Langkah pertama dalam mendiagnosis PJR adalah menetapkan bahwa anak anda baru-baru ini mengalami infeksi streptokokus. Dokter mungkin melakukan tes
hapusan tenggorokan, tes darah, atau keduanya untuk memeriksa adanya antibodi Streptokokus. Namun, ada kemungkinan bahwa tanda-tanda infeksi strep mungkin
hilang pada saat anda membawa anak anda ke dokter. Dalam hal ini, dokter akan memerlukan anda untuk mencoba mengingat apakah anak anda baru-baru ini
mengalami sakit tenggorokan atau gejala lain dari infeksi streptokokus.
Seterusnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memeriksa anak anda untuk tanda-tanda demam rematik, termasuk nyeri sendi dan peradangan.
Dokter juga akan mendengarkan jantung anak anda untuk memeriksa irama abnormal atau murmur yang mungkin menandakan bahwa jantung telah tegang. Selain itu, ada
beberapa tes yang dapat digunakan untuk memeriksa jantung dan menilai kerusakan, termasuk :
Chest X-ray, untuk memeriksa ukuran jantung dan untuk melihat apakah ada kelebihan cairan di jantung atau paru-paru
Ekokardiogram, sebuah tes non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk menciptakan sebuah gambar bergerak dari jantung dan terpaparnya
ukuran dan bentuk
2.2.3 Diagnosis
Sebuah diagnosis PJR dibuat setelah konfirmasi adanya DR. Menurut kriteria Jones direvisi tahun 1992 menyediakan pedoman untuk diagnosis demam rematik AHA,
1992.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Jones menuntut keberadaan 2 mayor atau 1 mayor dan 2 kriteria minor untuk diagnosis demam rematik.
o Kriteria diagnostik mayor termasuk karditis, poliarthritis, khorea, nodul subkutan dan eritema marginatum.
o Kriteria diagnostik minor termasuk demam, arthralgia, panjang interval PR pada EKG, peningkatan reaktan fase akut peningkatan tingkat sedimentasi eritrosit
[ESR], kehadiran protein C-reaktif, dan leukositosis.
2.2.4 Faktor Ekstrinsik
Faktor DR tersebut juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor genetik, umur, dan jenis kelamin.
Faktor genetik mempunyai hubungan dengan kejadian DR yaitu dengan terdapatnya beberapa orang dalam satu keluarga yang menderita penyakit ini, serta
fakta bahawa DR lebih sering mengenai saudara kembar monozigotik oleh reaksi dizigotik. Afif A dkk., 1988 Selain itu, PJR termasuk ke dalam penyakit yang
dihasilkan oleh Streptococcus beta hemolitycus grup A. Tobing , T.C.L, 1998 Konsep genetika ini diperkuat oleh penemuan yang mempergunakan teknologi yang
canggih, yaitu bahawa penderita DR ditemukan antigen HLA Human Leucocyte Antygen tertentu Afif A. dkk., 1988.
Umur merupakan faktor predisposisi terpenting tentang timbulnya DR. Penyakit ini sering mengenai anak berumur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar
umur 8 tahun. Distribusi ini sesuai dengan insidens infeksi streptokokkus pada anak usia sekolah. Prevalensi PJR di Indonesia sebesar 0,3-0,8 per 100.000 penduduk usia
5-15 tahun. Suprihati, dkk, 2006 DR lebih sering didapatkan pada anak perempuan daripada laki-laki. Begitu juga dengan kelainan katup sebagai gejala sisa PJR juga
menunjukkan perbedaan jenis kelamin Afif A, dkk., 2008.
Universitas Sumatera Utara
Faktor ekstrinsik, antara lain disebabkan :
Keadaan Sosial Ekonomi yang Buruk
Tingkat sosial ekonomi merupakan faktor penting dalam terjadinya DR. Golongan masyarakat masyarakat dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah
dengan manifestasinya, seperti ketidaktahuan, perumahan dan lingkungan yang buruk, tempat tinggal yang berdesakan, dan pelayanan kesehatan yang kurang baik,
merupakan golongan yang paling rawan. Pengalaman di negara-negara yang sudah maju menunjukkan bahwa angka kejadian DR akan menurun seiring dengan
perbaikan tingkat sosial ekonomi masyarakat negara tersebut. Brooks, G.F, dkk, 2001 Menurut penelitian Mbeza, masyarakat yang hidup dengan tingkat sosial
ekonomi rendah memiliki risiko 2,68 kali menderita DR RR=2,68. Mbeza, B.L, 2007
Iklim dan Geografi
Penyakit DR ini terbanyak didapatkan di daerah beriklim sedang, tetapi daerah tropis juga mempunyai insidens yang tinggi. Di daerah yang letaknya tingi mempunyai
insidens DR lebih tinggi daripada di dataran rendah. Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga
insidens DR juga meningkat. Sudoyo, A, 2006 Pada musin hujan kemungkinan terjadinya PJR 3,24 kali RR=3,24. Mbeza, B.L, 2007
2.3. Pencegahan 2.3.1. Pencegahan Primordial