PERAN GURU PADA ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) MARKUS MEDAN.

(1)

PERAN GURU PADA ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT DI SEKOLAH LUAR

BIASA (SLB) MARKUS MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Antropologi

Oleh :

Beatrik Lamria Pakpahan

3133322022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Beatrik Lamria Pakpahan, NIM : 3133322022, Peran Guru pada Anak Tunagrahita dalam Mengembangkan Minat dan Bakat di SLB Markus Medan, Skripsi. Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala yang dialami guru dalam melatih dan mengajar anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang di sekolah. Guru juga harus memberikan pola pembelajaran yang sesuai terhadap anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dalam mengajar dan mendidik mereka. Guru juga mempunyai peran dalam meningkatkan kemampuan siswa di bidang pengetahuan dan keterampilan agar anak tunagrahita dapat mengembangkan minat dan bakat di SLB Markus Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan observasi, melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data pada penelitian ini meliputi interprestasi data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru SLB Markus Medan memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan siswa. Guru juga memiliki kendala di dalam pembelajaran seperti kendala fasilitas sekolah yang kurang dan sudah tidak layak pakai, jumlah guru pengajar yang kurang, penerapan kurikulum 2013 yang tidak sesuai dengan kondisi siswa, kondisi fisik dan kemampuan berpikir siswa di bawah anak normal, bergabungnya anak tunagrahita ringan dan sedang di dalam satu kelas sehingga sulit bagi guru mengajar dan membimbing siswa. Kendala tersebut membuat guru sulit dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa. Maka dari itu, guru memberikan pola pembelajaran terhadap anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang di dalam kelas. Pola pembelajaran tersebut terdiri dari pola pembelajaran individual dan pola pembelajaran demonstrasi. Pola pembelajaran ini dibuat agar guru dapat mengajar dan membimbing anak tunagrahita sacara merata dengan kemampuan yang meraka miliki. Guru juga mempunyai peran penting dalam mengembangkan kemampuan siswa di pembelajaran keterampilan. Pembelajaran keterampilan ini terdiri dari keterampilan memasak, menjahit, menggambar dan mewarnai, keterampilan tangan ( memanfaatkan barang bekas) dan keterampilan tata kecantikan. Pembelajaran keterampilan ini dibuat agar mengembangkan minat dan bakat anak tunagrahita dengan kondisi fisik dan intelektual yang rendah agar mereka mampu hidup secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru memiliki kendala dalam mendidik anak tunagrahita ringan dan sedang sehingga sulit mengembangkan kemampuan meraka. Guru menerapkan pola pembelajaran yang sesuai dalam mengembangkan minat dan bakat anak tunagrahita.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Peran Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam Mengembangkan Minat Dan Bakat di Sekolah Luar Biasa (SLB) Markus Medan.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak-pihak yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi

4. Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak arahan, masukaan, nasehat dan motivasi yang sangat baik dan membangun kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Supsiloani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat, serta memberikan dorongan selama perkuliahan.


(7)

iii

6. Ibu Sulian Ekomila, M.SP, Bapak Tumpal Simarmata, M.Si, dan Ibu Supsiloani, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan dan perbaikkan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak / Ibu Dosen yang turut memberi spirit dan semangat demi terarahnya proses penelitian.

8. Ayahanda Drs. Jannes Pakpahan dan Ibunda Tiorlan Hutabalian, SPd yang telah memberikan doa yang tulus serta motivasi dan semangat setiap saat kepada penulis dan mambantu penulis secara materi dan nonmateri sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik saya Rimbun Oktoriko Pakpahan yang selalu membantu penulis ketika penelitian di SLB Markus Medan serta yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa mengerjakan skripsi ini.

10. Bapak Drs. Saut Aritonang, Kepala Sekolah SLB Markus Medan yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam rangka penyusunan skripsi. 11. Bapak/Ibu Guru dan orang tua SLB Markus Medan atas kerja samanya

sehingga proses penelitian berjalan dengan lancar.

12. Ibu Sinta Aritonang yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama penelitian di SLB Markus Medan.

13. Sahabat saya yang menemani saya dari mulai awal masuk kuliah hingga saat ini (Inri, Rospita dan Veronika). Sahabat yang selalu senang dan susah sama bahkan mau mendengarkan curhartan saya.


(8)

iv

14. Teman kecil saya Diagnesia Tambunan sekarang kuliah di Universitas Negeri Medan yang telah menghibur dan memberikan semangat kepada saya, bahkan mau menemani dan mambantu saya.

