Rezekika Harahap : Analisa Perbandingan Nilai Pri Darfi Produk Sir 20 Dan Sir 3 Untuk Temperatur Yang Berbeda-Beda, 2009. USU Repository © 2009
1.2. Permasalahan
Penelitian menyatakan bahwa nilai PRI dari karet yang diproduksi dari perkoagulasi asam ataupun auto-koagulasi koagulasi alami lateks kebun menurun karena lamanya waktu
koagulasi dan penggilingan yang berlebihan. Adanya tembaga dalam jumlah yang sangat kecil juga dapat menurunkan nilai PRI.
Penentuan besarnya plastisitas suatu sampel bahan tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan nilai-nilai mutlak absolute dan nilai-nilai nisbi relative . Skala pada
pengujian dengan Wallace plastimeter menunjukkan nilai plastistas. Wallace plastimeter adalah alat yang dipakai untuk penentuan parameter Plasticity
Retention Index PRI dari sampel-sampel karet alam spesifikasi teknis. PRI atau petunjuk mengenai plastisitas adalah nilai tengan dari perbandingan antara platisitas setelah sampel
melalui pemanasan terhadap nilai plastisitas awal sebelum pemanasan dikali 100 . 1.3. Tujuan percobaan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai PRI 2. Untuk mengetahui pengaruh temperatur pemanasan terhadap nilai PRI dari karet remah
SIR 20 dan SIR 3 3. Untuk mengetahui temperatur yang cocok digunakan untuk pematangan karakteristik
karet alam 4. Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memeperoleh Ahli Madya
1.4. Manfaat percobaan
Rezekika Harahap : Analisa Perbandingan Nilai Pri Darfi Produk Sir 20 Dan Sir 3 Untuk Temperatur Yang Berbeda-Beda, 2009. USU Repository © 2009
1. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Platisity Retention Index PRI
2. Dapat mengetahui hubungan PRI dengan kualitas karet alam 3. Dapat mengetahui temperatur yang cocok digunakan untuk pematangan karakteristik
karet alam
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Rezekika Harahap : Analisa Perbandingan Nilai Pri Darfi Produk Sir 20 Dan Sir 3 Untuk Temperatur Yang Berbeda-Beda, 2009. USU Repository © 2009
2.1. Lateks
Lateks yang berasal dari pohon Havea brasiliensis terdiri dari dua bahan utama yaitu partikel-partikel karet rubber partikel dan bahan bukan karet non rubber . Sebelum
tercampur atau terkontaminasi dengan bahan-bahan lain itu, mempunyai pH ± 6,9-7,0, cair, dan
bersifat koloid yang stabil. Kestabilan koloid lateks tersebut akan dapat terganggu oleh berbagai faktor segera setelah lateks keluar dari pohon setelah disadap misalnya terganggu oleh bakteri
atau enzim yang berasal dari udara luar atau dari peralatan pekerja, akibat perubahan suhu dan sebagainya. Pengaruh faktor luar itu dapat mengakibatkan menurunnya mutu lateks yang akan
diolah menjadi berbagai jenis produk seperti RRS, SIR, dan lateks pekatpusingan.
Berdasarkan alasan seperti diuraikan diatas maka diperlukan beberapa perlakuan agar mutu lateks yang diolah tetap terjamin. Tindakan yang perlu dilakukan antara lain :
manambahkan bahan pengawet dan menjaga kebersihan peralatan penderes. Jadi untuk menghasilkan karet bermutu baik, pengawasan yang cermat perlu dilakukan mulai dari
penderesan sampai proses akhir dipabrik sampai dengan transaksi pengapalannya. Oleh karena itu sifat-sifat lateks perlu mendapat perhatian agar dapat memproduksi karet bermutu ekspor.
Komposisi lateks :
1. Susunan kimia
Rezekika Harahap : Analisa Perbandingan Nilai Pri Darfi Produk Sir 20 Dan Sir 3 Untuk Temperatur Yang Berbeda-Beda, 2009. USU Repository © 2009
Pada uraian diatas telah disebutkan bahwa lateks havea brasiliensis terdiri dari dua bahan pokok yaitu partikel-partikel hidrokarbon karet dan bahan bukan karet. Bahan bukan
karet dalam lateks terdiri dari air, protein, lipida, inositol, dan quenrachital Karbohidrat dan beberapa logam.
Menurut berbagai peneliti, bahwa bagian-bagian bukan karet terutama protein, lipida dan karbohodrat sangat berpengaruh terhadap mutu produksi akhir seperti sheet, crumb rubber, dan
lateks pusingan 2. Susunan fraksi lateks
Apabila lateks segar dipusing dengan suatu alat pemusing berkecepatan tinggi 18000-
20000 rpm , maka lateks tersebut akan terpisah menjadi 4 fraksi yaitu : fraksi karet, frey wisling, serum jernih, dan fraksi bawah terutama lutoid.
Tampubolon, M,1980
2.2. Susunan dan sifat-sifat karet alam