6
pembangunan misil nuklir jarak jauhnya. Pada November 2011 menyusul peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh Korea Utara terhadap pulau
Yeonpyeong yang kemudian mendesak dua Negara untuk semakin serius dalam
kerjasama GSOMIA.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang penulis jelaskan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Mengapa Jepang melakukan kerjasama
militer dengan Korea Selatan melalui GSOMIA?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk dapat menganalisa dan menjelaskan ancaman nuklir Korea
Utara terhadap Jepang dan Korea Selatan. 2.
Mampu memahami serta menganalisa hubungan dan menjelaskan alasan pembentukan kerjasama militer antara Jepang dan Korea
Selatan dengan teori dan konsep yang sudah di tentukan.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan pemikiran terkait dengan penngaruh nuklir Korea Utara terhadap kerjasama
militer Jepang dan Korea Selatan dalam GSOMIA.
7
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Peneliti berharap penelitian ini mampu memberi kontribusi yang berarti atau sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa hubungan internasional yang
hendak meneliti tentang permasalahan yang berkaitan dengan Asia Timur.
1.4 Penelitian Terdahulu
Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Kerjasama militer Jepang dan Korea Selatan pasca krisis nuklir Korea Utara, sebelumnya telah ada yang
melakukan penelitian tentang “Dampak Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara Terhadap Kompleksitas Keamanan Regional Asia Timur
” oleh Alfina Farmaritia Wicahyani.
16
Dalam penelitianya, Alfina menunjukan, bahwa pasca perang dunia II Jepang tidak begitu mengkhawatirkan konvrontasi militer Korea Utara terhadap
Korea Selatan, tetapi perlahan persepsi tersebut mulai luntur dan berubah setelah perang dingin berakhir, hal ini tidak terlepas dari meningkatnya konflik regional
seperti di Semenanjung Korea yang mulai terlihat dan semakin meningkat intensitasnya yang disebabkan oleh progran nuklir Korea Utara yang terus
menerus dilakukan. Dampak dari program nuklir tersebut membuat kawasan Asia Timur dalam
kondisi ketidak pastian dan bergantung pada bagaimana hubungan yang terjadi dalam kawasan regional yang berkembang, ini berarti selama Amerika Serikat dan
sekutunya tetap bersikap keras terhadap Korea Utara maka Korea Utara akan tetap
16
Alfina Farmaritia Wicahyani, Dampak Pengembangan Senjata Nuklir Koreautara Terhadap Kompleksitas Keamanan Regional Asia Timur, Skripsi Jurusan Hubungan Internasional FISIP
Universitas Indonesia.
8
meneruskan program nuklirnya dan selama itu pula kawasan Asia Timur akan tetap dalam kondisi yang mengakhawatirkan.
Berangkat dari adanya perubahan persepsi tentang keamanan tersebut, Jepang mulai memperkuat diri dengan membentuk kerjasama NDPO National
Defense Program Outline dengan Amerika Serikat pada tanggal 28 November 1995, dengan meningkatkan tiga hal. Pertama adalah pertahanan nasional, untuk
menangkal agresi terhadap Jepang bersama dengan pengaturan keamanan As- Jepang maka diperlukan kemampuan pertahanan yang kuat. Kedua adalah,
merespon bencana yang bersekala besar dengan cepat, termasuk teroris serta situasi lain yang menyangkut keselamatan harta dan jiwa manusia. Ketiga adalah
berperan aktif dalam upaya pembentukan keamanan lingkungan yang lebih stabil serta berperan aktif dalam upaya pencegahan senjata pemusnah masal.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Wawan Darmawan
17
seorang staf pengajar UPI Bandung Jurusan Pendidikan Sejarah yang berjudul “Aliansi
Austr alia dalam ANZUS Treaty 1951” menjelaskan bahwa. ANZUS adalah
suatu kerjasama militer yang dilakukan oleh Australia, New Zewleand dan United State sejak september 1951, kerjasama ini berawal dari Perang Dunia II yang
terjadi di kawasan pasifik serta ketegangan pada saat Perang dingin yang berimbas pada kawasan pasifik.
Dari rentetan peristiwa tersebut membuat Australia dan New Zewleand merasa terancam dari negara negara agresor serta serangan nuklir yang sewaktu
waktu dapat mengancam sistem pertahananya, hal ini juga tidak terlepas dari
17
Wawan Darmawan, Aliansi Australia dalam ANZUS Treaty 1951, Jurusan Pendidikan Sejarah UPI Bandung.
