Analisis Korelasi HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Analisis Korelasi

Hasil pengukuran faktor fisik kimia lingkungan yang telah dilakukan pada setiap lokasi penelitian di ekowisata Tangkahan dapat dilihat pada tabel 8 berikut: Tabel 8. Faktor Fisik Kimia di ekowisata Tangkahan: Faktor Fisik Trail 1 Trail 2 Trail 3 Rata-rata suhu udara 27 26 25 26 kelembaban 88 87 85 87 intensitas cahaya 397 402 412 404 pH substrat 6 6 6,7 6 ketebalan serasah 20 17 15 17 Setelah dikorelasikan dengan Indeks Keanekaragaman H’, maka diperoleh nilai Indeks Korelasi seperti pada Tabel berikut: Tabel 9. Analisis Korelasi Dengan Metode Komputerisasi SPSS Ver. 16.00 Korelasi Pearson Kelembaban Udara Suhu Udara Intensitas Cahaya pH H’ 0,846 - 0,291 - 0,588 - 0,291 Keterangan: Nilai + = Arah Korelasi Searah Nilai - = Arah Korelasi Berlawanan Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa hasil uji analisis korelasi Pearson antara beberapa faktor fisik kimia lingkungan berbeda tingkat korelasi dan arah korelasinya dengan indeks Keanekaragaman H’. Nilai positif + pada kelembaban menunjukkan korelasi yang searah dengan nilai keanekaragaman jamur. Hal ini berarti semakin tinggi kelembaban maka semakin tinggi keanekaragaman jamur atau sebaliknya. Kelembaban rata-rata yang terdata selama penelitian adalah 87. Universitas Sumatera Utara Menurut Santoso, et al., 1999 pertumbuhan jamur memerlukan kelembaban 70 – 80 dan menurut Deacon 1984 pertumbuhan jamur dapat berlangsung dengan kelembaban minimal 70. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelembaban berkorelasi searah atau nilai posisitf dengan keanekaragaman jenis jamur sesuai dengan tabel 9, korelasi antara kelembaban dengan keanekaragaman jenis. Menurut Carlile dan Watkinson 1995, suhu maksimum untuk kebanyakan jamur untuk tumbuh berkisar 30⁰C sampai 40⁰C dan optimalnya pada suhu 20⁰C sampai 30⁰C, berdasarkan data lapangan suhu rata-rata lingkungan di Tangkahan 26⁰C ini menunjukkan suhu yang optimum untuk pertumbuhan jamur. Menurut Zhanxi 2004, intensitas cahaya yang optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur adalah 200 Lux. Intensitas cahaya rata-rata di lapangan selama penelitian adalah 404 Lux. Dari data korelasi menunjukkan bahwa intensitas cahaya berkorelasi berlawanan arah dengan keanekaragaman jenis jamur. Hal ini berarti semakin besar nilai intensitas cahaya maka semakin kecil nilai keanekaragaman jenis jamur Menurut Bernes, et al., 1998, jamur yang tumbuh di lantai hutan umumnya pada kisaran pH 4-9, dan optimumnya pada pH 5-6. Konsentrasi pH pada substrat bisa mempengaruhi pertumbuhan meskipun tidak langsung tetapi berpengaruh terhadap ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan atau beraksi langsung pada permukaan sel. Hal ini memungkinkan nutrisi yang diperlukan jamur untuk tumbuh dengan baik Universitas Sumatera Utara cukup tersedia. Kebanyakan jamur tumbuh dengan baik pada pH yang asam sampai netral Carlile dan Watkinson, 1995. Nlai pH rata-rata selama penelitian adalah 6 yang menunjukkan pH yang optimum untuk pertumbuhan jamur. Dari data korelasi diperoleh bahwa pH berkorelasi negatif dengan keanekaragaman jenis jamur, hal ini menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik antara nilai pH dengan keanekaragaman jenis jamur artinya semakin besar nilai pH maka nilai keanekaragaman jenis jamur semakin kecil, demikian juga sebaliknya, jika semakin kecil nilai pH maka nilai keanekaragaman jenis jamur akan semakin besar. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan