Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

6.2.3. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan dan solusi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 yang terkait dengan kerja sama dengan pihak ketiga, sebagai berikut:

a. Permasalahan:

1. Perubahan kebijakan Nasional yang berkaitan dengan penyelenggaraan Kerjasama Daerah;

2. Masih adanya inkonsistensi, disorientasi dan disharmonisasi peraturan perundang- undangan yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjasama Daerah;

3. Adanya kelembagaan yang menangani proses awal dimulainya kerjasama, misalnya dalam penyelenggaraan pengelolaan aset dan pengadaan infrastruktur;

4. Kurang baiknya dokumentasi naskah kerjasama pada Pemerintah Daerah, baik secara manual maupun digital;

5. Belum terintegrasinya perencanaan kerjasama dengan pengalokasian anggaran; dan

6. Keterbatasan kewenangan Provinsi dalam pemenuhan pelayanan publik, pelaksanaan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. Solusi:

1. Peningkatan konsultasi kepada Pemerintah dan penyampaian usulan kepada Pemerintah untuk mengakomodasikan kepentingan Daerah sebagai subsistem penyelenggaraan Pemerintah Republik Indonesia;

2. Penyampaian usulan penyempurnaan atau pembaharuan peraturan di tingkat Pusat, sebagai bentuk perwujudan Executive Review ;

3. Peningkatan koordinasi antara TKKSD dengan kelembagaan yang mengawali proses kerjasama, seperti panitia lelang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, BAPPENAS dan Kementerian Sektoral;

4. Peningkatan pengelolaan dokumentasi Naskah Kerjasama Daerah baik secara manual maupun digital, antara lain dengan menyusun kodifikasi Naskah Kerjasama Daerah;

5. Peningkatan komunikasi antara TKKSD dengan TAPD; dan

6. Peningkatan Kerjasama antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan

seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, Perguruan Tinggi dan dunia usaha.