Wulan Ayuni : Sistem Informasi Data Pegawai Pada PT. Arun NGL Co Menggunakan Visual Basic 6.0, 2009.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Arun NGL CO
Keputusan untuk membangun kilang LNG Arun dibuat setelah ditemukannya salah
satu sumber gas terbesar di dunia pada tahun 1971 oleh Mobil Oil Indonesia Inc.,
mitra usaha Pertamina atas dasar kontrak bagi hasil. Lapangan gas lepas pantai dinamakan anjungan NSO North Sumatra Off-shore platform ditemukan pada tahun
1990-an serta berlokasi sekitar 100 Km dari pabrik pengolahan LNG. Kilang LNG Arun dimiliki dan dibangun oleh Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe, Daerah
Istimewa Aceh yang terletak di pantai utara Sumatera.. Lokasi tersebut dipilih mengingat kemudahan sarana transportasi laut dan dekat dengan ladang gas Arun
sehingga biaya dapat ditekan sekecil mungkin.
Pembangunan sarana kilang LNG Arun yang diawali dengan 3 unit produksi
train LNG, dimulai menjelang akhir tahun 1974 dengan Bechtel Inc., sebagai
kontraktor utamanya. Mobil Oil Indonesia Inc., sebagai kontraktor bagi hasil Pertamina, bertindak selaku pelaksana operasi dan bertanggung jawab atas
pengembangan ladang gas Arun yang menyediakan bahan baku untuk kilang LNG.
Gas umpan dialirkan ke kilang LNG untuk pertama kalinya pada bulan Maret 1978. Produksi kondensat dimulai pada bulan Mei 1977, saat kilang LNG Arun sedang
Wulan Ayuni : Sistem Informasi Data Pegawai Pada PT. Arun NGL Co Menggunakan Visual Basic 6.0, 2009.
dibangun. Train 1 mulai menghasilkan LNG pada bulan Agustus 1978, train 2 pada bulan September 1978 dan train 3 pada bulan Februari 1979. Kilang LNG Arun
dikelola oleh PT Arun NGL Co. sebuah perusahaan nirlaba. PT Arun NGL Co., sahamnya dimiliki oleh Pertamina 55, Mobil Oil Indonesia Inc. 30 dan JILCO
Japan-Indonesia LNG Co. 15 yang mewakili pembeli.
Awal tahun 1981 unit permunian gas dari menjadi, train 1, 2 dan 3 kilang LNG
Arun mengalami modifikasi untuk peningkatan kapasitas produksi menjadi 115 dari
rancangan kapasitas semula 1,7 juta ton LNG per train per tahun. Awal tahun 1982
kilang Arun dikembangkan lagi dengan menambah 2 train 4 5 untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 3, 4 juta ton per tahun, untuk diekspor ke
Jepang. Perluasan proyek ini diserahkan kepada Chiyoda Chemical Engineering Construction Co. Ltd., bekerjasama dengan Mitsubishi Corporation dan PT Purna
Bina Indonesia PBI. Train 4 mulai berproduksi pada bulan Oktober 1983, dan train 5 pada bulan Januari 1984. Pengembangan proyek dilanjutkan dengan pembangunan
train 6. Rekayasa dan pembangunan train 6 dikerjakan oleh JGC Corporation. Train 6
mulai berproduksi pada bulan Oktober 1986, sebulan lebih cepat dari jadwal. Pembangunan sarana LPG dimulai bulan Pebruari 1987. Proyek ini termasuk
pembangunan sarana ekstraksi LPG di lapangan gas Arun dan di kilang LNG Arun. Disamping itu dibangun juga tangki penyimpanan LPG dan sarana pemuatan
tersendiri di kilang LNG Arun. Proyek ini dikerjakan oleh JGC Corporation dan
selesai pada bulan Oktober 1988.
Sebagai upaya untuk memenuhi target produksi yang telah ditentukan, PT Arun telah menyelesaikan suatu proyek peningkatan kapasitas di kilang LNG yang
Wulan Ayuni : Sistem Informasi Data Pegawai Pada PT. Arun NGL Co Menggunakan Visual Basic 6.0, 2009.
dimulai pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1993. Beberapa peralatan telah
dimodifikasi sehingga dapat beroperasi pada tingkat 138 dari kapasitas rancang awal. Dengan demikian kemampuan produksi menjadi lebih dari 2 juta ton LNG per
train per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan gas, berapa sumber gas baru akan dikembangkan. Dalam waktu dekat ladang gas Lhoksukon Selatan yang terletak 15
km di selatan ladang gas Arun akan mulai beroperasi. Kemudian menyusul ladang gas Pase yang lebih ke selatan lagi dan juga ladang gas NSO yang terletak 170 km lepas
pantai timur laut dari kilang LNG Arun akan beroperasi sebelum tahun 2000. Sumber-
sumber gas baru tersebut akan menjamin cukupnya catu gas untuk memenuhi kontrak
penjualan LNG sampai dengan tahun 2015.
3.2 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai