Non Buku LATAR BELAKANG

B. Non Buku

Amrih Gunawan. 2010. suarapembaca.detik.com, diakses pada Sabtu, 2 Juli 2011 _____. 2010. cekricek.co.idsinetron- “islam-ktp”-religi-komedi-dengan- kecerdasan, diakses pada Sabtu, 2 Juli 2011 Chendahsari. chendah.blogspot.com200801pengertian-sinetron.html, diakses pada Sabtu, 2 Juli 2011 _____.hiburan.kompasiana.comtelevisi20110222sinetron-islam-ktp-satir- namun-mencerdaskan-dengan-pesan-agamis-dan-moral, diakses pada Sabtu, 2 Juli 2011 Iwan Awaluddin Yusuf. bincangmedia.wordpress.com20091122menyoal- sinetron-sampah-di-televisi, diakses pada Sabtu, 2 Juli 2011 www.KPI.com, diakses pada Sabtu, 9 Juli 2011 Leon. leonheart94.blogspot.com200911apakah-norma-sosial-itu.html, diakses pada Minggu, 10 Juli 2011 Muhammad Rinjani Putra. 2010. Audience khalayak. Muhammadrinjaniputra blogspot.com201003audience-khalayak-pada-bab-ini-akan-html, diakses pada Minggu, 10 Juli 2011 www.sctv.co.idcompany, diakses pada Minggu, 10 Juli 2011 _____. tabloidkabarfilm.blogspot.com201102sinetron-islam-ktp-bahlul.html, diakses pada Minggu, 10 Juli 2011 _____. www.youtube.comsinetron-islam-ktp, diakses pada Sabtu, 2 Juli 2011

