Fokus Masalah Tujuan Penelitian Paradigma Penelitian

6 Universitas Sumatera Utara mendapat sorotan. Hal ini disebabkan oleh jumlah mereka yang masih sangat sedikit dikalangan kampus dan juga karena lokasi tempat menunggu penumpang mereka yang memenag berbeda satu dengan yang lainya sehingga sulit untuk menemui mereka di suatu tempat mangkal yang sama, mereka biasanya berbaur kedalam komunitas tukang becak laki-laki. Daerah lokasi mereka menunggu para penumpang terbagi menjadi 4 titik di kampus Universitas Sumatera Utara yaitu di pintu 4, Politeknik Medan Polmed, sumber dan di gedung Farmasi. Banyak tantangan yang didapat oleh penarik becak wanita tersebut karena dianggap ‘mencuri’ lahannya kaum laki-laki. Untuk itu dituntut keberanian dan daya juang yang tinggi sebagai sorang penarik becak wanita untuk meruntuhkan anggapan miring mengenai hal itu, selain itu juga dibutuhkan keberanian untuk dapat berbaur dan berkomunkasi denga para penarik becak laki-laki. Sehingga diharapkan perbedaan gender yang melahirkan berbagai peran bagi setiap orang, tidak lagi menimbulkan berbagai permasalahan ketidak adilan seperti pelecehan seksual, sterotipe, marginalisasi ataupun eksploitasi pada wanita termasuk pada wanita penarik becak motor. Peneliti tertarik untuk mengetahui alasan informan bekerja sebagai penarik becak wanita selain itu peneliti juga ingin mengetahui hambatan komunikasi informan dalam melakukan pekerjaan ini serta untuk mengetahui komunikasi antarpribadi informan dengan keluarga, masyarakat, maupun dengan seseama penarik becak.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah di uraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana proses Komunikasi Antarpribadi penarik becak wanita di Kampus Universitas Sumatera Utara”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui alasan penarik becak wanita melakukan pekerjaan sebagai penarik becak 7 Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan Komunikasi Antarpribadi pada penarik becak wanita di kampus Universita Sumatera Utara 3. Untuk mengetahui pengembangan hubungan Komunikasi Antarpribadi penarik becak wanita di kampus Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara akademis, penelitian ini dapat memberi manfaat bagi peneliti dan mahasiswa Ilmu Komunikasi agar lebih memahami permasalahan yang mungkin dialami oleh penarik becak wanita dalam ruang lingkungan keluarga dan pekerjaannya. 2. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi ataupun masyarakat yang ingin mengetahui dan memperluas wacana seputar kehidupan penarik becak wanita dan pengembangan hubungan dalam komunikasi antarpribadinya. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa FISIP USU dalam memahami pengembaangan hubungan dalam proses Komunikasi Antarpribadi. 8 Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II.1 Paradigma Penelitian

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhi kita dalam berpikir kognitif, bersikap afektif, dan bertingkah laku konatif. Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual http:www.slideshare.net. Thomas Kuhn 1970, menekankan bahwa paradigma cenderung semakin melekat seiring dengan berjalannya waktu hingga paradigma tersebut digantikan dengan cara pandang baru mengenai dunia yang dilihat lebih masuk akal bagi para peneliti West dan Turner, 2009: 54. Macam paradigma itu sendiri ternyata bervariasi. Guba dan Lincoln menyebutkan empat macam paradigma, yaitu: positivisme, post positivisme, konstruktivisme dan kritis. Neuman menegaskan tiga paradigma dalam ilmu pengetahuan sosial, yaitu positivisme, interpretif dan kritis. Sedangkan Cresswel membedakan dua macam paradigma, yaitu kuantitatif dan kualitatif Sunarto dan Hermawan, 2011: 9. Paradigma biasanya berkisar pada tiga area, yang mewakili tiga pertanyaan filosofis yang berkaitan dengan penelitian: ontologi pertanyaan mengenai sifat realita, episteminologi pertanyaan mengenai bagaimana kita mengetahui sesuatu dan aksiologi pertanyaan mengenai apa yang layak untuk diketahui. Banyak paradigma memberikan arahan kepada peneliti untuk bekerja saat ini dan paradigma ini juga menuntun kepercayaan. Memilih paradigma penelitian adalah hal mendasar yang harus dilakukan oleh seorang peneliti, dimana paradigma ini berfungsi sebagai pendekatan atau strategi penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum mengkonstruksi desain penelitian. Elvinaro dan Bambang 2007 membagi paradigma penelitian kepada empat bagian yaitu: positivisme, post-positivisme, kritis dan konstruktivisme. Dalam penelitian ini digunakan paradigma konstruktivis yang akan melandasi pelaksanaan penelitian. Paradigma konstruktivisme atau sering disebut konstrvis 9 Universitas Sumatera Utara berpandangan bahwa pengetahuan bukanlah potret langsung dari realitas, tapi ada konstruksi di dalamnya. Paradigma ini berkeyakinan bahwa semesta adalah suatu konstruksi, yang berarti semesta tidak dipahami sebagai semesta yang otonom, tetapi dikonstruksi secara sosial dan karenanya plural. Unsur-unsur subjek dan objek sama-sama berperan dalam ilmu pengetahuan Ardianto dan Q-Anees, 2007: 152. Konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Delia dan rekan-rekannya. Paradigma kontruktivisme ini lebih berkaitan dengan penelitian dalam komunikasi antarpersonal Ardianto dan Q-Anees, 2007: 157. Adapun gagasan dalam paradigma konstruktivis Ardianto dan Q-Anees, 2007: 155 adalah: 1. Pengetahuan bukan merupakan gambaran dunia nyata belaka tapi, selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek 2. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang perlu untuk pengetahuan 3. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Suatu struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian kualitatif konstruktif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini, peneliti diarahkan untuk dapat menganalisis tanda, menafsirkan teks maupun pembacaan tanda yang dikaitkan dengan konteks sosial, budaya, ekonomi dan historis. Melalui paradigma ini, penelitian akan membahas bagaimana proses pengembangan hubungan komunikasi antarpribadi penarik becak wanita di Kampus Universitas Sumatera Utara.

II.2 Uraian Teoritis