumen perencanaan pembangunan
1. Analisis Perencanaan Anggaran Pen-
dan dokumen perencanaan anggaran. Dokumen
didikan dan Pelatihan Kepemimpinan
perencanaan tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Perencanaan anggaran Diklatpim pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemkab Balangan dalam prosesnya dapat
(RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah dianalisis melalui lima prinsip penganggaran
(RKPD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat yang dikemukakan oleh Anggarini dan
Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Satuan Puranto (2010: 106-107), yaitu transparansi
Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Rencana dan akuntabilitas, disiplin, keadilan, efisiensi
Kerja Anggaran (RKA)/Rencana Kerja Anggaran dan efektivitas, dan disusun berdasarkan
Perubahan (RKAP), dan Dokumen Pelaksanaan pendekatan kinerja. Proses perencanaan
Anggaran (DPA)/Dokumen Pelaksanaan dan anggaran Diklatpim sendiri dipengaruhi oleh
Perubahan Anggaran (DPPA). Berdasarkan berbagai faktor yang menjadi masukan (input),
penelitian penulis, dokumen perencanaan tersebut yaitu SDM Aparatur, peraturan perundang-
cukup komprehensif mengakomodir berbagai undangan yang berlaku, dokumen perencanaan,
indikator Diklatpim, baik indikator kinerja maupun daftar nominatif, anggaran, serta sarana dan
kerangka pendanaan untuk mencapai kinerja prasarana yang tersedia.
yang ditetapkan. Akan tetapi, hasil penelitian juga Penelitian yang dilakukan menunjukkan
menunjukkan bahwa keterkaitan antardokumen bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
perencanaan tersebut masih kurang. Hal tersebut ter hadap proses perencanaan anggaran
terlihat dengan adanya ketidakkonsistenan Diklatpim kondisinya bervariatif. Dengan
target capaian kinerja dan dukungan pendanaan kata lain, terdapat faktor yang kondisinya
kegiatan Diklat Struktural bagi PNSD (Diklatpim) cukup baik, tetapi faktor lainnya menghadapi
dalam berbagai dokumen perencanaan. keterbatasan. SDM Aparatur yang dimiliki oleh
Adapun daftar nominatif yang dijadikan BKD Kabupaten Balangan selaku Pengguna
masukan dalam proses perencanaan anggaran Anggaran Diklatpim masih kurang dari segi
Diklatpim meliputi Daftar Nominatif PNSD kuantitas. Pegawai BKD berjumlah 29 orang,
yang Belum Diklatpim dan Daftar Nominatif sedangkan jumlah pegawai yang ada di Bidang
PNSD yang Sudah Diklatpim. Daftar tersebut Diklat BKD hanya 5 orang. Akan tetapi, dari segi
diperbarui secara berkala tiap tahun ataupun kualitas pegawai BKD relatif cukup bagus. Jika
pada saat terjadi mutasi dan promosi dilihat dari tingkat pendidikan formal, 19 orang
pegawai. Penelitian yang dilakukan penulis atau 65,52 persen pegawai BKD berpendidikan
menghasilkan temuan bahwa daftar nominatif D3 ke atas. Sedangkan tingkat pendidikan menghasilkan temuan bahwa daftar nominatif D3 ke atas. Sedangkan tingkat pendidikan
pegawai BKD). Kondisi anggaran tersebut Struktural di Lingkungan Pemkab Balangan.
mengalami tren penurunan dalam tiga tahun Secara garis besar, anggaran Diklatpim
terakhir periode Renstra Tahun 2011 s.d. yang dianggarkan Pemkab Balangan melalui
2015. Anggaran tersebut mengalami kenaikan BKD terdiri atas anggaran yang terkait langsung
kembali pada tahun 2016 yang merupakan dengan peserta diklat (kontribusi, penunjang
tahap transisi dari Renstra Tahun 2011-2015 ke kegiatan, dan perjalanan dinas peserta)
RenstraTahun 2016-2020.
dan anggaran pendukung kegiatan diklat
Sumber: DPA/DPPA SKPD BKD Kabupaten Balangan TA. 2013 s.d. 2016 (diolah) Gambar 2. Perkembangan Anggaran Kediklatan SKPD pada BKD
Kabupaten Balangan Tahun 2013 s.d. 2016
Faktor terakhir yang berpengaruh ter- bahwa dimensi pertama prinsip transparansi hadap proses perencanaan anggaran Diklatpim
dan akuntabilitas anggaran tersebut belum adalah sarana dan prasarana. Hasil penelitian
sepenuhnya diberikan kepada kelompok sasaran menunjukkan bahwa Pemkab Balangan,
kegiatan. Bentuk transparansi yang dijalankan khususnya BKD selaku Pengguna Anggaran,
masih berupa penginformasian data statistik belum mempunyai fasilitas diklat yang
pegawai yang akan diikutkan Diklatpim dan representatif. Fasilitas yang dimiliki hanya
pemanggilan pegawai atau pejabat struktural mencukupi kebutuhan penyelesaian tugas
untuk mengikuti diklat. Jadi, hak dan akses yang administratif atau tata usaha (clerical work)
diberikan kepada publik yang menjadi sasaran kepegawaian. Sehingga, penyelenggaraan
kegiatan belum menyentuh proses perencanaan Diklatpim melalui Pola Fasilitasi/Kemitraan
anggaran Diklatpim.
belum memungkinkan untuk dilaksanakan di Belum adanya hak dan akses untuk Kabupaten Balangan. Oleh karena itu, PNSD
mengetahui proses perencanaan anggaran atau Pejabat Struktural di Lingkungan Pemkab
Diklatpim ditunjukkan dengan tidak adanya Balangan diikutkan Diklatpim melalui Pola
sosialisasi khusus mengenai diklat dimaksud Penyertaan pada lembaga diklat pemerintah
bagi kelompok sasaran kegiatan. Sosialisasi yang terakreditasi menyelenggarakan Diklatpim
tersebut idealnya menjadi media kelompok Tingkat II (BANDIKLATDA Provinsi Jawa
tersebut untuk mengetahui gambaran umum Timur) serta Diklatpim Tingkat III dan IV
Diklatpim yang diperoleh langsung dari BKD, (BANDIKLATDA Provinsi Kalimantan Selatan).
selaku SKPD yang berwenang menyusun dan Untuk menilai pengaruh berbagai
melaksanakan kebijakan kepegawaian daerah. faktor yang telah disebutkan terhadap proses
Di samping itu, pegawai atau pejabat struktural perencanaan anggaran Diklatpim, dapat dilihat
sebagai kelompok sasaran kegiatan wajar melalui dimensi-dimensi yang terkandung
diberikan informasi, diajak berkomunikasi, dan dalam lima prinsip penganggaran berikut:
disediakan ruang untuk menyampaikan aspirasi
a. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran yang terkait dengan diklat tersebut. Ketiadaan
sosialiasi menyebabkan informasi Diklatpim Mayoritas informan kunci yang penulis
yang diterima sasaran kegiatan tidak merata. BKD wawancarai memandang penting pemberian
juga kehilangan momentum untuk memperoleh hak dan akses untuk mengetahui proses
masukan dan umpan balik konstruktif dari perencanaan anggaran Diklatpim. Akan
kelompok sasaran kegiatan terhadap proses tetapi, hasil penelitian penulis menunjukkan
perencanaan anggaran Diklatpim.
Dimensi kedua prinsip transparansi dan akuntabilitas anggaran ialah hak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana dan pelaksanaan anggaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hak tersebut juga belum ada atau belum diberikan kepada publik. Hal tersebut dikarenakan anggaran Diklatpim bersifat segmented (hanya menyasar publik dalam arti sempit, yaitu pegawai atau pejabat struktural) dan tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat umum sebagai publik dalam arti luas. Sehingga masyarakat umum tidak menaruh perhatian besar terhadap anggaran tersebut. Masyarakat lebih perhatian pada kinerja pegawai yang diikutkan diklat, yaitu meningkatnya kompetensi yang ditunjukkan dengan perbaikan kinerja pelayanan publik. Di samping itu, kelompok sasaran kegiatan juga tidak melihat adanya keterdesakan pemberian hak tersebut. Menurut informan yang berasal dari kelompok sasaran kegiatan, hak menuntut pertanggungjawaban tidak diperlukan selama hak-hak keuangan peserta Diklatpim terpenuhi sesuai ketentuan.
b. Disiplin Anggaran
Kepatuhan terhadap ketentuan batas tertinggi pengeluaran anggaran sudah dilaksanakan oleh BKD Kabupaten Balangan selaku Pengguna Anggaran kegiatan Diklat Struktural (Diklatpim) bagi PNSD. Hal tersebut ditunjukkan dengan dipedomaninya berbagai peraturan perundang-undangan dalam proses perencanaan anggaran berbagai komponen biaya Diklatpim, seperti Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Kepala (Perka) Lembaga Administrasi Negara (LAN) tentang Standar Umum Biaya Diklat PNS, Perka LAN tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim, Peraturan Daerah (Perda), serta Peraturan dan Keputusan Bupati yang terkait lainnya.
Hasil penelitian lapangan juga menunjukkan bahwa BKD telah melaksanakan ketentuan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum/tidak tersedia anggaran- nya. Dimensi kedua dari disiplin anggaran tersebut tidak mungkin dilanggar oleh BKD, karena anggaran yang belum/tidak tersedia berkonsekuensi pada tidak dapat diikutkannya pegawai atau pejabat struktural dalam Diklatpim yang diselenggarakan oleh Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi. Selain itu, jika ketentuan dimaksud dilanggar, maka hal
tersebut adalah bentuk pelanggaran terhadap salah satu Azas Umum Pelaksanaan APBD. Pelanggaran yang akan menjadi temuan auditor atau pemeriksa pada saat pemeriksaan keuangan, karena merupakan bentuk ketidak- taatan pada peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah.
c. Keadilan Anggaran
Dimensi yang terkandung dalam keadilan anggaran ialah pengalokasian anggaran secara adil, agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa adanya diskriminasi dalam pemberian pelayanan. Dalam konteks anggaran Diklatpim, keadilan tercapai jika pegawai atau pejabat struktural yang memenuhi persyaratan dapat mengikuti diklat, tanpa adanya perlakuan diskriminatif atau pembeda-bedaan satu sama lain.
Berdasarkan informasi yang dihimpun selama penelitian, perencanaan anggaran Diklatpim pada Pemkab Balangan sudah cukup memenuhi dimensi pengalokasian anggaran secara adil. Dengan kata lain, pengalokasian anggaran Diklatpim sudah diupayakan BKD dapat menjangkau pegawai atau pejabat struktural yang menjadi kelompok sasaran kegiatan, di tengah kondisi keterbatasan anggaran yang mengharuskan dilakukannya penilaian kebutuhan dan penentuan prioritas pegawai atau pejabat yang dikirim diklat. Akan tetapi, harus diakui bahwa implementasi dimensi tersebut belum sepenuhnya ideal. Sebagaimana ditunjukkan dengan kurangnya sosialisasi mengenai pertimbangan yang diambil Pemda melalui BKD, terhadap pegawai atau pejabat yang dipilih mengikuti Diklatpim. Di samping itu, Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI) juga masih kurang transparan dan akuntabel dalam mekanisme pencalonan dan penetapan peserta Diklatpim.
d. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Dimensi pertama prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran adalah azas efisiensi. Anggaran sektor publik disebut efisien jika mencapai tujuan atas sasaran, melalui penggunaan anggaran seminimal atau sehemat mungkin. Hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa efisiensi anggaran Diklatpim dalam lima tahun terakhir hanya tercapai pada tahun 2011 dan 2014 (lihat Tabel 5). Akan tetapi, temuan penulis juga memperlihatkan bahwa efisiensi anggaran yang dicapai pada tahun tahun tersebut tidak dihasilkan melalui proses Dimensi pertama prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran adalah azas efisiensi. Anggaran sektor publik disebut efisien jika mencapai tujuan atas sasaran, melalui penggunaan anggaran seminimal atau sehemat mungkin. Hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa efisiensi anggaran Diklatpim dalam lima tahun terakhir hanya tercapai pada tahun 2011 dan 2014 (lihat Tabel 5). Akan tetapi, temuan penulis juga memperlihatkan bahwa efisiensi anggaran yang dicapai pada tahun tahun tersebut tidak dihasilkan melalui proses
Efisiensi anggaran Diklatpim dicapai, setelah atau mampu meminimalisir terjadinya revisi
BKD merevisi atau menyesuaikan target atas rencana awal yang ada.
Tabel 5. Perbandingan Target dan Realisasi Anggaran dan Kinerja Diklatpim Sebelum
dan Sesudah Perubahan Tahun 2011 s.d. 2015
Target Anggaran
Target Kinerja
Realisasi Tahun
Kinerja Sebelum % Setelah
Anggaran
(Orang) Perubahan
Perubahan Perubahan
Sumber: Laporan Realisasi Program/Kegiatan Pembangunan Dana APBD BKD Kabupaten Balangan Tahun 2011 s.d. 2015, LAKIP SKPD BKD Kabupaten Balangan Tahun 2011 s.d. 2014, dan Hasil Wawancara dengan Fungsional Umum Subid Diklat Struktural dan Tugas Belajar Aparatur BKD Kabupaten Balangan tanggal 1 Februari 2015.
Dimensi kedua prinsip efisiensi dan dengan perserta diklat yang benar-benar efektivitas anggaran, yaitu tepat guna,
konsisten tepat waktu hanya biaya kontribusi. juga sudah relatif baik diterapkan dalam
Dimensi terakhir atau keempat prinsip perencanaan anggaran Diklatpim pada Pemkab
efisiensi dan efektivitas ialah penggunaan Balangan. Apabila anggaran tidak tepat guna,
anggaran yang dapat dipertanggungjawabkan. maka akan menjadi temuan dalam pemeriksaan
Berdasarkan hasil penelitian, terutama keuangan. Penelitian yang penulis lakukan,
pengakuan yang diberikan oleh auditor, baik melalui teknik wawancara maupun telaah
anggaran Diklatpim pada Pemkab Balangan telah dokumen, menunjukkan bahwa temuan atas
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. penyimpangan anggaran Diklatpim belum
Hal tersebut dikarenakan rencana atau pernah terjadi. Artinya, anggaran yang
pelaksanaan anggaran Diklatpim telah mentaati digunakan sudah sesuai dengan komponen-
atau mematuhi berbagai peraturan terkait. komponen biaya yang direncanakan. Misalnya,
Pengakuan yang diberikan kelompok sasaran biaya yang dianggarkan untuk kontribusi benar-
kegiatan pada saat wawancara penelitian, benar digunakan sesuai dengan komponen
khususnya pejabat yang telah Diklatpim, biaya tersebut. Begitu pula yang terjadi dengan
semakin mempertegas informasi bahwa penggunaan biaya penunjang kegiatan dan
anggaran diklat tersebut benar-benar sudah biaya perjalanan dinas peserta diklat.
dapat dipertanggungjawabkan. Dimensi ketiga dari prinsip efisiensi
Selain empat dimensi yang terkandung dan efektivitas anggaran adalah tepat waktu
dalam prinsip efisiensi dan efektivitas pelaksanaan. Pada aspek perencanaan, hasil
anggaran, Pemkab Balangan melalui BKD dan/ penelitian menunjukkan bahwa anggaran
atau lembaga diklat terakreditasi juga telah Diklatpim relatif sudah tepat waktu di tingkat
melakukan beberapa upaya untuk menghemat internal BKD Kabupaten Balangan selaku
atau meminimalisir biaya Diklatpim, salah Pengguna Anggaran. Akan tetapi, mengingat
satunya ialah penerapan taktik efisiensi anggaran Diklatpim bukan hanya domain BKD
biaya diklat. Walaupun secara umum penulis dan terkait dengan pihak-pihak lain (seperti
menyimpulkan penerapan taktik efisiensi DPRD, BAPPEDA, dan DPPKAD), maka
tersebut belum memberikan hasil optimal, tetapi keterlambatan masih terjadi di tingkat yang
hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sudah ada hubungannya dengan berbagai pihak yang
mulai ada perbaikan dalam proses perencanaan disebutkan. Sedangkan pada aspek pelaksanaan,
anggaran dan penyelenggaraan kegiatan penelitian penulis juga menunjukkan bahwa
Diklatpim. Adapun gambaran hasil penelitian anggaran Diklatpim yang terkait langsung
atas penerapan taktik efisiensi dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan ke dalam organisasi (look Diklatpim yang disusun oleh BKD juga inside). Hasil penelitian menunjukkan
sudah mempedomani RPJMD Kabupaten bahwa Pemkab Balangan melalui BKD telah
Balangan Tahun 2011-2015. melakukan pengamatan secara menyeluruh.
4) Mempertimbangkan pembelajaran se-
Pengamatan bukan hanya dilakukan cara elektronik (consider e-learning). ke dalam, tetapi juga keluar organisasi.
Melalui pengumpulan data dengan Hal tersebut dilakukan karena Pemkab
teknik wawancara (termasuk pengakuan Balangan belum bisa menyelenggarakan
alumni Diklatpim yang berasal dari Diklatpim di daerah dan hanya bisa
Pemkab Balangan) dan telaah dokumen, mengikutkan pegawai atau pejabat
penulis memperoleh informasi bahwa struktural ke Lembaga Diklat Pemerintah
penyelenggaraaan Diklatpim Pola Baru yang Terakreditasi. Di samping itu, pengiriman
mulai diimplementasikan BANDIKLATDA peserta Diklatpim juga memperhatikan
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2014 himbauan Pemprov Kalimantan Selatan agar
telah menerapkan substansi yang terkandung tidak mengikutkan pegawai atau pejabat
dalam pembelajaran secara elektronik dengan Batas Usia Pensiun (BUP) tinggal
(e-learning). Hal tersebut terlihat dari metode lima tahun. Himbauan tersebut didasarkan
pembelajaran diklat yang telah memadukan atas penilaian bahwa pegawai atau pejabat
metode klasikal (di kelas) dan nonklasikal dengan sisa masa kerja lima tahun tidak akan
(di tempat kerja). Teknologi komunikasi dapat lagi mengoptimalkan kompetensi yang
dan informasi berbasis elektronik, seperti diperolehnya selama mengikuti diklat pada
email yang membutuhkan koneksi internet, unit kerja asal yang bersangkutan.
telepon, pesan singkat (sms), dan lain 2)
Mempertanyakan kebutuhan akan diklat
sebagainya, digunakan pada saat kembali (do you need it?) . Informasi yang dihimpun
ke tempat kerja (pembelajaran nonklasikal) selama penelitian menunjukkan bahwa
untuk merancang dan melaksanakan proyek Diklatpim benar-benar dibutuhkan oleh
perubahan. Secara konseptual, diklat yang pegawai ataupun organisasi yang ber-
menerapkan e-learning diyakini akan lebih sangkutan. Pertama, Diklatpim merupakan
mengefisienkan biaya penyelenggaraan persyaratan yang mesti dipenuhi oleh
kegiatan (misal: biaya transportasi dan pegawai yang akan atau telah menduduki
akomodasi).
suatu jabatan struktural. Kedua, Diklatpim
e. Disusun Berdasarkan Pendekatan Kinerja
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan aparatur Pemda dalam
Perencanaan anggaran Diklatpim memimpin perubahan di instansinya. Ketiga,
pada Pemkab Balangan secara prinsip telah ke ikutsertaan dan kelulusan Diklatpim
mengutamakan pencapaian hasil kerja (output/ Tingkat III dijadikan persyaratan untuk
outcome). Hal tersebut ditunjukkan dengan mengikuti lelang jabatan (open bidding) Eselon
adanya kejelasan target kinerja kegiatan
II pada Pemkab Balangan yang akan mulai Diklat Struktural (Diklatpim) bagi PNSD yang dilaksanakan pada tahun 2016.
direncanakan dan dianggarkan Pemda melalui 3)
Penyelarasan kebijakan diklat dengan BKD Kabupaten Balangan. Target kinerja
strategi organisasi (give training a strategic kegiatan dimaksud meliputi masukan (input), alignment). Penelitian penulis meng-
keluaran (output), dan hasil (outcome). Dengan hasilkan temuan informasi bahwa ke-
kata lain, Penganggaran Kinerja (Performance bijakan Diklatpim telah diselaraskan
Budgeting) telah diterapkan dalam perencanaan dengan strategi organisasi, yaitu Renstra
anggaran Diklatpim. Akan tetapi, dimensi SKPD BKD Kabupaten Balangan Tahun
pengutamaan pencapaian hasil kerja belum 2011-2015. Di dalam strategi tersebut
optimal dilaksanakan, karena BKD hanya dimuat kegiatan, indikator kinerja, target
penyusun dan perencana kebijakan, sedangkan kinerja dan pendanaan, serta kondisi yang
keputusan diambil oleh Bupati selaku Pejabat ingin dicapai pada periode akhir Renstra.
Pembina Kepegawaian Daerah dan Pemegang Bahkan dalam Renja SKPD Tahun 2015 dan
Kekuasaaan Pengelolaan Keuangan Daerah. 2016 yang menjadi dokumen penjabaran
Selain itu, optimalisasi pendekatan kinerja tahunan Renstra, Diklatpim dijadikan
juga terkendala lemahnya konsistensi antara sebagai isu penting penyelenggaraan
perencanaan pembangunan bidang SDM tupoksi BKD. Kebijakan dan strategi
Aparatur dan penganggaran.
Dimensi terakhir dari prinsip disusun
2014, dan Hasil Wawancara dengan Fungsional Umum Subid
berdasarkan pendekatan kinerja adalah
Diklat Struktural dan Tugas Belajar Aparatur BKD Kabupaten Balangan tanggal 1 Februari 2015 (diolah).
menumbuhkan profesionalisme kerja. Berdasarkan keterangan para informan,
Anggaran Diklatpim pada Pemkab profesionalisme kerja di antara pihak-pihak
Balangan yang sesuai dengan kebutuhan SKPD terkait masih belum tercapai secara optimal.
Pengguna Anggaran belum tercapai, disebabkan Indikator yang menunjukkan temuan penelitian
adanya permasalahan atau kendala-kendala tersebut antara lain adanya kepentingan sempit
yang dihadapi dalam perencanaan anggaran (vested interest) pribadi atau kelompok, tumpang
diklat tersebut, yaitu:
tindih tugas pokok dan fungsi (tupoksi) antar-
a. Keterbatasan anggaran menjadi penyebab SKPD, dan lemahnya koordinasi berbagai pihak
utama masih banyaknya PNSD atau yang terkait dalam perencanaan anggaran.
Pejabat Struktural di Lingkungan Pemkab Walaupun profesionalisme kerja belum
Balangan yang belum Diklatpim. Kondisi optimal, tetapi penulis juga menemukan mulai
tersebut ditambah dengan pengalokasian tumbuhnya kesadaran dari berbagai pihak
anggaran yang belum sepenuhnya sesuai untuk melaksanakan tupoksi sesuai dengan
dengan kebutuhan dan peningkatan wewenang masing-masing.
kapasitas SDM Aparatur Pemda belum
2. Berbagai Kendala yang Dihadapi dalam ditempatkan sebagai prioritas utama Perencanaan Anggaran Pendidikan dan pembangunan daerah. Di samping itu, Pelatihan Kepemimpinan penyelenggaraan Diklatpim dengan
Pola Fasilitasi/Kemitraan belum bisa Dengan dipengaruhi oleh berbagai faktor
dilaksanakan, karena kekurangan SDM dan prinsip-prinsip perencanaan anggaran yang
yang memenuhi kualifikasi untuk belum sepenuhnya diimplementasikan secara
menyelenggarakan Diklatpim dan belum ideal, maka keluaran (output) berupa anggaran
tersedianya fasilitas diklat representatif Diklatpim yang sesuai dengan kebutuhan
yang dimiliki Pemkab Balangan, SKPD Pengguna Anggaran belum tercapai.
khususnya BKD selaku pembina dan Indikasinya adalah target kinerja Diklat
pelaksana kebijakan di bidang kediklatan. Struktural (Diklatpim) dalam Renstra SKPD
b. Mekanisme pengiriman peserta yang BKD Kabupaten Balangan Tahun 2011-2015 yang
didasarkan pada kuota dan pemanggilan hanya tercapai 53,37 persen pada akhir tahun
oleh Lembaga Diklat Pemerintah 2015 (lihat Tabel 6). Selain itu, capaian target
Terakreditasi juga menjadi salah satu Diklat Struktural (Diklatpim) dalam RPJMD
kendala yang menyebabkan belum Kabupaten Balangan Tahun 2011-2015 hanya
efektifnya anggaran Diklatpim pada 43,10 persen. Pencapaian target perencanaan
Pemkab Balangan. Selain itu, kuota yang jangka menengah tersebut masih jauh dari target
ditentukan oleh lembaga diklat tersebut yang ditetapkan sebesar 98 persen pada akhir
belum tentu terealisasi seratus persen tahun 2015.
atau sesuai perencanaan. Mekanisme
Tabel 6. Realisasi Pencapaian Target Kinerja pencalonan dan penentuan peserta Kegiatan Diklat Struktural (Diklatpim) Diklatpim oleh TSPDI juga dinilai masih terhadap Renstra SKPD BKD Kabupaten kurang transparan dan akuntabel.
