4. Suhu yang dideteksi oleh sensor LM35 suhu aktual dan suhu yang diset pada keypad suhu referensi akan ditampilkan pada LCD.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Membuat suatu alat yang dapat mengukur dan mengontrol suhu ruangan
berbasis mikrokontroler AT89S52. 2.
Untuk mengetahui keefektifan sensor LM35 dalam mengukur dan mengontrol
suhu ruangan.
3. Untuk memanfaatkan mikrokontroler sebagai pusat pemproses data dalam
mengukur dan mengontrol suhu ruangan.
4. Merancang suatu alat yang mudah digunakan.
5. Sebagai informasi bagaimana dasar membangun sebuah instrument yang dapat
digunakan sebagai pengukur dan pengontrol suhu ruangan.
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditentukan beberapa batasan masalah dalam tugas akhir ini , yaitu:
1. Alat ini difokuskan terhadap pengukuran dan pengontrolan suhu ruangan.
2. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S52.
3. Sensor suhu yang digunakan sensor LM 35.
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk menampilkan suhu referensi dan suhu aktual digunakan LCD 2x16.
5. Sebagai pendinginpenurun suhu ruangan digunakan kipas 12 Volt
6. Sebagai pemanaspenaik suhu ruangan digunakan heater.
7. Sebagai input suhu referensi digunakan keypad 3 x 4.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman serta pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja sistem alat pengontrolan suhu ruangan dengan menggunakan mikrokontroler,
maka sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja rangkaian. Teori pendukung yang
dibahas antara lain: sensor LM35, LCD, ADC, relay, keypad dan mikrokontroler AT89S52 Hardware
dan Software
bahasa pemrograman yang digunakan, serta karakteristik dari komponen-
komponen pendukung.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 RANCANGAN SISTEM
Pada bagian ini akan dibahas sistem perancangan alat yaitu: diagram blok rangkaian, skematik dari masing-masing sub rangkaian, dan
diagram alir dari rangkaian.
BAB 4 PENGUJIAN SISTEM
Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil pengujian alat dan program dari rangkaian untuk membuktikan kebenaran dari alat yang dibuat
serta cara kerja rangkaian keseluruhan.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dari alat ataupun data yang dihasilkan dari alat yang dibuat. Bab ini juga merupakan akhir dari
penulisan laporan tugas akhir ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S52
2.1.1.1. Pengenalan Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroler saat ini sudah dikenal dan digunakan secara luas pada dunia industri. Banyak sekali penelitian atau tugas akhir mahasiswa menggunakan berbagai versi
mikrokontroler yang dapat dibeli dengan murah dari harga 15.000 – 350.000. Hal ini dikarenakan produksi massal yang dilakukan oleh para produsen chip seperti Atmel,
Maxim dan Microchip. Mikrokontroler saat ini merupakan chip utama pada hampir setiap peralatan elektronika canggih. Robot-robot canggih pun bergantung pada
kemampuan mikrokontroler dan ketekunan pembuat program mikrokontroler tersebut, hal ini karena menentukan kecepatan eksekusi program pada mikrokontroler dan
kecerdasan pada mikrokontroler tersebut. Mikrokontroler umumnya bekerja pada frekuensi sekitar 12 MHz hingga 40 MHz.
Mikrokontroler AT89S5152 merupakan versi terbaru dibandingkan mikrokontroler AT89C51 yang telah banyak digunakan saat ini. Mikrokontroler
Universitas Sumatera Utara
AT89S52 ialah mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 8KB Flash Programmable dan Erasable Read Only Memory PEROM. Mikrokontroler berteknologi memori non
volatile kerapatan tinggi dari Atmel ini kompatibel dengan mikrokontroler standar industri MCS-51 baik pin kaki IC maupun set instruksinya serta harganya yang cukup
murah. Oleh karena itu, sangatlah tepat jika kita mempelajari mikrokontroler jenis ini. Mikrokontroler jenis AT89S52 lebih cepat di dalam pengisian program.
2.1.1.2. Konstruksi AT89S52
Mikrokontroler keluarga MCS 51 memiliki port-port yang lebih banyak 40 port IO dengan fungsi yang bisa saling menggantikan sehingga mikrokontroler jenis
ini menjadi sangat digemari karena hanya dalam sebuah chip sudah bisa digunakan untuk banyak kebutuhan. Konfigurasi dan Deskripsi kaki-kaki mikrokomputer.
AT89S52 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1. Konfigurasi Pin AT89S52
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah :
1. Pin 1 sampai 8 Port 1 merupakan port pararel 8 bit dua arah bidirectional yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan general purpose.
2. Pin 9 merupakan pin reset, reset aktif jika mendapat catuan tinggi. 3. Pin 10 sampai 17 Port 3 adalah port pararel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi
pengganti sebagai berikut : a.
P3.0 10 : RXD port serial penerima data b.
P3.1 11 : TXD port serial pengirim data c.
P3.2 12 : INT0 input interupsi eksternal 0, aktif low d.
P3.3 13 : INT1 input interupsi ekstrernal 1, aktif low e.
P3.4 14 : T0 eksternal input timer counter 0 f.
P3.5 15 : T1 eksternal input timer counter 1 g.
P3.6 16 : WR Write, aktif low Sinyal kontrol penulisan data dari port 0 ke memori data dan input-output eksternal.
h. P3.7 17 : RD Read, aktif low Sinyal kontrol pembacaan memori data
input-output eksternal ke port 0. 4. Pin 18 sebagai XTAL 2, keluaran osilator yang terhubung pada kristal.
5. Pin 19 sebagai XTAL 1, masukan ke osilator berpenguatan tinggi, terhubung pada kristal.
6. Pin 20 sebagai Vss, terhubung ke 0 atau ground pada rangkaian. 7. Pin 21 sampai 28 Port 2 adalah port pararel 8 bit dua arah. Port ini mengirim byte
alamat bila pengaksesan dilakukan pada memori eksternal. 8. Pin 29 sebagai PSEN Program Store Enable adalah sinyal yang digunakan untuk
membaca, memindahkan program memori eksternal ROM EPROM ke mikrokontroler aktif low.
Universitas Sumatera Utara
9. Pin 30 sebagai ALE Address Latch Enable untuk menahan alamat bawah selama mengakses memori eksternal. Pin ini juga berfungsi sebagai PROG aktif low
yang diaktifkan saat memprogram internal flash memori pada mikrokontroler on chip.
10.Pin 31 sebagai EA External Accesss untuk memilih memori yang akan digunakan, memori program internal EA = Vcc atau memori program eksternal
EA = Vss, juga berfungsi sebagai Vpp programming supply voltage pada saat memprogram internal flash memori pada mikrokontroler.
11.Pin 32 sampai 39 Port 0 merupakan port pararel 8 bit dua arah. Berfungsi sebagai alamat bawah yang dimultipleks dengan data untuk mengakses program dan data
memori eksternal. 12. Pin 40 sebagai Vcc, terhubung ke +5 V sebagai catuan untuk mikrokontroler.
Spesifikasi penting AT89S52 :
a.
Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler MCS51 sebelumnya
b.
8 KBytes In system Programmable ISP flash memori dengan kemampuan 1000 kali bacatulis
c.
Tegangan kerja 4-5.0V
d.
Bekerja dengan rentang 0 – 33MHz
e.
256x8 bit RAM internal
f.
32 jalur I0 dapat diprogram
g.
3 buah 16 bit TimerCounter
h.
8 sumber interrupt
i.
saluran full dupleks serial UART
j.
watchdog timer
Universitas Sumatera Utara
k.
dua data pointer
l.
Mode pemrograman ISP yang fleksibel Byte dan Page Mode
2.1.2. Sensor Suhu IC LM35
LM35 merupakan IC yang digunakan sebagai sensor suhu. IC tersebut mengubah kondisi suhu lingkungan disekitarnya menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik keluaran
LM35 ini memiliki nilai yang sebanding dengan suhu lingkungan dalam bentuk derajat celcius ºC. Karakteristik dari sensor suhu LM35 ini adalah perubahan nilai
tahanannya akan semakin besar apabila suhu lingkungannya semakin rendah dan nilai tahanannya akan menjadi kecil apabila suhu lingkungannya semakin tinggi.
Beberapa fasilitas yang dimiliki LM35 adalah sebagai berikut : 1.
Dikalibrasi secara langsung dalam ºCelcius. 2.
Ketelitian pengukuran LM35 sangat tinggi mencapai ± ½ ºC pada suhu kamar. 3.
Jangkauan temperatur dari -55ºC sampai +150ºC. 4.
Setiap perubahan 1ºC akan mempengaruhi perubahan tegangan keluaran sensor sebesar 10mV.
5. Arus yang mengalir kurang dari 60mA.
6. Bekerja pada tegangan catu daya 4 volt sampai 20 volt.
7. Cocok untuk aplikasi jarak jauh
8. Harganya cukup murah
9. Pemanasan sendiri yang lambat low self-heating
10. 0.08
o
C di udara diam
Universitas Sumatera Utara
11. Ketidaklinearannya hanya sekitar ±14
o
12. Memiliki impedansi keluaran yang sangat kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1
mAmp. C
Adapun beberapa kelebihan dari LM35 dari sensor temperatur lain adalah: 1.
Hasil pengukuran lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan thermistor. 2.
Rangkaian sensor tertutup dan tidak tergantung tidak terpengaruh pada oksidasi.
3. LM35 menghasilkan tegangan keluaran lebih besar dibandingkan dengan
thermocouple dan tegangan keluaran tidak perlu diperbesar.
Berikut ini diperlihatkan beberapa jenis IC LM 35 dalam gambar 2-2 :
Gambar 2.2. Jenis-jenis IC LM35
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 . Liquid Crystal Display LCD
LCD display module M1632 2 x 16 terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf atau
angka dua baris, masing – masing baris bisa menampung 16 huruf atau angka.
Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempel dibalik pada panel LCD, berfungsi mengatur tampilan LCD. Dengan
demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana, sistem lain cukup mengirimkan kode – kode ASCII dari informasi yang ditampilkan .
Spesifikasi LCD M1632
1. Tampilan 16 karakter 2 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor.
2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.
3. RAM pembangkit karakter 8 jenis diprogram pemakai .
4. RAM data tampilan 80 x 8 bit 8 karakter .
5. Duty ratio 116.
6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit
mikroprosesor. 7.
Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan display clear , posisi kursor awal crusor home , tampilan karakter kedip display
character blink , pengeseran kursor crusor shift dan penggeseran tampilan display shif .
8. Rangkaian pembangkit detak.
9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
10. Catu daya tunggal +5 volt.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. ADC Analog to Digital Converter 0804
Analog to Digital Converter ADC adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital. AD Converter ini
dapat dipasang sebagai pengkonversi tegangan analog dari suatu peralatan sensor ke konfigurasi digital yang akan diumpankan ke suatu sistem minimum. Jenis ADC yang
biasa digunakan dalam perancangan adalah jenis successive approximation convertion SAR atau pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat .
Terdapat 4 macam ADC yang memenuhi standar industri, yaitu integrating, tracking converter, successive approximation dan flashparalel. Keempat jenis ADC
tersebut mewakili beberapa pertimbangan diantaranya resolusi, kecepatan konversi dan biaya.
Menurut cara pengkonversiannya, ADC dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu:
1. Tipe integrating
Tipe integrating menawarkan resolusi tertinggi dengan biaya terendah. ADC tipe ini tidak dibutuhkan rangkaian sample hold. Tipe ini memiliki kelemahan
yaitu waktu konversi yang agak lama, biasanya beberapa milidetik. 2.
Tipe tracking Tipe tracking menggunakan prinsip up down counter pencacah naik dan
pencacah turun. Binary counter pencacah biner akan mendapat masukan clock secara kontiniu dan hitungan akan bertambah atau berkurang tergantung
pada kontrol dari pencacah apakah sedang naik up counter atau sedang turun down counter. ADC tipe ini tidak menguntungkan jika dipakai pada sistem
Universitas Sumatera Utara
yang memerlukan rangkaian sample hold. ADC tipe ini sangat tergantung pada kecepatan clock pencacah, semakin tinggi nilai clock yang digunakan, maka
proses konversi akan semakin singkat. 3. Tipe flash paralel
Tipe ini dapat menunjukkan konversi secara lengkap pada kecepatan 100 MHz dengan rangkaian kerja sederhana. Sederetan tahanan mengatur masukan
inverting dari tiap-tiap konverter menuju tegangan yang lebih tinggi dari konverter sebelumnya. Jadi untuk tegangan masukan Vin dengan full scale
range, komparator dengan bias di bawah Vin akan mempunyai keluaran rendah.
Keluaran komparator ini tidak dalam bentuk biner murni. Suatu dekoder dibutuhkan untuk membentuk suatu keluaran yang biner. Beberapa komparator
berkecepatan tinggi, dengan waktu tunda delay kurang dari 6 ms banyak digunakan karena itu dihasilkan kecepatan konversi yang sangat tinggi. Jumlah
komparator yang dibutuhkan untuk suatu konversi n bit adalah 2
n
4. Tipe successive approximation -1.
Tipe successive approximation merupakan suatu konverter yang paling sering ditemukan dalam dasar perangkat keras yang menggunakan ADC. Tipe ini
memiliki kecepatan konversi cukup tinggi meskipun dari segi harga relatif mahal. Prinsip kerja konverter tipe ini adalah dengan membangkitkan
pertanyaan yang pada intinya berupa tebakan nilai digital terhadap nilai tegangan analog yang dikonversikan. Apabila resolusi ADC ini adalah 2
n
maka diperlukan maksimal n kali tebakan.
Universitas Sumatera Utara
IC ADC 0804 merupakan salah satu dari sekian banyak pengubah data analog menjadi data digital. Jenis 0804 ini merupakan ADC yang simpel dan mudah
digunakan dibandingkan dengan jenis ADC lainnya. IC ADC 0804 ini mempunyai 20 pin dengan konfigurasi seperti gambar berikut :
Gambar 2.3. konfigurasi pin IC ADC 0804
Pada ADC 0804, pin 11-18 merupakan pin keluaran digital yang dapat dihubungkan langsung dengan bus data-alamat. Apabila pin CS atau RD dalam keadaan tinggi, pin
11 sampai pin 18 akan mengambang. Apabila CS dan RD rendah keduanya, keluaran digital akan muncul pada saluran keluaran. Untuk memulai suatu konversi, CS harus
rendah. Bilamana WR menjadi rendah, converter akan mengalami reset dan ketika WR kembali pada keadaan tinggi, konversi segera dimulai.
Pin 5 adalah saluran untuk INTR, sinyal selesai konversi. INTR akan menjadi tinggi pada saat memulai konversi, dan dibuat aktif rendah bilamana konversi telah selesai.
Pin 6 dan 7 adalah masukan diferensial yang membandingkan dua masukan sinyal analog. Jenis masukan ini memungkinkan pemilihan bentuk masukan , yaitu
mentanahkan pin 7 untuk masukan positif bersisi-tunggal single- ended positif input, atau mentanahkan pin 6 untuk masukan negatif bersisi-tunggal single-ended negatif
Universitas Sumatera Utara
input, atau mengaktifkan kedua pin untuk masukan diferensial. Piranti ini mempunyai 2 ground, A GND dan D GND yang terletak pada pin 8 dan 10.
Keduanya harus digroundkan. Pin 20 disambungkan dengan catu tegangan yang sebesar +5V. Dalam ADC 0804, Vref merupakan tegangan masukan analog
maksimum, yaitu tegangan yang menghasilkan suatu keluaran digital maksimum FFH. Bila pin 9 tidak dihubungkan tidak dipakai, VREF berharga sama dengan tegangan
catu VCC. Ini berarti bahwa catu tegangan +5V memberikan jangkauan masukan analog dari 0 sampai +5V bagi masukan positif yang bersisi-tunggal.
Pada ADC 0804 ini, terdapat dua jenis prinsip didalam melakukan konversi, yaitu free running dan mode control. Pada mode free running, ADC akan
mengeluarkan data hasil pembacaan input secara otomatis dan berkelanjutan continue. Pada mode ini pin INTR akan berlogika rendah setelah ADC selesai
melakukan konversi, logika ini dihubungkan kepada masukan WR untuk memerintahkan ADC memulai konversi kembali. Prinsip yang kedua yaitu mode
control, pada mode ini ADC baru akan memulai konversi setelah diberi instruksi dari mikrokontroler. Instruksi ini dilakukan dengan memberikan pulsa rendah kepada
masukan WR sesaat +1ms, kemudian membaca keluaran data ADC setelah keluaran INTR berlogika rendah. Pada penelitian ini, prinsip konversi yang digunakan adalah
mode control.
Secara umum Rangkaian di dalam IC ADC memiliki 2 bagian utama, yaitu: 1.
Bagian Sampling dan Hold, yang berfungsi menangkap atau menahan tagangan analog input sesaat untuk seterusnya diumpankan ke rangkaian pengonversi.
2. Rangkaian Konversi AD plus rangkaian kontrolnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar dibawah ini menggambarkan bagaimana aliran sinyal analog diubah ke sinyal digital.
Konversi AD
Kontrol
01
Ke INT CPU PB7-PB0
Ke parallel Input port
SH Input
analog 01
START Konversi, SOC Chip Select, CE
END Konversi, EOC
Gambar 2.4. Diagram ADC secara umum
Rangkaian di atas dioperasikan sebagai berikut. Pertama, kontroler, dalam hal
ini mikroprosesor mikrokontroler menghubungi ADC dengan mengirim sinyal CE. Artinya, ADC diaktifkan. Kemudian SOC start of conversion dikirimkan sehingga
ADC mulai melakukan sampling sinyal dan diikuti dengan konversi ke digital.
Bila konversi selesai maka ADC akan mengirimkan tanda selesai EOC end of
conversion yang artinya hasil konversi telah siap dibaca di PB7-PB0. . Program yang sesuai harus dibuat mengikuti prosedur seperti di atas. Artinya, program utama
mikroprosesor harus dimuati dengan suatu program loop tertutup dan menunggu tanda untuk membaca data dari ADC. Meski tanda ini tidak harus diperhatikan, tetapi
berakibat data yang dipaksa dibaca akan sering invalid karena CPU tidak dapat membedakan keadaan ambang ketika ADC tengah melakukan konversi dengan
keadaan data siap valid. Agar lebih efektif, fungsi interrupt harus diaktifkan untuk menghindari terjebaknya CPU dalam loop saat menunggu ADC siap. Dengan
demikian CPU hanya akan membaca data bila mendapatkan interrupt.
Universitas Sumatera Utara
Secara singkat, ADC memerlukan bantuan sekuensi kontrol untuk menangkap dan mengkonversi sinyal. Seberapa lama ADC dapat sukses mengkonversi suatu nilai
sangat tergantung dari kemampuan sampling dan konversi dalam domain waktu. Makin cepat prosesnya, makin berkualitas pula ADC tersebut. Karena inilah maka
karakteristik ADC yang paling penting adalah waktu konversi conversion time. Namun demikian, kemampuan riil ADC dalam kontrol loop tertutup dalam sebuah
sistem lengkap justru sangat dipengaruhi oleh kemampuan kontroler atau prosesor dalam mengolah data input-output secara cepat, dan bukan hanya karena kualitas
ADC-nya.
2.1.5. Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada
batang besi solenoid di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik,tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar
akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk
menggerakkan arustegangan yang besar misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V dengan memakai arustegangan yang kecil misalnya 0,1 ampere 12 volt DC.
Dalam pemakaian biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada
tegangan - dan katoda pada tegangan +. Ini bertujuan untuk mengantisipasi
Universitas Sumatera Utara
sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.
Gambar 2.5. Jenis-jenis relay
Relay adalah suatu komponen elektronika yang akan bekerja bila ada arus yang melalui kumparannya. Sebuah relay terdiri dari kumparan yang dililitkan pada
inti besi dan kontak-kontak penghubung. Apabila kumparan yang melilit inti besi dilalui arus listrik maka akan menimbulkan induksi medan magnet, dan induksi ini
akan menarik kontak-kontak penghubung relay.
Kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu : 1.
Kontak NC Normally Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay tidak
mendapat masukan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi
terbuka kondisi awal sebelum diaktifkan close. Close,
2. Kontak NO Normally Open.
Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi pada
Universitas Sumatera Utara
kumparannya maka kontak penghubung menjadi tertutup atau terhubung. kondisi awal sebelum diaktifkan open.
2.1.6. KEYPAD
Keypad yang digunakan disini adalah sebuah keypad matrix 4 x 3 dengan susunan empat baris dan tiga kolom.
R1 R2
R3
K1 K2
K3 R4
1 2
3 4
5 6
7 8
9
00 Gambar 2.6. Konstruksi Keypad 4 x 3
Seperti terlihat dalam gambar di atas, apabila saklar ‘1’ ditekan, maka baris 1 dan kolom 1 langsung terhubung ke ground. Apabila saklar ‘2’ ditekan, maka baris 1
dan kolom 2 langsung terhubung ke ground dan seterusnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7. Kipas DC
Dalam kipas angin terdapat suatu motor listrik. Motor listrik tersebut mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Dalam motor listrik terdapat suatu kumparan besi pada
bagian yang bergerak beserta sepasang pipih yang berbentuk magnet U pada bagian yang diam permanen. Ketika listrik mengalir pada lilitan kawat dalam kumparaan
besi, hal ini membuat kumparan besi menjadi sebuah magnet. Karena sifat magnet yang saling tolak-menolak pada kedua kutubnya maka gaya tolak-menolak magnet
antara kumparan besi dan sepasang magnet tersebut membuat gaya berputar secara periodik pada kumparan besi tersebut. Oleh karena itu baling-baling kipas angin
dikaitkan ke poros kumparan tersebut. Penambahan tegangan listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya kemagnetan ditujukan untuk memperbesar hembusan angin
pada kipas angin. Kipas DC ini memakai tegangan sebesar 12 volt. Ukuran dari kipasa DC ini bermacam-macam dari yang berukuran 5 cm sampai 12 cm.
2.2. Perangkat Lunak