PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP SWASTA TAMAN HARAPAN MEDAN.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK
WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI
KELAS VII SMP SWASTA TAMAN HARAPAN MEDAN

Oleh :
Riski A.S.L Melayu
NIM.4123111068
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

i


iii

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK
WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI
KELAS VII SMP SWASTA TAMAN HARAPAN MEDAN

Riski A.S.L Melayu
(NIM: 4123111068)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada materi aritmatika sosial di kelas VII-2
SMP Swasta Taman Harapan Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) pada materi aritmatika sosial.
Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I melalui
pemberian tes kemampuan pemecahan masalah I diperoleh 13 siswa (50%) dari
26 siswa telah mampu memecahkan masalah (nilainya ≥65). Setelah tindakan II

melalui pemberian tes kemampuan pemecahan masalah II diperoleh 24 siswa
(92,31%) dari 26 siswa yang telah mampu memecahkan masalah (nilainya ≥65) .
Terjadi peningkatan persentase kelas telah mampu memecahkan masalah sebesar
42,31%. Nilai rata-rata pada tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I
yaitu 66,69 dan pada siklus II meningkat menjadi 78,34. Peningkatan rata-rata
yaitu sebesar 11,65.
Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan pemecahan masalah
matematika siswa meningkat dengan menerapkan strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) pada materi aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Taman
Harapan Medan T.A 2016/2017.

Kata kunci : pemecahan masalah, think talk write

iv

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas
segala rahmat dan hidayahNya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga
penelitian ini dapat diselesaaikan. Skripsi ini berjudul : Penerapan Strategi
Pemebelajaran Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas VII SMP Swasta Taman Harapan
Medan T.A 2016/2017.
Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Denny
Haris, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir
penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D dan Ibu Faridawaty Marpaung, S.Si,
M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai
dari perencanaan penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom,
M.Pd, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat,
Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas,
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan matematika, Bapak Drs.Yasifati

Hia,M.Si, sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu
dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Achmad Azis selaku kepala SMP Swasta
Taman Harapan Medan, Bapak Hidayat Anshari, S.Pd selaku guru Matematika SMP

v

Swasta Taman Harapan serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian
ini.
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Sehat
Melayu dan Ibunda Siti Aisyah Siregar, orangtua penulis yang telah memberikan
dukungan, do’a, semangat, motivasi, materi , perhatian dan pengertian yang telah

diberikan kepada penulis dari kecil hingga sekarang ini sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan di Universitas Negeri Medan. Semoga Allah memberikan
kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat
Adik tersayang Budi Kurniawan Melayu yang telah memberikan do’a dan motivasi
kepada penulis. Terima kasih kepada keluarga kos Mak Mora (Azma, Masda, Masni,
Dinda, Mita, Putri, Virsa, Lia, Hayun, Dini, Halimah, Dewi dan Ulfa) beserta para
almuni (Kak Ana, Kak Echa, Kak Miska, Kak Siska, Kak Uchi). Terimakasih juga

disampaikan kepada teman-teman seperjuangan DIK B Matematika 2012 khususnya
Wulandari, Khairul Sipahutar, Rizki Ramadhana, Roy Adiputra, Wenny Uliandari
Yusni dan Sri Wayundari. Terimakasih juga disampaikan kepada teman-teman PPL
di SMK Muhammadiyah 10 Kisaran dan rekan-rekan di BT/BS BIMA.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
dunia pendidikan.

