1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di SD merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa merupakan alat komunikasi yang bermanfaat untuk memperoleh
sumber ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia berfungsi untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berfikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta
mengembangkan sikap menghargai Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia Depdiknas, 2007:1
Kemampuan dalam pembelajaranBahasa Indonesia yang harus dimiliki siswa meliputi empat keterampilan diantaranya 1 mendengarkan menyimak, 2
berbicara, 3 membaca, dan 4 menulis. Menyimak dan berbicara berkaitan dengan lisan, membaca dan menulis berhubungan dengan bahasa tulisan. Siswa
dituntut untuk membaca, karena dengan membaca siswa mampu mengenal simbol atau alphabet dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Mujianto, 2010:2.
Salah satu keterampilan bahasa yaitu membaca yang terdiri dari dua cara yaitu 1 membaca dalam hati dan 2 membaca nyaring. Peneliti mengambil salah
satunya dari membaca yaitu membaca nyaring yang perlu dipahami oleh siswa terhadap bacaan yang dibaca. Membaca nyaring merupakan suatu aktivitas atau
kegiatan yang merupakan alat bagi guru, siswa, ataupun pembaca bersama-sama
dengan orang lain ataupun pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang Tarigan, 2008:23.
Kenyataannya masih banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan oleh guru terutama di kelas rendah. Akibat terjadinya pendidikan
yang kurang memadai, ada siswa yang masuk ke SD tidak dari TK. Penyebab pembelajaran yang masih dilakukan oleh guru masih menggunakan metode
konvensional dan tidak terdapat media pembelajaran dikelas, sehingga mengakibatkan kurangnya minat membaca. Penggunaan metode tanpa didampingi
media pembelajaran kurang efektif dalam pembelajaran karena dua aspek tersebut berperan amat penting dalam pembelajaran Arsyad, 2009:15. Guru mengajar
hanya berpedoman pada satu buku dan satu lembar kerja siswa, sehingga terlihat kurang aktif dan merasa bosan. Minat belajar siswa terhadap Bahasa Indonesia
sangat rendah karena kurangnya minat baca mulai usia dini. Tugas guru adalah mengatur lingkungan serta membimbing aktivitas siswa, artinya janglah guru
yang aktif dikelas Nasution, 2012:6. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru
kelas I di SDN Malaka 2 Sampang pada tanggal 23 Juni 2014 diperoleh hasil yaitu,masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam hal membaca
sehingga belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang di harapkan yaitu 70 yang mengakibatkan pembelajaran Bahasa belum berhasil dan
tuntas. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM lebih banyak dari pada yang mendapatkan nilai di atas KKM. Hal tersebut terbukti dari hasil observasi 3 siswa
dapat membaca lancar, 3 membaca mengeja tapi kurang terang dan jelas, 7 siswa tidak dapat membaca tidak menguasai huruf abjad.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan mengenai keterampilan membaca nyaring antara lain: 1 meningkatkan kemampuan guru
mengelolah kelas, agar efektif dan efesien, 2 menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, 4 penggunaan media pembelajaran yang inovasi,
agar menarik minat belajar siswa, 3 pemilihan metode yang bervariatif juga dapat dilakukan agar pembelajaran juga menyenangkan Arindawati, 2004:77.
Berdasarkan paparan perlu adanya metode dan media yang bervariasi. Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang penting adalah metode dan
media pembelajaran Arsyad, 2009:15. Media merupakan suatu alat penyampaian informasi untuk tujuan yang akan dicapai Danim, 2008:7. Media adalah sebagai
benda kongkret dan memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran, sehingga tercipta lingkungan kondusif dalam proses pembelajaran agar efektif dan efisien
serta menyelurkan pesan dan merangsang pikiran, perasaan, perhatian siswa untuk memotivasi dalam proses pembelajaran Prabowo, 2010:117.