15. Teman yang memotivasi saya Sepriani Simarmata yang sekarang sudah sidang serta selalu memotivasi saya dalam penulisan skripsi ini.

17. Teman-teman PPLT di SMA Labuhan Deli (Melisa,Dameria,Digdo,Maria, Khairunisa, Tika, Goklas, Hardi, Dision, Foniman, Edi, Dewi, Marisa, Risa, Nora, Zuhra, Fika, Febrina) yang selalu buat tertawa dan bersedih ketika masa-masa PPL dan yang salalu mengingatkan dan memberi semangat ketika penyusunan laporan PPLT.

18. Teman-Teman kelas B eks 2013 yang sama-sama berjuang mengerjakan tugas kuliah dari semester pertama sampai semester akhir dan selamat berjuang untuk kita selama mengerjakan tugas skripsi semoga kita sukses. 19. Teman-Teman Antropologi 2013 yang tak bisa penulis ucapkan satu

persatu, selamat berjuang untuk kita semoga kita sukses.

Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat buat para pembancanya. Amin.

Medan, Maret 2017

Penulis,

Beatrik Lamria Pakpahan


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Rumusan Masalah ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Teori Peran ... 13

2.3 Kerangka Konseptual... 16

2.3.1 Peran Guru ... 16

2.3.2 Anak Tunagrahita ... 20

2.3.3 Minat Anak ... 25

2.3.4 Bakat Anak ... 26


(10)

vi

BAB III. METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2.LokasiPenelitian ... 31

3.3.Subjek dan Objek Penelitian ... 31

3.3.1. Subjek Penelitian ... 31

3.3.2. Objek Penelitian ... 31

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4.1. Observasi ... 32

3.4.2 .Wawancara ... 33

3.4.3. Dokumentasi ... 33

3.5. Teknik Analisis Data ... 34

3.5.1.Interpretasi Data ... 34

3.5.2. Reduksi Data ... 35

3.5.3. Penyajian Data ... 35

3.5.4. Penarikan Kesimpulan ... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Gambaran Umum Kota Medan ... 37

4.2. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa (SLB) Markus Medan ... 38

4.2.1. Visi, Misidan Motto SLB Markus Medan 40

1. Visi 40

2. Misi 40

3. Motto 40

4.2.2. Sumber Daya Manusia 41

4.2.3. Struktur dan Tanggung Jawab 43

4.2.4. Sarana dan Prasarana Sekolah 45

4.2.5. Data Kelas di Ruangan SiswaTunagrahita 58

4.2.6. Jumlah Siswa Tunagrahita di Sekolah 50

4.3. Kendala Guru dalam Mengajar Anak Tunagrahita Ringan dan Tunagrahita Sedang di SLB Markus Medan 54


(11)

vii

1. Kondisi Fisik dan Kemampuan Berpikir Siswa 54 2. Penggabungan Anak Tunagrahita Ringan dan Sedang

Dalam Satu Kelas 57

3. Fasilitas Sekolah 62

4. Jumlah Guru 63

5. Kurikulum Sekolah 65

4.4. Pola Pembelajaran Guru Terhadap Anak Tunagrahita Ringan dan

Tunagrahita Sedang diSLB Markus Medan 67

1. Pola Pembelajaran Individual 69

2. Pola Pembelajaran Demonstrasi 72 4.5. Peran Guru dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Anak

Tunagrahita Ringan dan Sedang di SLB Markus Medan 77

1. Keterampilan memasak 79

2. Keterampilan Menjahit 81

3. Keterampilan Menggambar dan Mewarnai 84 4. Keterampilan Tangan (Memanfaatkan Barang Bekas) 85

5. Keterampilan Tata Kecantikan 87

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 92

5.1. Kesimpulan 92

5.2.Saran 95

DAFTAR PUSTAKA ………. 97

DAFTAR INFORMAN PEDOMAN WAWANCARA DOKUMENTASI


(12)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Nama Guru SLB Markus Medan dan Status Kepegawaian 41 2. Tabel 4.2. Daftar Siswa SLB Markus Medan TP. 2016/2017 51


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Kerangka Berpikir 29

2. Gambar 4.1. Struktur dan Tanggung Jawab 43 3. Gambar 4.2. Ruang Kepala Sekolah beserta Kepala Sekolah SLB

Markus Medan 46

4. Gambar 4.3. Ruang Bermain ketika Beristirahan dan Bina Diri 47 5. Gambar 4.4. Perlengkapan Khusus yang Tersediakan dalam Kelas

