Efek vitamin E terhadap Fungsi Reproduksi

Setelah disekresikan oleh testis, kurang lebih 97 dari testosteron berikatan lemah dengan plasma albumin atau berikatan kuat dengan beta globulin yang disebut sex hormone binding globulin dan akan bersirkulasi di dalam darah selama 30 menit sampai satu jam. Pada saat itu testosteron di transfer ke jaringan atau di degradasikan menjadi produk yang tidak aktif yang kemudian diekskresikan Sherwood L., 2004. Secara umum testosterone bertanggung jawab atas perbedaan karakter maskulin dari tubuh. Bahkan pada saat masa janin, testis distimulasi oleh chorionic gonadotropin dari placenta untuk memproduksi testosterone selama perkembangan janin dan sampai 10 minggu atau lebih setelah lahir, setelah itu testosterone tidak diproduksi selama masa kanak kanak sampai usia kurang lebih 10-13 tahun. Kemudian produksi testosterone akan meningkat dengan cepat dibawah stimulus gonadotropin hormone yang diproduksi oleh hipofise anterior sebagai onset dari pubertas dan berlangsung sepanjang hidup Sherwood L., 2004. Efek testosteron dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu; 1 efek pada sistem reproduksi sebelum lahir, 2 efek terhadap jaringan seks spesifik setelah lahir, 3 efek lain yang berhubungan dengan reproduksi, 4 efek terhadap karakteristik seks sekunder, 5 Fungsi non-reproduksif lain. Sherwood L., 2004

2.3. Efek vitamin E terhadap Fungsi Reproduksi

Pada penelitian untuk menguji efek suplementasi vitamin E dan selenium terhadap lipid peroksidasi dengan parameter sperma, didapati peningkatan kualitas semen dan pemakaiannya dianjurkanuntuk penanganan infertilitas pada pria Keskes- Ammar et al., 2003. Ditemukan juga bahwa durasi maksimum fertlitas dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi vitamin E pada usia 49 minggu pada ayam jantan. Lin et al., 2005b. Vitamin E dapat menetralisir hidroksil, superoksid, dan radikal hidrogen peroksida dan mencegah aglutinasi sperma. Agarwal et al, 2005. Penelitian yang dilakukan Farombi 2006 untuk menguji efek diet anti oksidan yaitu vitamin C dan vitamin E terhadap kerusakan oksidatif di hati, ginjal dan otak akibat pemaparan MSG menunjukkan bahwa diet antioksidan memiliki potensi untuk melawan stress oksidatif Universitas Sumatera Utara yang diakibatkan oleh MSG. vitamin E, minuman suplemen atau kombinasinya dapat mengurangi produksi radikal bebas dan dapat memperbaiki kualitas cairan semen kelinci.Yousef et al, 2003 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Vitamin E ditemukan pada tahun 1922 oleh Evan dan Bishop ketika mempelajari hubungan antara nutrisi dan kesuburan pada tikus. Vitamin E dideskripsikan sebagai ekstrak lemak dari tumbuhan yang penting untuk memelihara kesuburan Vitamin E sintetis pertama yang tersedia adalah hasil kondensasi dari phytol alamiah dengan trymethylquinol. substansi kimia ini kemudian disebut dengan dl- α- tocopherol. Vitamin E termasuk dalam dua kelompok substansi kimia yang larut dalam lemak yang memiliki struktur yang sangat mirip. Dua kelompok tersebut adalah tocopherol dan tocotrienol. Rantai ke samping pada posisi C-2 berfungsi untuk menfasilitasi retensi vitamin E pada biomembran agar C pada posisi 6 dapat berfungsi optimal untuk menangkap radikal bebas dan menghilangkan lipid peroksidasi Vitamin E merupakan antioksidan larut dalam lemak yang sangat penting hal ini disebabkan karena dia bekerja untuk menghilangkan radikal bebas dan menghilangkan lipid peroksidasi Vitamin E adalah antioksidan yang mencegah terbentuknya metabolit oksidasi yang bersifat toksik seperti lipid peroksidasi dibentuk dari asam lemak yang tidak tersaturasi dengan cara menangkap radikal bebas Vitamin E bila dibandingkan dengan -carbolines yang diisolasi dari sistem saraf mamalia yaitu, trypoline dan pinoline ternyata lebih efisien dalam menghambat pembentukan nitric oxide yang berlebihan yang diakibatkan oleh lipid peroksidase Organ reproduksi pria sangat membutuhkan testis dan testosteron untuk proses spermatogenesis dan untuk perkembangan organ reproduksi baik itu primer maupun sekunder. Universitas Sumatera Utara