10,45 pada penambahan aditif 7 wt Al
2
O
3
dengan
milling time
12 jam pada suhu
sintering
1100°C dan porositas terendah adalah 4,62 pada komposisi 0 Al
2
O
3
tanpa aditif dengan
milling time
36 jam pada suhu
sintering
1100 °C. Hal ini terjadi karena adanya korelasi antara densitas dan porositas yang berbanding terbalik dimana
semakin tinggi nilai densitas maka semakin rendah nilai porositasnya dan sebaliknya.
4.2 Karakterisasi Mikrostruktur
Karakterisasi mikrostruktur merupakan analisis struktur dari suatu bahan material untuk mengetahui pengaruh bahan aditif Al
2
O
3
terhadap struktur BaFe
12
O
19
. Karakterisasi mikrostruktur yang diamati pada penelitian ini meliputi analisis XRD
X- Ray Difraction
dan OM
Optical Microscope
.
4.2.1 Analisis XRD
X-Ray Difraction
Analisa struktur kristal dilakukan dengan menggunakan alat X-Ray Diffraction XRD yang bertujuan untuk mengamati fase-fase yang terbentuk pada sampel uji setelah
proses
sintering
dalam pembuatan magnet permanen
Barium Hexaferrite
. Grafik Hasil
Pengujian XRD BaFe
12
O
19
dengan penambahan aditif 7 wt Al
2
O
3
diperlihatkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik Hasil Pengujian XRD BaFe
12
O
19
dengan aditif 7 wt Al
2
O
3
a
b
c
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 merupakan pola XRD untuk sampel BaFe
12
O
19
murni, Al
2
O
3
murni dan BaFe
12
O
19
dengan aditif Al
2
O
3
7 wt. Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa pada BaFe
12
O
19
dengan aditif Al
2
O
3
7 wt terdapat dua fasa yaitu fasa BaFe
12
O
19
dan fasa BaAlFe
11
O
19
. Pada penambahan aditif Al
2
O
3
pada suhu sintering 1100
o
C 2h, terjadi substitusi unsur Al terhadap 1 unsur Fe sehingga membentuk suatu fasa baru yaitu
BaAlFe
11
O
19
. Namun, fasa yang terbentuk tersebut tidak terlalu mempengaruhi mikrostruktur dari BaFe
12
O
19
karena unsur Al hanya menggantikan 1 unsur Fe. Hal ini dikarenakan jumlah wt dari Al
2
O
3
lebih sedikit dibanding wt dari BaFe
12
O
19
sehingga tidak terlihat perubahan yang signifikan dan juga tidak begitu mempengaruhi mikrostruktur dari BaFe
12
O
19
. Sehingga diketahui bahwa fasa BaFe
12
O
19
dan BaAlFe
11
O
19
yang terbentuk bersifat
hard magnetic
. Yang berarti bahwa sifat kemagnetan dari sampel ini kuat.
4.2.2 Analisis OM
Optical Microscope
Analisis mikrostruktur dilakukan dengan menggunakan
Optical Mikroscope
OM. Hasil pengamatan dengan OM ditunjukkan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil Mikroskop Optik Magnet
Sinter Barium Hexaferrite
dengan aditif 7 wt pada Temperatur
Sintering
1100 °C 2 h dan perbesaran 40x Gambar 4.5 merupakan hasil mikroskop optik dari
Barium Hexaferrite
dengan aditif 7 wt Al
2
O
3
pada milling time 36 jam menggunakan metode
circle intercepts
. Dimana pada metode tersebut terdapat 36 titik butir dengan ukuran diameter masing-
masing tiap butir 0,1 mm. Sehingga diperoleh
grainsize
dari tiap ukuran butir rata-rata sebesar 15,6. Jika dibandingkan dengan
particle size powder
, nilai
particle size
setelah
Universitas Sumatera Utara
sintering
mengalami peningkatan dari 10,79 µm menjadi 15,6. Hal ini disebabkan karena terjadinya difusi antar butir sehingga butir-butir tersebut menyatu dan
mengalami pertumbuhan butir yang mengakibatkan nilai
particle size
meningkat dari
particle size
awal.
4.3 Karakterisasi Sifat Magnet