Bacillus cereus adalah bakteri gram positif, aerobic, membentuk spora. Enterotoksin dari Bacillus cereus menyebabkan gejala muntah dan diare, dengan
gejala muntah lebih dominan.Gejala dapat ditemukan pada 1-6 jam setelah asupan makanan terkontaminasi, dan masa berlangsungnya penyakit kurang dari 24 jam.
Gejalaakut mual, muntah, dan nyeri abdomen yang sering kali berakhir setelah 10 jam. Gejala diare terjadi pada 8-16 jam setelah asupan makanan terkontaminasi
dengan gejala diare cair dan kejang abdomen. Mual dan muntah jarang terjadi. Terapi dengan dehidrasi oral dan antiemetik Anonim, 2008.
2.3.6. Salmonella thypi
Sistematika bakteri Salmonella thypi Divisi : Shizophyta
Kelas : Schizomycetes
Bangsa: Eubacteriales Suku :
Enterobacteriaceae Marga : Salmonella
Jenis : Salmonella thypi
Salmonella thypi merupakan penyebab ifeksi utama pada manusia dan infeksi
dari bakteri ini bersumber dari manusia. Kebanyakan Salmonella merupakan patogen pada binatang yang reservoir infeksi pada manusia unggas, babi, ternak dan hewan
peliharaan. Organisme hamper selalu masuk melalui jalur oral, biasanya dengan kontaminasi makanan dan minuman. Diantara factor yang mempengaruhi ketahanan
terhadap infeksi Salmonella adalah keasaman lambung, flora normal dalam usus dan ketahanan usus local.
Meilisa : Uji Aktivitas Anti Bakteri Dan Formulasi Dalam Sediaan Kapsul Dari Ekstrak Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak Curcuma Xanthorrhiza, Roxb Terhadap Beberapa Bakteri, 2009
USU Repository © 2008
Salmonella juga menyebabkan tipe penyakit deman enterik deman typhoid disebabkan oleh Salmonella typi Jawetz, 2005.
2.3.7. Klebsiella pneumonia
Sistematika bakteri klebsiella pneumonia Divisi : Shizophyta
Kelas : Schizomycetes
Bangsa: Eubacteriales Suku :
Enterobacteriaceae Marga : klebsiella
Jenis : klebsiella pneumonia Klebsiella
pneumonia patogenesis dari penyakit yang disebabkan oleh kelompok bakteri batang gram negative ini sama seperti factor non spesifik yang
disebabkan oleh E.coli. Dimana klebsiella pneumonia berada dalam system pernapasan dan tinja kurang lebih 5 individu normal. Hal ini menyebabkan proporsi
kecil kira-kira 1 dari radang paru-paru. Kadang juga menyebabkan infeksi system saluran kencing dan bakterimia dengan luka yang melemahkan pasien. Enterik lain
juga dapat menyebabkan radang paru-paru Jawetz, 2005. 2.4. Uraian Sediaan Kapsul
Kapsul didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan bahan inert lainnya yang dimasukkan kedalam cangkang atau wadah
kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa keras. Kebanyakan kapsul-kapsul yang
Meilisa : Uji Aktivitas Anti Bakteri Dan Formulasi Dalam Sediaan Kapsul Dari Ekstrak Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak Curcuma Xanthorrhiza, Roxb Terhadap Beberapa Bakteri, 2009
USU Repository © 2008
diedarkan di pasaran adalah kapsul yang semuanya dapat ditelan oleh pasien untuk keuntungan dalam pengobatan.
Kapsul gelatin keras merupakan jenis yang digunakan oleh ahli farmasi dalam mengabungkan obat-obat. Cangkang kapsul kosong dibuat dari campuran gelatin,
gula, air jernih tidak berwarna pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Gelatin dihasilkan dari hidrolisis sebagian kolagen yang diperoleh dari kulit, jaringan ikat
putih, dan tulang belakang. Kapsul gelatin lunak mengandung lebih banyak uap air dari pada kapsul keras, pada pembuatannya ditambah bahan pengawet untuk
mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya kapsul gelatin keras mengandung uap air 9-12.
Kapsul gelatin kosong dibuat dengan berbagai macam ukuran, bervariasi baik panjang maupun diameternya. Pemilihan ukuran tergantung berapa banyak isi bahan
yang dimasukkan dalam kapsul dibandingkan dengan kapasitas dari cangkang kapsul. Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara sekitar 65 mg – 1
gr bahan serbuk termasuk bahan obat dan bahan pengencer lain yang diperlukan. Persiapan pengisian kapsul gelatin keras dapat dibagi dalam tahapan-tahapan
sebagai berikut : 1.
persiapan dan pengembangan formulasi serta pemilihan ukuran kapsul 2.
pengisian cangkang kapsul 3.
pembersihan dan pemolesan kapsul Ansel, 1989.
Meilisa : Uji Aktivitas Anti Bakteri Dan Formulasi Dalam Sediaan Kapsul Dari Ekstrak Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak Curcuma Xanthorrhiza, Roxb Terhadap Beberapa Bakteri, 2009
USU Repository © 2008
2.4.1 Bahan Tambahan Sediaan Bentuk Kapsul