Transkripsi dan Analisis Melodi

4.3 Transkripsi dan Analisis Melodi

Karena daya in gat manusia terbatas dan tidak dapat mengingat persis apa yang diden gar sep uluh menit yang lalu, m aka notasi menjadi san gat pentin g dalam

penelitian musik. Dalam Etnomusikologi, proses p enotasian bunyi, m en galihkan bunyi m enjadi sim bol visual disebut transkripsi.

Netll (1964:98 dalam Evi Henny) m enyebutkanada 2 pen dekatan dalam pendeskripsian m usik yaitu: (1) kita dap at m endeskrip sikan dan m enganalisis apa yang kita dengar, (2) k ita dapat m en uliskan dalam berbagai cara k eatas kertas dan mendeskrip sikan apa yan g kita lihat. Oleh karena it u, untuk memvisualisasikan melodi lagu dangdut, pen ulis menggun akan transkr ipsi agar lebih m udah untuk menganalisisnya terutama tangga nada, m otif, tonalitas, kadensa, dan lain- lain.

Untuk melakukan tran skripsi ini, m aka pen ulis m enggunakan beber apa lan gkah yan g dian ggap perlu. Pen ulis menco ba m en den gark an secar a berulan gkali Untuk melakukan tran skripsi ini, m aka pen ulis m enggunakan beber apa lan gkah yan g dian ggap perlu. Pen ulis menco ba m en den gark an secar a berulan gkali

Sebagaimana y an g dikatakan Nettl (1964:94) yan g men gutip pendapat Seeger tentang pen ulisan notasi musik yan g terdir i dari dua bagian yaitu notasi preskriptif dan notasi deskriptif. Notasi preskriptif hanya menulis bagian-bagian yang dian ggap m enonjo l dalam suatu m usik tanpa har us menuliskan secara len gkap hal-h al yang ada di dalam musik. Sedan gkan notasi deskriptif adalah notasi yan g menggam bark an secar a terperin ci asperk-aspek m usikal yang ter dapat pada m usik. Oleh karena itu, pada skrip si ini, p en ulis menggunak an pen dekatan notasi deskriptif dalam menganalisis melo di lagu Pertem uan dan Menunggu.

Untuk menem ukan secara terperin ci detail-detail dalam lagu tersebut, maka penulis m enden garkan secara berulangk ali melodi lagu y ang akan dianalisis.

Dalam menuliskan hasil transkripsi, penulis m enggunak an notasi barat karena notasi barat san gat efektif dalam pen ulisan riten, tin ggi ren dahnya nada, sim bol-

sim bol nada pada garis paranada, durasi, dan lain-lain. Menyusun h asil transkripsi adalah unt uk m em permudah analisis melo di, sehingga dengan m udah dap at dilihat tangga nada, n ada dasar, wilayah n ada, jumlah nada, interval, po la k adensa, formula melodi dan kontur. Pada tulisan in i, pen ulis akan menco ba m en ganalisis melodi lagu Pertemuan dan Menunggu. Hasil transkripsi kedua lagu adalah sebagai ber ikut:

Keteran gan : Tanda ker iting di atas n ada adalah cen gkok.

4.3.1 Tangga Nada

Nettl (1964:145) mengem ukakan cara-cara mendeskr ipsikan tangga nada den gan men uliskan nada yan g dipak ai tanpa melihat fun gsi masin g-masin g dalam lagu. T an gga nada tersebut lalu digolon gkan m enurut beberapa klasif ikasi menur ut jumlah nada y an g dip akai, y aitu: diaton ic ( dua nada), tritonic (tiga n ada), tetratonic (em pat nada), pentatonic (lim a nada), h eksatonic (enam nada), heptatonic (tujuh nada). Dua nada yang memiliki jarak satu oktaf biasanya dian ggap satu n ada saja.

Yan g dimaksud dengan tangga nada pada tulisan ini adalah nada-n ada yang terdapat pada lagu Pertemuan dan Menunggu yang dilakuk an melalui pencacahan nada-nada yang paling r en dah sam pai yan g palin g tinggi. Ada pun bent uk nada p ada kedua lagu ter sebut adalah sebagai berikut:

Notasi 4.1 Tangga Nada Lagu Pertem uan

A A# B C D D# E F F# G G# A A# B C C# D D# E Dilihat dar i jenis nada yang dipakai diatas, maka tergolon g n ada heptanotik ditambah den gan nada 5 nada krom atis. Nada yan g dipakai y aitu A A# B C D D# E F F# G G# A A# B C C# D D# E

Notasi 4.2 Tangga Nada Lagu Menun ggu

Eb F G Ab Bb C D Dilihat dar i jenis nada yan g dipakai, maka tergo lon g ke dalam nada heftatonik karena jum lah nada yang dipakai sebanyak 7 buah yait u E b, F, G, Ab, Bb, C, D.

4.3.2 Wilayah Nada

Metode untuk menent ukan wilayah nada ber dasarkan am bitus suara yan g terdengar secar a alam i ditentukan oleh suara penghasil bunyi itu sen dir i den gan memperthatikan nada yan g palin g ren dah hin gga nada yang paling tinggi.

Ber dasarkan teori yan g dikemuk akan o leh Ellis dalam Malm (1977:35) tentang pen ghitun gan frek uensi nada dengan m em akai sistem cent, yaitu n ada- nada yang berjarak satu laras sama den gan 200 cent,dan nada yang berjarak ½ laras sama den gan 100 cent.

Den gan m elih at nada-n ada yang ditran skrip sikan maka pada lagu Pertem uan mempunyai wilyah nada A- E adalah1.900.000 cent dengan p erincian sebagai ber ikut:

Notasi 4.3 Wilayah Nada L agu Pertemuan

Sedangk an unt uk lagu Men un ggu, m em punyai wilay ah nada E b- D 1.200.000 cent Notasi 4.3

Wilayah Nada L agu Menun ggu

Eb D

4.3.3 Jumlah Nada yang Dipakai

Nettl (1964:146) dalam Evi Henny menyatakan dalam m emdeskr ipsikan modus lagu paling tidak m enyebut nada mana yang paling berf ungsi sebagai n ada dasar (tonal center), nada yan g terpenting dalam lagu itu, nada-nada yang dipakai sebagai nada pendamping nada lain.

Lebih lanjut ia m enyatakan gam baran tangga nada dan modus lainya disampaik an lewat notasi (tangga n ada). Ditulis diatas garis par anada den gan harga-har ga y ang menan dai fun gsi-fun gsi nada dan membedakan nada yan g serin g dipakai dalam kom posisiny a dan nada yan g jaran g dip akai.

Berp edoman pada metode diatas, maka m odus dari lagu Pertem uan adalah sebagai ber ikut:

Notasi 4.4 Modus lagu Pertem uan

A A# B C D D# E F F# G G# A A# B C C# D D# E

1 7 1 6 8 13 7 24 15 26 5 14 15 9 6 2 4 1 1 Untuk perh itun gan persentase pem akaian nada-nada ini, pen ulis menggunakan r um us: x = y/z dimana x: jum lah persentase nada

y: jum lah pem akaian nada z: jum lah keselur uhan nada y: jum lah pem akaian nada z: jum lah keselur uhan nada

No Nada Pemakaian Nada

Total Nada

Notasi 4.5 Modus lagu Menun ggu

Sedangk an modus untuk lagu Men un ggu adalah sebagai ber ikut:

\ E b F G Ab Bb C D

Tabel I V Persentase jum lah nada yang dip akai pada lagu Men un ggu

No. Nada Pemakaian Nada

Total Nada

Interval adalah jarak antara satu nada ke nada berikutnya, naik maupun turun. Pada komposisi lagu, interval ialah penggarap an melodi yang dicapai

melalui bangunan nada secara melangkah atau melompat secara baik, turun maupun mendatar.

Manoff (1991:84 dalam Evi Henny) m em buat pengukur an yan g lebih akur at terhadap interval dengan ketentuan sebagai berik ut:

1. interval berkualitas m ayor dinaikkan setengah langk ah, maka interval tersebut berkualitas augm ented, dan jika ditur unk an setengah langka m aka interval nya minor.

2. interval berkualitas minor dinaikkan setengah langkah, maka inerval tersebut m enjadi mayor. Sebaliknya, jika dit ur unkan setengah langkah, akan m enjadi diminish ed.

3. interval berkualitas p erfect din aikkan setengah langkah, maka interval tersebut manjadi augm ented dan bila ditur unk an setengah langkah menjadi dim inished.

Tabel V Interval lagu Pertemuan

No. Nama Interval

Tabel VI Interval Lagu Men unggu

No. Nama Interval

Posisi

Jumlah

1. 2M

Naik

Turun

2. 2m

Naik

Turun

3. 3m

Naik

Turun

4. 3M

Naik

Turun

5. 1P

4.3.5 Fo rm ula Melodi (Bentuk)

Nettl (1964:149-150) dalam Evi Henny men gatakan bah wa bentuk adalah hubungan diantara bagian-bagian dari sebuah komposisi, termasuk h ubun gan diantara unsur- un sur melo dis dan ritmis. Dalam m endeskrip sikan bentuk, harus memperhatikan dua m asalah pokok y aitu

1. mengidentifik asikan unsur m usik yang dijadikan dasar m erupakan tema dar i sebuah komposisi.

2. mengidentifik asikan sam bun gan- sam bun gan yang men unjukk an bagian- bagian, frasa-fr asa dan motif sebuah kom posisi.

Ada beberapa bentuk (form) yan g disebutkan Malm (1976:8) antara lain:

1. repetitif yaitu bent uk nyanyian yang diulang- ulan g.

2. steratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai form ula melodi yan g kecil den gan kecenderun gan pen gulan gan-pen gulangan dalam selur uh nyanyian.

3. reverting y aitu bentuk nyanyian yang terjadi pengulan gan pada frase pertam a setelah terjadi penyim pan gan-p enyimpangan m elo di.

4. strofik yaitu bentuk nyanyian yang pen gulangan melo dinya tetap sama tetapi teks nya ber beda.

5. progresif yaitu bentuk nyany ian yan g terus ber ubah den gan menggun akan materi melodi yan g selalu bar u.

Bila dih ubungkan den gan yan g dikem uk akan Malm tersebut, m aka bentuk melodi pada lagu Pertemuan adalah:

B1 B

A A1

Keteran gan : Setelah dianalisis, terjadi per ubah an bentuk melodi pada bagian B bar ke

7, dan p ada bagian A bar ke 11.

Ber ikut adalah analisis terhadap bentuk m elo di pada lagu Men unggu

4.3.6 Pola Ka densa

Pola kaden sa adalah n ada akhir dari suatu bagian melodi. Pola k adensa yang dijelaskan penulis pada lagu Pertem uan dan Men unggu dilih at dari sat u bar terakhir sem ua frasa. adap un pola kaden sa ter sebut adalah sebagai berik ut:

Notasi 4.6 Pola kaden sa lagu Pertem uan

Notasi 4.7 Pola kaden sa lagu Menun ggu

4.3.7 Kontur

Kontur adalah garis m elo di dalam sebuah lagu. Ada beberap a garis melodi yang dikem uk akan oleh Malm (1964:8), yait u:

1. Ascending yaitu garis melodi yan g sifatnya menarik dari nada yan g lebih rendah ke nada yan g lebih tin ggi.

2. Descen din g adalah gar is melo di yan g sif atnya turun dar i nada yan g lebih tinggi ke n ada yan g lwbih ren dah.

3. Pendulo us adalah garis m elo di yang sif atnya m elen gk ung dar i nada yan g lebih rendah ke nada yan g lebih tin ggi kem udian kem bali ke nada yan g lebih rendah demikian sebaliknya.

4. Teracced yaitu garis m elo di y an g sifatnya berjenjan g seperti anak tan gga yaitu dari n ada y ang lebih r endah k e nada yan g lebih tin ggi kemudian sejajar.

5. statis yaitu garis melodi yang sifatnya tetap ber gerak kedalam r uan g lin gkup terbatas. Merujuk pada pen dapat diatas, unt uk lagu Pertemuan dan Menun ggu

masuk kedalam kategori m elo di pen dulo us. Hal ini dapat dilihat pada melo di lagu yang bergerak dari nada yan g lebih ren dah ke nada yan g lebih tinggi. ( dapat