selaku penayang program sinetron Islam KTP, karena dianggap melakukan pelanggaran. Pelanggaran itu disebutkan, pada program Islam KTP menayangkan adegan beberapa tokoh
yang selalu menghina atau merendahkan tokoh atau kelompok lain. Namun ternyata, pihak sinetron Islam KTP tidak mengindahkan surat teguran tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tetap
munculnya pelanggaran dalam dialog maupun adegan sinetron yang tayang tiap hari ini. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk meneliti sinetron Islam KTP yang disitu
terdapat beberapa adegan dan dialog yang menurut penulis melanggar norma sosial yang seharusnya tidak ditampilkan dalam alur cerita untuk memberi contoh baik pada penonton.
Analisis isi akan menjadi metode analisis dalam penelitian ini. Dalam analisis isi akan dicari pembuktian adanya pelanggaran norma sosial dalam sinetron tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah, seberapa banyak frekuensi munculnya pelanggaran norma sosial dalam sinetron Islam
KTP yang tayang di SCTV?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak frekuensi pelanggaran norma sosial yang muncul dalam sinetron Islam KTP yang tayang di SCTV.
D. SIGNIFIKANSI PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
A. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi masalah penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan studi sinetron atau perfilman.
B. Dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya yang berkaitan dengan konsentrasi Audio Visual mengenai kajian pelanggaran norma pada program televisi.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran dan pengetahuan bagi mahasiswa atau
masyarakat umum tentang bagaimana sinetron dapat menjadi salah satu wadah umtuk menyampaikan pesan berupa penyampaian norma sosial serta meningkatkan kemampuan
lebih kritis dalam melihat fenomena di masyarakat.
E. TINJAUAN PUSTAKA
E.1. Komunikasi Massa E.1.1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk dari ilmu komunikasi yang juga merupakan salah satu bidang kajian dari sekian banyak bidang yang dipelajari oleh ilmu
komunikasi. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak surat kabar, majalah atau elektronik televisi, radio, dan film yang dikelola oleh suatu lembaga
atau orang yang dilembagakan, yang ditunjukkan pada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara
cepat, serentak dan selintas Mulyana, 2005:75. Menurut Gamble dalam Nurudin 2007:8 mengemukakan bahwa sesuatu bisa
didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut: a.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memeancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan
tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula seperti surat kabar, majalah, televsi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
b. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menebarkan pesan bermaksud
mencoba berbagi atau mengetahui satu sama lain. c.
Pesan adalah milik publik, artinya bahwa pesan ini dapat didapatkan dan diterima oleh banyak orang.
d. Sebagai sumber komunikasi massa biasanya organisasi formal seperti jaringan,
ikatan atau perkumpulan, dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga.
e. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper penapis informasi, artinya pesan-
pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
f. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda, kalau dalam jenis
komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya komunikasi antar personal, dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi
yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda delayed.
Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar kita, mengawasi kemungkinan
timbulnya, mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa meninterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek,
menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita
dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota
masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena kommunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas dan dapat melipat
gandakan suara dan kata-kata secara luas Wiryanto,2006:10-11. Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann
Rakmat,1994 adalah sebagai berikut: 1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis, 2. Bersfat satu arah, artinya tidak ada interaksi antar peserta-peserta komunikasi, 3. Bersifat
terbuka, artinya ditujukan pada public yabg tidak terbatas dan anonim, 4. Mempunyai public yang secara tersebar.
Sinetron Islam KTP merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang cara penyampaian komunikasinya menggunakan media elektronik yaitu televisi sebagai saluran
medianya, ditujukan untuk masyarakat umum. Selain itu, sinetron Islam KTP juga memenuhi salah satu fungsi komunikasi massa, yaitu sebagai fungsi hiburan.