Permasalahan dapat di selesaikan dengan berbagai media, yaitu media visual, audio visual dan lain sebagainya. Namun yang cocok dengan permasalahan
di atas menggunakan media visual yaitu membuat kartu huruf dalam penyampaian materi membaca nyaring dan membantu guru dalam proses pembelajaran. Media
kartu huruf adalah huruf abjad yang berukuran 4x4 terbuat dari kertas karton maunpun kertas. Cara penggunaanya kartu siswa diminta untuk menyusun kartu
huruf tersebut menjadi suatu kata, dengan tanda baca yang baik dan benar. Media kartu huruf dirancang untuk menunjang penyampaian materi membaca, sehingga
siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan
demikian keterampilan membaca dengan menggunakan media kartu huruf akan meningkat Wahyuningsih, 2008:68.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring sangat beragam, ada pembelajaran individual
individual learning, pembelajaran mandiri Independent Learning dan pembelajaran multimodel. Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan kelompok,
ada dua macam pendekatan kelompok yaitu pembelajaran kolaborasi Colaboratif learning dan pembelajaran kelompok Cooperatif learning. Metode juga dapat
dilaksanakan secara efektif jika pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama antara siswa lainnya,
memecahkan masalah dengan temannya agar belajar siswa meningkat yaitu pembelajaran cooperatif Slavin, 2005:9.
Belajar kooperatif bisa menjadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang menekankan pada kerja sama antar kelompok untuk mencapai tujuan kelompok. Di dalam belajar cooperatif siswa saling berdiskusi dan saling
membantu kelompok untuk memahami isi materi yang dipelajari Arindawati, 2004:79. Metode cooperatif sangat efektif diterapkan di kelas rendah karena
metode ini banyak melibatkan aktifitas kelompok, mampu memdorong untuk bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. Pembelajaran kooperatif
memiliki banyak pendekatan diantaranya tipe Jigsaw, Student Teams Achievement Divisions STAD, Team Game Turnament TGT tipe investigasi
kelompok dan pendekatan struktural. Tipe pembelajaran kooperatif yang banyak dikenal saat ini salah satunya adalah TGT.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu
satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Salah satu metode adalah metode dari model kooperatif adalah TGT. TGT adalah metode dari model
pembelajaran kooperatif yang kegiatan pembelajarannya berupa penyampaian materi, belajar tim atau kelompok, permainan, turnamen dan penghargaan tim.
Keunggulan metode TGT terletak pada kompetisi yang dilakukan siswa untuk meningkatkan keterampilan membaca. Dengan demikian siswa akan termotivasi
untuk aktif dalam proses belajar mengajar Slavin, 2005:4. Penggunaan media kartu huruf yang dikombinasi dengan metode TGT
sangat efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca nyaring karena penggunaan dari keduanya yaitu media dan metode untuk meningkatkan
minat membaca siswa. Media kartu huruf merangsang siswa untuk belajar membaca dan digabungkan dengan metode TGT anak lebih mudah memahami
huruf karena adanya permainan dan penghargaan dan mengajak siswa untuk rajin belajar.
Menurut penelitian terdahulu, oleh Juwitaningsih 2009 Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT sebagai upaya peningkatan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN Podokoyo 2 Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Juwitaningsih menggunakan metode ini karena
mencakup pembelajaran oleh guru, pembagian kelompok belajar, turnamen, penilaian dan penghargaan. Penerapan kooperatif TGT dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, hal ini dibuktikan pada hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa pada siklus I adalah 6,1 dan siklus 2 meningkat menjadi 8,15.
Peneliti memberikan solusi dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kegiatan proses belajar mengajar.
Melalui penelitian tersebut, peneliti mengambil judul. “Penggunaan Media Kartu
Huruf dalam pembelajaran TGT Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Sub Tema Gemar Bernyanyi dan Menari Siswa Kelas 1 SDN Malaka 2 Sampang.
B. Rumusan Masalah