Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan IMD pada ibu primigravida di klinik Sally Tahun 2015
Pelaksanaan IMD Frekuensi
Berhasil 21
58,3 Tidak Berhasil
15 41,7
Total 36
100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas ibu primigravida yang berhasil melaksankan IMD adalah sebanyak 21 orang 58,3 dan tidak berhasil 15
orang 41,7.
Tabel 5.4 Hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinil Sally Medan Tahun 2015
Dukungan Pelaksanaan IMD
Total OR
95 CI P value
Berhasil Tidak berhasil
F F
F Mendukung
18 85,7
4 26,7
22 100
16,50 0,001
Tidak Mendukung
3 14,3
11 73,3
14 100
Total 21
96, 1 15
103,9 36
100 Tabel 5.4 menunjukan bahwa 36 responden sebagian besar yang berhasil
melaksanaan inisiasi menyusui dini dengan dukungan suami yaitu 18 orang 81,8 dan yang berhasil melaksanakan IMD tanpa dukungan suami adalah
sebanyak 2 orang 14,3 . Uji
continuity correction
yang di lakukan terhadap hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan IMD di dapatkan p value : 0,001. Nilai p value lebih
kecil dari 0,05 0,0010,05, sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD ada
hubungan yang signifikan dukungan suami dengan pelaksanaan IMD. Dan dari
hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 16,5 artinya istri yang mendapatkan dukungan suami mempunyai peluang 16,5 kali keberhasilan inisiasi menyusui
dini di banding istri yang tidak mendapat dukungan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinik Sally Medan tahun 2015 menunjukkan bahwa
sebagian bila dilihat dari karakteristik suami berdasarkan umur pada tabel 5.1 sebanyak 36 orang 100 berumur 20-35 tahun. Dukungan baik yang diberikan
suami kepada istrinya terlihat karena umur yang masih muda atau produktif dan dimana masa ini banyak ibu yang sedang menyusui bayinya dan didukung oleh
kemudahan suami memperoleh informasi melalui penyuluhan, media massa dan media elektronik.
Menurut peneliti hal lain yang membuat tingginya dukungan dari suami dalam pemberian ASI dikaitkan dengan tingkat pendidikan suami yang berlatar
belakang pendidikan SMA yaitu sebanyak 25 orang 69,45. Sesuai dengan Notoadmojo 2010, yang mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan
penting dalam menentukan kualitas manusia, membentuk dan meningkatkan kemampuan manusia dalam menyerap informasi dalam bidang kesehatan dan
keluarga. Hal lain juga dikatakan oleh Yuliarti 2009, dimana dorongan dari anggota keluarga, lingkungan semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan yang
terbaik untuk istrinya.. Tabel 5.1. sebanyak 22 orang 61,11 suami mampu memberikan
dukungan. Hal ini karena ditemukan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang 61,11. Menurut pendapat Madhi 2009,
bahwa suami berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman sebagai kepala keluarga sehingga anggota keluarga dari kelompok sosial
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan dan keadaan ini sangat mendukung kesejahteraan keluarga.
Inisiasi menyusui dini IMD adalah proses mulai menyusu sendiri setelah lahir setidaknya satu jam bahkan lebih hingga bayi berhasil menyusu sendiriRoesli,
2008. Berdasarkan penelitian suryani 2011 dengan jumlah sampel 30
responden 18 responden yang termasuk kategori suami mendukung ibu primipara dalam proses inisiasi menyusui dini sebagian besar ibu yang berhasil
melaksanakan inisiasi menyusui dini yaitu sebanyak 14 77,8 sedangkan dari 12 responden yang termasuk kategori tidak mendukung dan tidak berhasil
melakukan IMD sebanyak 9 orang 75 . Di dapatkan nilai chi square sebesar 8,167 dengan p value= 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,005 0,004
0,005. Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD.
Tabel 5.4 menunjukan bahwa 36 responden sebagian besar yang berhasil melaksanaan inisiasi menyusui dini dengan dukungan suami yaitu 18 orang 85,7
dan yang berhasil melaksanakan IMD tanpa dukungan suami adalah sebanyak 3 orang 14,3 . Uji
continuity correction
yang di lakukan terhadap hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan IMD di dapatkan p value : 0,001.
Nilai p value lebih kecil dari 0,05 0,0010,05, sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan
pelaksanaan IMD ada hubungan yang signifikan dukungan suami dengan
pelaksanaan IMD. Tempat ibu bersalin yang di pilih oleh responden pada dasarnya telah
menerapkan program inisiasi menyusui dini, namun karena masih ada responden yang tidak berhasil yaitu sebanyak 4 orang 18,2 meskipun telah di dukung oleh
suami karena masih ada ibu takut bayinya kedinginan, begitu bayi lahir langsung di bedong bayi di letakan didada ibu sehingga tidak terjadi kontak kulit dengan ibu
Roesli, 2011 dan dari faktor ibu sendiri ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.
Sedangkan terdapat 2 orang ibu yang berhasil melakukan IMD meskipun tanpa dukungan suami di sebabkan oleh faktor penolong persalinan yang
menetapkan IMD pada setiap ibu yang melahirkan dan ibu mau melakukan meski tanpa dukungan suami. Pada ibu yang tidak mendapat dukungan suami
tidak berhasil melaksanakan IMD sebanyak 11 orang 73,3 . Ayah di dukung agar membantu ibu mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu.
Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau 1 jam. Dukungan suami akan meningkatkan rasa percaya diri ibu, biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan
dengan kulit ibunya. Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjtkan tugasnya, bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau
keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu Roesli, 2012 .
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui dini di antaranya adalah faktor biomedik atau kondisi dari ibu dan bayi sendiri, tenaga kesehatan sebagai
pemberi informasi dan pelayanan, serta faktor psikologi ibu di mana ibu membutuhkan kondisi nyaman untuk menghasilkan ASI yang dapat di peroleh dari
dukungan suami saat menyusui suryani,2011