2.7. Pengempaan
Perekatan partikel terjadi pada saat proses pengempaan dan dipengaruhi oleh suhu, waktu dan tekanan pengempaan. Suhu pengempaan yang rendah perlu diimbangi
dengan waktu yang lama. Suhu yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi akan mengurangi keteguhan rekatnya. Masa kempa perlu disesuaikan dengan perekat yang
digunakan serta suhu pada proses pengempaan. Tekanan saat pengempaan biasanya berkisar 5-25 kgcm
2
Sutigno, 1988. Suhu pada saat proses kempa berkisar antara 130-150
o
C dan besarnya tekanan antara 15 kgcm
2
-35 kgcm
2
FAO, 1997. Penekanan atau pengempaan bertujuan untuk: i membantu proses pengaliran
sehingga perekat membentuk lapisan tipis, ii membantu proses pemindahan, sehingga perekat akan dapat berpindah dari satu permukaan ke permukaan lain, iii
membantu proses penembusan, sebagian perekat dipaksa masuk ke dalam rongga sel dari kayu, akibat tekanan ini ada sel kayu yang pecah sehingga dapat dimasuki
perekat, iv menahan kayu yang direkat sampai perekat memadat dan v membuat bentuk tertentu pada bahan yang direkat seperti pada pembuatan kayu lapis lengkung
Sutigno, 1988.
2.8. Standar Mutu Papan Partikel
Standar acuan yang digunakan dalam pembuatan papan serat serat tandan kosong kelapa sawit adalah Japanesse Industrial Standard JIS A 5908-2003. Standar ini
mencakup defenisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengukuran dimensi, cara pengambilan contoh, cara pengujian, cara lulus uji, syarat penandaan dan cara
pengemasan. Tabel berikut menunjukkan nilai standar FAO, JIS dan SNI.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Standar Mutu FAO, JIS 5908-2003 dan SNI untuk Papan Partikel
Sifat fisis-mekanis Satuan
FAO JIS A
5908-2003 SNI
Kerapatan gcm
3
0,4-0,8 0,5-0,9
0,5-0,9 Kadar Air
gcm
3
Maks 12 5-13
Maks 14 Pengembangan Tebal
5-15 Maks 12
Maks 12 Penyerapan Air
20-75 td
td Modulus Patah
Kgcm
2
100-500 82-184
Min 18 Modulus Elastisitas
Kgcm
2
10000-50000 20400-36000 Min 15000 Internal Bond
Kgcm
2
2-12 1,5-3,1
Min 1,5 Kuat Pegang Sekrup
Kg td
31-51 Min 30
Keterangan : td = tidak dipersyaratkan Macam papan partikel dan faktor yang mempengaruhi mutu papan partikel adalah:
1. Berat jenis kayu Perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan partikel dengan berat
jenis kayu harus lebih dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu papannya baik. Pada keadaan tersebut proses pengempaan berjalan optimal sehingga kontak antar partikel
baik. 2. Zat ekstraktif kayu
Kayu yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang baik dibandingkan dengan papan dari kayu yang tidak berminyak. Zat ekstraktif semacam
itu akan mengganggu proses perekatan.
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis Kayu Jenis kayu misalnya meranti kuning yang kalau dibuat papan partikel emisi
formaldehidanya lebih tinggi dari jenis lainnya misalnya meranti merah. Hal ini masih diperdebatkan apakah karena pengaruh warna atau zat ekstraktif atau pengaruh
keduanya. 4. Campuran jenis kayu
Keteguhan lentur papan partikel dari campuran jenis kayu ada di antara keteguhan lentur papan partikel dari jenis tunggalnya, karena itu papan partikel
struktural dibuat dari satu jenis kayu daripada dari campuran jenis kayu. 5. Ukuran partikel
Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik daripada yang dibuat dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk. Karena itu, papan partikel
structural dibuat dari partikel yang relatif panjang dan relatif lebar. 6. Perekat
Macam perekat mempengaruhi sifat papan serat. Penggunaan perekat eksterior akan mengahsilkan papan eksterior sedangkan pemakaian perekat interior akan
menghasilkan papan partikel interior. Walaupun demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan dalam komposit perekat dan terdapat
banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh, penggunaan perekat urea formaldehida yang kadar formaldehidanya tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan
lentur dan keteguhan rekat internalnya lebih baik tetapi emisi formaldehidanya lebih jelek.
