baku perekat kayu lapis didalam negeri maka baru akan memenuhi kebutuhan tiga pabrik kayu lapis yang berkapasitas 5000-6000 m3bulan. Hal ini akan masih tetap
terlalu sedikit dibanding kebutuhan pabrik kayu lapis dan papan partikel yang ada di Pulau Sumatra. Dan gambir dapat diolah didalam negeri menjadi bentuk yang lain dari
sekarang, seperti bentuk biskuit dan tepung gambir sesuai dengan permintaan pasar dunia. Negara India saja membutuhkan gambir sebanyak 6000 ton pertahun. Terlihat
bahwa prospek luar negeri masih terbuka.
2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan
PT. Ganpati Traiding memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitarnya seperti pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan pemenuhan
kebutuhan pembangunan bagi daerah. Saat ini PT. Ganpati Trading cabang Sidikalang memiliki 19 orang karyawan.
Hal ini merupakan suatu peluang kerja bagi penduduk desa Sidiangkat. Dimana peluang tenaga kerja ini telah mengurangi pengangguran yang berada di daerah tersebut. Dan
masyarakat sangat menerima pembangunan perusahaan ini dengan sangat baik. Seluruh tenaga kerja di perusahaan ini telah terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan
telah mendapatkan asuransi JAMSOSTEK. Jadi perusahaan sangat menjamin kebutuhan hidup tenaga kerja dan keamanan nya. PT. Ganpati Traiding telah memberikan dampak
positif dalam bidang ekonomi yaitu menjadi sumber pendapatan bagi tenaga kerja, pemerintah daerah dan negara. Pabrik ini tidak menghasilkan limbah yang bisa
merugikan dan membahayakan masyarakat. Karena pabrik ini sama sekali tidak memiliki limbah. Bahan baku atau daun gambir ini dibeli dari masyarakat daerah Pak-
Universitas Sumatera Utara
pak Bharat yang tentu saja menjadi sumber penghasilan dalam keluarga mereka. Masyarakat Pak- Pak Bharat keseluruhan adalah petani gambir. Sehingga apabila tidak
ada yang membeli daun gambir maka mereka tidak akan mempunyai penghasilan tetap.
2.6. Proses Produksi
Proses produksi dapat dinyatakan sebagai serangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mengolah ataupun merubah sekumpulan masukan input menjadi sekumpulan
keluaran output yang memiliki pertambahan nilai added value. Pengolahan ataupun perubahan yang terjadi disini bisa secara fisik maupun non fisik, dimana perubahan
tersebut bisa terjadi terhadap bentuk, dimensi, maupun sifat-sifatnya. Mengenai pertambahan nilai yang dimaksudkan disini adalah nilai dari keluaran yang “bertambah”
dalam pengertian fungsional kegunaan dan atau nilai ekonomisnya. Dalam pelaksanaannya proses produksi akan berkaitan erat dengan pengelolaan
faktor- faktor seperti tenaga kerja, modal berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik, dan sebagainya untuk menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
2.6.1. Standard Mutu Bahan Produk
PT. Ganpati Trading memproduksi gambir mempunyai kualitas yang sama karena pengolahannya hanya untuk membuat daun-daun gambir menjadi tepung gambir.
Contoh dari produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Gambir Powder
2.6.2. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam proses pengolahan tersebut adalah murni daun gambir, dan tidak ada campuran. Proses produksi ini adalah untuk mengubah daun-
daun gambir menjadi tepung powder gambir. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama
sama Uncaria gambir Roxb. Di Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk menyirih. Kegunaan yang lebih penting adalah sebagai bahan penyamak kulit dan
pewarna. Gambir juga mengandung katekin catechin, suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. India mengimpor 68 gambir dari Indonesia, dan menggunakannya
sebagai bahan campuran menyirih.
Universitas Sumatera Utara
Gambir dibudidayakan pada lahan ketinggian 200-800 m diatas permukaan laut. Mulai dari topografi agak datar sampai di lereng bukit. Biasanya ditanam sebagai
tanaman perkebunan di pekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidaya biasanya semiintensif, jarang diberi pupuk tetapi pembersihan dan pemangkasan dilakukan. Di
Sumatra kegiatan penanaman ini sudah mengganggu kawasan lindung. Hampir 95 produksi dibuat menjadi produk ini, yang dinamakan betel bite atau plan masala. Bentuk
cetakan biasanya silinder, menyerupai gula merah. Warnanya coklat kehitaman. Gambir dalam perdagangan antar negara dikenal sebagai gambier biasanya dikirim dalam
kemasan 50kg. Bentuk lainnya adalah bubuk atau “biskuit”. Nama lainnya dalah catechu, gutta gambir, catechu pallidum pale catechu. Kandungan yang utama dan
juga dikandung oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid terutama gambiriin, katekin sampai 51, zat penyamak 22-50, serta sejumlah alkaloid
seperti gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya. Selain itu gambir dijadikan obat-obatan modern yang diproduksi negara jerman, dan juga sebagai pewarna cat,
pakaian Umumnya, gambir dikenal berasal dari Sumatera Utara. Terutama dari Kabupaten Pakpak Bharat. Sebagai sentra penghasil gambir, Kabupaten Pakpak Bharat
merupakan lokasi yang strategis dan cocok untuk investor perkebunan. Harga jualnya di tingkat petani per kg adalah IDR 5.000 hingga IDR 20.000; di pasaran ekspor harganya
berkisar dari USD1,46 hingga USD2,91. Ekspor gambir juga menunjukkan pertumbuhan yang baik. Gambir dapat dipanen 2 hingga 4 kali dalam setahun selama 15