Untuk Anak Tunagrahita 47

6. Gambar 4.5. Ruang Kelas di SLB Markus Medan 48 7. Gambar 4.6. Roster Pelajaran Siswa yang ditempel di Dinding

Setiap Kelas Tunagrahita SLB Markus Medan 49 8. Gambar 4.7. Daftar Nama Siswa Tunagrahita di SLB Markus Medan 49 9. Gambar 4.8 Kondisi Ruangan Kelas dengan Kursi Guru Menggunakan

Kursi Plastik ... 63 10. Gambar 4.9. Penyampaian Pembelajaran Individual di depan kelas

Penyampaian Pembelajarn Individual di meja siswa 72 11. Gambar 4.10. Pembelajaran Demonstrasi terhadap Anak Tunagrahita 74 12. Gambar 4.11. Hasil Keterampilan Barang Bekas yang dibuat


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merencanakan program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan untuk tingkat akhir proses pendidikan. Guru berperan tidak hanya mendidik siswanya saja tetapi guru orang yang membimbing, mengarahkan dan menuntut siswanya agar mau belajar. Guru juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan kreatifitas serta minat belajar siswa. Karena pada hakekatnya guru merupakan orang yang membantu siswanya untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, keahlian, dan mental yang selalu berlandaskan kurikulum dan kompetensi kemampuan seorang guru. Guru juga selalu mendapatkan hambatan, tantangan, dan berbagai keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru.

Guru diharapkan bisa menjadi pendidik profesional karena secara kode etik profesi, guru merupakan salah satu profesi pembentukan karakter peserta didik . Oleh sebab itu guru harus dituntut bisa memiliki kompetensi khususnya kompetensi kepribadian dan sosial.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Sudarma (2009, 13)

“Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.


(15)

2

Mengajar tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa melainkan berusaha membuat situasi yang memungkinkan siswa untuk belajar. Guru juga bisa menanamkan nilai-nilai sosial kepada siswanya, agar seorang siswa tidak hanya pandai di bidang keilmuan tetapi mampu bersosialisasi kepada lingkungannya dengan baik. Guru tidak hanya mendidik dan melatih anak yang memiliki kemampuan otak yang normal saja, tetapi guru juga bisa mendidik anak yang memiliki kemampuan otak dibawah normal, khususnya bagi siswa Sekolah Luar Biasa (SLB). Pendidikan yang diberikan untuk anak Sekolah Luar Biasa (SLB) harus memiliki sistem pengajaran berbeda dengan anak yang normal.

Sistem pengajaran harus ada kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Penyampaian materi kepada siswa Sekolah Luar Biasa adalah hal yang sangat sulit dan diperlukan kesabaran dan keuletan para guru, karena tidak semua siswa dengan mudah dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh siswa itu sendiri dan juga kemampuan berpikir yang dibawah rata-rata. Oleh karena itu cara yang diterapkan guru dengan mangajarkan kembali kepada siswa meteri yang belum dikuasai

Peran guru SLB dalam menerapkan pola pendidikan umum misalnya mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, B.Indonesia, Agama diberikan kepada siswa SLB sama seperti dengan anak normal lainnya, ada perbedaan yakni lebih kepada cara membuat starategi, metode, serta alat bantu agar lebih mudah bagi siswa SLB menangkap materi. Penyampaian mata pelajaran oleh setiap guru berbeda-beda tergantung pada kelas-kelas dengan disesuaikan dengan kondisi


(16)

3

siswanya. Serta guru memilki standart pengukuran untuk mengukur sejauhmana siswa dikatakan berhasil dalam mengikuti pelajaran.

Guru SLB juga harus mengetahui kekurangan yang dimiliki siswa disekolahnya, khususnya untuk anak tunagrahita. Menurut Effendi (2006: 88)Tunagrahita adalah seseorang yang memiliki kecerdasan mental dibawah normal, yang menunjukkan jika rendahnya kapabilitas mental pada anak tunagrahita akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk menjalankan fungsi-fungsi sosialnya. Rendahnya pola pikir dan adanya gangguan intelektual akan membuat anak tunagrahita sulit untuk berinteraksi di lingkungannya. Pada saat proses pembelajaran anak tunagrahita akan mengalami kesulitan-kesulitan pada tingkat kemampuan tersebut maka suatu program pembelajaran yang khusus bagi anak tunagrahita harus di terapkan di lingkungan sekolah. Serta guru harus mendidik dan memberi pembelajaran secara bertahap dan berulang-ulang kepada anak tunagrahita.

