Anthony Innasimuthu Malaysia
50 P 21 masuk Kejaksaan
Puspakhrishnan Periyan Malaysia
50 P 21 masuk Kejaksaan
Chan Kok Keong Malaysia
50 P 21 masuk Kejaksaan
Lai Siow Khen Malaysia
50 P 21 masuk Kejaksaan
Tiew Cheng Chai Malaysia
50 Deportasi ex napi
Narong Huntirac Thailand
50 Deportasi ex napi
NSom Chaii Thong Bua Thailand
50 Deportasi ex napi
Sumber data : Kantor Imigrasi Belawan, Seksi Wasdakim.
Menurut statistik data di Kantor Imigrasi Medan tahun 20092010 terdapat 77
orang yang ditangani dan yang diproses secara Pro Justitia hanya tujuh orang dalam beberapa kasus sedangkan selebihnya diselesaikan dengan menerapkan Tindakan
Administratif Keimigrasian Deportasi.
B. Alasan-alasan dipilihnya Tindakan Administratif
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor : F- 314.IL.02.10 Tahun 1995 Tentang Tata Cara Tindakan Keimigrasian Rum.III huruf B
angka 2 mengenai Pertimbangan dan alasan dalam menetapkan Tindakan Keimigrasian antara lain :
a. Tergolong orang-orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Keputusan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.02-PW.09.02 tanggal 14 Maret Tahun 1995 tetang cara Pengawasan, Pengajuan keberatan Orang Asing
dan Tindakan Keimigrasian, yang ditemukan berada di wilayah Indonesia. b.
Terdapat cukup bukti, bahwa yang bersangkutan bermaksud untuk berada di Indonesia, dan apabila diajukan ke pengadialan, akan menggunakan upaya
hukum mulai dari Banding, Kasasi dan jika perlu Grasi dan atau akan
Universitas Sumatera Utara
digunakan oleh orang asing yang menjadi buronan di negara sendiri terlihat dari kasus-kasus berat atau pelarian dari negara-negara yang sedang bergolak
c. Menurut pertimbangan Politis, Ekonomis, Sosial dan Budaya serta Keamanan
dipandang lebih efektif dilakukan tindakan Keimigrasian. d.
Atas pertimbangan dari pejabat yang berwenang memutuskan tindakan Keimigrasian, bahwa akan lebih efisien dan efektif dilakukan tindakan
Keimigrasian dari pada Tindakan Pro Justitia. Plh Kepala Kantor Imigrasi Belawan mengatakan bahwa Tindakan
Administratif Keimigrasian diambil karena pertimbangan ekonomis, waktu dan biaya serta secara prosedural lebih sederhana dan lebih cepat dilaksanakan sehingga lebih
efesien dibanding dengan tindakan Pro Justitia.
79
Sedangkan yang dimaksud menurut pertimbangan politis, ekonomis, sosial budaya dan keamanan dalam Tindakan Keimigrasian adalah sebagai berikut :
1. Menurut pertimbangan politis, bagi orang asing yang datang ke Indonesia dengan tujuan pengamatan secara politis spionase akan lebih efektif dan
efesien jika dilakukan tindakan secara Administratif keimigrasian karena jika diambil tindakan secara pro justitia memerlukan waktu yang lama dan
keberadaanya di wilayah Indonesia akan sangat menguntungkan bagi yang bersangkutan untuk terus melakukan pemantauan dengan alat-alat modern.
79
Wawancara dengan Pejabat Imigrasi Kantor Imigrasi Belawan, tanggal 8 Juli 2010, pkl.15.35 WIB
Universitas Sumatera Utara
2. Menurut pertimbangan ekonomis, kegiatan untuk melakukan penyidikan dan pengumpulan barang bukti akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan
sekaligus membutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam penyidikan untuk melengkapi berkas perkara yang akan diajukan ke pengadilan, serta jika
terdakwa orang asing sudah menjalain hukuman akhirnya juga akan diserahkan ke Imigrasi lagi untuk proses deportasi dan masalah baru akan
muncul karena paspor dan tiket yang bersangkutan sudah habis berlaku dan ini menyulitkan untuk pendeportasian, salah satu alasan inilah yang membuat
tindakan keimigrasian diluar proses peradilan di berlakukan. contoh kasus : kasus Tiew Cheng Chai warga Negara Malaysia
80
3. Menurut pertimbangan sosial dan budaya, keberadaan orang asing yang terlalu lama dikarenakan proses penyidikan akan berakibat secara sosial dan budaya
seperti orang asing yang mempunyai keluarga atau telah kawin dibawah tangan dengan penduduk setempat.
4. Menurut pertimbangan keamanan, orang asing yang karena keberadaannya dan kegiatannya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, kemudian
diberlakukan tindakan melalui proses peradilan pro justitia, setelah proses penuntutan dan penjatuhan hukuman telah selesai dijalani tentunya harus
dipulangkan kenegara asalnya, hal ini menimbulkan persoalan baru karena ijin
80
Tiew Cheng Chai adalah nelayan warga negara Malaysia yang memasuki wilayah perairan Indonesia, pada Februari, 2007 secara tidak sah dan di tangkap oleh TNI AL dan diproses secara Pro
Justitia kemudian setelah menjalani hukuman diserahkan ke Imigrasi untuk dideportasi, dalam kondisi Paspor sudah habis berlaku.
Universitas Sumatera Utara
tinggal, paspor dan tiket yang bersangkutan telah habis berlaku disamping itu bagi orang asing yang menjadi buronan di negara asalnya akan lebih
menguntungkan jika keberadaanya di Indonesia semakin lama Pada prinsipnya dipilih tindakan Administratif Keimigrasian karena setiap
kasus tindak pidana Keimigrasian, penanganannya adalah sebelum dikenakan tindakan pidana Keimigrasian terlebih dahulu dilakukan penyidikan, namun untuk
kasus-kasus tertentu akan menjadi lebih rumit prosesnya, antara lain : a
Masuk ke wilayah Indonesia baik secara sah atau tidak sah, akan tetapi tidak menggunakan atau tidak mempunyai surat perjalanan yang sah, sehingga akan
menyulitkan dalam proses pengusiran. b
Masuk ke wilayah Indonesia secara sah atau tidak sah, sekalipun mempunyai surat perjalanan, tetapi motivasi masuk dan keberadaannya di Indonesia untuk
maksud dan tujuan yang tidak sesuai dengan kepentingan nasional, antara lain : 1.
Ingin menjadi status pengungsi di Indonesia, dengan alasan politik, keamanan, ekonomi atau lainnya;
2. Melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan negara atau permusuhan
terhadap rakyat maupun negara kesatuan RI. Dalam kasus-kasus seperti diatas setelah diadakan proses Penyidikan, Penuntutan
dan keputusan Pengadilan kemudian terpidana selesai menjalani hukuman akan dikembalikan ke Imigrasi untuk dilakukan proses pengusiran namun dalam
kenyataannya hal ini akan sangat sulit dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
c Untuk mengulur-ulur waktu penyelesaian perkara dia lembaga peradilan dengan
mengajukan banding kasasi, peninjauan kembali maupun grasi kepada Presiden. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan yang merugikan
kepentingan masyarakat, keamanan bangsa dan negara.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN