BAB I PENDAHULUAN
Kebijakan kerjasama daerah telah diatur dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Terdapat empat pasal yang
mengatur tentang kerjasama tersebut, namun meskipun telah diatur di dalam undang-undang, menurut hasil survey penataan ekonomi daerah, kerjasama
antar daerah masih relatif rendah terutama dalam penyediaan pelayanan masyarakat di daerah yang terpencil, perbatasan antar daerah, sumber daya
laut, pengelolaan dan pemanfaatan sungai yang melintas di beberapa daerah berdekatan, perdagangan, pendidikan, kesehatan, perkebunan, perikanan
maupun kerjasama pengelolaan pasca panen dan distribusinya. Selain itu, masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang bisa dikerjasamakan sesuai dengan
potensi dan masalah daerah yang bertetangga. Dengan kerjasama, beban akan lebih ringan sebab ditanggung bersama, pencapaian skala pembangunan lebih
besar dan akan tercipta suasana saling kontrol dalam pengelolaannya. Dengan demikian akan tercipta suatu sinergi pembangunan yang menguntungkan bagi
pihak-pihak yang bekerja sama. Mengapa kerjasama daerah masih rendah? Bagaimana pula dengan kondisi kerjasama di Sumatera Utara?
Ada beberapa bentuk kerjasama yang dapat dilakukan oleh daerah, yakni; provinsi dengan provinsi, provinsi dengan kabupatenkota, provinsi
dengan pihak swasta, provinsi dengan masyarakat, provinsi dengan luar negeri, provinsi dengan provinsi dan kabupatenkota, provinsi dan
Murbanto Sinaga : Tinjauan Terhadap Bentuk Kerjasama Pembangunan Daerah…, 2005
USU Repository © 2006
2
kabupatenkota dengan kabupatenkota, kabupatenkota dengan pihak swasta, kabupatenkota dengan masyarakat, dan kabupatenkota dengan luar negeri.
Contoh bentuk kerjasama antar provinsi yang telah terwujud antara lain adalah kerjasama antar provinsi se wilayah Sumatera yang telah terlaksana
adalah transportasi laut, teknologi informasi, gedung pusat promosi, serta pembangunan wilayah perbatasan. Sedangkan yang masih dalam tahap
pematangan rencana adalah transportasi udara, darat, kereta api, interkoneksi pembangkit listrik, dan lain-lain.
Di Sumatera Utara, wujud kebijakan kerjasama daerah yang telah dirasakan masyarakat manfaatnya adalah beroperasinya penerbangan regular
Sutera I yang melayani rute Medan dengan bandara-bandara di Wilayah Pantai Barat. Bentuk ataupun model kerjasama yang telah dilakukan adalah
kerjasama provinsi dengan kabupatenkota di wilayah pantai barat dalam hal penanggulangan biaya operasional cost sharing cooperation, dan kerjasama
provinsi dengan pihak BUMN baca: Merpati Nusantara Airlines sebagai operator penerbangan Sutera I. Bentuk kerjasama daerah lainnya yang sudah
disepakati namun belum terealisasi antara lain pembangunan jalan sejajar Mebidang yang merupakan kerjasama antara provinsi dengan tiga
kabupatenkota, dan kerjasama pengelolaan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan yang merupakan kerjasama lima kabupaten di wilayah
Bukit Barisan. Selain itu ada kerjasama antara Kabupaten Asahan dengan Kota Tanjung Balai dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana pelabuhan.
Sisanya, masih dalam tahapan wacana. Jumlah bentuk kerjasama daerah yang
Murbanto Sinaga : Tinjauan Terhadap Bentuk Kerjasama Pembangunan Daerah…, 2005
USU Repository © 2006
3
telah dilakukan masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan peluang- peluang kerjasama daerah yang masih memungkinkan untuk dilakukan oleh
pemerintah daerah di Sumatera Utara. Undang-Undang No.22 Tahun 1999 yang diganti dengan UU No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Bab IX terdapat satu pasal yang secara khusus mengatur dasar hukum tentang kerjasama daerah.
Murbanto Sinaga : Tinjauan Terhadap Bentuk Kerjasama Pembangunan Daerah…, 2005
USU Repository © 2006
4
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN KERJASAMA DAERAH