Penggunaan Tanah Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Babi Terhadap Pendapatan Total Keluarga Pegawai Dan Peternak Murni

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Tahun 2007 No. Mata Pencaharian Jumlah Orang Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pegawai Negeri Peternak Buruhkaryawan Swasta Pedagang Pengemudi Becak Supir Tukang Batu Tukang Kayu Lain-lain 726 1.140 3.915 1.824 971 318 517 415 674 6,91 10,85 37,28 17,37 9,24 3,02 4,92 3,95 6,41 Jumlah 10.500 100,00 Sumber: Kantor Kelurahan Tegal Sari Mandala II, 2007 Tabel 9 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk terbesar adalah sebagai karyawanburuh swasta yaitu sebesar 3.915 orang 37,28, pedagang 2.824 orang 17,37 dan peternak sendiri pada posisi terbesar ketiga yaitu 1.140 orang 10,85 pegawai negeri 726 orang 6,91

c. Penggunaan Tanah

Luas dan penggunaan tanah di Kelurahan Tegal Sari Mandala II dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini: Tabel 10. Luas dan Penggunaan Tanah di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Tahun 2006 No. Uraian Jumlah Ha Persentase 1 2 3 4 Pemukiman Pekuburan Perkantoran Prasarana umum lainnya 59 2 9 8 75,6 2,56 11,53 10,25 Total 78 100,0 Sumber: Kantor Kelurahan Tegal Sari Mandala II, 2007 Dari Tabel diketahui bahwa penggunaan lahan yang paling luas adalah untuk pemukiman seluas 59 Ha 75,6, dan kelurahan ini merupakan kawasan pemukiman padat dan kumuh, sedangkan perkantoran sebesar 9 ha 11,53, Pekuburan 2 ha 11,53, dan prasarana umumnya seluas 8 ha 10,25. d. Sarana dan Prasarana Universitas Sumatera Utara Sarana dan prasarana di Kelurahan Tegal Sari Mandala IIdapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tegal Sari Mandala II , Tahun 2006 No. Sarana dan Prasarana Jumlah Unit 1 Sekolah a. TPA 2 b. TK 5 c. SD 23 d. SMP 4 e. SMU 1 f. SMK - g. Perguruan tinggi - 2 Fasilitas Kesehatan a. Rumah Sakit - b. Rumah Bersalin - c. Puskesmas - d. Apotik 3 e. Posyandu 15 f. Praktek Dokter 6 3 Tempat Peribadatan a. Mesjid 9 b. Gereja Protestan 23 c. Gereja Katolik 2 d. Vihara - 4 Pasar a. Tradisional 1 b. Pasar Swalayan 2 Total 96 Sumber: Kantor Kelurahan Tegal Sari Mandala II Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pembangunan. Dari data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Kelurahan Tegal Sari Mandala II ini sangat sederhana, khususnya sarana dan prasarana kesehatan. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan dan pasar Universitas Sumatera Utara Karakteristik Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah peternak babi, yang memiliki perkerjaan utama sebagai Pegawai Negeri dan peternak murni. Karakteristik responden yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman beternak. Tabel 12. Karakteristik Peternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Tahun 2008 No Karakteristik Peternak Responden Satuan Range Rerata 1 Umur Tahun 36-65 51.8 2 Tingkat pendidikan Tahun 0-15 10.31 3 Pengalaman Beternak Tahun 2-38 15.5 4 Jumlah tanggungan Jiwa 3-7 4.5 5 Jumlah Ternak Ekor 7-22 12.75 6 Jumlah penerimaan Per siklus Usaha Ternak Babi Rp 6.830.000 - 26.408.000 12.018.812, 5 7 Total Biaya Produksi Per Siklus Produksi Rp 2.429.248,33 - 9.729.313 5.273.005,47 Sumber: Data Diolah Lampiran 1, lampiran 8, dan lampiran 9 Umur sering kali menjadi salah satu hambatan bagi seseorang untuk dapat melaksanakan tugas maupun kewajibannya dengan baik. Begitu juga halnya dengan peternak yang selalu bekerja tanpa memperdulikan panas dan hujan. Umur biasanya berpengaruh terhadap kesehatan yang secara tidak langsung memepergaruhi produktivitas kerjanya. Apalagi pekerjaan tersebut membutuhkan banyak tenaga dan perhatian yang cukup intensif sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dari tabel 12 diatas dapat dilihat range umur konsumen yang terbesar berada pada kelompok umur 36-65 tahun dan rata-rata umur peternak adalah 51, 8 Universitas Sumatera Utara tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peternak babi didaerah ini secara umum berada pada umur yang produktif. Tingkat pendidikan formal peternak yang cukup memadai juga akan memperlihatkan tingkat pengetahuan dan wawasan memadai dan pada akhirnya akan membantu peternak dalam menganalisa dan menerpakan apa yang akan diusahakan oleh peternak dalam usaha ternaknya. Dari tabel 12 diatas dapat dilihat tingkat pendidikan responden yang berada pada range 0-15 tahun. Hal ini menunjukkan ada beberapa responden yang tidak tamat SD dan SLTP, responden ini merupakan janda dari pensiunan PNS yang mengusahakan ternak babi, akan tetapi masih menerima tunjangan gaji pensiun, dan telah memulai usaha ternak babinya ketika suami masih ada. Pengalaman beternak merupakan hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan beternak, karena dari lama beternak dapat diketahui sejauh mana peternak itu mengerti tentang wawasannya terhadap usaha ternak tersebut yang dapat dilihat dari tingkat penguasaan peternak terhadap teknik-teknik beternak dan pola pikir peternak. Atau dapat dikatakan bahwa peternak tersebut semakin mampu mengelola usaha ternaknya dengan lebih baik dan mampu memgatasi masalah dan kendala yang dihadapi dalm usaha ternaknya. Jumlah tanggungan peternak di kelurahan Tegal Sari Mandala II rata-rata 4,5 jiwa. Secara umum, jumlah tanggungan keluarga di daerah penelitian ini, dapat dikatakan cukup besar. Hal ini disebabkan oleh faktor sosial budaya, karena beberapa keluarga ada yang masih menampung kerabat dan ditanggung hidupnya oleh keluarga tersebut. Universitas Sumatera Utara Total penerimaan per siklus produksi 6 bulan dari usaha ternak babi peternak responden adalah berkisar Rp 6.830.000- Rp 26.408.000 dengan rataan sebesar Rp 12.018.812, 5. Berdasarkan rataan tersebut dapat diketahui bahwa total penerimaan peternak responden per siklus produksi masih tergolong rendah Lihat keterangan di bawah ini tetnang kriteria penerimaan. Kriteria total penerimaan per siklus produksi dari usaha ternak babi adalah ssebagai berikut: Interval = = = Rp Rp 6.526.000 - Rendah : Rp 6.830.000 - Rp 13.356.000 - Sedang : Rp 13.356.000 – Rp 19.882.000 - Tinggi :Rp 19.882.000 – Rp 26.4408.000 Total Biaya Produksi per siklus produksi adalah berkisar Rp 3.972.332.33 – Rp 12.729.313, dengan rataan Rp 7.540.817, 8 siklus produksi. Berdasarkan rataan tersebut dapat diketahui bahwa total biaya produksi peternak responden per siklus produksi tergolong sedang Lihat keterangan dibawah ini tentang Kriteria biaya produksi. Besar kecilnya biaya produksi ini tentunya akan mempengaruhi besarnya pendapatan usaha ternak babi. Kriteria total biaya produksi per siklus produksi adalah: Interval = = Rp 2.918.993 - Rendah : Rp 3.972.332,33 - Rp 6.891.325,88 - Sedang : Rp 6.891.325,88 – Rp 9.810.318,88 - Tinggi :Rp 9.810.318,88 – Rp 12.729.31 3 000 . 830 . 6 000 . 408 . 26 . Rp Rp − 3 33 . 332 . 972 . 3 313 . 729 . 12 . Rp Rp − Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sistem Pemeliharaan Ternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Sistem Perkandangan Kandang merupakan tempat ternak babi dipelihara, tempat bernaung, tidur, makan dan lainnya. Jenis dan bahan dasar pembuat kandang babi di daerah penelitian sangat beragam jenis. Beberapa peternak memang ada yang membuat kandang dengan sebaik mungkin, dengna menggunakan bahan dinding batu bata dan semen, serta atap seng yang baik. Ada juga beberapa peternak yang menggunakan dinding kayu dan atap seng. Bahan ini tentunya tidak bertahan lama. Bahkan ada beberapa peternak yang menggunakan bahan kayu bekas sebagai dinding kandang dan sama sekali kurang layak untuk menjadi kandang yang baik. Akan tetapi semua peternak menggunakan semen sebagai lantai dasar kandang. Walaupun demikian, hampir setiap enam bulan sekali para peternak memperbaiki lantai kandang Mendempul yang rusak akibat cakaran kuku ternak. Letak kandang juga tidak semua menghadap ke arah timur. Kandang yang baik harus menghadap k earah timur, agar memperoleh sinar matahari yang cukup dipagi hari. Bibit Pada umumnya peternak didaerah penelitian memperoleh bibit dari anakan induk babi milik mereka sendiri. Akan tetapi ada juga beberapa [eternak yang membeli anak babi, jika pada siklus sebelumnya terjadi kegagalan produksi anak babi. Jenis peternakan di daerah ini secara umum dapat dikatakan sebagai Universitas Sumatera Utara peternak campuran. Ada peternak yang menggemukan babi fattening yang berasal dari bibit sendiri maupun dari bibit babi yang dibeli. Ada peternak yang memang hanya memproduksi anakan saja, dan langsung dijual. Pada umumnya mengusahakan kedua-duanya, dan pada umumnya bersifat tergantung pada permintaan. Pemberian pakan Jenis pakan yang diberikan pada ternak babi didaerah penelitian ini sangat bervariasi, karena setiap peternak memiliki asumsi sendiri dalam mengusahakan yang terbaik bagi ternaknya. Akan tetapi pada umumnya peternak didaerah ini menggunakan nasi sisa sebagai bahan pakan utama. Kemudian ditambahkan kopekan sayur yang dicincang, ampas tahu dan kelapa, dedak, dan mie sisa. Tidak semua peternak memasak pakan ternaknya. Karena menurut peternak tersebut, nasi sisa tersebut sudah masak dan tidak perlu dimasak lagi, ssekalipun ditambahkan dengan bahan pakan lainnya. Garam sangat berperan penting dalam komposisi pakan ternak babi didaerah penelitian. Sehingga pemakaian garam di daerah pernelitian mencapai satu sak setiap minggunya. Pemberian pakan secara umum diberikan dengan frekuensi dua kali dalam sehari,yaitu pada pagi hari antara pukul 07.00 – 08.00 pagi dan pukul 17.00 - 17.30 sore. Disamping itu ada beberapa peternak memberikan pakan ternak sebanyak tiga kali dalam sehari dari yan biasanya, yaitu pada pukul 13.00 - 14.00. Pemberian Air Minum Air minum untuk ternak babi selalu disediakan dalam kandang, yang dilakukan ditempat air minum. Pemberian air minum ini biasanya diberikan saat pagi dan sore hari, pada saat pemberian pakan. Universitas Sumatera Utara Kebersihan Ternak Babi dan Kandang Pembersihan kandang dan ternak dilakukan pagi dan sore hari, sebelum pemberian pakan ternak. Pembersihan ternak dilakukan dengan menyiram ternak babi dengan air, sambil hewan ternak digosok dengan alat pengosok. Setelah itu baru kandang dibersihkan dengan cara disiram sambil lantai digosok dengan sapu lidi. Sebelum disiram, kotoran ternak yang ada dikandang diangkat terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam bak penampungan atau parit pembuangan. Kebersihan kandang di daerah penelitan sebenarnya cukup bagus. Hanya saja aliran air pembuangan yang tidak lancar, sehingga terdapat genangan disekitar rumah warga yang tentunya dapat menimbulkan penyakit. Pemberian Obat-obatan Pemberian oabt-obatan bagi hewan ternak didaerah penelitian ini sebenarnya sangat jarang. Kecuali jika terjadi musim penyakit ternak, seperti yang terjadi pada bulan Maret hingga Mei 2008 lalu, dimana banyak hewan ternak yang terserang penyakit dan mati, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Hal ini terjadi, karena menurut para peternak, di daerah penelitian ini sama sekali tidak ada perhatian dari pemerintah melalui Dinas Peternakan, baik umtuk memberikan suntikan dan obat-obatan, maupun penyuluhan dan pendampingan kepada para peternak. Penggunaan Tenaga Kerja Seluruh peternak didaerah ini mengusahakan ternaknya sendiri. Hal ini berarti tenaga kerja yang dipakai dalam usah ini adalah tenga kerja dalam keluarga. Hampir seluruh kegiatan usaha ternak dilakukan sendiri oleh anggota keluarga, baik pria, wanita dan anak-anak, kecuali dalam hal pembuatan kandang, Universitas Sumatera Utara yang pada umumnya menggunakan Tenaga Kerja Luar Keluarga, yaitu Tukang. Pembagian kerja dalam usaha ternak babi didaerah penelitian berdasarkan kesepakatan anggota keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan. Dasar umum dalam pengambilan keputusan yaitu 1 pengambilan keputusan berdasarkan intuisi, 2 pengambilan keputusan rasional, 3 pengambilan keputusan berdasarkan fakta, 4 pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, dan 5 pengambilan keputusan berdasarkan wewenang Syamsi, 1989 Dalam melaksanakan usaha ternak babi sebagai usaha ternak sampingan, para pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: ketersediaan waktu, pendapatan yang diperoleh lebih besar, dan suka beternak. Tabel 13. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan. Alasan Jumlah Responden orang Persentase Waktu 1 12.5 Waktu dan Pendapatan 3 37.5 Waktu dan Suka Beternak 1 12.5 Waktu, Pendapatan dan Suka Beternak 3 37.5 Total 8 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 15 a. Ketersediaan waktu Dari 8 responden penelitian yang merupakan pegawai dengan usaha ternak babi sebagai usaha sampingan, seluruhnya menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam usaha ternak babi relatif kecil yakni sekitar 3 jam setiap hari Universitas Sumatera Utara dengan perincian 1 12 jam di pagi hari yaitu antara jam 06.00-7.30 pagi dan sore harinya 112 jam yaitu antara jam 17.00-18.30 WIB. Faktor keputusan ini merupakan faktor keputusan berdasarkan rasional. Akan tetapi hanya satu responden yang hanya memeberikan alasan waktu, sisanya merupakan kombinasi antarra waktu dengan pendapatan sebanyak 3 orang, waktu dengan suka beternak satu orang, dankombinasi dari ketiganya sebanyak tiga responden. b. Pendapatan yang diperoleh lebih besar Menurut informasi yang diperoleh dari lapangan, dari delapan responden terdapat enam responden menyatakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak babi lebih besar dari pendapatan usaha sampingan lainnya. Pada umumnya usaha ternak babi dijadikan sebagai tabungan jangka pendek dalam memenuhi biaya pendidikan anggota keluarga. Faktor keputusan ini merupakan faktor keputusan berdasarkan fakta c. Suka beternak Dari total responden terdapat empat orang yang menyatakan mereka memilih usaha ternak babi sebagai usaha sampingan dengan alasan bahwa neereka memiliki kemampuan dan bakat dalam beternak khususnya beternak babi. Sehingga faktor keputusan ini dapat digolongkan sebagai faktor pengambilan keputusan berdasarkan intuisi. Besar Pendapatan Keluarga Peternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Pendapatan bersih merupakan pengurangan seluruh penerimaan terhadap total biaya produksi yang dikeluarkan. Rataan pendapatan bersih dari usaha ternak babi ini dapat dilihat dari Tabel 14. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Rata-rata Besar Pendapatan Keluarga Peternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Strata Pendapatan Bersih RpSiklus Nilai TKDK RpSiklus Pendapatan KeluargaPeternak RpSiklus PNS 6.588.312,79 942.187,5 7.530.500,29 NON PNS 2.367.676,50 1.652.968,75 4.020.645,25 Rataan 4.477.994,65 1.297.578,12 5.775.572,77 Sumber: Data diolah dari Lampiran 11 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan keluarga usaha ternak babi yang dilakukan oleh PNS sebesar Rp. 7.530.500,29siklus produksi. Sementara pendapatan usaha ternak babi yang dilakukan keluarga peternak murni sebesar Rp 4.020.645,25.siklus produksi, dan rata-rata pendapatan usaha ternak babi peternak responden adalah Rp 5.775.572,77 siklus produksi. Jika dirata-ratakan, pendapatan bersih peternak responden untuk setiap tahunnya adalah sebesar Rp 8.955.989,29. Untuk melihat besar tidaknya pendapatan usaha ini, dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat suku bunga deposito bank melalui perhitungan Return On Invesment atau ROI, yaitu untuk melihat persentase perbandingan pendapatan dengan biaya produksi selama satu tahun atau dua siklus produksi. Persentase nilai ROI dari usaha ini adalah sebagai berikut: Dimana Pendapatan bersih usaha ternak babi selama setahun adalah Rp 8.955.989,29 dan Total Biaya produksi adalah Rp 15.081.635,7. Pendapatan Bersih Modal Biaya Produksi x 100 ROI = Universitas Sumatera Utara Maka: ROI = 59,38 Sementara bunga deposito bank dalam satu tahun berada pada tingkat 16 per tahunnya. Maka dapat disimpulkan bahwa usaha pendapatan usaha ternak babi didaerah penelitian lebih besar dari bunga deposito. Maka terima H 1 dan tolak H , yaitu Return On Investment ROI tingkat suku bunga deposito. Melalui analisis ini dapat dilihat bahwa usaha ternak babi ini sangat baik dikembangkan secara ekonomis karena memberikan pendapatan yang cukup besar. Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Babi Antara Peternak PNS Dengan Peternak Murni Perbedaan pekerjaan utama dan lingkungan sehari-hari dapat mempengaruhi pola pikir, wawasan. Ketersediaan waktu dan cara mengelola suatu usaha. Untuk itu dapat dilihat berdasarkan hasil pengolahan uji beda secara statistik antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan oleh PNS dan peternak murni. Berikut dapat dilihat pada Tabel 15. Hasil Uji T Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Babi Antara Peternak PNS Dengan Peternak Murni ROI = Rp 8.955.989,29 Rp 15.081.635,7. x 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Hasil Uji T Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Babi Antara Peternak PNS Dengan Peternak Murni Sampel Jumlah Sampel Orang Pendapatan Usaha Ternak Babi Rp6 Bulan t-hitung t-tabel Keterangan N 1 8 7.530.500,29 1.731 1,94 t-hitung t- tabel, maka H diterima dan H 1 ditolak N 2 8 4.020.645,25 1.731 1,94 Sumber Diolah dari Lampiran 17 N 1 = Peternak PNS N 2 = Peternak NON PNS Dari Tabel 15 Independent responden T-test dapat dilihat nilai dilihat bahwa nilai t-hitung adalah 1,731 dimana nilai ini lebih kecil dari nilai t-tabel yaitu 1,94 pada taraf kepercayaan 95. Maka dapat disimpulkan bahwa jika t-hitung maka H diterima dan H 1 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan usaha ternak babi PNS dengan peternak murni NON PNS. Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Babi terhadap total pendapatan Keluarga Total pendapatan keluarga merupakan hasil yang diterima oleh peternak babi dari usaha ternak babi, luar usaha ternak dan gaji pegawai pada keluarga PNS. Rataan kontribusi pendapatan usaha ternak babi terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Kontribusi Usaha Ternak Babi terhadap Total Pendapatan Keluarga Sumber Pendapatan Rataan Rp Persentase Pendapatan GajiPensiunan PNS 14.362.500 60,94 Pendapatan Usaha Ternak Babi 7.530.500,29 31,95 Pendapatan diluar Gaji Ternak Babi 1.675.000 7,1 Total Pendapatan Keluarga 23.568.000,3 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 13 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan usaha ternak babi memberikan kontribusi sebesar 31, 95 dari total pendapatan keluarga pegawai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan UTB 33,3 maka terima H , dan tolak H 1 yaitu besar persentase kontribusi pendapatan usaha ternak babi lebih kecil dari 33,33, akan tetapi pendapatan usaha ternak babi ini tidak lebih besar dari pendapatan gaji dalam total pendapatan keluarga di Tegal Sari Mandala II. Hal ini disebabkan karena usaha ternak babi ini diusahakan sebagai usaha sampingan, yang menambah pendapatan total keluaarga. Akan tetapi keterbatasan kontirbusi pendapatan usaha ternak babi ini sebenarnya disebabkan oleh skla usaha dan ketersediaan lahan yang ada. Sehingga para peternak ini mengalami kesulitan untuk memperbesar skala usaha. Besar pendapatan usaha ternak babi yang masih kurang memuaskan di daerah penelitian ini juga disebabkan oleh rendahnya harga jual yang diterima oleh peternak dibandingakan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat dari pendekatan per satuan kilogramnya. Dimana peternak menerima harga jual ternak mereka rata – rata sebesar Rp 14.000 per kilogramnya, sementara total Universitas Sumatera Utara biaya per kilogramnya sebesar Rp 9562.36, maka peternak mendapatkan laba sebesar Rp 4437,64 per kilogram daginganya. Meskipun usaha ini belum mampu memberikan kontribusi sepertiga dari pendapatan total keluarga, pendapatan usaha ternak babi ini tetap memberikan kontribusi yang lebih besar daripada usaha sampingan lainnya terhadap total pendapatan keluarga. Dapat dilihat bahwa usaha sampingan diluar usaha ternak babi hanya memberikan rata-rata kontribusi sebesar 7,1 . Untuk itu keberadaan ternak babi yang sebenarnya sangat menguntungkan ini seharusnya tidak menjadi permasalahan besar dan menahun di Kota Medan, akan tetapi perlu dicari suatu cara alternatif yang tidak merugikan pihak manapun. Sehingga sangat diperlukan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga sosial ekonomi masyarakat. Sebenarnya permasalahan lingkungan dapat diatasi bersama antara peternak, masyarakat dan pemerintah. Kotoran ternak sebenarnya sangat berpotensi sebagai pupuk kandang. Sehingga permasalahan kotoran dapat diubah menjadi bahan yang berpotensi. Disamping itu perlu suatu rancangan kandang yang sehat dan mudah dalam pembersihannya, serta adanya saluran air sisa pembersihan kandang dan hewan ternak. Sehingga nantinya tidak ada lagi genangan air disekitar lingkungan warga yang menyebabkan bau tidak sedap dan menjadi endapan penyakit. Selain itu besarnya permintaan daging babi dan luasnya pasar ekspor yang ssiap menampung produksi daging babi ini, maka usaha ini perlu diberikan perhatian lebih dalam usaha peningkatan perkenomian masyarakat yang pada akhirnya turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Hubungan besar gaji dengan besar skala usaha ternak babi Pendapatan gaji dapat dijadikan sebagai modal utama dalam mengusahakan ternak babi. Untuk itu dapat dilihat apakah ada hubungan yang signifikan antara besarnya gaji dengan jumlah ternak yang menjadi ukuran skala usaha ternak babi tersebut. Secara umum skala usaha ternak babi dapat digolongkan menjadi tiga bagian besar berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki. Yaitu 1. Skala kecil dengan jumkah ternak antara 1-15 ekor 2. Skala sedang dengan jumlah ternak antra 16-30 ekor 3. Skala besar dengan jumlah ternak diatas 30 ekor Berdasarkan hasil analisis korelasi antara pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha, diperoleh nilai r = 0,495. Angka tersebut menunjukkan korelasi yang cukup kuat, karena terletak antara 0,401-0,600. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi. Nilai t-hitung yang diperoleh dari korelasi tersebut adalah 1,395 dimana nilai ini lebih kecil dari t-tabel=1,94. Oleh karena t-hitung t-tabel maka keputusan pengujian adalah nilai r hasil analisis korelasi tidak signifikan. Berdasarkan hasil korelasi dapat dilihat angka probabilitas atau tingkat signifikan yang diperoleh adalah 0,212, dimana nilai ini lebih besar daripada 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi pada taraf kepercayaan 95. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan anatar pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi di daerah penelitian, atau terima H dan tolak H 1 . Besar tidaknya skala usaha ternak babi dilapangan, ternyata tidak berhubungan dengan modal yang diperoleh dari gaji pegawai, akan tetapi lebih kepada manajemen dan cara perawatan ternak babi tersebut. Semakin baik para peternak tersebut memelihara ternaknya, maka produksi dan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar, sehingga dapat membantu mengebangkan skala usahanya. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian adalah Ketersediaan waktu, Pendapatan yang diperoleh lebih besar, dan Suka beternak. 2. Besar pendapatan usaha ternak babi 4.477.994,65 siklus produksi. Pendapatan ini lebih besar, jika dibandingkan dengan bunga deposito bank selama satu tahun melalui perolehan persentase Return On Investment 59,38 , sementara bunga deposito bank sebesar 16 per tahunnya. 3. Tidak Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan Usaha ternak babi oleh PNS dengan petenak murni NON PNS. 4. Pendapatan usaha ternak babi memberikan kontribusi sebesar 31,95 dari total pendapatan keluarga pegawai. Jumlah ini lebih kecil dari 33,33, sehingga pendapatan gaji tetap lebih besar yaitu 60,94 dan pendapatan usaha sampingan lainnya hanya 7,1. Akan tetapi meskipun pendapatan Usaha ternak babi lebih kecil dari pendapatan gaji, pendapatan usaha ternak babi ini jauh lebih besar dari pada pendapatan sampingan lainnya. Sehingga usaha ini tetap perlu ditingkatkan dan dikelola dengan baik. 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi. Universitas Sumatera Utara Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah: a. Kepada Peternak Babi Dalam melaksanakan usaha ternaknya diharapkan para peternak dapat juga memperhatikan sanitasi lingkungan dan kebersihan kandang. Sehingga tidak mengganggu penduduk sekitar. b. Kepada Pemerintah 1. Diharapkan kehadiran Dinas Peternakan dalam mengawasi dan memberikan suntikan kepada hewan ternak yang sakit. 2. Pemerintah diharapkan memperhatikan kawasan Kelurahan Tegal Sari Mandala II. Seperti kelancaran parit, ketersediaan tempat sampah, dan penyuluhan kesehatan. 3. Adanya peran pemerintah dalam peningkatan kegiatan penyuluhan di bidang peternakan dan kebersihan lingkungan. c. Kepada Peneliti Selanjutnya Agar peneliti selanjutnya dapat meneliti secara statistik, bagaimana pengaruh faktor-faktor keputusan dalam berusaha ternak babi di daerah sekitar. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA AAK, 1981. Pedoman Lengkap Beternak Babi. Kanisius, Yogyakarta. AAK, 1986. Kawan Beternak. Kanisius, Yogyakarta. Aritonang, D. 1993. Babi Perencanaan Dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta. Aritonang, D. 1997. Pedoman Lengkap beternak Babi. Penebar Swadaya, Jakarta. Bastian, 1985 Http:bainfokomsumut open.php.htm. Medan. 2002. Http:www.Jurnal Veteriner VeterinaryJournal. Perbandingan Prevalensi Infeksi Kecacingan pada Babi di Kecamatan Siborongborong dan Kecamatan Patumbak Sumatera Utara .html, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Denpasar. 2005. Http: www. Peternakan Babi Hasil Html, Jakarta. 2005. Sihombing.D.T.H., 1997. Ilmu Beternak Babi. University Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Soekartawi, A. Soeharjo, J. L. Dillon dan B.Hardaker, 1984. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil . University Indonesia, Jakarta. Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. University Indonesia Press, Jakarta. Sudjana, 1992. Metode Statistika. Penerbit Tarsito, Bandung. Syamsi, I., 1989. Pengambilan Keputusan Decision Making. Bina Aksara. Jakarta Tohir, K. A. 1983. Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia Williamsons. G. dan W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis University Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Yusdja.Yusmichad dan Ilham Nyak, 2006. Arah Kebijakan Pembangunan Peternakan Rakyat . Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Karakteristik Peternak Strata No Sampel Umur Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan Pengalaman Beternak PNS 1 48 12 5 25 2 73 3 38 3 60 15 4 12 4 54 15 4 10 5 61 12 3 31 6 48 12 5 5 7 62 9 3 21 8 55 12 6 15 Non PNS 9 51 6 6 23 10 41 12 4 7 11 54 6 5 10 12 38 12 3 5 13 35 12 4 2 14 60 6 5 22 15 52 12 7 10 16 38 12 5 12 Total 830 165 72 248 Rataan 51.875 10.3125 4.5 15.5 Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Biaya Kandang Per Siklus Produksi per Peternak di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Strata No Sampel Pembuatan Kandang Rp Umur Pakai Bln Penyusutan Rp Perbaikan Kandang Rp Biaya Kandang Rp PNS 1 1000000 180 33333.33 100000 133333.33 2 1000000 180 33333.33 100000 133333.33 3 1000000 180 33333.33 150000 183333.33 4 750000 180 24999.99 500000 524999.99 5 500000 180 16668 300000 316668 6 10000000 240 250000 350000 600000 7 1000000 180 33333.33 200000 233333.33 8 12000000 240 50000 500000 550000 Total 27250000 1560 475001.31 2200000 2675001.31 Rataan 3406250 195 59375.16375 275000 334375.1638 Non PNS 9 2500000 180 83333.33 500000 583333.33 10 700000 180 6250 200000 206250 11 200000 180 6666 200000 206666 12 800000 120 39996 50000 89996 13 50000 60 4999 50000 54999 14 700000 120 37500 200000 237500 15 300000 120 15000 150000 165000 16 1000000 180 33333.33 200000 233333.33 Total 6250000 1140 227077.66 1550000 1777077.66 Rataan 775000 156 26207.56 180000 206207.56 Over All 33500000 228637.66 702078.97 3750000 4452078.97 Rataan 2093750 14289.85375 3900.438722 234375 278254.9356 Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Biaya Peralatan per siklus Produksi Per Peternak diKelurahan Tegal Sari Mandala II tahun 2008 Strata No Sampel Pompa Air Selang Gayung Unit m Harga Rp Umur Pakai Bln Penyusutan Rp Unit m Harga Rp Umur Pakai Bln Penyusutan Rp Unit Harga Rp PNS 1 1 500000 24 124999 5 25000 24 6250 2 4 20000 36 3333.33 2 10000 3 10 25000 60 24999 2 10000 4 10 50000 24 12500 1 5000 5 3 15000 36 416 1 5000 6 10 50000 36 8333 2 10000 7 10 30000 24 7500 3 15000 8 15 30000 24 7500 3 15000 Total 1 500000 24 124999 67 245000 264 70831.33 14 70000 Rataan 0.125 62500 3 15624.875 8.375 30625 33 8853.91625

1.75 8750