Tidak hanya itu guru juga harus memiliki rasa peduli dan kasih sayang kepada anak yang berkebutuhan khusus agar guru dapat mengajarkan dan membina anak tersebut agar bisa mandiri untuk bisa mengelolah diri mereka secara bertahap. Sekolah Luar Biasa (SLB) Markus Medan merupakan sekolah yang terdapat di Kecamatan Medan Helvetia yang memiliki pendidikan khusus dan layanan khusus bagi anak yang berkebutuhan khusus, sekolah ini dibentuk sebagai sumber pengembangan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak yang memerlukan pendidikan layanan khusus. SLB Markus Medan dalam proses pendidikannya di


(17)

4

peruntukkan bagi anak berkebutuhan khusus meliputi: tunarungu (gangguan pendengaran), tunagrahita (ganguan intelektual). Anak tunagrahita di SLB Markus Medan salah satu anak tunagrahita yang tergolong ringan dan sedang atau istilah lainnya adalah SLB bagian C.

Perbedaan kemampuan anak tunagrahita ringan dan anaktunagrahita sedang sangat terlihat ketika berinteraksi di lingkungan sosial dan proses belajar mengajar. Perbedaan kemampuan ini yang membuat sulitnya guru untuk melatih dan membimbing anak tunagrahita tersebut. Peran guru sangat penting untuk bisa meningkatkan kemampuan mereka, serta guru juga harus memberikan pola pengajaran yang berbeda terhadap anak tunagrahita yang kemampuan intelektual mereka dibawah normal. Maka dari itu perlu adanya sistem pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan serta minat dan bakat yang mereka punya.

Sistem pembelajaran di SLB Markus Medan ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja, tetapi menekankan pada keterampilan seorang anak. Keterampilan yang diajarkan di SLB tersebut beranekaragam, mulai dari keterampilan memasak, keterampilan menjahit, keterampilan menggambar dan mewarnai dan lain sebagainya. Banyak keterampilan yang diberikan kepada anak tunagrahita agar mereka bebas memilih keterampilan apa saja yang mereka suka sesuai minat dan bakatnya.

Keterampilan yang diberikan SLB Markus Medan untuk meningkatkan kreativitas anak tersebut. Maka dari itu, SLB Markus Medan tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan di bidang akademik saja, tetapi mereka diajarkan


(18)

5

dibidang keterampilan untuk melihat berbagai keterampilan yang dihasilkan oleh anak tunagrahita, maka terlihat pula potensi yang luar biasa dibalik kekurangannya. Hasil dari karya ataupun keterampilan tersebut menjadikan cermin untuk diri mereka, bahwa anak tunagrahita mampu berkreativitas seperti anak-anak normal pada umumnya. Apabila kemampuan ataupun potensi yang mereka miliki tersebut terus dilatih dan dikembangkan maka mereka dapat hidup mandiri tanpa tergantung pada orang lain. SLB Markus Medan, khususnya para guru memiliki peran yang sangat vital dan mendukung bagi kemandirian anak tunagrahita.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang penelitian dengan judul “ Peran Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam Mengembangkan Minat Dan Bakat di Sekolah Luar Biasa(SLB) Markus Medan

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi permasalahan yang akan dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perbedaan kriteria anak tunagrahita ringan dan tunagrahitasedang

2. Peran guru dalam mengajar dan membimbing anak tunagrahita ringan dan tunagrahitasedang.

3. Kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajar anak tunagrahita ringan dan sedang dalam kelas.


(19)

6

4 Kurang Memadainya fasilitas yang diberikan sekolah terhadap anak tunagrahita untuk meningkatkan minat dan bakat/

5. Kurangnya Sumber Daya Manusia (Guru) yang mengajar di SLB Markus Medan.

6. Cara guru dalam mengembangkan minatdan bakat anak tunagrahita. 7. Masalah dalam proses interaksi guru dan siswa anak tunagrahita.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka dibuatlah pembetasan masalah penelitian. Untuk itu penulis membatasi masalahyang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu“Peran Guru Pada Anak Tunagrahita Dalam Mengembangkan Minat Dan Bakat Di Sekolah Luar Biasa(SLB) Markus Medan

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah diatas sebagai berikut :

1. Apa saja kendala guru dalam mengajar tunagrahita ringan dan anak tunagrahita sedang SLB Markus Medan ?

2. Bagaimana pola pembelajaran guru dalam mengajar dan mendidik anak tunagrahita ringan dantunagrahita sedang di SLB Markus Medan ? 3. Bagaimana peran guru dalam mengembangkan minat dan bakat anak


(20)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terjadi dalam mengajar tunagrahita ringan dan anak tunagrahita sedang SLB Markus Medan. 2. Untuk mengetahui pola pembelajaran guru terhadap anak tunagrahita

ringan dan tunagrahita sedang di SLB Markus Medan.

3. Untuk mengetahui peran guru dalam mengembangkan minat dan bakat anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang di SLB Markus Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Agar tercapaikan tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharpakan bermanfaat :

1.6.1. Secara Teoritis

1. Menambah wawasan serta pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Sosial prodi Antropologi dan para guru yang mengajar anak Tunagrahita.

2. Memanfaatkan dan menerapkan teori yang di dapat selama perkuliahan di lapangan.

1.6.2.. Secara Praktis

1. Menjadi bahan rujukan dan referensi untuk penelitian-penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.

2. dapat juga dijadikan sebagai bahan masukan kepada masyarakat agar dapat mengatasi masalah yang akan di temui dalam pengerjaan tugas akhir.


(21)

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian terhadap peran guru pada Anak Tunagrahita dalam Mengembangkan Minat dan Bakat di SLB Markus Medan dapat disimpulkan :

1. Mendidik Anak Tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang tidak mudah. Guru memiliki beberapa kendala dalam mendidik dan membimbing anak Tunagrahita dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor kendala yang terjadi dapat mempengaruhi proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Kendala yang dialami guru yaitu fasilitas yang belum memadai untuk membantu mendukung proses pembelajaran. Masih adanya alat-alat atau perlengkapan yang masih kurang dan sudah rusak,ini yang membuat ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran, Jumlah guru yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang cukup banyak, sehingga sulit untuk menambah kelas lagi, sulitnya menerapkan kurikulum kepada anak tunagrahita karena kondisi fisik yang kurang memadai, kondisi fisik dan kemampuan intelektual dibawah rata-rata anak normal, bergabungnya anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dalam satu ruangan. Ini yang menyebabkan sulitnya guru mendidik anak tunagrahita karena kemampuan berpikir yang berbeda sehingga guru mendapatkan kendala saat mendidik dan membimbing mereka ketika


(22)

93

proses pembelajaran berlangsung. Kendala yang terjadi dapat menghambat sulitnya guru dalam mengembangkan minat dan bakat mereka.

2. Kemampuan yang berbeda membuat guru menerapkan pola pembelajaran terhadap anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang pada saat proses pembelajaran. Pola pembelajarn yang diberikan guru SLB Markus Medan yaitu pola pembelajaran individual dan pola pembelajaran demonstrasi.

1. Pola Pembelajaran Individual

Pola pembelajaran individual ini guru mengajari anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dengan individual. Mereka mendapat bimbingan secara individu oleh guru dengan mengajarkan mereka materi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Kemampuan anak tunagrahita berbeda dengan anak normal lainya, anak tunagrahita harus didik secara berulang-ulang sampai mereka mengerti. Maka dari itu pola pembelajaran individual ini dibuat agar anak tunagrahita mendapatkan pengajaran khusus secara face to face dari guru dengan penuh kesabaran dan perhatian. Pembelajaran individual dilakukan karena materi pelajaran terhadap anak tunagrahita ringan dan sedang itu berbeda sehingga guru mengajar secara individu agar materi yang mau diajarkan kepada anak tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang dapat langsung tersampaikan.

2. Pola Pembelajaran Demonstrasi

Pola pembelajaran demonstrasi ini melakukan praktek langsung kepada anak tunagrahita. Demonstrasi merupakan hal yang


(23)

94

penting bagi proses pembelajaran pada siswa tunagrahitakarena akan memudahkan siswa yang memiliki keterbatasan dalam hal berkomunikasi untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Demonstrasiselalu digunakan pada setiap mata pelajaran. Guru langsung mempraktekkan di depan kelas tentang materi yang dibahas dan siswa pun memperhatikan. Pembelajaran demonstrasi pun dapat dilakukan pada saat pembelajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan, karena guru langsung dapat mempraktekkannya secara langsung dan alat-alatnya pun bila di lihat secara langsung. Hasil praktek tersebut dalam mengetahui potensi anak tunagrahita dalam mengembangkan minat dan bakat mereka.