9
kekelahan Inggris dari Jepang yang kemudian membawa pengaruh besar terhadap Australia dan New Zewleand sebagai negara yang keamananya dibawah payung
keamanan Inggris. Berangkat dari rasa tidak aman tersebut kemudian Australia dan New Zewleand mengagas kerjasma militer dengan Amerika Serikat yang di
anggap mampu memperkuat pertahanan negaranya dalam upaya menghadapi serangan dari luar serta mampu menjamin keamanan negaranya.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Rendi Pradipta mahasiswa Hubungan Internasional yang berjudul “ Respon Internasional Terhadap Krisis
Nuklir Korea Utara” mengatakan bahwa, dampak dari pengembangan senjata nuklir serta senjata pemusnah masal yang dilakukan oleh Korea Utara adalah
keadaan instabilitas keamanan internasional khususnya di kawasan Asia Timur, ketidak setabilan tersebut sebagi dampak dari aksi Korea Utara yang terus
menjalankan program nuklirnya yang kemudian di iringi dengan serentetan uji coba nuklirnya yang dapat mengancam Negara Negara dikawasan Asia Timur
secara langsung. Tidak sampai di situ saja, keberadaan nuklir Korea Utara juga berdampak
pada Amerika Serikat dan sekutunya, hal ini terlihat dari usaha mereka yang terus meminta Dewan Keamanan PBB untuk menambah sanksi yang selama ini sudah
dijatuh kan kepada Korea Utara mengingat Korea Utara masih terus melakukan tindakan provokatif. Ke khawatiran ini tentu sangatlah rasional mengingat nuklir
Korea Utara akan berdampak pada aksi perlombaan senjata di kawasan Asia Timur yang akan berujung pada peningkatan intensitas konflik di kawasan
tersebut, tentu hal ini sangat tidak di ingin kan bagi Amerika Serikat yang
10
mempunyai kepentingan nasionalnya sendiri dalam usaha menjaga stabilitas keamanan Asia Timur maupun PBB sebagai institusi Global yang bertanggung
jawab secara menyeluruh atas keamanan internasional. Dari serentetan kejadian tersebut kemudian memunculkan respon dunia
Internasional yang berujung pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang memberikan sanksi-sanksi kepada Korea Utara guna menghentikan Program
nuklirnya sehingga tercipta stabilitas keamanan Internasiional khususnya di kawasan Asia
Tabel 1.1 Posisi Penulis No
Judul Metodologi dan
Pendekatan Hasil Penelitian
1 Dampak Pengembangan
Senjata Nuklir Korea Utara Terhadap Kompleksitas
Keamanan Regional Asia Timur. Oleh Alfina
Farmaritia Wicahyanni Explanative.
Regional Security Complex
perilaku Korea Utara dengan senjata nuklir serta senjata
pemusnah masalnya semakin membuat instabilitas di
kawasan Asia Timur dengan ditandainya respon dari
Negara-negara di Asia Timur yang cenderung
meningkatkan kemampuan negaranya masing msing.
2 Aliansi Australia dalam
ANZUS 1951 oleh Wawan Domino
Seiring semakin melemahnya payung keamana yang
11
Darmawan diberikan Inggris kepada
Australia dan New Zewleand sebagai akibat dari kekalahan
Inggris dari Jepang, serta dampak instabilitas keamanan
di Asia Pasifik membuat Australia dan New Zewleand
membentuk aliansi dengan Amerika Serikat ANZUS
guna mendapatkan jaminan kemanan dari Amerika serikat
3 Respon Internasional
Terhadap Krisis Nuklir Korea Utara. Oleh Rendi Pradipta
Deskriptif. Regional Security
complex dan Collective security
Terbentuknya perjanjian multilateral yang kemudian di
iringi dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB yang
menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara merupakan
respon dunia Internasional terhadap Keberadaan nuklir
Korea Utara 4
Pengaruh Nuklir Korea Utara Terhadap prakarsa Jepang
dalam pembentukan Explanative.
Security Dillema dan Balance of
Terjalinnya hubungan kerjasama militer antara
Jepang dan Korea Selatan
12
kerjasama militer dengan Korea Selatan melalui
General Scurity Of Military Information Agreement
GSOMIA Oleh Saiful Milah
Power dalam GSOMIA, disebabkan
karena Jepang dalam keadaan dilema keamanan atas
meningkatnya program nuklir Korea Utara, sehingga
kerjasama ini merupakan rasionalitas Jepang guna
mengimbangi kekuatan Korea Utara serta menghindari
serangan terhadap Jepang.
1.5 Teori dan Konsep