tahun sejak pertama dipanen tetapi seperti komoditi unggulan lainnya diberbagai daerah, Tanaman gambir di Sumetera Utara juga mengalami masalah klasik yaitu terjadi
Universitas Sumatera Utara
fluktuasi harga ditingkat petani yang berdampak langsung bagi kesejahteraan petani.hn.Humas.PPHP. Contoh dari daun gambir dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.2. Pohon gambir
Klasifikasi ilmiah tanaman Gambir Kerajaan
: Plantae Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Ordo
: Gentianales Famili
: Rubiaceae Genus
: Uncaria Spesies
: U. gambir Nama binomial
: Uncaria gambir
2.6.3. Uraian Proses
PT. Ganpati hanya mengubah daun-daun gambir menjadi tepung powder gambir.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.1. Uraian Proses Produksi Gambir 2.6.3.1.1. Bahan Baku
Bahan baku utama dari pengolahan gambir adalah murni daun gambir dan tidak mempergunakan bahan lain sebagai penolong ataupun tambahan. Sumber bahan baku
ini diperoleh dari masyarakat di daerah Pakpak Bharat. Di daerah ini penghasilan masyarakat adalah bertani gambir. Rata-rata setiap rumah tangga mempunyai lahan
gambir antara 2Ha-5 Ha. PT. Ganpati Trading membeli daun gambir sebanyak rata- rata 15 tonhari dan 200 tonbulan. Sumber bahan baku diperoleh dari daerah Pakpak Bharat
yakni Sibande, Salak. Daerah lain seperti Aceh Tenggara, dan di Kabupaten Dairi yang terdapat di daerah Parongil. Bahan baku tersebut dijemput dengan menggunakan mobil
truk pengangkut barang sebanyak dua kali sehari. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Daun gambir dijemput dari lahan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.1.2. Proses Penimbangan
Bahan baku yang telah sampai di pabrik dibongkar dari dalam karung dan ditimbang kembali di lantai pabrik. Penimbangan ini berfungsi untuk mengetahui total
jumlah bahan baku yang akan diolah. Bahan baku tersebut berupa daun- daun segar yang baru dipetik oleh petani gambir. Daun- daun segar tersebut selanjutnya disortir
untuk memisahkan dahan-dahan gambir yang tercampur dengan bahan baku tersebut, dan untuk memudahan proses pengolahan seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Proses penimbangan dan pembongkaran
2.6.3.1.3. Proses Pencincangan Cutting
Daun-daun gambir segar yang sudah selesai ditimbang selanjutnya dicincang dengan menggunakan mesin cutting. Para operator bekerja secara manual memasukkan
bahan baku kedalam mesin cutting. Para operator memindahkan dan mengangkat bahan baku tersebut dengan menggunakan garpu modifikasi dan sekop modifikasi. Jumlah
operator dalam proses ini adalah 6 orang. Seluruh operator menggunakan alat pelindung
Universitas Sumatera Utara
yaitu masker, sarung tangan, tutup kepala dan sepatu boot. Seluruh operator bekerja dengan team. Karena dalam hal ini mereka diupah dengan sistem borongan. Semakin
banyak gambir yang diproduksi maka semakin tinggi upah operator tersebut. Operator harus bekerja dengan cepat agar mereka dapat menyelesaikan
pengolahan bahan baku tersebut dalam waktu satu hari. Apabila bahan baku tersebut tidak selesai hari itu juga, maka pekerjaan mereka akan menumpuk untuk keesokan
harinya. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Proses Cutting
2.6.3.1.4. Proses Pengeringan Drying
Dalam proses ini 2 orang operator memasukkan daun- daun gambir yang sudah dicincang kedalam oven atau mesin pengering. Mesin ini bekerja secara otomatis. Pada
proses inilah daun gambir dikeringkan dengan menggunakan blower. Daun gambir yang
Universitas Sumatera Utara
sudah dikeringkan tersebut keluar dalam keadaan kering melalui jendela diujung oven. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.6,Gambar 2.7, Gambar 2.8, dan Gambar 2.9.
Gambar 2.6 Daun gambir dimasukkan ke dalam mesin oven
Gambar 2.7. Daun gambir dikirim ke mesin oven
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Daun gambir dikeringkan ke dalam blower
Gambar 2.9 Daun gambir keluar dari jendela blower
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.1.5. Proses Penggilingan Powder
Daun kering yang keluar dari oven tersebut dikumpulkan oleh operator dengan menggunakan sekop panjang. Operator memasukkan daun- daun tersebut ke dalam
mesin- mensin penggiling. Daun- daun kering dimasukkan kedalam mesin penggiling dan keluar dalam bentuk tepung powder. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.9, dan
Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Daun gambir digiling didalam mesin penggiling
Gambar 2.11 Tepung gambir yang keluar dari mesin penggiling
Universitas Sumatera Utara
2.6.3.1.6 Proses Penimbangan
Setelah daun gambir digiling di dalam mesin penggiling dan menjadi tepung, tepung gambir tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan dengan berat 35
KgKarung. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.12 Tepung gambir ditimbang dengan berat 35 kgkarung
2.6.3.1.7. Pengepakan Packaging
Tepung- tepung gambir yang telah ditimbang dimasukkan kedalam karung dengan berat 35 KgKarung dan disusun sebelum diangkut ke Medan dengan
menggunakan mobil truk pengangkut barang. Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.13, Gambar 2.14, dan Gambar 2.15
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.13 Tepung gambir dipacking ke dalam karung
Gambar 2.14 Tepung gambir yang sudah dipacking
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.15. Tepung gambir dikirim ke kota Medan untuk di eksport
2.7. Mesin dan Peralatan