Landasan Teori Handout PSI 203 Modul Psikologi Perkembangan II

PERTEMUAN 5 Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Dewasa Muda

A. Landasan Teori

Mulai Menjadi Dewasa Mulai menjadi dewasa adalah transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Biasanya dimulai dari usia 18 – 25 tahun. Karakteristik pada masa dewasa adalah eksperimen dan eksplorasi, khususnya pada area pekerjaan dan percintaan. Ciri khas pada masa ini adalah ketidakstabilan, berfokus pada diri sendiri, feeling in-between, masa kesempatan dimana individu memiliki kesempatan untuk mentransformasi kehidupan mereka. Terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang telah menjadi dewasa, yaitu paling tidak memiliki satu atau dua pekerjaan tidak tetap, memiliki pekerjaan tetap, mandiri secara finansial, bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Namun masing- masing budaya memiliki karakteristik sendiri, seperti orang yang sudah dewasa adalah yang sudah menikah. Atau pada dahulu kala, pada usia 17 tahun seorang remaja putri belum menikah maka dikatakan perawan tua. Pada masa ini dikenal konsep “Late-Bloomers” yaitu orang dewasa yang telat menemukan bakat dan keahliannya dan baru muncul pada tahapan usia selanjutnya. Terdapat tiga karakteristik dari “Late-Bloomers” yaitu: masih dibantu oleh orang tua atau orang dewasa lainnya, memiliki rencana, dan menunjukkan aspek positif dari kemandirian. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal Perkembangan fisik pada masa ini merupakan puncak dari performa individu, terutama saat belum mencapai usia 30 tahun. Namun pada sisi lain, kekuatan dan kelenturan otot akan menurun setelah usia 30 tahun. Dengan kondisi demikian, pada masa ini sangat rentan dengan berbagai gangguan kesehatan, seperti kegemukan. Hal ini didukung dengan gaya hidup yang baru dimiliki oleh para dewasa muda, seperti clubbing, alkohol, diet yo-yo, mengkonsumsi junk-food, dan lain-lain. Sebenarnya, mereka memiliki informasi yang cukup mengenai kesehatan dan dampak gaya hidup terhadap kesehatan, namun jarang menerapkan informasi yang dimiliki dalam kehidupannya. Pada masa ini mereka memiliki kemungkinan meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan pada masa remaja. Namun, penyakit kronis belum bermunculan. Seksualitas Pada Masa Dewasa Awal Pada masa ini, individu sudah aktif secara seksual namun masih jarang yang menikah. Orientasi seksual mereka juga beragam, mulai dari heteroseksual, homoseksual, sampai pada biseksual. Bentuk perilaku heteroseksual adalah para pria lebih mudah memilih pasangan seksualnya, sedangkan pada wanita dilaporkan lebih selektif untuk berhubungan seksual. Berhubungan seks ternyata lebih sering terjadi pada individu yang baru saja memasuki tahapan dewasa dibandingkan pada individu yang sudah memasuki tahapan dewasa awal. Homoseksualitas Adapun penyebab biologis yang memungkinkan timbulnya homoseksualitas adalah paparan berlebihan hormon wanita pada saat kehamilan di bulan ke-2 sampai ke-5, area hipotalamus yang dua kali lebih kecil dibandingkan heteroseksual. Namun penyebab homoseksualitas merupakan kombinasi dari genetik, hormon, kognitif, dan faktor lingkungan. Penyakit Seksual Menular Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal Pada masa remaja dan dewasa, Piaget menyatakan bahwa para individu sudah mampu berpikir secara kualitatif, yaitu masuk pada tahap formal-operasional. Bila dilihat lebih jauh, para dewasa awal lebih mampu berpikir secara kualitatif dibandingkan dengan para remaja. Hal ini dikarenakan para dewasa awal sudah memiliki informasi lebih banyak dibandingkan para remaja. Lebih jauh, perkembangan proses berpikir para dewasa awal memiliki beberapa ciri khas, seperti tahapan berpikir realistic dan pragmatic. Pada saat ini, mereka sudah menghadapi banyak realitas kehidupan sehingga idealisme menjadi menurun. Ciri khas lainnya adalah tahapan berpikir reflective and relativistic. Pada masa dewasa ini, mereka berpikir sudah tidak menggunakan konsep hitam-putih, namun sudah mulai berpikir reflektif dalam memecahkan suatu masalah. Mereka akan mulai melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang, mulai menyadari bahwa setiap orang memiliki pandangan subyektif sendiri, dan mulai memahami bahwa setiap individu harus menghargai berbagai pandangan yang ada.

B. Kompetensi Dasar