Medan,

Januari 2017

Penulis,

Riski A.S.L Melayu
NIM. 4123111068

ix


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1

Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

36

Tabel 3.2

Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika

39

Tabel 3.3

Kategori Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah

40


Tabel 3.4

Kriteria Hasil Observasi

42

Tabel 4.1

Deskripsi TKPM Awal

44

Tabel 4.2

Deskripsi TKPM I

50

Tabel 4.3


Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 1

51

Tabel 4.4

Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 2

52

Tabel 4.5

Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 3

53

Tabel 4.6

Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 4


54

Tabel 4.7

Data kesalahan siswa pada Tes I soal nomor 5

55

Tabel 4.8

Nilai TKPM I Kelas VII-2

56

Tabel 4.9

Deskripsi Hasil Observasi Guru Siklus I

57


Tabel 4.10

Deskripsi TKPM II

68

Tabel 4.11

Nilai TKPM II

69

Tabel 4.12

Deskripsi Hasil Observasi Siklus II

70

Tabel 4.13


Deskripsi TKPM Setiap Siklus

73

Tabel 4.14

Tahap Tindakan Pembelajaran

75

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1

Salah Satu Jawaban Siswa Pada Tes Diagnostik

3

Gambar 1.2

Salah Satu Jawaban Siswa Pada Tes Diagnostik

4

Gambar 2.1

Desain Pembelajaran TTW

23

Gambar 3.1

Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

35

Gambar 4.1

Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Awal

44

Gambar 4.2

Diagram Batang TKPM I

50

Gambar 4.3

Diagram Batang TKPM II

68

Gambar 4.4

Diagram Batang TKPM Setiap Siklus

74

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30

Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)
83
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)
90
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)
97
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)
104
Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
111
Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II)
119
Tes Diagnostik
128
Penyelesaian Tes Diagnostik
129
Kisi-Kisi Tes Awal
131
Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
132
Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal
134
Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 137
Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 140
Tes Kemampuan Awal
143
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
144
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
147
Penyelesaian Tes Kemampuan Awal
150
Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
154
Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
158
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 162
Lembar Observasi I (Siklus I)
163
Lembar Observasi II (Siklus I)
166
Lembar Observasi I (Siklus II)
169
Lembar Observasi II (Siklus II)
172
Analisis Tes Kemampuan Awal
175
Analisis TKPM I
177
Analisis TKPM II
179
Persentase Tiap Indikator TKPM I
181
Persentase Tiap Indikator TKPM II
183
Dokumentasi
185

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia demi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena
itu, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan kualitas sumber daya manusia dan
kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikannya.. John
Dewey (dalam Sagala, 2009) menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan proses
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir
atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan
kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya”.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu
digunakan dalam segala segi kehidupan, dan juga menopang cabang pengetahuan
yang lain, sehingga matematika sering dikatakan sebagai queen and service of
science (ratu dan pelayan ilmu pengetahuan). Matematika berkembang seiring
dengan peradaban manusia. Sejarah ilmu pengetahuan menempatkan matematika
pada bagian puncak hierarki ilmu pengetahuan. Peletakan demikian ini
menimbulkan mitos bahwa matematika adalah penentu tingkat intelektualitas
seseorang (Masykur, 2008).
Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan
untuk mencapai suatu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula
untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu.
Hal itu mengarahkan perhatikan pada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan
melalui matematika (Soedjadi, 2000).
Pemecahan masalah merupakan aspek yang sangat penting karena dengan
cara memecahkan masalah, siswa dituntut untuk menggunakan segala
pengetahuan yang diperolehnya untuk dapat memecahkan suatu masalah
matematika. Pandangan bahwa kemampuan menyelesaikan masalah merupakan
tujuan umum pengajaran matematika, mengandung pengertian bahwa matematika
dapat membantu dalam memecahkan persoalan baik dalam pelajaran lain maupun

1

2

dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2012) mengemukakan bahwa:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala jenis kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasaan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Pentingnya belajar pemecahan masalah dalam matematika diungkapakn
oleh Bell (dalam Dzamilah, 2009) mengemukakan bahwa :
“Strategi-strategi pemecahan masalah yang umumnya dipelajari dalam
pelajaran matematika, dalam hal-hal tertentu, dapat ditransfer dan diaplikasikan
dalam situasi pemecahan masalah yang lain. Penyelesaian masalah secara
matematis dapat membantu para siswa meningkatkan daya analitis mereka dan
dapat menolong mereka dalam menerapkan daya tersebut pada bermacam-macam
situasi”.
Observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 April 2016 di SMP Swasta

Taman Harapan, dan pendapat guru matematika menyatakan bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang kurang diminati siswa dan dikategorikan sebagai
mata pelajaran yang paling sulit diantara pelajaran lainnya. Hasil belajar yang
diperoleh siswa dalam mata pelajaran matematika selalu menjadi yang terendah
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya dilihat dari persentase jumlah siswa
yang nilainya memenuhi KKM. Kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi
salah satu permasalahan yang dihadapi pendidik dalam proses pembelajaran
matematika. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami masalah dalam soal
terutama dalam menyelesaikan soal cerita.
Tes diagnostik yang diberikan peneliti saat melakukan observasi
mengindikasikan hal yang serupa yaitu tingkat kemampuan pemecahan masalah
siswa yang masih rendah dimana lebih dari 50% siswa tidak mampu
menyelesaikan permasalahan dalam soal yang diberikan. Siswa memahami materi
aritmatika sosial ini dengan baik terlihat dari kemampuan siswa menjawab
pertanyaan peneliti tentang pertanyaan dasar mengenai konsep untung dan rugi.
Namun masih saja terdapat kesalahan dalam memahami makna soal dimana siswa
masih tidak mampu menafsirkan masalah yang terdapat dalam soal yang diberikan

