Pada alat ini, saat keseluruhan rangkaian diaktifkan, maka pada LCD akan tampil nilai dari suhu aktual dari sensor suhu LM 35 dibaris pertama. Dan jika dibaris
kedua akan ditampilkan nilai inputan dari keypad sebagai suhu referensi. Nilai dari suhu aktual akan berubah-ubah sesuai dengan data suhu aktual yang diterima sensor
LM 35.
4.4. Pengujian Rangkaian Relay
Pengujian rangkaian relay heater dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis
NPN, transistor jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt dan tidak aktif jika pada basis diberi tegangan 0,7 volt. Aktifnya transistor akan mengaktifkan
relay. Pada alat ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan heater ke tegangan PLN, dimana hubungan yang digunakan adalah normally open NO, dengan
demikian jika relay aktif maka hubungan heater ke tegangan PLN akan terhubung, sehingga heater hidup, sebaliknya jika relay tidak aktif, maka heater dengan tegangan
PLN akan terputus, sehingga heater mati.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktif dan hubungan heater dengan tegangan PLN terhubung, sehingga heater
hidup, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke mikrokontroler pada P1.3 kemudian memberikan program sederhana pada
mikrokontroler AT89S52. Program yang diberikan adalah sebagai berikut:
Setb P1.3 . . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika high pada P1.3, sehingga P1.3 akan mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktifkan transistor
C945, sehingga relay juga menjadi aktif dan hubungan heater dengan tegangan PLN terhubung, sehingga heater hidup. Berikutnya memberikan program sederhana untuk
menonaktifkan relay. Programnya sebagai berikut: Clr P1.3
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika low pada P1.3, sehingga P1.3 akan mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktifkan transistor
C945, sehingga relay juga menjadi tidak aktif dan hubungan heater dengan tegangan PLN terputus, sehingga heater mati.
Pengujian kedua relay kipas dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktif dan hubungan kipas dengan tegangan PSA 12
volt terhubung, sehingga kipas hidup, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian relay kipas 1 ke mikrokontroler pada P1.1 dan input rangkaian relay kipas 2 ke
mikrokontroler P1.2, kemudian memberikan program sederhana pada mikrokontroler AT89S52. Program yang diberikan adalah sebagai berikut:
Setb P1.1 Setb P1.2
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika high pada P1.1 dan P1.2, sehingga P1.1 dan P1.2 akan mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan
mengaktifkan transistor C945 pada kedua rangkaian relay, sehingga kedua relay juga menjadi aktif dan hubungan kipas dengan tegangan PSA 12 Volt terhubung, sehingga
kedua kipas hidup. Berikutnya memberikan program sederhana untuk menonaktifkan relay. Programnya sebagai berikut:
Clr P1.1 Clr P1.2
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika low pada P1.1 dan P1.2 sehingga P1.1 dan P1.2 akan mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan
menonaktifkan transistor C945 pada kedua rangkaian relay kipas, sehingga kedua relay juga menjadi tidak aktif dan hubungan kedua kipas dengan tegangan PSA 12
volt terputus, sehingga kedua kipas mati.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Pengujian Rangkaian Keypad