BAB VII PRINSIP DAN PROSES KERJASAMA
1. Dalam menjalin Kerjasama Antar Daerah hendaknya selalu
menjalankan dengan konsisten prinsip-prinsip; a transparansi.
b akuntabilitas. c partisipatif.
d saling menguntungkan dan memajukan. e kerjasama dibangun untuk kepentingan umum.
f keterkaitan yang dijalin atas dasar saling membutuhkan. g keberadaan kerjasama saling memperkuat pihak-pihak yang
terlibat. h kepastian hukum.
i tertib penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 2.
Proses Kerjasama Antar Daerah hendaknya dilakukan melalui tahapan: a pertemuan awal beberapa Kepala Daerah,
b studi kelayakan bersama, c negosiasi substansi yang akan dikerjasamakan,
d penanda tanganan Keputusan BersamaMoUPerjanjian Kerjasama, e penyusunan master planaction plan,
f pembentukan Badan Kerjasama, g operasional.
Murbanto Sinaga : Tinjauan Terhadap Bentuk Kerjasama Pembangunan Daerah…, 2005
USU Repository © 2006
24
3. Badan Kerjasama yang dibentuk dapat bersifat:
a Permanen yang dikelola secara profesional dan
b ex oficio berdasarkan kedudukan pejabat yang menangani
kerjasama. Dalam pembentukan struktur organisasi dapat diisi oleh petugas yang
memiliki kompetensi teknis operasional dan kompetensi manajerial sesuai dengan tuntutan jabatan. Dalam hal ini Pemerintah Daerah dapat
berperan dan melakukan koordinasi antar daerah melalui wadah Dewan Eksekutif.
Apabila pembentukan badan kerjasama, substansi yang dikerjasamakan dan proses kerjasama telah disepakati dan dilaksanakan, maka hal lain yang
harus dilakukan secara simultan oleh Pemerintah Daerah adalah menyusun profil Provinsi dan KabupatenKota yang memuat antara lain potensi unggulan
daerah, menghindari pungutan berganda pajak dan retribusi yang akan menimbulkan biaya tinggi, pengembangan sistem pelayanan satu atap one
stop fixed system dan menciptakan iklim yang kondusif dalam rangka meningkatkan pelayanan dan menarik minat bagi para investor dari Dalam dan
Luar Negeri untuk membangun perekonomian daerah.
Murbanto Sinaga : Tinjauan Terhadap Bentuk Kerjasama Pembangunan Daerah…, 2005
USU Repository © 2006
25
BAB VIII PENUTUP