3. Peran guru sangat penting dalam mengembangkan kemampuan anak tunagrahita. Guru tak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi guru harus bisa melatih anak tunagrahita belajar keterampilan sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. SLB Markus Medan memberikan pembelajaran keterampilan seperti keterampilan memasak, keterampilan menjahit, keterampilan tangan (memanfaatkan barang bekas), keterampilan mewarnai dan menggambar, dan keterampilan kecantikan. Anak tunagrahita dilatih dan dibimbing oleh guru dalam mengembangkan minat dan bakat mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Tujuan dari melatih anak tunagrahita untuk menjadi anak yang terampilan dan mandiri.


(24)

95

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian tentang peran guru pada anak tungrahita dalam mengembangkan minat dan bakat SLB Markus Medan, maka diperoleh beberapa saran :

1. Kepala Sekolah SLB Markus Medan

1. Sarana dan prasarana di SLB Markus Medan hendaknya dapat dilengkapi lagi. Misalnya dengan menambah ruang UKS dan ruang Komputer, menambahkan perlengkapan kelas yang sudah rusak, melengkapi alat-alat keterampilan yang belum ada atau mengganti alat yang sudah tidak terpakai lagi.

2. Menambah jumlah guru yang mengajar di SLB Markus Medan. 3. Meningkatkan hubungan ataupun kerjasama yang lebih

komunikatif lagi antara pihak SLB Markus Medan dengan orang tua dalam memperhatikan perkembangan anak didiknya, agar orang tua ataupun pihak sekolah bisa saling mengasih masukan dan saling mengingatkan bagaimana yang terbaik untuk anak didiknya ataupun untuk si anak sendiri.

4. Kepala sekolah harus melakukan pertemuan anatara guru, pegawai dan orang tua dalam mengembangkan kemampuan anak tunagrahita.

5. Kepala Sekolah juga bekerjasama dengan Yayasan dan dinas pendidikan untuk menyediakan dana untuk pembuatan RPP agar guru dapat membuat RPP sesuai dengan materi yang diberikan.


(25)

96

Sehingga ada pembedaan RPP pada anak tunagrahita ringan dan sedang.

2. Guru SLB Markus Medan

1. Guru harus sering-sering melakukan komunikasi kepada orang tua tentang perkembangan akademik anak dikelas maupun hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak, misalnya dalam mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dan lain sebagainya.

2. Guru harus memiliki kesabaran dan keuluetan dalam melatih dan membimbing anak tunagahita agar tercapainya tujuan pembelajaran

3. Guru harus memiliki cara tersendiri agar ketika belajar peserta didik tidak merasa jenuh atau bosan, memiliki apresiasi yang mengajak atupun mengikutkan peserta didik kedalam materi-materi ataupun bahan ajaran yang sedang berlangsung.

4. Guru harus mendidik siswa SLB disiplin dalam peraturan sekolah. Serta mengajarkan siswa SLB lebih mandiri agar mereka dapat mengurus dirinya sendiri.

5. Guru seharusnya membuat RPP rangkap kepada siswa tunagrahita ringan dan sedang di SLB Markus Medan sesuai dengan materi yang berikan guru.


(26)

97

Daftar Pustaka Sumber Buku

Amin,M, H. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Dep Dikbud Dirjen Pt. Proyek Pendidikan.

Ali, Muhammad. H. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.

Chauchan, S.S. 1977. Innovations in Teaching- Learning Process, New Delhi, Vikas Publishing Hause PVT LTD.

Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:Bumi aksara.

Kirk, Samueldan James.J.Gallagker, (1986). Terjemahan Moh. Amin dan Ina Yusuf, K. 1989 . Pendidikan Luar Biasa.Jakarta. Padang :UNP.

Kunandar. 2009. Guru Profesional.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lucy, B. 2009. Mendidik sesuai dengan Minta dan Bakat. Jakarta: Tangga Pustaka.

Lexy J. Moleong. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mantra, Ida Bagoes . 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Moleong,L,J. 2006. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Moeliono, Anton. M. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pratiwi,dkk.2013. Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Rochman Natawidjaja. 1979. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: New Aqua Press

Sarwono Wirawan. S. 2002. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: RajaGrafindoPersada.


(27)

100

vi

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Siregar, Timbul. 1980.Sejarah Kota Medan . Sumatera Utara : Yayasan Pembina Jiwa

Soetjipto, dkk. 2009. Profesi Keguruan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Somantri, T. Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Revika Aditama.