3

pada tes diagnostik begitu juga dengan merancang penyelesaian masalah dengan
benar dan masih terdapat kesalahan saat menyelesaikan masalah sesuai rencana.
Kesulitan dalam memecahkan masalah terutama pada soal cerita masih saja
ditemukan walaupun mereka sudah paham dengan konsep untung dan rugi.
Kemampuan pemecahan masalah yang masih rendah ini terlihat dari hasil tes
diagnostik yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas VII SMP Swasta Taman
Harapan Medan T.A 2015/2016.

Soal yang diberikan:
1. Budi membeli sepeda seharga Rp. 180.000,00 yang kemudian diperbaiki
dengan biaya perbaikan sebesar Rp. 40.000,00. Setelah diperbaiki sepeda
tersebut dijual kembali dengan harga Rp. 275.000,00. Berapakah persentase
keuntungan yang diperoleh Budi?
2. Pak Andi membeli 10 pasang sepatu dengan harga Rp. 400.000,00. Sepatu –
sepatu tersebut terjual dengan harga yang berbeda. 7 pasang sepatu dijual
dengan harga Rp. 50.000,00 per pasang, 2 pasang sepatu dijual dengan harga
Rp. 40.000,00 per pasang, dan sisanya disumbangkan. Apakah Pak Andi
mengalami untung atau rugi?

Salah satu jawaban dari siswa :

Gambar 1.1. Salah Satu Jawaban Siswa Pada Tes Diagnostik
Pada soal no.1 terdapat 12 siswa dari 26 siswa mengalami kesulitan dalam
memahami masalah yang terdapat dalam soal. Beberapa siswa masih ada yang

4

tidak dapat memahami masalah yang terdapat dalam soal yaitu tidak dapat
mengetahui harga pembelian seluruhnya. Siswa tidak mampu menfsirkan adanya
tambahan biaya perbaikan. Beberapa siswa melakukan operasi pengurangan
terhadap harga pembelian sepeda dengan harga perbaikan. Dikarenakan hal
tersebut siswa tidak dapat merancang penyelesaian masalah dengan benar dan
melakukan kesalahan saat menyelesaikan masalah sesuai rencana. Beberapa siswa
juga tidak memahami masalah yang sebenarnya dilihat dari jawaban siswa yang
hanya sampai dengan keuntungan yang diperoleh padahal yang ditanyakan dalam
soal yaitu persentase keuntungan. Beberapa siswa juga mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan bentuk persen.

Gambar 1.2. Salah Satu Jawaban Siswa Pada Tes Diagnostik

Pada soal no 2 terdapat 14 siswa dari 26 siswa tidak memahami makna
cerita dimana siswa tidak mampu menafsirkan masalah yang terdapat dalam soal.
Sepatu yang dijual dengan harga yang berbeda-beda membuat siswa sulit
memecahkan masalah yang diminta begitu juga dengan adanya sepatu

yang

disumbangkan. Beberapa siswa ada yang mampu menyelesaikan masalah namun
masih salah dalam perhitungan dan belum mampu melakukan pengecekan
kembali terhadap semua langkah yang telah dilakukan.
Pada observasi yang dilakukan peneliti di SMP Swasta Taman Harapan
terlihat proses pembelajaran matematika di sekolah ini juga masih menggunakan
metode ceramah dimana kegiatan pembelajaran masih sangat berpusat kepada
guru. Siswa jarang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran karena siswa

5

hanya mendengarkan penjelasan yang diberikan kemudian mencatat ataupun
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh pendidik. Siswa kurang diajak
berdiskusi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa tidak terbiasa untuk
menggunakan segala pengetahuan yang dimilikinya dalam memecahkan masalah
matematika.
Pemecahan masalah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika karena prosedur pemecahan dapat melatih kemampuan
analisis siswa yang diperlukan untuk menghadapi masalah-masalah yang
ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah matematika
membantu siswa dalam meningkatkan kecepatan, pemahaman, penyusunan,
perincian, dan penemuan secara logis dalam matematika. Pemecahan masalah
didefenisikan oleh Polya sebagai usaha mencari jalan keluar dari kesulitan,
mencapai suatu tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Pemecahan
masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu
tujuan yang tidak begitu saja dengan mudah dapat dicapai (Muchlis, 2012).
Cooney (dalam Hudojo, 2005) mengatakan bahwa :
“Mengajarkan
siswa
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil keputusan
didalam kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam
mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah
biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya”.

Kemampuan

pemecahan

masalah

yang

merupakan

hasil

belajar

matematika tingkat tinggi merupakan hasil belajar yang sangat penting dikuasai
oleh siswa. Kemahiran dalam menyelesaikan masalah akan membantu mereka
untuk mengatasi masalah kehidupan sehingga mampu bertahan dari gempuran–
gempuran masalah yang menghadangnya (Naohita, 2010). Woolfolk menyatakan
keterampilan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan seseorang siswa
dalam menggunakan proses berpikirnya unutk memecahkan masalah melalui
pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternative, dan
memilih pemecahan yang paling efektif (Uno, 2007). Kemampuan tentang

6

pemecahan masalah lebih dari sekedar akumulasi pengetahuan, tetapi merupakan
perkembangan fleksibilitas dan strategi kognitif yang membantu mereka
menganalisis situasi tak terduga serta mampu menghasilkan solusi yang bermakna
(Suyatno, 2009).
Memperhatikan pentingnya siswa mempunyai kemampuan pemecahan
masalah matematika yang memadai dalam pembelajaran matematika maka
diperlukan usaha dari guru dalam meningkatkan hal tersebut. Usaha yang dapat
dilakukan oleh guru antara lain adalah memberikan strategi pembelajaran yang
tepat dalam pembelajaran matematika. Sehingga pembelajaran tidak hanya
berpusat kepada guru dan tidak menyampaikan konsep matematika secara
informatif, dan jarang mengajak siswa untuk berdiskusi satu sama lain, sehingga
siswa terbiasa untuk berdiam diri dan hanya mendengarkan apa yang guru
sampaikan.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika adalah strategi think-talk-write (TTW). Strategi
pembelajaran Think Talk Write berusaha membangun pemikiran, merefleksi, dan
mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa menuliskan
ide-ide tersebut. Strategi pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara aktif, komunikatif, berpikir kritis, siap mengemukakan
pendapat, menghargai pendapat orang lain, dan melatih siswa menggali
pengetahuan yang dimilikinya sehingga meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa.
TTW menjadi salah satu strategi pembelajaran yang menarik dan dapat
memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Strategi ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan representasi siswa. Hal ini
dikarenakan pembelajaran mengarahkan siswa untuk mengkonstruk pemahaman
dengan penalarannya, kemudian mendemonstrasikan dan mengkomunikasikan
penalaran tersebut kepada orang lain (Yazid, 2012). Strategi TTW menuntut siswa
untuk berpikir mengenai solusi masalah yang dihadapi sesuai dengan idenya
sendiri, kemudian mengkomunikasikan ide-ide mereka dalam sebuah diskusi,
sehingga siswa dapat menemukan ide baru untuk mengatasi suatu masalah dan

7

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif (Atikasari, 2015). Pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW telah
dapat membantu peserta didik dalam me-ngembangkan kemampuan menulis dan
pemahaman matematis. Fase-fase dalam sintak model kooperatif yang digunakan
pada

pembelajaran

membimbing

siswa

untuk

mengungkapkan

ide-ide

matematisnya dan belajar menulis melalui kegiatan merangkum pada akhir
pembelajaran. Strategi TTW yang diterapkan pada pembelajaran mengarahkan
peserta didik dalam menemukan konsep-konsep matematis (Winayawati, 2012)
Pembelajaran

Strategi

pembelajaran

Think

Talk

Write (TTW)

dapat

menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah (Ansari, 2009). Melalui
model pembelajaran ini, siswa diberi masalah matematika dan menyelesaikannya
secara individu terlebih dahulu dengan membuat catatan kecil. Kemudian siswa
dilibatkan dalam kelompok diskusi untuk mendiskusikan hasil dari catatan kecil
yang

memungkinkan

siswa

membangun

kepercayaan

diri

terhadap

kemampuannya. Selain itu, dengan model pembelajaran ini akan mendorong
siswa untuk lebih bertanggung jawab, lebih berpikir kritis dan produktif, dan
meningkatkan hasil belajar dan suasana belajar yang kondusif.
Penerapan strategi Think Talk Write (TTW) yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya mengungkapkan kelebihan strategi ini dalam
meningkatkan berbagai kemampuan dalam matematika baik dalam keaktifan,
representasi, komunikasi, kemampuan menulis dan lainnya yang berhubungan
dengan kemampuan pemecahan masalah. Alur dari strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematis pada siswa. Alur kemajuan pembelajaran Think Talk Write
(TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir (bagaimana siswa
memikirkan penyelesaian suatu masalah) atau berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara (bagaimana mengkomunikasikan
hasil pemikirannya dalam diskusi) dan membagi ide dengan temannya sebelum
menulis.
Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) menunjukkan hasil
positif dalam meningkatkan keaktifan, representasi, komunikasi, kemampuan

