Tabel 2.1 Jenis-jenis pateri
Jenis pateri
paduan pateri
Titik lumer
sistim pematrian hal-hal penting
1. nyala api 2. dicelupkan
Pateri keras
tembaga pateri, perak
pateri Diatas
300°C 3. oven
sambungan kuat
1. baut pateri pada kadar timah tinggi
sambungan tidak kuat, tujuan
penyematan mekanis,
2. Nyala api pada kadar timah rendah
penutupan, meyelesaikan yang
tidak rata,
3. dicelupkan penghantar listrik
dan penyepuhan timah
Pateri lunak
Timah pateri Sampai
300°C
4. oven sumber: Beumer B.J.M, Anwir B.S, penerjemah,“Ilmu Bahan Logam”,
Jilid 2, Bhratara, Jakarta, 1994
2.7 Alat Perpindahan Kalor
Pemindah panas yang khas adalah alat yang dapat memindahkan panas atau energi dari suatu fluida ke fluida yang lain melalui suatu permukaam yang
padat. Analisis perubahannya dan perancangannya melibatkan konveksi dan konduksi. Dengankata lain, alat pemindah panas di industrui, terutama industri
proses, kebanyakan hanya melibatkan peristiwa konduksi dan konveksi.
Alat pemindah panas tersebut adalah panas penukar Heat Exchanger = HE.penukar panas dibedakan beberapa jenis yaitu :
HE untuk memanasi contoh pemanas = heater
HE untuk mendinginkan contoh pendingin = cooler
Universitas Sumatera Utara
HE untuk menguapkan contoh penguap = evaporator, ketel uap = boiler
HE untuk mengembunkan contoh pengembun = condensor
Di dalam HE selalu melibatkan dua fluida melalui batasan dibawah ini :
Fluida pendingin dan yang didinginkan
Fluida pemanas dan yang dipanaskan
2.8 Mekanisme Perpindahan Kalor
Mekanisme Perpindahan Kalor dibagi menjadi tiga , yaitu :
Perpindahan Kalor Konduksi
Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan Kalor Radiasi
a. Perpindahan Kalor Konduksi
Adanya gradient temperatur akan terjadi perpindahan panas. Dalam benda padat perpindahan panas timbul karena gerakan antar atom pada
temperatur yang tinggi, sehingga atom-atom tersebut dapat memindahkan panas. Didalam cairan atau gas, panas dihantar oleh tumbukan antar
molekul.
Persamaan Dasar Konduksi :
q = -k A
dX dT
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
q = laju perpindahan panas
k = konduktifitas termal
A = luas penampang dT
b. Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan panas terjadi secara konveksi dari pelat ke sekeliling atau sebaliknya. Perpindahan panas konveksi dibedakan menjadi dua yaitu
konveksi bebas dan konveksi paksa.
Gambar 2.5 Perpindahan Panas Konveksi
Universitas Sumatera Utara
Pada konveksi pelat akan mendingin lebih cepat
Gambar 2.6 Kovensi Paksa
Adapun persamaan dasar konveksi, adalah :
T
W
T
q = h A Tw – T
Keterangan :
q = laju perpindahan panas
h = koefisien perpindahan panas konveksi
A= luas permukaan
Tw = temperatur dinding
T
= temperature sekeliling
Universitas Sumatera Utara
Prinsip Perpindahan kalor Secara Konveksi
Panas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas sensible. Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan
fasa, sedang panas sensible adalah panas yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperatur tanpa perubahan fasa.
c. Perpindahan Kalor Radiasi