7. Pengolahan Proses produksi papan partikel berlangsung secara otomatis. Walaupun
demikian masih mungkin terjadi penyimpangan yang dapat mengurangi mutu papan
Universitas Sumatera Utara
partikel. Sebagai contoh, kadar air hamparan campuran partikel dengan perekat yang optimum adalah 10-14 , bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan keteguhan rekat
internal papan partikel akan menurun Sutigno, 2002. Berdasarkan kerapatannya, papan partikel diklasifikasikan menjadi tiga
golongan, yaitu : 1.
Papan partikel berkerapatan rendah Low Density Particleboard, yaitu papan yang mempunyai kerapatan 0,25-0,40 gcm
3
. 2.
Papan partikel yang berkerapatan sedang Medium Density Particleboard, yaitu papan yang mempunyai kerapatan 0,40-0,80 gcm
3
. 3.
Papan partikel yang berkerapatan tinggi High Density Particleboard, yaitu papan yang mempunyai kerapatan 0,80-1,20 gcm
3
Tsoumis, 1991. Papan partikel merupakan salah satu panel kayu yang memiliki keunggulan
diantaranya adalah harganya relatif murah, cukup tebal, kekuatannya memadai. Tetapi papan partikel mempunyai ketahanan yang rendah terhadap pengaruh air, yaitu papan
partikel mudah menyerap dan dalam keadaan basah sifat-sifat yang berhubungan dengan kekuatan menurun drastis Hadi et al, 1992.
Sifat fisis papan partikel yang telah dimiliki oleh papan tanpa adanya pengaruh bahan dari luar dan sifatnya tetap. Sifat ini meliputi kerapatan, kadar air,
berat jenis, pengembangan tebal dan penyerapan air Surjokusumo et al, 1985. Sifat mekanis kayu dipengaruhi oleh kekuatan dalam menahan beban dari luar.
Sifat ini dipengaruhi oleh kelembaban, kerapatan, suhu dan kerusakan kayu Tsoumis, 1991.
Sifat fisis dan mekanis papan partikel meliputi kerapatan, kadar air, penyerapan air, pengembangan tebal, modulus patah, modulus lentur dan keteguhan
Universitas Sumatera Utara
rekat internal. Kerapatan adalah suatu ukuran kekompakan partikel dalam lembaran yang bergantung pada besarnya tekanan kempa yang diberikan selama proses
pembuatan lembaran. Makin tinggi kerapatan papan partikel yang akan dibuat semakin besar tekanan yang digunakan pada saat pengempaan. Sedangkan kadar air
papan partikel akan semakin rendah dengan semakin meningkatnya suhu dan semakin banyaknya perekat yang digunakan karena ikatan antar partikel akan semakin kuat
sehingga air sukar untuk masuk ke dalam papan partikel Widarmana, 1977. Semakin tinggi kerapatan papan dari suatu bahan baku maka semakin tinggi
kekuatannya, tetapi kestabilan dimensinya menurun oleh naiknya kerapatan Haygreen dan Bowyer, 1989.
Kerapatan papan partikel dipengaruhi oleh kerapatan kayu. Kerapatan papan partikel merupakan faktor utama dengan kerapatan 5-20 lebih tinggi dibandingkan
kerapatan kayu. Penambahan perekat akan mempengaruhi kerapatan dan menghasilkan papan partikel yang lebih berat Tsoumis, 1991.
2.9. Kelapa Sawit