Penggunaan papan partikel sangat luas. Pada sejumlah pemakaian, papan partikel digunakan sebagai pilihan lain terhadap kayu lapis. Umumnya papan partikel
dapat bersaing secara lebih efektif atas dasar kekuatannya daripada atas ketegarannya Haygreen dan Bowyer, 1989. Papan partikel yang umum diproduksi adalah yang
berkerapatan sedang, sebab memberikan hasil yang optimum ditinjau dari segi mekanis, pemakaian perekat dan aspek ekonomi lainnya. Djalal, 1984.
2.6. Perekat
Perekat Urea Formaldehida adalah perekat yang banyak digunakan di hampir semua industri kayu. Perekat ini berbahan dasar urea dan formaldehida. Urea adalah bahan
padat tidak berwarna yang berasal dari reaksi amonia dengan karbon dioksida, sedangkan formaldehida adalag gas dari metil alkohol Rayner, 1951.
Perekat Urea Formaldehida adalah resin yang paling umum digunakan untuk pembuatan papan partikel di Eropa dan Amerika Serikat. Biaya yang relatif rendah
dan siklus pematangan yang pendek adalah dua keuntungan perekat ini Haygreen dan Bowyer, 1989. Perekat Urea Formaldehida banyak digunakan untuk penggunaan
interior karena : i warnanya terang, ii harganya murah, iii dapat digunakan dengan cepat pada suhu dibawah 260
o
F atau 126,67
o
C Koch, 1972. Kelemahan perekat urea formaldehida yaitu hanya dapat digunakan untuk
kebutuhan interior, dimana tidak dituntut daya tahan yang tinggi terhadap air dan kelembaban Maloney, 1977. Hal tersebut disebabkan mudahnya Urea Formaldehida
mengalami kerusakan ikatan hydrogen karena pengaruh kelembaban dan asam khususnya pada suhu sedang dan suhu tinggi. Dalam air dingin laju kerusakan struktur
resin sangat lambat tapi pada suhu di atas 40
o
C kerusakan dipercepat dan di atas 60
o
C prosesnya sangat cepat Pizzi, 1983
Universitas Sumatera Utara
2.7. Pengempaan
Perekatan partikel terjadi pada saat proses pengempaan dan dipengaruhi oleh suhu, waktu dan tekanan pengempaan. Suhu pengempaan yang rendah perlu diimbangi
dengan waktu yang lama. Suhu yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi akan mengurangi keteguhan rekatnya. Masa kempa perlu disesuaikan dengan perekat yang
digunakan serta suhu pada proses pengempaan. Tekanan saat pengempaan biasanya berkisar 5-25 kgcm
2
Sutigno, 1988. Suhu pada saat proses kempa berkisar antara 130-150
o
C dan besarnya tekanan antara 15 kgcm
2
-35 kgcm
2
FAO, 1997. Penekanan atau pengempaan bertujuan untuk: i membantu proses pengaliran
sehingga perekat membentuk lapisan tipis, ii membantu proses pemindahan, sehingga perekat akan dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lain, iii
membantu proses penembusan, sebagian perekat dipaksa masuk ke dalam rongga sel dari kayu, akibat tekanan ini ada sel kayu yang pecah sehingga dapat dimasuki
perekat, iv menahan kayu yang direkat sampai perekat memadat dan v membuat bentuk tertentu pada bahan yang direkat seperti pada pembuatan kayu lapis lengkung
Sutigno, 1988.
2.8. Standar Mutu Papan Partikel