Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Provinsi
6.6. Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Provinsi
6.6.1. Kebijakan dan Kegiatan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi, kabupaten dan kota. Pemerintahan Daerah provinsi, kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat dilaksanakan melalui asas dekonsentrasi dan tugas-tugas pembantuan. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah memiliki peran yang sangat kuat dalam menjaga kepentingan nasional dan pemerintah memiliki kewenangan untuk menjamin bahwa kebijakan nasional dapat dilaksanakan secara efektif di seluruh wilayah Indonesia.
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat membantu Presiden dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota dan Tugas Pembantuan oleh Daerah Kabupaten/Kota, sesuai pasal 91 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mempunyai tugas:
a. Mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Daerah Kabupaten/Kota;
b. Melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang ada di wilayahnya;
c. Memberdayakan dan memfasilitasi Daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya;
d. Melakukan evaluasi terhadap Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD, APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, Tata Ruang Daerah, Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah; d. Melakukan evaluasi terhadap Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD, APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, Tata Ruang Daerah, Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah;
f. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat mempunyai wewenang:
a. Membatalkan Perda Kabupaten/Kota dan Peraturan Bupati/Wali Kota;
b. Memberikan penghargaan atau sanksi kepada Bupati/Wali Kota terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah;
c. Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar-Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi;
d. Memberikan persetujuan terhadap Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota; dan
e. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Selain melaksanakan pembinaan dan pengawasan Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mempunyai tugas dan wewenang:
a. Menyelaraskan perencanaan pembangunan antar-Daerah Kabupaten/Kota dan antara Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya;
b. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan antar-Daerah Kabupaten/Kota yang ada di wilayahnya;
c. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat atas usulan DAK pada Daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya;
d. Melantik Bupati/Wali Kota;
e. Memberikan persetujuan pembentukan Instansi Vertikal di wilayah Provinsi kecuali pembentukan Instansi Vertikal untuk melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan pembentukan Instansi Vertikal oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
f. Melantik Kepala Instansi Vertikal dari Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang ditugaskan di wilayah Daerah Provinsi yang bersangkutan kecuali untuk Kepala Instansi Vertikal yang melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan kepala Instansi Vertikal yang dibentuk oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan
g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah pusat tersebut dibebankan pada APBN. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dapat menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan kepada penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tersebut dapat didelegasikan kepada Wakil Gubernur. Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang serta hak keuangan Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Pemerintah. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat tidak melaksanakan tugas dan wewenang tersebut, Menteri Dalam Negeri mengambil alih pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Gubernur dalam menyelenggarakan tugas sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu oleh Perangkat Gubernur. Perangkat Gubernur tersebut terdiri atas sekretariat dan paling banyak 5 (lima) unit kerja. Sekretariat tersebut dipimpin oleh Sekretaris Gubernur. Sekretaris Daerah Provinsi karena jabatannya ditetapkan sebagai Sekretaris Gubernur. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas, dan fungsi Perangkat Gubernur diatur dalam Peraturan Pemerintah.
6.6.2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Realisasi pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Peningkatan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi pada satuan kerja Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat adalah terselenggaranya rapat pimpinan daerah dalam mewujudkan Ketentraman dan ketertiban masyarakat sebanyak 1 (satu) kali, terselenggaranya rapat koordinasi penyelenggaraan pemerintahan umum di wilayah Provinsi sebanyak 1 (satu) kali, terselenggaranya rapat kesekretariatan gubernur sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi sebanyak 1 (satu) kali, terselenggaranya rapat Koordinasi dan Fasilitas Percepatan Penyelesaian Perselisihan Batas Antar Provinsi, Kabupaten/Kota. sebanyak 2 (dua) kali. Penyelenggaraan DKTP sebanyak 1 (satu) kali dan Kerja sama daerah sebanyak 1 (satu) kali.
6.6.3. Permasalahan dan Solusi
Pelaksanaan tugas Gubernur sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi masih lemah. Salah satu faktor utama yang menyebabkan lemahnya pelaksanaan peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi adalah keterbatasan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disediakan untuk mendanai pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil Pemerintah, dikaitkan dengan Peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat yang memiliki tugas dan kewenangan melakukan Pelaksanaan tugas Gubernur sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi masih lemah. Salah satu faktor utama yang menyebabkan lemahnya pelaksanaan peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi adalah keterbatasan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disediakan untuk mendanai pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil Pemerintah, dikaitkan dengan Peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat yang memiliki tugas dan kewenangan melakukan
Solusi dari permasalahan tersebut, dengan meningkatkan hubungan koordinasi yang bersinergi melalui komunikasi secara intensif baik formal maupun Non Formal serta dibuat regulasi yang jelas untuk Pelaporan agar dapat berjalan disesuaikan dengan anggaran yang ada sehingga kegiatan dapat terlaksana sesuai program.