Pengaruh struktur kimia karet

Rezekika Harahap : Analisa Perbandingan Nilai Pri Darfi Produk Sir 20 Dan Sir 3 Untuk Temperatur Yang Berbeda-Beda, 2009. USU Repository © 2009 sehingga lateksnya membeku berkoagulasi . Zat pembeku koagulan yang banyak digunakan untuk membekukan karet dalam lateks adalah asam format asam semut . Susunan karet tidak tetap tidak konstan ,tetapi bergantung dari : 1 Jenis pohon karet klon dari mana lateksnya berasal 2. Intensitas kehebatan dari cara penyadapan 3. pengaruh musim Mengingat bahwa pada setiap perkebunan karet lateks yang berasal dari ratusan pohon terlebih dahulu dicampur, maka dapat dikatakan lateks tadi yang dipakai sebagai bahan mentah mempunyai sifat-sifat yang agak konstan. Hanya perbedaan-perbedaan sifat yang disebabkan oleh iklim dan musim tidak dapat dihindarkan. Karet alam selain terdiri dari hidrokarbon murni, juga mengandung beberapa zat lainnya dan ini penting benar untuk penentuan sifat-sifat dari hasilnya. Waktu mengolah lateks menjadi karet, sebagian lainnya tetap berada dalam karet yang dibekukan dan melindunginya terhadap pengaruh cahaya dan terhadap oksigen dari hawa udara. Perlu ditambahkan disini bahwa bahan karet yang diperdagangkan hanya mengandung sebagian kecil dari jumlah zat yang bukan zat karet seluruhnya. Rubber, S. 1983

2.2.1 Pengaruh struktur kimia karet

Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene dengan nama kimia Cis 1,4 poliisopren.Rumus umum monomer karet alam adalah C 5 H 8 n dengan rumus bangun seperti pada gambar 1 Rezekika Harahap : Analisa Perbandingan Nilai Pri Darfi Produk Sir 20 Dan Sir 3 Untuk Temperatur Yang Berbeda-Beda, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 1. Rumus bangun Cis 1,4 poliisopren karet alam CH 3 H C = C -CH 2 CH 2 - n Karet Alam N adalah derajat polimerasi yaitu bilangan menunjukkan jumlah monomer didalam rantai polimer. Nilai n dalam karet alam berkisar antara 3000-15000. Viskositas karet berkorelasi dengan nilai n. Semakkin besar nilai n akan semakin panjang rantai molekul karet menyebabkan sifat viskositas karet semakin tinggi. Karet yang terlalu kental viscous kurang disukai konsumen, karena akan mengkonsumsi energi yang besar sewaku proses vulkanisasi pada pembuatan barang jadi. Tetapi sebaliknya karet yang viskositasnya terlalu rendah juga kurang disukai karena sifat barang jadinya seperti tegangan putus dan perpanjangan putus menjadi rendah. Molekul-molekul polimer karet alam tidak lurus, tetapi melingkar seperti spiral dan ikatan -C-C-C- didalam rantai berputar pada sumbunya sehingga memberikan sifat karet yang fleksibel yaitu dapat ditarik, ditekan dan kentur. Adanya ikatan rangkap -C=C- pada molekul karet, memungkinkan dapat terjadi reaksi oksidasi. Oksidasi karet oleh udara O 2 terjadi pada ikatan rangkap yang berakhir pada pemutusan ikatan rangkap molekul, sehingga panjang rantai polimer akan semakin pendak. Terjadinya pemutusan rantai polimer mengakibatkan sifat viskositas, dan PRI serta Po karet menjadi menurun.Oksidasi karet oleh udara akan lebih lambat terjadi bila kadar antioksidan alam protein dan lipida tinggi serta kadar ion-ion logam karet rendah. Untuk itu didalam penaganan Rezekika Harahap : Analisa Perbandingan Nilai Pri Darfi Produk Sir 20 Dan Sir 3 Untuk Temperatur Yang Berbeda-Beda, 2009. USU Repository © 2009 bahan olahan berupa lateks atau koagulum harus dilakukan sebaik mungkin, agar sifat karet dapat terjaga tetap baik mulai dari kebun,pengolahan dipabrik hingga sampai luar negeri. Omposunggu, M,1987

2.2.2. Pengaruh komponen bukan karet non-rubber