E.1.2. Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Nurudin dalam bukunya, Pengantar Komunikasi Massa 2007, terdiri dari:
a. Fungsi Informasi. Merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi
massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita- berita yang disajikan. Selain film, sinetron pun termasuk media komunikasi. Sinetron
juga memberika informasi. Sinetron yang tidak mmberikan informasi biasanya hanya mementingkan aspek hiburan.
b. Fungsi hiburan. Fungsi hiburan umtuk media elektronik menduduki posisi yang paling
tinggi dibandingkan fungsi-fungsi yang lain. Karena sebagian besar msyarakat masih menjadikan televisi sebagai media hiburan dan perekat keluarga karena dapat ditonton
bersama-sama.
c. Fungsi persuasi. Banyak hal yang dibaca, didengar, dan dilihat khalayak penuh dengan
kepentingan persuasif. Bagi Josep A. Devito 1997 fungsi persuasif dianggap sebagai fungsi yang paling penting dalam komunikasi massa. Media massa dalam beberapa
kasus dapat menunjukkan sebuah etika, mana etika yang baik dan mana yang buruk. d.
Fungsi transmisi budaya. Menurut pendapat Charles R. Wright, dalam masyarakat fungsi ini dapat meningkatkan kohesivitas sosial, memperluas dasar norma, dan
melanjutkan sosialisasi. e.
Mendorong kohesi sosial. Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya media massa mendorong masyarakat untuk bersatu.Paul Lazarfeld dan Robert K.
Merton pernah mengatakan bahwa media juga mempunyai fungsi “racun pembius”, artinya bila media massa tidak dikelola secara professional, berdasarkan moral yang
baik, sangat berbahaya bagi masyarakat. f.
Pengawasan. Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: a. Pengawasan peringatan, ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari
bencana alam atau serangan militer dan b. pengawasan instrumental, penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan
sehari-hari. g.
Fungsi korelasi. Fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Misalnya, masyarakat ingin agar pemerintah
menjalankan prinsip demokrasi yang benar. Komunikasi antar masyarakat dengan pemerintah dapat dihubungkan lewat media massa.
h. Pewarisan sosial. Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik
pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika.
i. Melawan kekusasaan dan kekuatan represif. Media massa bisa menjadi sebuah alat
untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif, misalnya saat terjadi kasus skandal anggota KPK yang justru melakukan tindak korupsi.
j. Menggugat hubungan trikotomi. Dalam kajian komunikasi hubungan trikotomi
melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini sulit mencapai kesepakatan karena perbedaan kepentingan. Media massa melalui berita-berita yang
berbobot mengungkap peristiwa aktual dan memberitakannya agar masyarakat mengerti.
E.2. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa
Ada dua jenis media komunikasi massa yaitu media elekronik dan media cetak. Yang termasuk media eletronik adalah televisi dan radio, sedangkan yang termasuk media cetak adalah
koran, majalah, buku, dan lain-lain.Media massa yang pertama kali ditemukan adalah media cetak. Setelah perkembangan tehknologi semakin maju maka ditemukanlah media elekttronik berupa
radio dan televisi. Karena kelebihannya dalm hal penyebaran informasi lebih unggul, maka masyarakat sekarang lebih banyak menggunakan media massa elektronik terutama televisi.
Televisi merupakan salah satu media manusia untuk belajar. Benda ciptaan John Lodie Baird ini muncul untuk memberi tahu pada penontonnya bahwa segala sesuatu yang bersifat audio
visual bisa masuk dalam kotak kecil itu dan menjadikan orang yang mempergunakannya tahu akan segala hal yang baru. Televisi adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi pada masa
sekarang ini, dimana informasi menjadi bagian penting dari masyarakat. Televisi yang dimaksudkan disini adalah televisi siaran yang merupakan media dari
jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu: pesannya bersifat umum, komunikannya heterogen, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, dan
sasarannya menimbulkan keserempakan.
Seperti media massa lainnya, televisi juga memiliki tiga fungsi inti, yaitu: 1.
