Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009 – 2013

(STUDY KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN

DAN MINUMAN DAN SEKTOR FARMASI)

OLEH

Indah Mustika Dewi N

120522108

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI AKUNTASI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan untuk boleh menikmati masa- masa perkuliahan sampai akhirnya dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013” Teristimewa penulis ucapkan terima kasih banyak buat orang tua penulis Ir. Syamsurial Nainggolan dan Sri Enny Dwi Yanti serta keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa melalui doa, kasih sayang yang selalu diberikan dengan tulus selama ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs.Hotmal Jafar,MM,Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.Firman Syarif ,M.Si,Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Dra. Mutia Ismail,MM,Ak,


(3)

selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM.,Ak. selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan koreksi selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong.,Msi.AK selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Teman- teman dari Akuntasi Ekstensi angkatan 2012 yang sama-sama berjuang, saling bertukar pendapat, berbagi ilmu dan saling memberi semangat. 7. Sahabat- sahabat terkasih yang sudah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini Putri Prayana Tarigan, Amd dan Manumpan Rolan Basana Hutapea, S.T serta sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.

Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, September 2014 Penulis


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, ukuran perusahaan, return spred, debt to asset ratio, arus kas operasi dan perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 18 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2009-2013. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05).

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi

16 for windows.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja, Arus Kas Operasi, return spread, debt to asset ratio, perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsia return spread, Perputaran piutang, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Kata Kunci : Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan, Return Spread, Debt to asset ratio, Arus kas operasi, perpuratan piutang Likuiditas.


(5)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine impact of Working Capital Turnover, Firm size, Return Spread, debt to asset ratio, operating cash flow, receivable turn over toward liquidity in companies of consumer goods which that listed on Indonesia Stocks Exchange.

The method of this scientific paper is a causal research design with 18 companies as a sample consumer goods company that listed in BEI. This research is done for 2009-2013 period. This research utilizes secondary data. The data are taken from www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05). Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that firm size, Working capital Turnover, Operating Cash Flow,return spread, debt to asset ratio and receivable turn over has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially return spread,Operating Cash Flow and receivable turn over are not influence toward liquidity.

Keywords : Working Capital Turnover, Firm Size, Return Spread, Operating cash flow, debt to asset ratio, receivable turn over Liquidity


(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

DAFTAR TABEL...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah...1

1.2.Perumusan Masalah...7

1.3.Batasan Penelitian...8

1.4.Tujuan Penelitian...8

1.5.Manfaat Penelitian...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka...10

2.1.1.Likuiditas...10

2.1.2. Ukuran Perusahaan...17

2.1.3. Return Spread...18

2.1.4. Debt to Asset Ratio...19

2.1.5. Arus Kas Operasi...20

2.1.6. Perputaran Modal Kerja...21

2.1.7. Perputaran Piutang...23

2.2. Penelitian Terdahulu...24

2.3. Kerangka Konseptual...30

2.4. Hipotesis Penelitian...34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian...35


(7)

3.4. Metode Pengumpulan Data...38

3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel...38

3.6. Metode Analisis Data...43

3.7. Pengujian Hipotesis...49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian...51

4.2. Analisis Hasil Penelitian...53

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif...53

4.3. Uji Asumsi Klasik...56

4.3.1. Uji Normalitas...56

4.3.2. Uji Multikolinearitas...59

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas...60

4.3.4. Uji Autokorelasi...62

4.4. Analisis Regresi...63

4.4.1. Persamaan Regresi...63

4.4.2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi...67

4.5. Pengujian Hipotesis...69

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian...74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...79

5.2. Saran...81

5.3. Keterbatasan Penelitian...83


(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul

Halaman

2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu 29

3.2.1. Daftar Nama Perusahaan makanan dan minuman 35

3.2.2. Daftar Nama Perusahaan Farmasi 36

3.2.3. Daftar Nama Perusahaan yang memenuhi kriteria 37 3.2.4. Pengukuran Variabel dan Defenisi Operasional 42 4.1. Daftar Nama Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

Serta Perusahaan Farmasi 52

4.2. Hasil Descriptive Statistics 53

4.3. Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data 57 4.4. Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data 58

4.5. Hasil Uji Multikolinearitas 60

4.6. Hasil Uji Autokorelasi 62

4.7. Hasil Analisis Regresi 64

4.8. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi 68

4.9. Hasil Uji F 70


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.3. Kerangka Konseptual 31


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, ukuran perusahaan, return spred, debt to asset ratio, arus kas operasi dan perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 18 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2009-2013. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05).

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi

16 for windows.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja, Arus Kas Operasi, return spread, debt to asset ratio, perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsia return spread, Perputaran piutang, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

Kata Kunci : Perputaran Modal Kerja, Ukuran Perusahaan, Return Spread, Debt to asset ratio, Arus kas operasi, perpuratan piutang Likuiditas.


(11)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine impact of Working Capital Turnover, Firm size, Return Spread, debt to asset ratio, operating cash flow, receivable turn over toward liquidity in companies of consumer goods which that listed on Indonesia Stocks Exchange.

The method of this scientific paper is a causal research design with 18 companies as a sample consumer goods company that listed in BEI. This research is done for 2009-2013 period. This research utilizes secondary data. The data are taken from www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05). Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.

The result of this research shows that firm size, Working capital Turnover, Operating Cash Flow,return spread, debt to asset ratio and receivable turn over has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially return spread,Operating Cash Flow and receivable turn over are not influence toward liquidity.

Keywords : Working Capital Turnover, Firm Size, Return Spread, Operating cash flow, debt to asset ratio, receivable turn over Liquidity


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Likuiditas atau liquidity dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar.

Menurut Munawir (2002 : 31), “Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Secara umum pengertian likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Perusahaan bisa dikatakan likuid jika perusahaan tersebut mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Sedangkan apabila perusahaan berada dalam keadaan tidak mempunyai cukup kemampuan membayar hutang jangka pendeknya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan ilikuid. Eksistensi perusahaan akan diragukan, apabila perusahaan tidak lagi berkemampuan cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Apabila hal ini terjadi pada perusahaan, berarti penilaian terhadap aspek-aspek yang lain dalam perusahaan itu tidak bermanfaat lagi bagi pihak-pihak berkepentingan.

Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit diselesaikan dan menjadi salah satu


(13)

sorotan utama bagi perusahaan dalam menjalakan kegiatan operasionalnya dan hampir semua perusahaan pasti akan mengalami tantangan pada masalah likuiditas.

Jika dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi, merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka pendek yang dipinjam oleh perusahaan dapat dijamin dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi menunjukan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan atau bisa disebabkan karena manajemen kredit perusahaan yang kurang baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha.