Sudarma, Momon. 2009. Profesi Guru. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Sumekar, G. 2004. Bahan Ajar Mata Kuliah Orthopedagogik. Padang: PLB FIP UNP.

W. Gulo. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Sumber dari Skripsi, Tesis, Jurnal

Efendi, Basri. 2013.Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Tesis. Bengkulu: Program Studi Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.http://repository.unib.ac.id/8496/1/I,II,III,2-13-bas.FI.pdf. (Diakses pada tanggal 12 Januari 2017 pukul 19.15)

Farida. 2015. Peran Guru dalam Membentuk Kepribadian Anak (Study Terhadap Anak Autis) di SDLB Jenangan P onorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Sarjana. Ponorogo: Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Hendra, Jhoni. 2012. Meningkatkan Kemampuan Operasi HitungPenjumlahan

Dengan Pembelajaran MatematikaRealistik Pada Anak Tunagrahita Sedang. E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), Vol. 1 (2). Hal. 213-225.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 11.35)

Humaira, Desni. 2012. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slb Sabiluna Pariaman. E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), Vol. 1 (3). Hal 95-109.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 09.15).


(28)

99

v

Putra, Ari. 2014. Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Peserta Program Pendidikan Inklusif di PAUD IT BUNAYYA Kota Bengkulu. Skripsi Sarjana.

Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.

Priyanto Eko, S. 2014. Motivasi Guru Terhadap Pembelajaran Anak Tunagrahita Mampu Didik Di Slb Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Supriadi, O. 2008. Profesi Guru dan Langkah Pengembangannya. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED (Online), Vol. 7 (1). Hal. 35-54. http://digilib.unimed.ac.id/716/1/Profesi%20guru%20dan%20langkah%20peng embanganna.pdf. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 09.40)

Sumber Internet

Dikutip dalam:

http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf(Diakses pada 03 Maret 2017 pukul 14.18 wib)


(1)

penting bagi proses pembelajaran pada siswa tunagrahitakarena akan memudahkan siswa yang memiliki keterbatasan dalam hal berkomunikasi untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Demonstrasiselalu digunakan pada setiap mata pelajaran. Guru langsung mempraktekkan di depan kelas tentang materi yang dibahas dan siswa pun memperhatikan. Pembelajaran demonstrasi pun dapat dilakukan pada saat pembelajaran ilmu pengetahuan dan keterampilan, karena guru langsung dapat mempraktekkannya secara langsung dan alat-alatnya pun bila di lihat secara langsung. Hasil praktek tersebut dalam mengetahui potensi anak tunagrahita dalam mengembangkan minat dan bakat mereka.

3. Peran guru sangat penting dalam mengembangkan kemampuan anak tunagrahita. Guru tak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi guru harus bisa melatih anak tunagrahita belajar keterampilan sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. SLB Markus Medan memberikan pembelajaran keterampilan seperti keterampilan memasak, keterampilan menjahit, keterampilan tangan (memanfaatkan barang bekas), keterampilan mewarnai dan menggambar, dan keterampilan kecantikan. Anak tunagrahita dilatih dan dibimbing oleh guru dalam mengembangkan minat dan bakat mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Tujuan dari melatih anak tunagrahita untuk menjadi anak yang terampilan dan mandiri.


(2)

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian tentang peran guru pada anak tungrahita dalam mengembangkan minat dan bakat SLB Markus Medan, maka diperoleh beberapa saran :

1. Kepala Sekolah SLB Markus Medan

1. Sarana dan prasarana di SLB Markus Medan hendaknya dapat dilengkapi lagi. Misalnya dengan menambah ruang UKS dan ruang Komputer, menambahkan perlengkapan kelas yang sudah rusak, melengkapi alat-alat keterampilan yang belum ada atau mengganti alat yang sudah tidak terpakai lagi.

2. Menambah jumlah guru yang mengajar di SLB Markus Medan. 3. Meningkatkan hubungan ataupun kerjasama yang lebih

komunikatif lagi antara pihak SLB Markus Medan dengan orang tua dalam memperhatikan perkembangan anak didiknya, agar orang tua ataupun pihak sekolah bisa saling mengasih masukan dan saling mengingatkan bagaimana yang terbaik untuk anak didiknya ataupun untuk si anak sendiri.

4. Kepala sekolah harus melakukan pertemuan anatara guru, pegawai dan orang tua dalam mengembangkan kemampuan anak tunagrahita.

5. Kepala Sekolah juga bekerjasama dengan Yayasan dan dinas pendidikan untuk menyediakan dana untuk pembuatan RPP agar guru dapat membuat RPP sesuai dengan materi yang diberikan.