Fungsi hiburan. Di kebanyakan Negara, terutama yang masayarakatnya bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya dominan. Sebagian
besar alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layer televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta
suaranya bagai kenyataan, dan dapat dinikmati dirumah oleh seluruh khalayak 2.
Fungsi pendidikan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan nalar masyarakat, stasuin televisi menayangkan acara-acara
pendidikan tertentu secara teratur, misalnya pelajaran matematika, bahasa, dan lain- lain. Selain acara pendidikan yang dilakukan secara berkesinambungan seperti
disebutkan di atas, stasiun televisi juga menyiarkan berbagai acara yang secara implisit mengandung pendidikan.
3. Fungsi peneranganinformasi. Masyarakat memberi perhatian yang besar kepada
televisi karena dianggap sebagai media yang mampu memberikan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada media audio
visual itu, yang pertama dalah faktor “immediacy” dan kedua adalah faktor “realism” Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan
televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa saat peristiwa itu berlangsung. Realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa televisi menyiarkan
informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan.
Menurut Kuswandi, kekuatan atau kelebihan dan kekurangan televisi dibandingkan media massa lainnya adalah:
1. Kelebihan televisi:
a. Menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel, fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.
b. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar. c. Nilai aktualisasi terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangat cepat.
d. Daya rangsang seorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak ekspresif.
e. Informasi atau berta-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas, dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran
televisi.
2. Kekurangan televisi:
a. Karena bersifat transitory maka isi pesannya tidak dapat di memori oleh pemirsa. b. Media televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media cetak dapat dibaca
kapan saja dan dimana saja. c. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung
dan vulgar seperti halnya media cetak atau media lainnya. Hal ini karena faktor penyebaran siaran televisi begitu luas kepada massa yang heterogen, juga karena
kepentingan politik dn stabilitas keamanan negara. d. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa, sedangkan
media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas.
Komunikasi massa yang dilakukan oleh media televisi menyajikan berbagai hal yang bisa memberikan kepuasan kepada khalayak, betapapun kecilnya pemuasan yang diberikan televisi.
Terpaan media banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau eksternal. Tetapi untuk melanjutkan terpaan diperlukan motif dan pemuasannya Kuswandi,1996:23.
E.3. Format Acara Televisi
Ada tiga bagian dari format cara televisi, yaitu drama, non drama, dan berita. Format acara tersebut bisa dikategorikan menjadi fiksi, non fiksi, dan news sport.
Fiksi drama adalah sebuah format televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang
digunakan merupakan interpretasi dari kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas hidup dengan
fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh: drama percintaan, tragedy,horror, komedi, legenda, action, dan sebagainya.
Non fiksi non drama adalah format televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif da realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi
ulang. Non drama bukanlah cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu format-format program acara non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsure
hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik. Contoh: talk show, konser musik, dan variety show.
Berita dan olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan sehari-hari.
Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independent. Contoh: berita ekonomi,
liputan siang, dan laporan olahraga Naratama,2004:64. Sinetron Islam KTP yang menjadi obyek penelitian kali ini termasuk dalam format acara drama fiksi karena cerita yang diperankan oleh
pelaku merupakan hasil buatan dari penulis skenario.
E.4. Pengertian Sinetron Dalam artikel yang ditulis oleh Chendah, sinetron merupakan kepanjangan dari sinema
elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui proses elektronik
lalu ditayangkan melalui stasiun televisi. Sedangkan dalam tulisan Iwan Awaluddin Yusuf selaku dosen program studi ilmu komunikasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, pengertian sinetron
sendiri, jika ditilik dari konsep yang sederhana bisa didefinisikan sebagai sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Di Indonesia, istilah ini pertama kali dicetuskan oleh
pengarang dan penulis skenario Arswendo Atmowiloto. Jadi, penyebutan “sinetron” sesungguhnya
khas istilah Indonesia karena dalam bahasa Inggris sinetron disebut opera sabun soap opera sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela.