Masalah likuiditas yang dibahas dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembayaran hutang jangka pendek oleh perusahaan yang tepat pada saat jatuh temponya, serta risiko dari likuiditas yaitu risiko yang muncul apabila suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo secara tunai, meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan tidak likuid. Ketidak likuidnya suatu perusahaan berhubungan dengan beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat likuiditas suatu perusahaan, dalam penelitian ini faktor yang dianggap mempengaruhi


(14)

likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan itu sendiri, perputaran modal kerja yang ada dalam perusahaan, return spread yaitu selisih pengembalian antara jika perusahaan menanamkan uangnya dalam bentuk investasi surat-surat berharga dengan perusahaan menyimpan uangnya di bank, perputaran piutang yang terjadi dalam perusahaan, arus kas operasional yang ada diperusahaan meliputi arus kas masuk operasi serta arus kas keluar operasi, serta debt to asset ratio perusahaan.

Ketidak lancaran perusahaan membayar hutang jangka pendeknya yang lebih parah akan mengakibatkan pada penjualan investasi perusahaan dan aset yang dimiliki perusahaan dengan terpaksa, dan yang lebih buruk akan mengarah pada kebangkrutan perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo bisa disebabkan oleh karena perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali, dan bisa juga dikarenakan perusahaan mungkin saja memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aset lainnya seperti menangih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aset lainnya.

Agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan lancar sehingga mengakibatkan tingkat likuiditas perusahaan menjadi sangat likuid, maka Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisasi resiko ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi


(15)

hutang-hutang jangka pendeknya, selain itu manajer harus menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan. Ketidak seimbangan antara jumlah aset likuid yang dimiliki perusahaan dengan hutang-hutang yang harus segera dibayar merupakan penyebab yang umum dari timbulnya

financial distress.

Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam rangka mengatur masalah likuiditas secara efisien. Faktor-faktor tersebut menurut Kim et al, 1998 antara lain adalah : faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jika menggunakan dana dari luar (Cost of external financing), ketidak pastian arus kas yang diterima perusahaan (cash flow uncertainly), kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun diwaktu yang akan datang (current and future investment opportunities), kebutuhan kas untuk transaksi (transaction demand for liquidity.

Beberapa penelitian tentang likuiditas perusahaan manufaktur telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya inkonsistensi pada variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Menurut Dewi Christina pada tahun 2009 dan Dessy pada tahun 2012, hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi, berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, sementara secara parsial ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Menurut Melvatanti pada tahun


(16)

2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa perputaran modal kerja dan

return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas. Menurut Yohanes pada tahun 2011, hasil analisisnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas, sedangkan return spread berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas dan debt ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas. Menurut Novrida pada tahun 2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas dan variabel return spread tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, namun secara simultan varibel perputaran modal kerja dan return spread berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Menurut Lisa Puspitasari dan Y.Jogi pada tahun 2013, hasil analisisnya menunjukan bahwa secara simultan ukuran perusahaan dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap likuiditas, sedangkan secara parsial perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi sebagian dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Kim et al (1998) dan beberapa peneliti lainnya. Variabel-variabel dalam penelitian tersebut yang digunakan adalah variabel yang mungkin menentukan likuiditas perusahaan adalah : ukuran perusahaan,

return spread, siklus arus kas operasi, rasio hutang terhadap total aset, perputaran modal kerja dan perputaran piutang.


(17)

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini didasarkan karena adanya research gap atau kesenjangan penelitian, yaitu adanya inkonsistensi penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, penelitian ini juga didasarkan pada adanya faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan atau dianggap mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul “ ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 SAMPAI DENGAN 2013. (STUDY KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DAN SEKTOR FARMASI)”.

Penelitian ini mengambil objek perusahaan pada sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi, pemilihan pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman serta farmasi karena sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi merupakan beberapa sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman serta obat-obatan pun akan terus mengalami peningkatan karena permintaan terhadap sektor tersebut tetap tinggi sehingga akan mempengaruhi besarnya profit perusahaan yang akan berdampak pada likuiditas perusahaan.


(18)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah : penelitian terdahulu membahas dua atau tiga faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, sedangkan pada penelitian ini faktor yang dibahas sebanyak enam faktor yang mempengaruhi likuiditas yaitu: ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, perputaran piutang, debt to asset ratio, arus kas operasi, dan return spread. Penelitian ini menambah satu variabel berbeda dari penelitian terdahulu yaitu variabel perputaran piutang, variabel perputaran piutang menjadi variabel yang dianggap mempengaruhi tingkat likuiditas dikarenakan apabila semakin cepat perputaran piutang terjadi dalam perusahaan maka semakin cepat piutang tersebut menjadi uang kas dan kas tersebut dapat digunakan untuk mendanai kewajiban jangka pendeknya dan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi yang terdiri dari 18 perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), penelitian terdahulu menggunakan sampel satu atau dua perusahaan, serta penelitian ini menggunakan data sebanyak 5 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2013.

1.2.Perumusan Masalah

Penelitian ini menggunakan enam variabel yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, enam variabel tersebut adalah : ukuran perusahaan,

return spread, perputaran modal kerja, perputaran piutang, arus kas operasi, dan debt to asset ratio atau rasio hutang terhadap aset, dimana keenam


(19)

variabel tersebut adalah variabel dependen. Sehingga perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ? 2) Apakah return spread berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan

manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?

3) Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ? 4) Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan

manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?

5) Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?

6) Apakah debt to asset ratio berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?

7) Apakah ukuran perusahaan, debt to asset ratio, return spread, perputaran modal kerja, arus kas operasi dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?

1.3. Batasan Penelitian

Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka penulis membuat batasan dalam penelitian ini, batasan penelitiannya antara lain adalah :


(20)

1. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yaitu sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan data laporan keuangan yang diteliti adalah pada tahun 2009 sampai dengan 2013.

2. Variabel return spread dihitung dengan mencari selisih antara Return on assets (ROA) dengan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

3. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian serta memiliki konsistensi dengan permasalahan dan pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan permasalahan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel manakah dari ukuran perusahaan, return spread, perputaran modal kerja, perputaran piutang, arus kas operasi, dan debt to asset ratio yang paling berpengaruh dominan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman dan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada beberapa pihak yaitu :


(21)

1. Bagi Peneliti penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti dalam menganalisi faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan makanan dan minuman dan perusahaan farmasi.

2. Bagi Peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi yang bermanfaat untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan.

3. Bagi perusahaan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan kebijakan mengenai tingkat likuiditas.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Likuiditas

a. Pengertian Likuiditas

Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo.

Menurut Munawir (2002 : 31) defenisi likuiditas adalah sebagai berikut “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.

Menurut Riyanto (2001 : 25) “masalah likuiditas adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk kewajiban finansialnya yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan “kekuatan membayar” (Zahlungskraft) dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansilnya yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan membayar” (Zahlungsfahigkeit).

Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi


(23)

perusahaan untuk memperoleh keuntungan ataupun kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.

Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” yang artinya perusahaan mempunyai aset lancar yang lebih besar dari pada kewajiban lancar. Tetapi apabila yang terjadi sebaliknya, berarti perusahaan dalam keadaan “ilikuid”. Secara khusus jika ditinjau dari kebijakan yang dilakukan manajer dalam mengatur aset perusahaan, maka likuiditas dapat diartikan sebagai proporsi dari aset perusahaan yang diinvestasikan ke dalam kas dan marketable securities (surat berharga) (Kim et al, 1998).

Mengacu pada teori preferensi likuiditas yang dikemukakan oleh keynes (Sukirno, 2004 : 300) perusahaan memegang atau menahan uang kas karena didorong oleh motif atau tujuan, motif-motif tersebut adalah : 1. Motif transaksi, 2. Untuk berjaga-jaga, 3. Untuk berspekulasi. Dalam menjalankan operasinya perusahaan perlu dana untuk membeli bahan baku untuk pembuatan produk, membayar pegawai dan lain-lain, dana yang diperlukan untuk tujuan ini merupakan dan yang disediakan perusahaan untuk keperluan transaksi. Selain itu perusahaan juga perlu menyediakan dana untuk berjaga-jaga dalam menghadapi ketidakpastian penerimaan kas dimasa depan. Jika pada suatu saat perusahaan menerima kas yang rendah sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan operasionalnya, maka perusahaan mencukupi kekurangan dana tersebut dari kas yang disediakan


(24)

untuk berjaga-jaga. Pada kondisi perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan investasi pada aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan keuntungan atau peningkatan nilai perusahaan, mungkin manajer memutuskan untuk melakukan investasi tersebut, dana yang dikeluarkan untuk mendanai kegiatan investasi ini merupakan dana yang disediakan untuk tujuan investasi.

b. Arti Penting Likuiditas Bagi Perusahaan.

Arti pentingnya aspek likuiditas bagi setiap perusahaan, akan dirasakan pada berbagai akibat yang merugikan atau tidak dapat digunakannya kesempatan untuk memperoleh laba, apabila suatu perusahaan berada pada keadaan yang tidak likuid. Akibat dari kemungkinan kerugian atau tidak dapat kesempatan untuk memperoleh laba dikarenakan suatu perusahaan tersebut dalam keadaan illiquid dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Perusahaan akan kesulitan atau tidak bisa melunasi hutang jangka pendeknya pada tanggal jatuh tempo. Dalam keadaan demikian, maka kadang-kadang perusahaan terpaksa harus menarik pinjaman baru dengan tingkat bunga yang relative tinggi, menjual investasi jangka panjang, atau aset tetapnya untuk melunasi hutang jangka pendek tersebut, jika hal ini terjadi secara terus-menerus maka perusahaan akan menghadapi risiko kebangkrutan.


(25)

2) Bagi para pemilik perusahaan, keadaan illikuid berarti mengurangi kesempatan memperoleh keuntungan yang lebih besar, atau kehilangan control terhadap sebagian atau seluruh modal yang diinvestasikan.

3) Bagi para kreditor perusahaan, keadaan illikuid dari perusahaan yang diberi pinjaman/kredit, berarti penundaan pengumpulan atas bunga dan pokok pinjaman yang diberikan. Keadaan ini berarti sebagai suatu awal kerugian yang akan diterima atas sebagian atau seluruh jumlah bunga dan pokok pinjaman tersebut bagi kreditor yang bersangkutan.

4) Para pelanggan seperti halnya para supplier atas barang-barang dan jasa bagi perusahaan, akan terpengaruh berupa keadaan ketidakmampuan perusahaan yang illikuid dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak, atau kehilangan arti (manfaat) dalam hubungannya dengan perusahaan yang tidak likuid sebagai supplier bagi langganan yang bersangkutan.

5) Perusahaan tidak dapat memanfaatkan kesempatan potongan harga untuk pembelian tunai yang ditawarkan oleh supplier. Akibatnya perusahaan terpaksa beroperasi pada tingkat harga yang tinggi, sehingga mengurangi kesempatan untuk memperoleh laba yang besar.

Dari berbagai akibat yang dapat terjadi karena keadaan tidak likuidnya perusahaan seperti yang dikemukakan diatas, dapat dikatakan bahwa pengukuran dan penilaian terhadap aspek likuiditas perusahaan dianggap sebagai suatu persoalan yang sangat penting bagi semua perusahaan, karena apabila perusahaan tidak memiliki kemampuan yang


(26)

cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo maka eksistensi perusahaan tersebut akan disangsikan.

c. Pengukuran Likuiditas dengan Rasio Lancar (Current ratio)

Dalam penelitian ini, untuk menilai likuiditas perusahaan digunakan current ratio sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan. Current ratio dipilih sebagai alat untuk mengukur likuiditas dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa ratio ini melibatkan inventory didalamnya, mengingat bahwa perusahaan makanan dan minuman dan perusahaan farmasi kegiatannya adalah menjual barang-barang untuk dikonsumsi, dan jenis barang-barang yang dijual juga berbagai macam produk sehingga rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesanggupan perusahaan makanan dan minuman serta perusahaan farmasi untuk memenuhi tuntutan kreditor jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang diperkirakan dapat segera menjadi uang tunai. Current ratio dapat digunakan untuk melihat sampai dimanakah perusahaan memiliki kemampuan membayar kewajibannya. Semakin besar Current ratio perusahaan, maka semakin baiklah posisi kreditor, karena kemungkinan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu sangat besar.

Menurut Kasmir (2008 : 135), rumus untuk mencari likuiditas dengan menggunakan rasio lancar atau Current ratio adalah sebagai berikut :


(27)

������������ = Aset Lancar (������� ����)

Hutang Lancar (������� ����������� ) X 100%

Menurut Riyanto (1997 : 2008), apabila kita mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan Current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut :

1) Dengan hutang lancar atau current liabilities tertentu, diusahakan untuk menambah aset lancar atau current assets.

2) Dengan aset lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah hutang lancar.

3) Dengan mengurangi jumlah hutang lancar bersama-sama dengan mengurangi aset lancar.

d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas

Tingkat Likuiditas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, Kim et al (1998 : 349) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan, adalah :

1) Cost of External Financing

Faktor Cost of External Financing ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar perusahaan, Kim et al (1998 : 349 ) menggunakan proxy ukuran


(28)

perusahaan (firm size) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities)

untuk mengukur faktor Cost of External Financing tersebut. Barclay dan simth (1996, dalam Kim et al., 1998) mengemukakan argumen bahwa, cost of external financing yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar relatif lebih rendah dibanding dengan perusahaan-perusahaan kecil, hal ini disebabkan perusahaan besar lebih mampu mencapai economic of scale

terutama jika dikaitan dengan biaya tetap pada saat melakukan emisi saham.

2) Cash Flow Uncertainly

Cash flow uncertainly atau ketidak pastian arus kas dapat menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidak pastian arus kas yang tinggi akan cenderung melakukan investasi dalam aset yang

likuid dengan jumlah yang besar.

3) Current and Future investment opportunities

Current and Future investment opportunities adalah kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang.

Current and Future investment opportunities ini dapat mempengaruhi manajemen dalam memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan

Current and Future investment opportunities ini manajemen akan mempertimbangkan apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk aset tetap atau melakukan investasi dalam aset yang likuid.


(29)

Transaction Demand for Liquidity ini berkaitan dengan dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Faktor Transaction Demand for Liquidity ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan likuiditas perusahaan. Tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar hutang-hutang jangka pendeknya sering disebut sebagai likuiditas. Kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek dari suatu perusahaan terletak pada atau diukur dari kemampuannya untuk mendapatkan kas (alat pembayaran) atau kemampuannya untuk mengkonversikan aset non kas menjadi kas.

2.1.2.Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Menurut Ferry dan Jones (dalam sujianto, 2001), Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penetuan skala besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total asset dan rata-rata tingkat penjualan perusahaan. jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki asset besar maka akan lebih likuid karena perusahaan bisa membiayai kewajiban lancarnya melalui laba yang dihasilkan oleh asset-asset tersebut. Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas untuk mendapatkan sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk memperoleh pinjaman akan menjadi lebih mudah karena


(30)

dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.

Ukuran perusahaan juga dapat mencerminkan tinggi dan rendahnya aktivitas operasional dan aktivitas investasi perusahaan, pada umumnya apabila semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasional dan kegiatan investasi perusahaan tersebut. Kegiatan operasional dan kegiatan investasi didalam perusahaan tersebut secara langsung dapat mempengaruhi tingkat likuditas suatu perusahaan, sehingga dapa disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan.

Maka ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan formula :

Ukuran Perusahaan = Total Asset Perusahaan

2.1.3. Return Spread

Return spread merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi. Return spread adalah selisih antara bunga yang diterima dari bank seandainya dana yang dimiliki perusahaan disimpan di bank dengan hasil atau return yang diterima jika dana yang dimiliki oleh perushaan digunakan untuk mendanai investasi. Apabila spread (selisih) tinggi, yaitu profit yang diterima perusahaan lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank, maka lebih baik perusahaan menginvestasikan dana yang


(31)

dimilikinya dari pada menyimpan dana tersebut di bank. Laba inilah yang mendorong manajemen untuk meningkatkan likuiditasnya agar dana yang berada di kas tinggi, sehingga dana itu dapat digunakan untuk mendanai investasi pada saat diperlukan.

Menurut Kustiadi (2006), return spread yaitu : Selisih antara profitabilitas perusahaan dengan suku bunga bank, jika spread tersebut tinggi maka likuiditasnya juga tinggi. Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit yang lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih baik menggunakan dana untuk investasi dari pada menanam dananya di bank. Menurut Kim et al (1998 :349) Return spread adalah “selisih antara return yang dihasilkan oleh asset perusahaan dengan return aset bebab risiko”.

Dalam penelitian ini aset bebas risiko diproxy dengan surat berharga Bank Indonesia (SBI). Sedangkan return yang dihasilkan oleh aset perusahaan diproxy dengan ROA (Return On Asset). Mengacu pada formula yang digunakan oleh Kim et al. (1998: 349), maka formula yang digunakan untuk menghitung

return spread adalah sebagai berikut:

Return Spread = ROA - suku bunga SBI

ROA dihitung dengan rumus = laba bersih setelah pajak / total aset, dan suku bunga SBI yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI bulanan.


(32)

2.1.4.Debt To Asset Ratio

Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu kreditor pihak luar) dan para pemegang saham. Rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar asset perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan.

Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt to asset ratio. Menurut Kasmir (2008 : 156), debt to asset ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aset. Dengan kata lain, seberapa besar asset perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset. Semakin tinggi rasio ini maka perusahaan semakin tidak likuid karena pendanaan dari luar terlalu banyak dan perusahaan harus mengeluarkan banyak uang kas untuk pengembaliannya.

Rumus untuk mencari debt to asset ratio adalah :

���������������� = ����� ����


(33)

2.1.5.Arus Kas Operasi

Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai aktiva (seperti persediaan) yang digunakan untuk menghasilkan piutang dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas kembali ke perusahaan melalui proses penagihan, yang memungkinkan dimulainya siklus operasi baru. Sesungguhnya kas merupakan ukuran akhir profitabilitas, kas lah yang digunakan untuk membayar utang, mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan membayar dividen. Dengan demikian, analisis arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan dapat membantu menilai salah satunya likuiditas.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan. Arus kas dari operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih atau dengan kata lain arus kas operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa yang ikut dalam menentukan laba perusahaan. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang.


(34)

2.1.6.Perputaran Modal Kerja

Menurut Jumingan (2005 : 66), terdapat dua defenisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yakni sebagai berikut :

1) Modal kerja adalah kelebihan asset lancar terhadap hutang jangka pendek. Kelebihan ini diebut modal kerja bersih (net working capital). Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya asset lancar yang lebih besar dari pada hutang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang.

2) Modal kerja adalah jumlah dari asset lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working capital). Defenisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dan yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan terganttung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aset lancar misalnya kas, surat berharga, piutang dan persediaan.

Menurut Wild (2005 :186),” modal kerja adalah selisih aktiva lancar setelah dikurangi dengan kewajiban lancar”. Menurut Brigham (2001 : 150), modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha.

Pentingnya modal kerja didalam perusahaan mempunyai manfaat sebagai berikut :


(35)

1) Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aset lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

2) Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.

3) Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan potongan harga.

4) Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

5) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

6) Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang

menguntungkan kepada pelanggan.

7) Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.

Modal kerja selalu dalam kedaan operasi atau berputar dalam perusahan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran modal kerjanya atau makin tinggi tingkat perputarannya.


(36)

Menurut Ahmad (2002 : 8), perputaran modal kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Perputaran Modal Kerja = Total Penjualan

Modal kerja Bersih x 100%

Modal kerja bersih diperoleh dari aset lancar – hutang lancar.

2.1.7.Perputaran Piutang

Sebagian besar keberhasilan perusahaan diukur berdasarkan tingkat financialnya yang dicapai, dalam situasi yang semakin kompetitif ini sering kali perusahaan melakukan penjualan secara kredit sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan volume penjualan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan. kebijakan ini diambil dengan harapan dapat meningkatkan volume penjualan, meskipun selanjutnya akan memunculkan piutang bagi perusahaan.

Piutang merupakan unsur aset lancar yang relatif mudah dicairkan, dan likuiditas merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan. Dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jika piutang perusahaan itu dikelola dengan baik, maka likuiditas perusahaan juga ikut membaik, dan sebaliknya jika piutang perusahaan dikelola secara buruk maka likuiditas perusahaan juga ikut memburuk.


(37)

Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah (Riyanto, 2001 : 90). Jika tingkat perputaran piutang tinggi, maka semakin cepat piutang tersebut menjadi uang kas dan bisa digunakan untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya, jadi semakin tinggi perputaran piutang maka likuiditasnya perusahaan juga semakin tinggi.

Rumus dari perputaran piutang (Recevable Turnover) adalah (Sawir, 2001 :16 ) :

Receivable Turnover = Penjualan

Piutang Rata−rata

x

100%

2.2.Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang berkaitan dengan analisis faktor likuiditas perusahaan antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al bertujuan untuk mengetahui secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan likuiditas perusahaan. faktor-faktor yang diduga mempengaruhi likuiditas adalah: ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, variabilitas arus kas operasi, variabilitas free cash flow, return spread, perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, siklus kas, variabilitas siklus kas, debt ratio, arus kas dan


(38)

prediktor kebangkrutan. Penelitian ini dilakukan terhadap 915 perusahaan manufaktur di AS dengan periode pengamatan tahun 1975-1994. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (1998) ini menunjukkan bahwa : (1) Rasio

market to book value berpengaruh positif dan signifikan, hal ini berarti semakin besar rasio market to book value maka likuiditas perusahaan akan semakin tinggi. (2) return spread berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini berarti semakin tinggi spread return antara return aktiva bebas resiko dengan return aktiva maka likuiditas perusahaan juga akan semakin tinggi, (3) siklus kas berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini berarti semakin tinggi siklus kas maka likuiditas perusahaan juga semakin tinggi, (4) Debt ratio

berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini berarti semakin besar Debt Ratio

perusahaan maka perusahaan akan cenderung menggunakan likuiditas yang tinggi pula, (5) arus kas operasi berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini menunjukkan semakin tinggi arus kas perusahaan maka likuiditas perusahaan juga akan semakin tinggi, (6) kemungkinan kebangkrutan berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini menunjukkan jika kemungkinan kebangkrutan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi, maka likuiditas perusahaan akan cenderung rendah.

2. Dalam penelitian yang dilakukan Nuria pada tahun 2011 mengenai analisis faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur go public

bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh dari ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, tingkat pengembalian atau return


(39)

spread dan rasio hutang terhadap likuiditas perusahaan. adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) ukuran perusahaan, (2) kesempatan bertumbuh, (3) return spread, (4) dan debt ratio. Dan metode analisis data yang digunakan dalam penellitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Dan hasil dari penelitian ini adalah secara parsial hanya variabel debt ratio dan return spread yang berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan dengan signifikan kurang dari 0.05 yaitu 0.047 dan 0.022. dan dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan yaitu debt ratio atau rasio hutang.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi dan Fazriani yang terdapat dalam jurnal ilmiah Ranggagading Volume 11 No.1 tahun 2011, tentang pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas dan profitabilitas. Penelitian ini dilakukan pada PT Timah,Tbk dan PT Antam, Tbk. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa perputaran modal kerja pada PT. Timah,Tbk berdasarkan uji t perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Lancar (Likuiditas), Dan berdasarkan uji F dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja pada PT. Timah, Tbk memiliki hubungan dengan rasio lancar. Dan perputaran modal kerja pada PT. Antam,Tbk berdasarkan uji t memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar, dan berdasarkan uji F perputaran modal kerja pada PT. Antam, Tbk memiliki hubungan dengan rasio lancar atau likuiditas perusahaan


(40)

4. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Jogi yang terdapat dalam Business Accounting Review, mengenai analisa faktor yang mempengaruhi likuiditas pada 25 perusahaan yang bergerak dalam industri Ritel , penelitian ini menggunakan beberapa variabel kontrol yang meliputi ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, perputaran modal kerja. Hasil dari penelitian ini secara simultan atau uji F bahwa ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap likuiditas. Sedangan dalam hasil uji t menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas, sedangkan ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi pada tahun 2009, bertujuan untuk mengetahui apakah total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap tingkat likuiditas perusahaan. adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 perusahaan, penelitian ini dilakukan untuk periode 2005 sampai dengan 2007. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah likuiditas dan yang menjadi variabel bebas adalah total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan. tetapi secara parsial, total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan.


(41)

6. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yohanes (2011), bertujuan untuk memepelajari pengaruh dari ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh,

return spread, dan rasio hutang terhadap likuiditas perusahaan manufaktur yang go public. Analisis data sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linier berganda. Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas, rasio kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan, rasio return spread berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas dan debt ratio berpengaruh negatif signifkan terhadap likuiditas perusahaan.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Melvatanti pada tahun 2009, mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap likuiditas, dimana pada penelitian ini dilakukan pada 17 perusahaan otomotif. Penelitian ini menguji pengaruh ke dua variabel bebas yaitu perputaran modal kerja dan return spread terhadap variabel terikatnya yaitu likuiditas. Dalam penelitian ini hasilnya menunjukkan bahwa perputaran modal kerja dan return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif.


(42)

Tabel 2.2.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

digunakan

Hasil Penelitian

Kim et al (1998) The Determinants of Corporate Liquidity: Theory and Evidence ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, variabilitas arus kas operasi, variabilitas free cash flow, return spread, perkiraan kondisi ekonomi masa mendatang, siklus kas, variabilitas siklus kas, debt ratio, arus kas dan prediktor kebangkrutan, likuiditas.

Rasio market to book value berpengaruh

positif dan signifikan, return spread berpengaruh negatif dan signifikan, siklus kas berpengaruh negatif dan signifikan, Debt ratio berpengaruh negatif dan signifikan,arus kas operasi berpengaruh negatif

dan sgnifikan, kemungkinan kebangkrutan berpengaruh negatif dan signifikan, Nuria (2011) analisis faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur go public

ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, tingkat pengembalian atau return spread dan rasio hutang, likuiditas.

secara parsial hanya variabel debt ratio dan

return spread yang

berpengaruh secara signifiakn terhadap likuiditas,dan diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan yaitu debt ratio atau rasio hutang.

Supriyadi dan Fazriani (jurnal ilmiah Ranggagading Volume 11 No.1 tahun 2011) pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas dan profitabilitas. (studi kasus pada PT Timah,Tbk dan PT Antam, Tbk.

modal kerja, likuiditas dan profitabilitas.

Hasil uji t dan uji F pada PT.Timah,Tbk dan PT.Antam,

Tbk menyatakan modal kerja berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan dengan rasio lancar.

Lisa dan Jogi (Business Accounting Review) 2013 Analisa Faktor yang mempengaruhi likuiditas pada Industri Ritel Likuiditas, ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, perputaran modal kerja.

ukuran perusahaan, kesempatan

bertumbuh, perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama- sama terhadap likuiditas. Ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap likuiditas.


(43)

Melvatanti 2009

pengaruh perputaran modal kerja dan

return spread

terhadap likuiditas

perputaran modal kerja dan return spread, Likuiditas

perputaran modal kerja dan

return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif. Yohanes (2011) Analisis Faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek indonesia Periode 2007-2009

ukuran perusahaan, kesempatan

bertumbuh, return spread, dan rasio hutang, likuiditas

ukuran perusahaan, berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas, rasio kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan, rasio return spread berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas dan debt ratio

berpengaruh negatif signifkan terhadap likuiditas perusahaan. Dewi (2009) Analisis Faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia Periode 2005-2007

total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi, likuiditas

secara simultan total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan, secara parsial, total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

2.3.Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, pengaruh ukuran perusahaan, perputaran modal kerja,

return spread, perputaran piutang, debt to asset ratio dan arus kas operasi terhadap likuiditas perusahaan, maka dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut :


(44)

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual ukuran perusahaan (X1)

Perputaran Modal Kerja (X2)

Return Spread (X3)

Perputaran Piutang (X4)

Debt to asset Ratio (X5)

Arus Kas Operasi (X6)

L i k u i d i t a s (Y)


(45)

Ukuran perusahaan juga dapat mencerminkan tinggi dan rendahnya aktivitas operasional dan aktivitas investasi perusahaan, pada umumnya apabila semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasional dan kegiatan investasi perusahaan tersebut. Kegiatan operasional dan kegiatan investasi didalam perusahaan tersebut secara langsung dapat mempengaruhi tingkat likuditas suatu perusahaan, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al di tahun 1998 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

Modal kerja adalah kelebihan asset lancar terhadap hutang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya asset lancar yang lebih besar dari pada hutang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa mendatang. Modal kerja selalu dalam kedaan operasi atau berputar dalam perusahan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran modal kerjanya atau makin tinggi tingkat perputarannya dan akan mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Dalam


(46)

Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Jogi yang terdapat dalam Business Accounting Review, menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan.

Return spread adalah selisih antara bunga yang diterima dari bank seandainya dana yang dimiliki perusahaan disimpan di bank dengan hasil atau

return yang diterima jika dana yang dimiliki oleh perushaan digunakan untuk mendanai investasi. Apabila spread (selisih) tinggi, yaitu profit yang diterima perusahaan lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank, maka lebih baik perusahaan menginvestasikan dana yang dimilikinya dari pada menyimpan dana tersebut di bank. Laba inilah yang mendorong manajemen untuk meningkatkan likuiditasnya. Dalam penelitian Yohanes pada tahun 2011 menunjukkan bahwa return spread berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan.

Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Jika tingkat perputaran piutang tinggi, maka semakin cepat piutang tersebut menjadi uang kas dan bisa digunakan untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya, jadi semakin tinggi perputaran piutang maka likuiditasnya perusahaan juga semakin tinggi.


(47)

Debt to asset ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan total hutang dengan total aset. Semakin tinggi rasio ini maka perusahaan semakin tidak likuid karena pendanaan dari luar terlalu banyak dan perusahaan harus mengeluarkan banyak uang kas untuk pengembaliannya. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Nuria pada tahun 2011 menunjukkan bahwa debt ratio atau rasio hutang adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan.

Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan. Arus kas dari operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang (Wild, 2005 :17).

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(48)

H1 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap likuiditas perusahaan. H2 : terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas

perusahaan.

H3 : terdapat pengaruh return spread terhadap likuiditas perusahaan. H4 : terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan. H5 : terdapat pengaruh debt to asset ratio terhadap likuiditas perusahaan. H6 : terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap likuiditas perusahaan. H7 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan, debt to asset ratio, return

spread, perputaran modal kerja, arus kas operasi dan perputaran piutang secara simultan terhadap likuiditas perusahaan


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan - hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003 :30). Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, return spread¸perputaran piutang, debt to asset ratio, dan arus kas operasi terhadap likuiditas perusahaan.

3.2 Populasi dan Sample Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 :55), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dalam sektor makanan dan minuman serta sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan 2013 yaitu sebanyak 26 perusahaan. Berikut adalah nama-nama perusahaan yang menjadi populasi penelitian :


(50)

Tabel 3.2.1.

Daftar Nama perusahaan makanan dan minuman

No Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 1 PT. Akasha Wira International Tbk

2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 PT. Tri Banyan Tirta Tbk

4 PT. Cahaya Kalbar Tbk 5 PT. Davomas Abadi Tbk 6 PT.Delta Djakarta Tbk

7 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 8 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 9 PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 10 PT. Mayora Indah Tbk

11 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk 12 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 13 PT. Sekar Bumi Tbk

14 PT. Sekar Laut Tbk 15 PT. Siantar Top Tbk

16 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

Tabel 3.2.2.

Daftar Nama Perusahaan Farmasi

No Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI

1 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 2 PT. Indofarma (Persero) Tbk 3 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 4 PT. Kalbe Farma Tbk

5 PT. Merck Tbk

6 PT. Pyridam Farma Tbk

7 PT. Schering Plough Indonesia Tbk

8 PT. Industri jamu & Farmasi sido muncul Tbk 9 PT. Taiso Pharmaceutical Indonesia Tbk

10 PT. Tempo Scn Pasific Tbk

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Penelitian ini menggunakan


(51)

teknik sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004 : 79). Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan terdaftar atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013.

2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah. 3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor

Akuntan Publik selama periode 2009 sampai dengan 2013.

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 perusahaan.

Tabel 3.2.3.

Daftar Nama Perusahaan yang Memenuhi Kriteria

No Nama Perusahaan

Kriteria Sampel

1 2 3

1 PT. Akasha Wira International Tbk √ √ √ Sampel 1

2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ x

3 PT. Tri Banyan Tirta Tbk √ √ x

4 PT. Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ Sampel 2

5 PT. Davomas Abadi Tbk √ √ √ Sampel 3

6 PT.Delta Djakarta Tbk √ √ √ Sampel 4

7 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ √ Sampel 5

8 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ x


(52)

10 PT. Mayora Indah Tbk √ √ √ Sampel 7

11 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ x

12 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ Sampel 8

13 PT. Sekar Bumi Tbk √ √ x

14 PT. Sekar Laut Tbk √ √ √ Sampel 9

15 PT. Siantar Top Tbk √ √ x

16 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

√ √ Sampel 10

17 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ Sampel 11

18 PT. Indofarma (Persero) Tbk √ √ x

19 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 12

20 PT. Kalbe Farma Tbk √ √ √ Sampel 13

21 PT. Merck Tbk √ √ √ Sampel 14

22 PT. Pyridam Farma Tbk √ √ √ Sampel 15

23 PT. Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 16

24

PT. Industri jamu & Farmasi sido

muncul Tbk √ x x

25 PT. Taiso Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 17

26 PT. Tempo Scn Pasific Tbk √ √ √ Sampel 18

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

3.3Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data penelitian berupa data kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti, data sekunder yang berupa data cross section dimana data yang


(53)

dikumpulkan sebanyak 18 sampel, time series data yang digunakan selama 5 tahun yaitu dari tahun 2009-2013, dan data pooling sebanyak 90.

3.4Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penlitian ini adalah data eksternal. Pola penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yaitu mencari jurnal akuntansi, penelitian terdahulu, serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan tahap ke dua adalah pengumpulan data laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari

media internet dengan mendownload dari situs

3.5Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2006 : 31), Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variable independen dan variabel dependen.

1. Variabel dependen atau variabel terikat, menurut Sugiyono (2006 :33) “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Dan yang menjadi variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangannya yang


(54)

harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar dengan rumus :

Rasio Lancar = ������������

������������

X 100%

2. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau variabel terikat (Sugiyono, 2006 : 33). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari 6 variabel, yaitu : ukuran perusahaan, debt to asset ratio, perputaran modal kerja, return spread, perputaran piutang, arus kas operasi.

a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah besarnya suatu perusahaan jika ditinjau dari aset yang dimilikinya. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan = Total Aset Perusahaan

b. Return Spread

Return spread adalah selisih antara return yang dihasilkan oleh aset perusahaan dengan return aset bebas resiko. Dalam penelitian ini


(55)

aset bebas resiko diproxy dengan Surat Berharga Bank Indonesia (SBI), sedangkan return yang dihasilkan oleh aset perusahaan diproxy dengan ROA (Return on asset). Mengacu pada formula yang digunakan oleh Kim adalah :

Return Spread = ROA – Suku Bunga SBI

ROA dihitung dengan cara = laba bersih setelah pajak / total aset

Suku bunga SBI yang digunakan adalah suku bunga bulanan yang dikalkulasikan menjadi suku bunga rata-rata tahunan, dengan cara membagikan suku bunga bulanan /12 bulan.

c. Perputaran Piutang

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi di dalam piutang. Dengan makin besar volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti juga makin memperbesar profitability perusahaan. piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaaan berputar. Periode perputaran piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya.


(56)

Perputaran Piutang = ���������

������������ ����−����

x

100%

d. Debt to asset Ratio

Debt to Asset Ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. seberapa besar asset perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aset. Semakin tinggi rasio ini maka perusahaan semakin tidak likuid karena pendanaan dari luar terlalu banyak dan perusahaan harus mengeluarkan banyak uang kas untuk pengembaliannya. Adapun formula dari debt to asset ratio

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Debt to Asset Ratio = ���������

����������

x

100%

e. Arus Kas

Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan arus kas dari kegiatan operasi perusahaan. Arus kas dari operasi pada umumnya mempengaruhi kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba. Kegiatan yang termasuk dalam kegiatan arus kas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Formula formula yang digunakan untuk menghitung arus kas operasi adalah :


(57)

Arus kas Operasi = Arus Kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait

f. Perputaran Modal Kerja

Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Modal kerja akan selalu berada dalam keadaan berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai di saat dimana kas diinvestasikan dalam komponern-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Formula untuk menghitung perputaran modal kerja adalah sebagai berikut :

Perputaran Modal Kerja = ��������������

����������������

x

100%

Tabel 3.2.4.

Variabel dan Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Parameter Skala

Likuiditas kemampuan suatu perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangannya yang harus

Rasio Lancar =

Aktiva Lancar

Hutang Lancar X 100%


(58)

segera dipenuhi.

Return spreadselisih antara return yang dihasilkan oleh aset perusahaan dengan retur aset bebas resiko.

Return Spread = ROA – Suku Bunga SBI

Rasio

Perputaran piutang

Perbandingan antara penjualan dengan piutan usaha rata-rata.

Perputaran Piutang = Penjualan

Piutang Usaha rata−rata x 100%

Rasio

Debt to Asset Ratio

merupakan rasio untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva

Debt to Asset Ratio =

Total Debt

Total Asset x 100%

Rasio Arus Kas

Operasi

Arus Kas masuk dan aru kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasional perusahaan

Arus Kas Operasi = Arus Kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operas terkait

Rasio

Ukuran Perusahaan

Besar kecilnya

perusahaan di lihat dari besarnya aset yang dimiliki.

Ukuran Perusahaan = Total Aset Perusahaan

Rasio

Perputaran modal kerja

Rasio yang menunjukkan banyaknya penjualan (Rp yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja

Perputaran Modal Kerja = Total Penjualan

Modal Kerja Bersih x 100%

Rasio

3.6Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, kemudian akan dianalisis untuk dapat memberikan jawaban atas apa yang dibahas didalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 16.0. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Model Analisis

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda. Regresi Linear Berganda ditujukan untuk


(59)

menentukan hubungan Linear antara beberapa variabel bebas yang disebut X1,X2,X3 dan seterusnya, dengan variabel terikatyang disebut Y.

Dalam penelitian ini terdapat enam variabel independen atau variabel bebas yaitu : ukuran perusahaan, Debt to asset Ratio, Arus Kas Operasi, Perputaran Modal Kerja, Return Spread, Perputaran Piutang serta memiliki satu variabel dependen atau variabel terikat yaitu likuiditas yang diduga saling mempengaruhi dengan variabel independen.