Balangan Tahun 2011-2015
c. Lemahnya komunikasi dan koordinasi di antara pihak-pihak berkepentingan
Target
Realisasi
Tahun Renstra
Kinerja
Persentase
dalam perencanaan anggaran Diklatpim
merupakan kendala lain yang dihadapi
1 2 3 4 BKD Kabupaten Balangan selaku Pengguna
Anggaran. Kendala tersebut terlihat dari
perubahan regulasi yang cukup dinamis tapi tidak dibarengi efektivitas diseminasi
informasi ke daerah, perencanaan anggaran
dengan koordinasi di antara pihak-pihak
internal dan eksternal yang kurang baik,
serta pelaksanaan kegiatan diklat melalui
Sumber: Renstra SKPD BKD Kabupaten Balangan Tahun 2011-
pemberitahuan dan pemanggilan peserta
2015, LAKIP SKPD BKD Kabupaten Balangan Tahun 2011 s.d.
yang terkesan mendadak. Kondisi tersebut turut menjadi penyebab belum optimalnya anggaran Diklatpim yang direncanakan.
3. Upaya-upaya yang Ditempuh untuk Mengatasi Kendala dalam Perencanaan Anggaran Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Untuk mengatasi berbagai kendala atau masalah dalam perencanaan anggaran Diklatpim pada Pemkab Balangan, jajaran Pemda (khususnya BKD Kabupaten Balangan) dan/atau Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pengajuan telaahan staf kepada Bupati Balangan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh BKD untuk mengatasi kendala perencanaan anggaran Diklatpim. Telaahan yang diajukan kepada Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah tersebut juga dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, seperti BAPPEDA, DPPKAD, dan TAPD yang diketuai oleh Sekretarus Daerah. Hasilnya, anggaran Diklatpim tahun 2016 mendapatkan tambahan sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
b. Upaya selanjutnya yang dilakukan oleh Pemkab Balangan adalah perbaikan proses perencanaan anggaran. Upaya tersebut diwujudkan melalui penerbitan Perbup tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD, penyisipan tahap pra- RKA-SKPD dan peninjauan atas RKA- SKPD dalam jadwal penyusunan dan perencanaan APBD, serta optimalisasi kemajuan teknologi informasi berbasis elektronik (misalnya: penggunaan aplikasi berbasis elektronik SIMDA Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah/SIMPEPEDA). Selain menyasar perencanaan anggaran, proses penyelenggaraan diklat pun tidak luput dari upaya perbaikan. Evaluasi terhadap biaya kontribusi diklat merupakan salah satu upaya perbaikan penyelenggaraan Diklatpim yang dilakukan oleh BANDIKLATDA Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Upaya terakhir yang dilakukan Pemkab Balangan melalui BKD adalah peningkatan intensitas komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak berkepentingan. Komunikasi dan koordinasi bukan hanya dibangun dengan pihak internal
di lingkungan Pemkab Balangan, tetapi juga dilakukan terhadap pihak eksternal yang terkait. BKD melakukan lobi-lobi terhadap pihak internal Pemda, seperti BAPPEDA, DPPKAD, dan TAPD, dalam rangka mendapatkan tambahan anggaran Diklatpim. Lobi yang dilakukan BKD tersebut didukung dengan argumen yang kuat serta data yang valid dan reliabel. Sedangkan dengan pihak eksternal atau penyelenggara Diklatpim, yaitu BANDIKLATDA Provinsi Jawa Timur dan BANDIKLATDA Provinsi Kalimantan Selatan, BKD melakukan komunikasi dan koordinasi agar dapat menyertakan PNSD atau Pejabat Struktural di Lingkungan Pemkab Balangan dalam diklat tersebut. Selain keperluan penyertaan peserta diklat, komunikasi dan koordinasi yang dibangun BKD dengan penyelenggara diklat tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi atau perkembangan terbaru seputar Diklatpim.