i. Jangka sorong, Sebagai alat untuk mengukur besarnya diameter dan
tebal sampel dalam bentuk pelet. j.
Tissu, Sebagai lap pembersih peralatan. k.
X-Ray Difraktometer XRD, Sebagai alat karakterisasi struktur sampel.
l. Magnetizer, Sebagai alat untuk memberikan medan magnetik pada
sampel magnetisasi dengan tegangan 1000 volt. m.
Gaussmeter, Sebagai alat untuk mengukur besarnya medan magnet sampel.
n. Magnet-Physic Dr. Steingroever GmbH Permagraph C, Sebagai alat
untuk mengukur kuat medan magnetik dari sampel.
3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
BaFe
12
O
19
Fungsi : sebagai bahan baku yang digunakan untuk membuat magnet permanen.
b. Al
2
O
3
Fungsi : sebagai campuran yang ditambahkan ke dalam bahan baku dengan perbandingan 1,3,5,7 wt.
c. PVA
Fungsi : sebagai perekat. d.
Aquades Fungsi : untuk pengukuran massa dengan metode Archimedes dan dengan
menggunakan picknometer.
3.3.Tahapan Penelitian
Penelitian yang dilakukan meliputi: pencampuran bahan menggunakan
Planetary Ball Milling
PBM, pencetakan, proses sintering, magnetisasi, dan pengukuran karakterisasi bahan. Berikut ini adalah tahapan penelitian yang akan dilakukan:
Universitas Sumatera Utara
Ditambahkan
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Pembuatan Magnet Permanen Barium Heksaferit dengan Aditif Al
2
O
3
Mulai
BaFe
12
O
19
Al
2
O
3
Mixing dan Milling Komposisi 100:0 , 99:1 ,
97:3 , 95:5 , 93:7 wt Variasi waktu 12 dan 36 h
Kompaksi 30kgFcm
2
8kG
Sintering Suhu 1100
C 2 h Green Body Density
1. Bulk Density
2. Porositas
3. XRD
4. Optical Microscope
Dimagnetisasi
Magnet 1.
Magnetic Flux Density 2.
Permagraph
Universitas Sumatera Utara
3.3.1. Pembuatan Sampel Uji
Pembuatan sampel uji dilakukan dengan cara
dry pressing
cetak kering. Proses pembentukan sampel dengan penekanan
dry pressing
ini dengan tambahan
Poly Vinyl Alcohol
PVA sebagai bahan perekat sebanyak 2 wt dan Alumina Al
2
O
3
sebagai aditif sebanyak 0, 1, 3, 5, 7 wt yang dicampurkan merata dengan serbuk Barium Heksaferit. Sebelum sampel dimasukkan ke dalam cetakan,
dinding cetakan terlebih dahulu dilapisi diolesi dengan pelumas agar mempermudah proses kompaksi penekanan.
Gambar 3.3 Alat kompaksi
Hydraulic Press Hydraulic Jack
Serbuk magnet dimasukkan ke dalam cetakan dan dilakukan penekanan kompaksi dengan hydraulic Jack press kapasitas 30 kgfcm
2
8 kG ditahan selama 1 menit. Proses kompaksi ini melalui orientasi partikel magnet anisotropi,
dimana medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik pada coil. Adapun desain alat magnetisasi disesuaikan dengan cetakan agar mudah dikeluarkan dari
cetakan dan tidak hancur pada saat pengeringan. Hasil cetakan berupa pelet dengan ukuran rata-rata diameter 20 mm dan tebal 3 mm.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Sintering