Adapun model regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Keterangan :

Y = Likuiditas

X1 =Ukuran Perusahaan

X2 = Debt to asset Ratio

X3 = Arus Kas Operasi

X4 = Perputaran Modal Kerja

X5 = Return Spread


(1)

7

MYOR

0.042

0.047

(0.009)

0.046

0.051

8

ROTI

0.092

0.112

0.088

0.079

0.029

9

SKLT

(0.007)

(0.039)

(0.037)

(0.012)

(0.019)

10

ULTJ

(0.037)

(0.010)

(0.006)

0.102

0.058

11

DVLA

0.019

0.066

0.066

0.095

0.048

12

KAEF

(0.033)

0.020

0.031

0.055

0.029

13

KLBF

0.071

0.119

0.119

0.144

0.116

14

MERK

0.265

0.209

0.331

0.145

0.194

15

PYFA

(0.035)

(0.022)

(0.021)

(0.005)

(0.022)

16

SCPI

(0.020)

(0.029)

0.017

(0.003)

(0.042)

17

SQBB

0.339

0.226

0.267

0.297

0.297

18

TSPC

0.038

0.073

0.073

0.095

0.067

Perputaran Modal Kerja

NO

KODE

2009

2010

2011

2012

2013

1

ADES

3.6

4.9

5.6

5.1

5.7

2

CEKA

4.0

2.8

5.0

7.6

7.7

3

DAVO

0.6

1.6

1.3

3.4

1.4

4

DLTA

2.6

2.5

2.9

3.4

3.4

5

ICBP

(10.5)

4.2

3.5

3.4

3.8

6

MLBI

(5.5)

-52

(48.8)

(4.7)

(21.6)

7

MYOR

4.8

4.4

4.2

3.1

3.2

8

ROTI

11.5

5.1

19.3

48.4

34.5

9

SKLT

6.7

6.9

7.7

10.9

19.3

10

ULTJ

3.8

3.9

5.7

4.7

3.7

11

DVLA

2.1

2.0

1.6

1.7

1.6

12

KAEF

5.2

5.1

4.3

3.8

4.1

13

KLBF

2.9

2.6

2.5

2.9

3.3

14

MERK

2.7

2.9

2.2

2.7

2.7

15

PYFA

5.5

4.5

4.0

4.4

7.4

16

SCPI

(20.5)

-11

1.4

1.8

1.3

17

SQBB

2.1

1.5

1.6

1.5

1.6

18

TSPC

2.7

2.8

2.8

2.9

2.6


(2)

3

DAVO

2.3

2.4

3.8

4.4

2.4

4

DLTA

9.4

7.1

6.7

8.4

12.6

5

ICBP

2.8

11

9.2

9.6

10.7

6

MLBI

17.1

11.3

7.7

7.3

14.5

7

MYOR

5.4

6.3

6.2

5.6

4.9

8

ROTI

9.1

9.5

8.3

8.5

7.9

9

SKLT

9.1

9.2

8.2

8.2

9.0

10

ULTJ

9.0

10

9.3

9.8

10

11

DVLA

3.1

3.2

2.9

3.1

2.8

12

KAEF

9.2

9.3

9.1

8.7

8.5

13

KLBF

6.8

7.6

7.3

7.6

7.6

14

MERK

4.2

5.9

6.2

11

12

15

PYFA

7.4

7.3

6.7

6.5

6.3

16

SCPI

5.2

4.5

3.6

3.2

2.8

17

SQBB

4.3

3.9

5.2

4.5

4.4

18

TSPC

9.3

9.9

13.5

9.8

8.8

Likuiditas

NO

KODE

2009

2010

2011

2012

2013

1

ADES

2,23

1,5

1,7

1,9

1,8

2

CEKA

4,7

1,6

1,6

1

1,6

3

DAVO

113,7

54,9

37,3

1

0,9

4

DLTA

4,5

6,3

6

5,2

4,7

5

ICBP

0,5

2,5

2,8

2,7

2,4

6

MLBI

0,65

0,9

0,9

0,5

0,9

7

MYOR

2,2

2,5

2,2

2,7

2,4

8

ROTI

1,4

2,2

1,2

1,1

1,1

9

SKLT

1,8

1,9

1,7

1,4

1,2

10

ULTJ

2,1

2

2,2

2

2,4

11

DVLA

3,1

3,7

4,8

4,3

4,2

12

KAEF

1,9

2,4

2,7

2,8

2,4

13

KLBF

2,9

4,3

3,6

3,4

2,8

14

MERK

5

6,2

7,5

3,8

3,9

15

PYFA

2

3

2,5

2,4

1,5

16

SCPI

0,9

0,8

3,7

2,7

2,6

17

SQBB

5,5

5,6

5,6

4,8

4,9


(3)

Lampiran 3 : Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

likuiditas

90

.50

113.70

4.9587

13.40254

Total aktiva

90

1.E11

2.E13

2.68E12

4.035E12

debt to asset ratio

90

.06

1.85

.4079

.25895

arus kas operasi

90

-6.08E11

3.04E12 3.3541E11

5.74484E11

Return spread

90

-.05

.60

.0845

.11879

perputaran modal kerja

90

-484.40

76.00

-3.6144

57.68073

perputaran piutang

90

.00

17.10

7.3852

3.23222

Valid N (listwise)

90

Lampiran 4 : Uji Normalitas

Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

90

Normal Parameters

a

Mean

.0000000

Std. Deviation

12.28078275

Most Extreme

Differences

Absolute

.265

Positive

.265

Negative

-.173

Kolmogorov-Smirnov Z

2.516


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

90

Normal Parameters

a

Mean

.0000000

Std. Deviation

12.28078275

Most Extreme

Differences

Absolute

.265

Positive

.265

Negative

-.173

Kolmogorov-Smirnov Z

2.516

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

b

Calculated from data.

Uji Kolmogorov-Smirnov Sesudah Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

57

Normal Parameters

a

Mean

.0000000

Std. Deviation

.19628696

Most Extreme Differences

Absolute

.114

Positive

.114

Negative

-.067

Kolmogorov-Smirnov Z

.862

Asymp. Sig. (2-tailed)

.447

a.

Test distribution is Normal.

b.

Calculated From Data.


(5)

(6)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

1.711

.754

2.269

.028

ln_dar

-.487

.109

-.422 -4.453

.000

.370

2.703

ln_arus

-.020

.053

-.039

-.375

.709

.307

3.259

ln_modal

-.365

.046

-.593 -7.886

.000

.587

1.703

ln_piutang

.002

.073

.001

.021

.983

.730

1.370

ln_aset

-1.182

.577

-.247 -2.048

.046

.229

4.363

ln_spread

.679

.541

.160 1.254

.216

.205

4.883

a.

Dependent Variable: ln_likuid

Coefficient Correlations

a

Model

ln_spread ln_modal ln_arus ln_piutang ln_dar

ln_aset

1 Correlations ln_spread

1.000

-.145

-.583

-.251

-.116

-.854

ln_modal

-.145

1.000

.078

-.232

-.412

.229

ln_arus

-.583

.078

1.000

.188

.589

.518

ln_piutang

-.251

-.232

.188

1.000

.058

.034

ln_dar

-.116

-.412

.589

.058

1.000

.058

ln_aset

-.854

.229

.518

.034

.058

1.000

Covariances ln_spread

.293

-.004

-.017

-.010

-.007

-.267

ln_modal

-.004

.002

.000

.000

-.002

.006

ln_arus

-.017

.000

.003

.001

.003

.016

ln_piutang

-.010

.000

.001

.005

.000

.001

ln_dar

-.007

-.002

.003

.000

.012

.004

ln_aset

-.267

.006

.016

.001

.004

.333