Fungsi testis dan testosteron

Epitel seminiferus tubulus berada tepat dibawah membran basalis yang dikelilingi oleh jaringan ikat fibrous yang tipis. Antara tubulus adalah stroma interstisial, terdiri atas gumpalan sel leydig atau sel sertoli dan kaya akan darah dan cairan limfe. Sel initerstisial testis mempunyai inti bulat yang besar, yang mengandung butiran kasar. Sitoplasmanya bersifat eosinofilik. Dipercaya bahwa jaringan interstisial menguraikan hormone jantan testosterone. Epitel seminiferus titdak mengandung sel spermatogenik secara eksklusif, tetapi juga mempunyai nutrisi yang menjaga sel sertoli, yang tidak dijumpai di tubuh lain. Sel setoli bersentuhan dengan dasarnya ke membran basalis dan menuju lumen tubulus seminiferus. Sel sertoli memanjangkan selnya dengan nukelus oval yang besar yang muncul. Dalam nucleus sel sertoli mengadung nukelolus yang banyak, satu bagian terdiri atas badan bersifat asidofilik di sentral dan dua atau lebih yang lain badan bersifat basidofilik di perifer. Sel sertoli diperkirakan mempunyai banyak bentuk tergantung aktivitasnya. Pada masa istirahat berhubungan dekat dengan membran basalis didekatnya dan inti ovalnya parallel dengan membran. Sebagai sel penyokong untuk metamorfosis spermatid menjadi spermatozoa dan retensi sementara dari spermatozoa matang, panang, pirmiid dan intinya berada tegak lurus dengan membran basalis. Sitoplasma dekat lumen secara umum mengandung banyak kepala spermatozoa yang matang, ekornya berada bebas dalam lumen Rugh., 1967.

2.2.1. Fungsi testis dan testosteron

Secara embriogenis, testis berkembang dari gonadal ridge yang terletak dibelakan rongga abdomen. Pada bulan bulan terakhir kehidupan janin, testis perlahan mulai Turun keluar dari rongga abdomen melalui kanalis semi inguinalis masuk ke dalam skrotum. Meskipun waktunya bervariasi proses penurunan testis biasanya selesai pada bulan ketujuh masa gestasi Sherwood L., 2004. Testis melaksanakan dua fungsinya yaitu menghasilkan sperma dan mengeluarkan testosteron. Sekitar 80 massa testis terdiri dari tubulus seminiferosa yang didalamnya berlangsung proses spermatogenesis. Sel Leydig atau sel interstitium yang terletak di jaringan ikat antara tubulus tubulus seminiferosa inilah yang mengeluarkan testosteron Sherwood L., 2004. Universitas Sumatera Utara Setelah disekresikan oleh testis, kurang lebih 97 dari testosteron berikatan lemah dengan plasma albumin atau berikatan kuat dengan beta globulin yang disebut sex hormone binding globulin dan akan bersirkulasi di dalam darah selama 30 menit sampai satu jam. Pada saat itu testosteron di transfer ke jaringan atau di degradasikan menjadi produk yang tidak aktif yang kemudian diekskresikan Sherwood L., 2004. Secara umum testosterone bertanggung jawab atas perbedaan karakter maskulin dari tubuh. Bahkan pada saat masa janin, testis distimulasi oleh chorionic gonadotropin dari placenta untuk memproduksi testosterone selama perkembangan janin dan sampai 10 minggu atau lebih setelah lahir, setelah itu testosterone tidak diproduksi selama masa kanak kanak sampai usia kurang lebih 10-13 tahun. Kemudian produksi testosterone akan meningkat dengan cepat dibawah stimulus gonadotropin hormone yang diproduksi oleh hipofise anterior sebagai onset dari pubertas dan berlangsung sepanjang hidup Sherwood L., 2004. Efek testosteron dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu; 1 efek pada sistem reproduksi sebelum lahir, 2 efek terhadap jaringan seks spesifik setelah lahir, 3 efek lain yang berhubungan dengan reproduksi, 4 efek terhadap karakteristik seks sekunder, 5 Fungsi non-reproduksif lain. Sherwood L., 2004

2.3. Efek vitamin E terhadap Fungsi Reproduksi