(3)

Sehingga ada pembedaan RPP pada anak tunagrahita ringan dan sedang.

2. Guru SLB Markus Medan

1. Guru harus sering-sering melakukan komunikasi kepada orang tua tentang perkembangan akademik anak dikelas maupun hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan anak, misalnya dalam mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) dan lain sebagainya.

2. Guru harus memiliki kesabaran dan keuluetan dalam melatih dan membimbing anak tunagahita agar tercapainya tujuan pembelajaran

3. Guru harus memiliki cara tersendiri agar ketika belajar peserta didik tidak merasa jenuh atau bosan, memiliki apresiasi yang mengajak atupun mengikutkan peserta didik kedalam materi-materi ataupun bahan ajaran yang sedang berlangsung.

4. Guru harus mendidik siswa SLB disiplin dalam peraturan sekolah. Serta mengajarkan siswa SLB lebih mandiri agar mereka dapat mengurus dirinya sendiri.

5. Guru seharusnya membuat RPP rangkap kepada siswa tunagrahita ringan dan sedang di SLB Markus Medan sesuai dengan materi yang berikan guru.


(4)

Daftar Pustaka

Sumber Buku

Amin,M, H. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Dep Dikbud Dirjen Pt. Proyek Pendidikan.

Ali, Muhammad. H. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo.

Chauchan, S.S. 1977. Innovations in Teaching- Learning Process, New Delhi, Vikas Publishing Hause PVT LTD.

Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:Bumi aksara.

Kirk, Samueldan James.J.Gallagker, (1986). Terjemahan Moh. Amin dan Ina Yusuf, K. 1989 . Pendidikan Luar Biasa.Jakarta. Padang :UNP.

Kunandar. 2009. Guru Profesional.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lucy, B. 2009. Mendidik sesuai dengan Minta dan Bakat. Jakarta: Tangga Pustaka.

Lexy J. Moleong. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mantra, Ida Bagoes . 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Moleong,L,J. 2006. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Moeliono, Anton. M. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pratiwi,dkk.2013. Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Rochman Natawidjaja. 1979. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: New Aqua Press

Sarwono Wirawan. S. 2002. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: RajaGrafindoPersada.


(5)

vi

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Siregar, Timbul. 1980.Sejarah Kota Medan . Sumatera Utara : Yayasan Pembina Jiwa

Soetjipto, dkk. 2009. Profesi Keguruan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Somantri, T. Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Revika Aditama.

Sudarma, Momon. 2009. Profesi Guru. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Sumekar, G. 2004. Bahan Ajar Mata Kuliah Orthopedagogik. Padang: PLB FIP UNP.

W. Gulo. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Sumber dari Skripsi, Tesis, Jurnal

Efendi, Basri. 2013.Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Tesis. Bengkulu: Program Studi Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.http://repository.unib.ac.id/8496/1/I,II,III,2-13-bas.FI.pdf. (Diakses pada tanggal 12 Januari 2017 pukul 19.15)

Farida. 2015. Peran Guru dalam Membentuk Kepribadian Anak (Study Terhadap Anak Autis) di SDLB Jenangan P onorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Sarjana. Ponorogo: Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Hendra, Jhoni. 2012. Meningkatkan Kemampuan Operasi HitungPenjumlahan

Dengan Pembelajaran MatematikaRealistik Pada Anak Tunagrahita Sedang. E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), Vol. 1 (2). Hal. 213-225.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 11.35)

Humaira, Desni. 2012. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slb Sabiluna Pariaman. E-Jupekhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), Vol. 1 (3). Hal 95-109.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 09.15).


(6)

v

Putra, Ari. 2014. Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus Peserta Program Pendidikan Inklusif di PAUD IT BUNAYYA Kota Bengkulu. Skripsi Sarjana. Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Priyanto Eko, S. 2014. Motivasi Guru Terhadap Pembelajaran Anak

Tunagrahita Mampu Didik Di Slb Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi Sarjana. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Supriadi, O. 2008. Profesi Guru dan Langkah Pengembangannya. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED (Online), Vol. 7 (1). Hal. 35-54. http://digilib.unimed.ac.id/716/1/Profesi%20guru%20dan%20langkah%20peng embanganna.pdf. (Diakses pada tanggal 10 Januari 2017 pukul 09.40)

Sumber Internet

Dikutip dalam:

http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf(Diakses pada 03 Maret 2017 pukul 14.18 wib)