Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif normative legal research, untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor hukum yang menjadi kendala pada tindakan-tindakan hukum dari suatu hukum administrasi, serta mengkaji ulang konsep yang menjadi penyebabnya.

2. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Kedua pendekatan ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian antara aturan-aturan dan kenyataan-kenyataan yang terjadi.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data hukum yang digunakan berupa data hukum primer dan data hukum sekunder. Data Hukum Primer terdiri atas : UUD 1945, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian dan Peraturan-peraturan dalam bidang keimigrasian yang berkaitan dengan permasalahan. Data Hukum Sekunder adalah Data hukum yang memberikan penjelasan terhadap data hukum primer, yang berupa hasil-hasil karya ilmiah ahli hukum, buku- buku dan majalah-majalah yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti serta hasil-hasil penelitian hukum yang memberikan informasi tentang data hukum primer dan sekunder, yang berupa kasus-kasus. Universitas Sumatera Utara Sedangkan sumber data primer didapat dari Wawancara jarak jauh dengan pejabat Imigrasi Direktorat Jenderal Imigrasi di Jakarta serta didukung dengan observasi dan pendapat dari pejabat Imigrasi di kota Medan khususnya di kantor Imigrasi Belawan

4. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks. Padanya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi keragaman. 28 Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. 29 Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deksriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 30 Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumauskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 31 Berdasarkan pendapat Maria S.W. Sumardjono, bahwa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif tidak harus dipisahkan sama sekali apabila digunakan dengan tepat, sepanjang hal itu 28 Burhan Bungi, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofi dan Metodologis Kearah Penguasaan Modal Apalikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.53. 29 Lexy J.Moleong, Metode Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hlm.103. 30 Ibid., hlm.3. 31 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, hlm.103. Universitas Sumatera Utara mungkin keduanya dapat saling menunjang. 32 Analisis kualitatif itu juga dilakukan metode interprestasi. 33 Berdasarkana metode interprestasi ini, diharapkan dapat menjawab segala permasalahan hukum yang ada dalam tesis ini. Setelah diperoleh data sekunder yakni berupa badan hukum primer, sekunder dan tertier, kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yakni pemaparan kembali dengan kalimat yang sistematis secara induktif dan atau deduktif untuk dapat memberikan gambaran secara jelas jawaban atas permasalahan yang ada, pada akhirnya dinyatakan dalam bentuk deskriptif. 32 Oloan Sitorus dan Darwinsyah Minin, Cara Penyelesaian Karya Ilmiah Di Bidang Hukum Panduan Dasar Menuntaskan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta, 2003. hlm.47. 33 Sudikno Mertokusumo dan A.Pitlo, mengatakan interprestasi merupakan metode penemuan hukum dalam hlm peraturannya ada tetapi tidak jelas untuk dapat diterapkan pada peristiwanya, interprestasi itu, baik dilakukan dengan metode gramatikal, teleologis atau sosiologis, sistematis atau logis, historis, komparatif, futuristis atau antisipatif, argumentum per analogiam analogi, penyempitan hukum, argumentum a contrario, Sudikno Mertokusumo dan A.Pitlo, Bab-bab Tentang Penemuan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm.14-26. Lihat juga Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, Yogyakarta, 1999, hlm. 155-167. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEIMIGRASIAN

A. Sejarah Ringkas Keimigrasian di Indonesia

Di Indonesia pemeriksaan keimigrasian telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pada saat itu terdapat badan pemerintah kolonial bernama Immigratie Dients yang bertugas menangani masalah keimigrasian untuk seluruh kawasan Hindia Belanda. 34 Jika dikaji istilah keimigrasian berasal dari kata imigrasi yang merupakan terjemahan dari bahasa Belanda immigratie dan bahasa Latin immigratio. Kata imigrasi terdiri dari 2 dua suku kata yaitu in yang artinya dalam dan migrasi yang artinya pindah, datang, masuk atau boyong. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa arti imigrasi adalah pemboyongan orang-orang masuk ke suatu negeri. 35 Pada saat itu jumlah kantor cabang Imigrasi di Indonesia sangat terbatas, hanya di kota-kota pelabuhan yang banyak disinggahi oleh kapal-kapal yang datang maupun berangkat ke luar negeri. Menurut Staatsblad 1916 No. 47 Pasal 1 ayat 2 tentang Penetapan Izin Masuk PIM dinyatakan bahwa : Untuk turun kedarat diperlukan suatu Surat izin dari pegawai yang ditunjuk oleh Presiden yang dalam pekerjaan disebut pejabat urusan pendaratan Pejabat Imigrasi. 34 M.Iman Santoso, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan ketahanan Nasional, hlm. 17 35 T.S.G.Mulia dan K.A.H.Hidding, Ensiklopedia Indonesia, Jilid II, W. Van Hoeve, Bandung-Gravenhage, 1957, hlm.649. 31 Universitas Sumatera Utara