Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang : “Hubungan Implementasi Perawat tentang Patient Safety
dengan Resiko Cedera pada infant dan toddler .”
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan implementasi perawat tentang patient safety dengan resiko cedera pada infant dan toddler.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Hubungan implementasi perawat tentang patient safety dengan resiko cedera pada infant dan toddler.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Mengidentifikasi implementasi perawat tentang patient safety
2.
Mengidentifikasi kejadian resiko cedera pada infant dan toddler di rumah sakit
3. Menganalisis hubungan implementasi perawat tentang patient safety dengan
resiko cedera pada infant dan toddler 1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat mengetahui sejauh mana implementasi yang dilakukan oleh perawat sehingga dapat mempengaruhi setiap
tindakan dan menyadari bahwa setiap tindakan yang dilakukan akan membawa dampak bagi anak sehingga akan menambah ketelitian, kehati
– hatian, dan kepatuhan perawat dalam setiap tindakan.
1.4.2 Bagi Pasien
Memberikan pelayanan yang komprehensif dan potensial untuk memberikan kepuasan kepada konsumen kesehatan
1.5 Keaslian Penelitian
Judul penelitian ini benar – benar asli dan belum pernah diteliti
sebelumnya. Adapun penelitian yang terkait yaitu : Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ratnawati 2009 Hubungan antara
tingkat pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pemasangan infus dengan tehnik pengambilan data menggunakan non probability sampling total
sampling yang terdiri dari 103 responden dan menggunakan uji chi square, hasil
penelitian untuk tingkat pengetahuan perawat tentang patient safety dari 103 responden diperoleh sebanyak 46,6 perawat memiliki tingkat pengetahuan
baik dan 53,4 perawat memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat pendidikan.
Notoatmodjo mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan semakin mudah
seseorang untuk memahami pengetahuan. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilihat dari tingkat pendidikan terhadap 103 orang responden, 1
orang responden berpendidikan SPK memiliki pengetahuan baik, 2 orang responden berpendidikan S1, 1 orang memiliki tingkat pengetahuan baik dan 1
orang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik. Sedangkan dari 100 orang responden yang berpendidikan D3, 54 orang memiliki tingkat pengetahuan baik
dan 46 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang belum tentu semakin baik pula
tingkat pengetahuannya. Sedangkan hasil penelitian terhadap 103 responden, sebanyak 47 orang 45,6 melakukan tindakan pemasangan infus tidak sesuai
dengan standar operasional prosedur. Dilihat dari penyebabnya sebanyak 62 disebabkan alat yang dipersiapkan kurang lengkap, yakni sebagian responden
58 tidak membawa pengalas dan 38 responden tidak melaksanakan tindakan sesuai yang telah ditetapkan dalam prosedur tetap. Alasan lain perawat
tidak melakukakan tindakan pemasangan infus sesuai standar operasional prosedur dari hasil wawancara peneliti, 2 dari 10 responden mengatakan tidak
tahu standar operasional yang sudah ditetapkan. Ketidaktahuan perawat tentang protap pemasangan infus mungkin karena mereka lupa dan tidak mau tau.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini lebih mengungkapkan pada implementasi perawat tentang patient safety. Selain itu
bagaimana peran perawat dalam melakukan dalam melakukan tindakan untuk menghindari resiko cedera pada anak di rumah sakit dengan tehnik pengambilan
data menggunakan non probability sampling total sampling yang terdiri dari 12 responden dan menggunakan uji spearman rank.