Dalam buku Onong Uchana Effendy 2003:193, sinetron atau sinema elektronik tampil sebagai tandingan terhadap film teatrikal yang diputar di gedung-gedung bioskop dan menjadi
primadona hiburan masyarakat sejak kondisi perfilman nasional mengalami ketepurukan pada dekade 1990-an. Seiring booming industri pertelevisian dan menjamurnya era selebriti instan
bentukan televisi, sinetron merajai program layar kaca. Sinetron pada umumnya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari manusia yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya
drama atau sandiwara, sinetron diwali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Beberapa karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin
besar sehingga sampai pada klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia ataupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.
E.5. Pengertian Norma
Norma adalah peraturan yang disepakati dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Norma adalah aturan main dalam kehidupan bermasyarakat yang bertujuan agar tidak ada benturan
kepentingan antar anggota masyarakat. Kita juga mengenal istilah norma etika dan norma fisika. Norma etika atau biasa disebut norma sosial adalah norma yang mengatur tingkah laku manusia.
Sedang norma fisika adalah norma yang mengatur peredaran alam semesta Listyarti,2004:43. Dalam kehidupan bermasyarakat pasti ada berbagai benturan kepentingan diantara
anggotanya. Hal tersebut terjadi karena setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda. Untuk menyamakan maksud dan tujuan tersebut, diperlukan peraturan yang fleksibel, sederhana, dan
ditaati bersama. Aturan tersebut kemudian dikenal dengan sebutan norma. Norma bertujuan untuk membatasi tingkah laku manusia dan menjembatani benturan
kepentingan yang ada. Dalam masyarakat Indonesia sedikitnya dikenal empat macam norma sosial, yaitu:
1. Norma agama. Norma agama bersumber dari Tuhan kitab suci.Norma ini hanya mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya. Bersifat tegas, namun sanksinya tidak bisa langsung diterima. Bentuk sanksi dari pelanggaran norma agama adalah dosa. Pemeluk agama yakin
bahwa jika norma ini dilanggar pelakunya akan menerima siksa di akherat. Contoh pelanggaran norma ini adalah tidak melaksanakan kewajiban beragama dan melakukan kebohongan.
2. Norma hukum. Dibuat oleh Negara atau pemerintah yang berdaulat. Biasanya tertulis dalam
kitab undang-undang hukum di Indonesia dikenal sebagai KUH pidana, KUH perdata, KUH dagang, dan KUH acara pidana yang sifatnya tegas dan memaksa. Contohnya menyiksa,
membunuh, memperkosa, atau korupsi. Sanksinya bisa macam-macam, dalam bentuk denda atau penjara hukuman badan.
Dalam buku Prof.Drs.C.S.T. Kansil 2003:89-90, hukum pidana ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum,
perbuatan mana di ancam dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan. 3.
Norma kesopanan. Norma ini muncul dari pergaulan segolongan masyarakat. Norma ini berbeda-beda bentuknya, aturannya, ataupun sanksinya antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya. Apalagi jika sudah menyangkut wilayah yang berbeda, perbedaannya pasti akan lebih nyata. Contoh hormat pada orang tua, tidak berpakaian seronok, tidak melakukan
pelecehan seksual atau menghina orang lain. Jika norma ini dilanggar, pelaku akan menerima sanksi berupa celaan, cemoohan, atau pengucilan oleh orang lain.
4. Norma kesusilaan. Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani sesorang. Sebagian besar
masyarakat percaya bahwa hati nurani selalu benar, hati nurani tidak pernah bohong dan tidak pernah dapat dibohongi. Biasanya norma ini berkaitan dengan kejujuran dan keikhlasan.
Contoh perbuatan yang tidak sesuai norma ini diantaranya praktik korupsi atau suap yang dilakukan oleh para pejabat Negara atau karyawan perusahaan swasta. Sanksi norma kesusilaan
adalah misalnya pengucilan oleh masyarakat terhadap pelaku Listyarti,2004:45. Fungsi norma sosial adalah :
a. Sebagai aturan atau pedoman tingkah laku dalam masyarakat.
b. Sebagai alat untuk menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial.
c. Sebagai sistem kontrol sosial dalam masyarakat.
E.6. Teori Tanggung Jawab Sosial Social Responbility Theory
Teori ini berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-20. Terori ini terbentuk dari tulisan W.E. Hockin, Komisi Kebebasan Pers, para pelaksanan media,dan kode-kode etik media
massa. Asumsi dari teori ini adalah bahwa kebebasan harus disertai tanggung jawab yang sepadan. Pendorong utamanya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa dalam hal-hal tertentu yang penting,
pasar bebas telah gagal untuk memenuhi janji akan kebebasan pers dan untuk menyampaikan maslahat yag diharapkan bagi masyarakat.Dari asumsi di atas, dapat dilihat bahwa teori anggung
jawab sosial harus berusaha menggabungkan tiga prinsip, yaitu prinsip kebebasan dan pilihan individual, prinsip kebebasan media dan prinsip kewjiban media terhadap masyarakat. Teori ini
dapat diterapkan secara luas, karena meliputi beberapa media cetak privat dan lembaga siaran publik, yang dapat dipertanggungjawabkan melalui berbagai bentuk prosedur demokratis pada
masyarakat. Adapun prinsip utama teori tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut DenisMcQuail,
1994:117 : 1.
Media seyogyanya menerima dan memenuhi kewajiban tertentu terhadap masyarakat.
2. Kewajiban tersebut terutama dipenuhi dengan menetapkan standar yang tinggi atau
professional tentang keinformasian, kebenaran, ketepatan, obyektivitas, dan kesiembangan.
3. Dalam menerima dan menetapkan kewajiban tersebut, seyogyanya dapat mengatur diri
sendiri di dalam kerangka hukum dan lembaga yang ada. 4.
Media seyogyanya menghindari segala sesuatu yang mungkin menimbulkan kejahatan, kerusakan atau ketidaktertiban umum atau penghinaan terhadap minoritas etnik dan
agama. 5.
Media secara keseluruhan hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan masyarakatnya, dengan memberikan kesempatan yang sama untuk mengungkapkan
berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawab. 6.
Masyarakat dan publik, berdasarkan prinsip pertama, memiliki hak untuk mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan intervensi dapat digunakan untuk
mengamankan kepentingan umum.
7. Wartawan dan media professional seyogyanya bertanggungjawab terhadap masyarakat
dan juga kepada majikan serta pasar.
E.7. Analisis Isi
Menurut Berelson dalam analisis isi mendefinisikannya sebagai “tehnik penelitian untuk mendeskripsikan secara objektif, sistematik dan kuantitatif isi komunikasi yang
tampak ” Krippendorf, 1991:16. Menurut Baud dalam buku Denis McQuail yang berjudul
Mass Communication Theory 2000, analisis isi adalah suatu tehnik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau alat untuk mengobservasi dan menganalisis
isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang terpilih. Dan tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi tersebut adalah:
1. Mendekripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media. 2. Membuat perbandingan anatara isi media dengan media realitas social.
3. Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat.
4. Mengetahui fungsi dan letak media 5. Mengevaluasi media performance.
6. Mengetahui apakah ada bias media. Metode analisis isi yang paling awal dan paling sentral seringkali disebut sebagai
analisis isi “tradisional”. Analisis ini diyakini sebagai metode analisis yang menguraikan objektvitas, sistematis, dan kuantitatif dari pengejawantahan komunikasi itu sendiri.
Pendekatan dasar dalam menerapkan analisis isi adalah: 1. Memilih contoh sample
2. Menerapkan kerangka kategoti 3. Memilih satuan analisis
4. Menentukan satuan ukur
5. Mengungkap hasil sebagai distribusi menyeluruh atau per contoh dalam hubungannya dengan frekuensi keterjadian McQuail, 2000:179.
F. METODE PENELITIAN F.1. Tipe Penelitian