8

menulis serta kemampuan pemecahan masalah. Peneliti tertarik untuk
membuktikan hal ini untuk meningkatkan pemahaman dan meyakinkan peneliti
bahwa penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah di SMP Swasta Taman Harapan Medan serta
mampu memberikan alternatif bahan pertimbangan dan masukan dalam
meyelesaikan permasalahan yang teridentifikasi saat peneliti melakukan observasi
di SMP Swasta Taman Harapan Medan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul : “Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa di Kelas VII
SMP Swasta Taman Harapan Medan.”

9

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah :
1. Rendahnya hasil belajar siswa di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan
Medan pada mata pelajaran matematika.
2. Siswa di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan Medan kurang aktif
dalam proses pembelajaran matematika
3. Siswa di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan Medan mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah matematika.
4. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas VII-2 SMP
Swasta Taman Harapan Medan.
5. Kurangnya keterlibatan siswa di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan
Medan dalam proses pembelajaran.
6. Kurangnya keaktifan siswa di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan
Medan dalam menyampaikan gagasan, pendapat maupun pertanyaan.
7. Proses pembelajaran di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan Medan
masih menggunakan pendekatan tradisional (teacher centered) yang
memposisikan siswa sebagai objek pasif di dalam belajar.
8. Belum adanya penerapan beberapa variasi model maupun strategi
pembelajaran di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan Medan untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SMP
Swasta Taman Harapan Medan.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini hanya di batasi pada
penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi aritmatika sosial
di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan Medan.

10

1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok
bahasan aritmatika sosial dengan menerapkan strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW) di kelas VII-2 SMP Swasta Taman Harapan Medan”.

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa
setelah diterapkan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada materi
aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Taman Harapan Medan.

1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai diharapakan dapat bermanfaat bagi semua
kalangan, diantaranya yakni :
1.

Bagi siswa. Memberi pengalaman belajar siswa terkait pemecahan masalah
dan berkolaborasi secara kolaboratif melalui strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW)

2.

Bagi guru. Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan masukan dalam mengembangkan strategi pembelajaran
matematika upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

3.

Bagi sekolah. Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam
mengambil alternatif kebijakan penerapan strategi pembelajaran yang inovatif
di sekolah.

4.

Bagi peneliti. Hasil-hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam
pengembangan penerapan strategi pembelajaran kepada siswa untuk berbagai
materi pelajaran.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas
VII-2 SMP Swasta Taman Harapan Medan T.A 2016/2017 dimana terdapat
pertambahan nilai rata-rata kemapuan pemecahan masalah matematika dari tes
yang diberikan setiap siklusnya dan bertambahnya pesentase banyak siswa yang
sudah mampu memecahkan masalah matematika. Berdasarkan analisis data
setelah pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan
pemecahan masalah I diperoleh 13 siswa (50%) dari 26 siswa telah mampu
memecahkan masalah (nilainya ≥65). Setelah tindakan II melalui pemberian tes
kemampuan pemecahan masalah II diperoleh 24 siswa (92,31%) dari 26 siswa
yang telah mampu memecahkan masalah (nilainya ≥65). Terjadi peningkatan
persentase kelas telah mampu memecahkan masalah sebesar 42,31%. Nilai ratarata pada tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I yaitu 66,69 dan pada
siklus II meningkat menjadi 78,34. Peningkatan rata-rata yaitu sebesar 11,65.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada guru, khusunya guru matematika strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW) dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, khususnya pada
materi aritmetika sosial dan perlu diuji coba untuk materi yang lain.
2. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini
menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahankelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan
semakin lebih baik
84

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENERAPAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-2 SMP SWASTA ERIA MEDAN T.A 2014/2015.

0 3 22

PENERAPAN STRATEGI TTW (THINK-TALK-WRITE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Sebagai Upaya Meningk Atkan Kemampuan Pemecahan Masalah Bangun Ruang Siswa Kelas V SDN Ngemplak Kidul 03 Tahun Ajaran 2013

0 2 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - TALK - WRITE (TTW) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 16 MEDAN.

0 5 23

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MEMBELAJARKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) SMP.

0 2 34