Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R
2
sebesar 0,564. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel Giro X
1
, Tabungan X
2
, Deposito X
3
dan Pinjaman X
4
terhadap Likuiditas Y sebesar 56,4, sedangkan sisanya yaitu sebesar 43,6 dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian
ini.
4.4 Uji Asumsi Klasik
Dalam analisis regresi linier berganda perlu dilakukan pengujian dengan dasar asumsi klasik metode kuadran kecil OLSOrdinary Least Square agar dapat
memenuhi syarat sebagai Best Linier Unbiased Estimator BLUE. Uji asumsi klasik ini terdiri atas uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan
uji heteroskedastisitas.
4.4.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel regresi terdapat variabel pengganggu atau tidak residual sehingga memiliki distribusi
normal. Metode yang digunakan untuk melihat normalitas residual adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan melihat normal probability plot. Hasil
pengujian normalitas data dapat dilhat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.1 berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 70
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 0,126400
Most Extreme Differences
Absolute 0,117
Positive 0,089
Negative -0,117
Kolmogorov-Smirnov Z 0,980
Asymp. Sig. 2-tailed 0,292
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,292. Karena signifikansi lebih dari 5 0,292 0,05, maka
nilai residual tersebut terdistribusi secara normal, dengan kata lain model regresi
yang digunakan memenuhi syarat asumsi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik yaitu dengan menggunakan grafik normal plot
menunjukkan bahwa pada grafik terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya ada di sekitar garis diagonal. Hasil pengujian
normalitas data menggunakan metode analisis normal probability plot dapat dilhat pada Gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Grafik P-P Plot Normalitas Data
Sumber : Lampiran 3
4.4.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Apabila terdapat korelasi, maka diidentifikasi ada masalah multikolinearitas. Sebab model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen.
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Giro X
1
0,278 3,591
Tabungan X
2
0,956 4,587
Deposito X
3
0,126 7,930
Empati X
4
0,426 3,461
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas pada model regresi.
4.4.3 Uji Autokorelasi
Tujuannya untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier barganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson d
U
Batas Atas d
L
Batas Bawah 4-d
U
1,894
a
1,7351 1,4943
2,106
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,894. Sedangkan nilai d
L
diperoleh sebesar 1,4943 dan nilai d
U
sebesar 1,7351. Karena nilai DW terletak diantara d
U
DW 4-d
U
, dimana 1,7351 1,894 2,106. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi pada model regresi.
4.4.4 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi rank spearman yaitu mengkorelasikan antara absolute residual
hasil regresi dengan semua variabel bebas. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Spearman’s rho Absolute
Residual
Giro X
1
Correlation Coefficient -0,176
Sig. 2-tailed 0,145
N 70
Tabungan X
2
Correlation Coefficient -0,163
Sig. 2-tailed 0,177
N 70
Deposito X
3
Correlation Coefficient -0,290
Sig. 2-tailed 0,148
N 70
Pinjaman X
4
Correlation Coefficient -0,232
Sig. 2-tailed 0,053
N 70
Absolute Residual
Correlation Coefficient 1,000
Sig. 2-tailed 0,000
Correlation Coefficient 70
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai korelasi dari kedua variabel independent dengan Absolute Residual Sig. 2-tailed memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,145 X
1
; 0,177 X
2
; 0,148 X
3
dan 0,053 X
4
yang menunjukkan lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah Heteroskedastisitas pada model regresi.
4.5 Uji Hipotesis