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Televisi merupakan salah satu media manusia untuk belajar. Benda ciptaan John Lodie Baird ini muncul untuk memberi tahu pada penontonnya bahwa segala sesuatu yang bersifat audio visual bisa masuk dalam kotak kecil itu dan menjadikan orang yang mempergunakannya tahu akan segala hal yang baru. Televisi adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini, dimana informasi dan hiburan menjadi bagian penting dari masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat saat ini, televisi lebih banyak menyuguhkan bermacam materi hiburan dibandingkan dengan media lainnya. Menurut teori behaviorisme law of effect, perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi; artinya kita tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan pada kebutuhan kita Rakhmat,2003:207. Salah satu kesenangan yang saat ini sangat diminati adalah kesenangan terhadap sinetron. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya judul sinetron yang bermunculan di stasiun televisi. Dalam teori uses and gratification pengguna media memainkan peran aktif untuk memiliki dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya teori uses and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya Nurudin,2007:192. Tayangan sinetron dengan judul yang berbeda biasanya mempunyai kesamaan tema dan cerita antara judul satu dengan judul yang lainnya. Hal tersebut bisa juga menjadi trend dalam pembuatan sinetron, tentu dengan mempertimbangkan keinginan dari audiensnya yang rata-rata adalah kaum perempuan. Namun saat mendekati bulan Ramadhan, para pembuat sinetron mulai meluncurkan sinetron-sinetron dengan tema Islami atau biasa disebut dengan sinetron religi. Dalam tabloid CekRicek edisi 626, Rabu 25-31 Agustus 2010, salah satu sinetron religi yang mendapati rating tinggi dalam sebuah stasiun televisi adalah sinetron Islam KTP yang tayang di SCTV. Dari data terakhir lembaga survei AGB Nielsen, sinetron ini memiliki rating rata-rata mencapai 2,0 dan audience share 25,2. Sinetron ini sebenarnya telah hadir sejak petengahan juli tahun 2010, namun masih tetap digemari dan berhasil mencapai angka 500 untuk episodenya. Hal ini jelas terkait banyaknya penonton yang menyukai tayangan ini selain tayangan sejenisnya yang bertema cinta atau persahabatan yang juga ditayangkan di stasiun yang sama, yaitu SCTV. Sinetron Islam KTP menyajikan jalan cerita yang ringan namun tetap bermakna. Bukan tanpa alasan jika pesan sinetron religi ini dibalut dialog segar. Agar lebih mudah sampai jika dibalut dengan nuansa komedi. Apalagi fenomena masyarakat saat ini masih cenderung lebih menyukai acara-acara komedi yang bisa mengundang tawa. Ada sebuah sinyalemen yang mengatakan bahwa; ada kerinduan masyarakatpenonton untuk kembali dapat menyaksikan suguhan sinetron sebagai salah satu hiburan yang bukan merupakan hiburan semata namun memberikan nilai lebih yaitu pembelajaran, pesan agamis dan moral yang sudah sangat jarang ditemukan dalam tayangan sinetron ditelevisi belakangan ini. Tayangan sinetron dengan tema cinta, perselingkuhan, rebutan harta dan jabatan serta kekerasan telah membawa dampak negatif yang berangsur namun pasti mencekoki masyarakat, meskipun lembaga sensor dan pihak - pihak terkait telah melakukan tugas yang semestinya. Dalam artikel di website surat kabar kompas, lahirnya sinetron - sinetron sederhana namun dengan konsep yang kuat tentu sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai penonton. Sinetron popular seperti Si Doel Anak Sekolahan yang mampu bertahan hingga beberapa jilid barangkali bisa dijadikan rujukan bahwa sinetron tidak semata harus tayang dengan durasi yang panjang serta episode yang lumayan banyak, melainkan itu bisa terjadi dikarenakan memang masyarakat menyukai tayangan tersebut karena memberikan “sesuatu” yang lain dari kebanyakan sinetron yang pernah ada. Begitupun sinetron Islam KTP yang bertahan hingga mencapai angka ratusan episode dan tayang secara stripping merupakan sebuah usaha dan kerja keras yang luar biasa. Cerita, setting, dan waktu dalam sinetron ini sengaja dibuat seperti hari-hari biasa yang dilewati oleh masyarakat kita saat ini. Setiap hari cerita yang disuguhkan selalu berbeda. Namun tetap mempunyai benang merah, yaitu bagaimana seharusnya seorang muslim bertingkah laku dan berjiwa seperti sebenar- benarnya muslim. Islam KTP, lazim menjadi idiom dalam masyarakat dalam merujuk sosok orang yang beragama Islam hanya dicap KTP saja tanpa menjalankan ibadah. Tokoh utama sinetron Islam KTP adalah Ustaz Ali yang diperankan Idrus Mardani. Ustaz Ali memiliki cara-cara yang unik ketika memberikan nasihat atau penyadaran bagi orang lain. Selain Idrus Mardani, sinetron ini dibintangi artis-artis muda lainnya, seperti Reza Aditya Mamat, Aiman Ricky Karyo, Martina Aisyah Sabina, Lionil Hendrick Jinan, dan Qubil Mahdit. Dalam sinetron ataupun film, karakter protagonis dan anatagonis jelas sangat diperlukan untuk mendukung konflik yang terjadi dalam cerita. Dari sekian banyak tokoh protagonis sebagai contoh orang Islam yang berakhlak baik yang ada dalam sinetron ini, tokoh Mahdit yang biasa disapa Bang Mahdit oleh orang-orang disekitarnya dengan karakter kuatnya sebagai orang kaya raya sombong sangat diingat penonton setianya. Didampingi dengan pengikut-pengikutnya yang haus akan hartanya, Mahdit merajalela menindas warga disekitarnya yang kurang mampu. Celetukan sarkasme yang keluar dari mulutnya serta tindakannya yang sewenang-wenang dalam sinetron ini merupakan buatan dari penulis scenario. Namun sebagai penulis naskah sinetron, seharusnya punya etika dan dasar penulisan yang benar serta memperkirakankan dampaknya bagi penonton. Selain berdakwah tentang Islam pastilah hal-hal yang berkaitan dengan sosial turut serta di pertontonkan karena sinetron ini tayang pada jam prime time. Salah satu dampak tidak baik dari sinetron ini adalah banyaknya anak-anak yang mengikuti gaya bicara Mahdit yang terkenal suka mengucapkan “bahlul” yang dalam bahasa arab yang berarti bodoh. Dalam situs jejaring sosial pun banyak komentar mengenai fenomena ini. Seperti yang ditulis oleh salah satu pengguna situs youtube yang menuliskan komentarnya pada tanggal 12 april 2011 di bawah video sinetron Islam KTP yang di unggah salah seorang penggemar sinetron ini. “Kenapa sinetron2 skrg ini TIDAK SEHAT, pemikiran dangkal.Apalagi watak bang madid yg menyalak, muakk...Anak2 kecil skrg jd makin fasih bilang BUAAHHLULL dgn fasihnya.BaHluL yg bikin sinetron ”. 86oopss 5 bulan yang lalu Kritik bernada sama juga muncul dalam surat pembaca yang dikirim oleh Amrih Gunawan di salah satu situs komersil sebagai berikut, “Jakarta, Rabu 15122010 - Melalui surat pembaca ini saya ingin menyampaikan kritik terhadap sinetron Islam KTP yang ditayangkan SCTV setiap hari jam 18.30 WIB. Di tengah- tengah upaya masyarakat kita untuk memberikan pendidikan dan contoh perilaku yang baik kepada anak-anak saya menilai isi sinetron Islam KTP jauh dari tujuan itu. Pembaca sekalian dapat mengamati sendiri bahwa hampir dalam setiap dialognya dipenuhi kata-kata bahlul yang artinya bodoh. Bukan hanya sekali dua kali tetapi frekuensinya sangat dominan. Disamping itu, di setiap scene juga berisi ejekan, makian, dan kata-kata yang menurut penilaian saya sangat tidak pantas disaksikan. Bukan hanya oleh anak-anak bahkan termasuk oleh orang dewasa. Saya sangat menyayangkan penayangan sinetron semacam itu. Apalagi pada waktu-waktu di mana anak-anak umumnya masih menonton televisi ” Mendengarkan keluhan yang disampaikan masyarakat melalui website Komisi Penyiaran Indonesia KPI, pihak lembaga yang bertugas menjaga siaran televisi nasional itu pun melayangkan surat teguran untuk Islam KTP. Melalui surat bertanggal 17 Januari 2011 dengan nomor 44KKPI0111, KPI menegur tertulis yang kedua kalinya pada stasiun SCTV selaku penayang program sinetron Islam KTP, karena dianggap melakukan pelanggaran. Pelanggaran itu disebutkan, pada program Islam KTP menayangkan adegan beberapa tokoh yang selalu menghina atau merendahkan tokoh atau kelompok lain. Namun ternyata, pihak sinetron Islam KTP tidak mengindahkan surat teguran tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tetap munculnya pelanggaran dalam dialog maupun adegan sinetron yang tayang tiap hari ini. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk meneliti sinetron Islam KTP yang disitu terdapat beberapa adegan dan dialog yang menurut penulis melanggar norma sosial yang seharusnya tidak ditampilkan dalam alur cerita untuk memberi contoh baik pada penonton. Analisis isi akan menjadi metode analisis dalam penelitian ini. Dalam analisis isi akan dicari pembuktian adanya pelanggaran norma sosial dalam sinetron tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH